Anda di halaman 1dari 15

sampull

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

Latar Belakang....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................5

Pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah ........................5

Pemerintahan Ali bin Abi Talib .......................................................5

Berakhirnya khalifah Ali bin Abi Talib ..........................................6

Perpecahan Umat Islam Pada Masa Khlaifah Ali Bin Abi Thalib .........7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................12

Kesimpulan..............................................................................................12

Saran .......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Timbulnya perbedaan dan perselisihan dalam umat Islam terjadi

pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Beberapa penyebab terjadinya

keretakan di kalangan kaum Muslimin adalah perselisihan politik dan

pertikaian antar aliran. Munculnya beberapa aliran baru ini ada yang aneh

dan menyimpang dari pemahaman mainstream kaum Muslimin seperti

yang dipahami oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW., tabiin dan

tabiut – tabiin. Aliran – aliran ini merambah berbagai aspek kehidupan

kaum Muslimin. Perang Shiffin diakhiri dengan tahkim (arbitrase). Tahkim

adalah sebuah proses yang ditempuh untuk menyelesaikan suatu sengketa

dengan mempercayakan kepada suatu perwakilan, yaitu orang yang

dipercayai dari kedua belah pihak yang bersengketa. Masing – masing

pihak memilih seorang hakim. Abu Musa Al-Asyari mewakili Ali

sedangkan Amru bin Ash mewakili Muawiyah. Tahkim dilakukan di

Daumatul Jandal. Namun tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah,

bahkan menyebabkan Islam terpecah menjadi tiga golongan karena faktor

politik / kekuasaan yaitu: Syiah (pengikut Ali), Khawarij (orang-orang yang

keluar dari barisan Ali / pemberontak) dan Sunni (sebagian pengikut

Muawiyah, sebagian pengikut Ali dan sebagian pihak yang netral).

Golongan Syiah didominasi oleh sebagian besar mayarakat perkotaan

1
Kufah, Basrah dan Fustat. Golongan Khawarij didominasi oleh

masyarakat Badui pedalaman. Golongan Sunni didominasi oleh

masyarakat perkotaan Damaskus dan sebagian masyarakat Madinah yang

netral terhadap konflik politik.

Perpecahan dalam Islam mengakibatkan nyawa Ali bin Abi Thalib

melayang di tangan Ibn Muljam yakni seorang ekstrimis Khawarij pada

tanggal 17 Ramadhan 40 H / 661 M. Berakhirnya kekhalifahan Ali bin

Abi Thalib maka secara sosial dan politik dalam tubuh Islam yang

mewarnai jalanya sejarah perpolitikan Islam diwarnai dengan adanya

beberapa golongan yang saling berseteru (Ahmad, 2000: 53) yaitu: (1)

Syiah (kelompok yang sangat mencintai dan mendukung keluarga

Rasulullah SAW (Ahlul Bait). Syiah tetap mendukung pemerintahan

keturunan Ali bin Abi Thalib yang berkembang secara sembunyi –

sembunyi untuk menjadi imam / khalifah). Pasca terbunuhnya Ali, Syiah

terpecah menjadi 3 golongan yakni; As – Saba’iyah, Al – Kaisaniyyah dan

Al – Hasaniah; (2) Khawarij (kelompok yang keluar dan memberontak

kepada khalifah). Khawarij memilih jalan yang lebih radikal, ekstrim dan

tidak mau kompromi dengan lawan politiknya. Pasca terbunuhnya Ali,

Khawarij terpecah menjadi 2 golongan yakni: Al – Muhakkimatul Ula

dan Al – Azariqah; (3) Sunni (kelompok yang mendukung Muawiyah bin

Abi Sufyan sebagai khalifah yang baru dan kelompok yang bersikap netral

dan damai terhadap permasalahan politik / kekhalifahan) (Mawahib, 2008:

8). Pasca terbunuhnya Ali, Sunni terpecah menjadi 3 golongan yakni:

2
pendukung Muawiyah bin Abi Sufyan, Murjiah dan Ahlus Sunnah Wal

Jamaah / Sunni (Ahmad, 2000: 61).

Munculnya beberapa golongan tersebut ada yang seputar politik, ada

yang seputar akidah dan ada pula yang merupakan gabungan dari

keduanya (politik dan akidah). Beberapa golongan tersebut terus

berseteru bukan hanya dalam hal politik namun juga dalam hal teologi

(Yatim, 2003: 82). Masalah tersebut sangat penting dibahas karena pasca

pelantikan sampai wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, terjadi

perubahan besar dalam tubuh umat Islam yang disebabkan adanya

perselisihan dalam pemilihan pengganti kepemimpinan umat pasca

wafatnya Ustman bin Affan sebagai khalifah / imam sampai timbulnya

berbagai macam pertentangan dan konflik dimasa Khalifah Ali bin Abi

Thalib hingga munculnya babak baru dalam sejarah Islam dengan adanya

perubahan politik, sosial dan akidah.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memilih judul “Munculnya

Golongan Syiah, Khawarij dan Sunni dalam Islam pada Masa

Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib tahun 35 – 41 H / 656 – 661 M di

Jazirah Arab”, karena pada masa Ali bin Abi Thalib Muslimin mengalami

konflik hingga mengalami perubahan dalam kehidupan berpolitik. Oleh

karena itu, penulis ingin mengulas berbagai perselisihan dan pertikaian

yang dialami oleh Muslimin selama Kekhalfahan Ali bin Abi Thalib.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan menambah dan memperluas

pengetahuan para pembaca mengenai munculnya tiga golongan dalam

3
Islam pada masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (35 – 41 H / 656 – 661

M) di Jazirah Arab.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah

Setelah Usman wafat, keadaan semakin kacau. Kaum muslimin

mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah. Dalam suasana kacau, Ali pun

dibaiat. Peristiwa itu berlangsung pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid

Madinah.  Baca juga: Nama dan Gelar Khulafaur Rasyidin.

B. Pemerintahan Ali bin Abi Talib

Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa pemerintahannya penuh

dengan cobaan. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Daftarkan email Ia berusaha mengatasinya dengan menarik para amir yang

sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan. Ia juga mengambil alih tanah

yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil

pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak

tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar

bin Khattab. Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya

datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam Ali yang tak

mau menghukum pembunuh Usman. Mereka minta agar ada pembalasan.

Ali yang ingin menghindari perang, mengirim surat ke Talhah dan Zubair

agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perakara itu secara

damai. Baca juga: Masa Kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq Namun

5
keduanya menolak. Maka pertempuran hebat pun meletus. Pertempuran itu

dikenal dengan nama Perang Jamal (unta) karena Aisyah menunggang unta.

Zubair dan Talhah terbunuh. Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke

Madinah. Setelah pemberontakan itu padam, Ali begerak dari Kufah ke

Damaskus. Pasukannya bertemu dengan pasukan Muawiyah di Siffin.

Keduanya bertempur dan dikenal dengan nama Perang Siffin. Perang ini

berakhir dengan takhim atau arbitrase. Tapi takhim tak menyelesaikan

masalah. Bahkan, takhim menyebabkan munculnya golongan ketiga, yakni

Al Khawarij atau orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Talib.

Masa kepemimpinan yang penuh gejolak ini membuat tak banyak warisan

yang ditinggalkan Ali. Salah satu dari sedikit warisan itu yakni

penyempurnaan bahasa Arab. Baca juga: Masa Kekhalifahan Umar bin

Khattab Ali memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk memberi tanda

baca dan menulis kitab-kitab Nahwu (tata bahasa). Harapannya, muslim

dari luar Arab dapat mempelajari Al-Quran dan Al-Hadis dengan benar. Ali

juga membangun kota Kufah di Irak sebagai pusat pemerintahan dan pusat

pengembangan ilmu pengetahuan.

C. Berakhirnya khalifah Ali bin Abi Talib

Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, umat terpecah

menjadi tiga golongan, yakni: Muawiyah Syiah, pengikut Abdullah bin

Saba' al-Yahudi yang menyusup barisan tentara Ali bin Abi Talib Al

Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Talib Ini

6
menyebabkan tentara makin lemah. Hingga pada 20 Ramadan 40 H atau

660 M, Ali bin Abi Talib dibunuh oleh Abdullah bin Muljam.

D. Perpecahan Umat Islam Pada Masa Khlaifah Ali Bin Abi Thalib

Pada masa Nabi Muhammad saw. umat Islam bersatu, mereka

dalam satu akidah dan satu syariat. Jika terdapat hal-hal yang

diperselisihkan dianta`ra para sahabat, mereka mengembalikan

persoalannya kepada Nabi. Maka penjelasan beliau itulah yang kemudian

menjadi pegangan dan ditaati oleh para sahabat. Awal mulanya perselisihan

dipicu oleh persoalan politik yang ada kaitannya dengan peristiwa

terbunuhnya Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah

atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, juga mengenai ilmu kalam yang

muncul pertama kali adalah persoalan siapa yang disebut keluar dari agama

Islam dan siapa yang tetap beragama Islam.

Dalam sejarah Islam diterangkan bahwa perpecahan golongan itu mulai

memuncak setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, sebagaimana

dikatakan oleh Hudhari Bik. Hal itu yang menjadi sebab perpecahan

pendapat kaum muslimin, yaitu satu golongan yang dendam atas Utsman

bin Affan dan mereka adalah orang-orang yang membai’at Ali bin Abu

Thalib ra., dan satu golongan yang dendam atas terbunuhnya Utsman dan

mereka adalah golongan yang mengikuti Muawiyah bin Abu Sufyan ra.

Setelah peristiwa terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan,

perpecahan semakin memuncak sehingga terjadilah perang Jamal yaitu

7
perang antara kubu Ali dengan kubu Aisyah dan perang Shiffin yaitu

perang antara kubu Ali dengan kubu Mu’awiyah. Berawal dari itulah

akhirnya timbul berbagai aliran dalam umat islam, masing-masing

kelompok juga terpecah belah menjadi beberapa kelompok, di antaranya

yakni Khawarij. Ialah suatu sekte atau aliran pengikut Ali bin Abi Thalib

yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap

keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim) dalam perang Shiffin pada

tahun 37H/648 M, dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin

Abi Sufyan mengenai persengketaan khilafah.

Kedua, Murji`ah adalah orang yang menunda akan penjelasan

kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta

pendukungnya masing-masing hingga hari kiamat kelak. Ketiga, Syi`ah

yaitu orang-orang  yang tetap mendukung dan mencintai Ali dan

keluarganya. Sedangkan Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr

ibn al-Ash, Abu Musa al-Asy`ari dan orang-orang yang menerima abitrase

(tahkim) adalah kafir, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur`an penggalan

Surat Al-Maidah ayat 44 “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut

apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang

kafir.” Dari ayat inilah mereka mengambil kesimpulan La hukma illa

lillah bahwa tidak ada hukum selain dari hukum Allah swt.

Harun lebih lanjut melihat bahwa sebagaimana yang telah dikatakan

diatas bahwa persoalan kalam yang pertama adalah persoalan siapa yang

telah keluar dari Islam dan siapa yang bukan bagian dari mereka. Khawarij

8
sebagaimana telah disebutkan, mereka memandang bahwa orang-orang

yang terlibat dalam peristiwa tahkim, adalah kafir berdasarkan firman Allah

swt. pada surat Al-Ma’idah ayat 44.

Persoalan ini telah menyimpulkan tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu :

1. Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir,

dalam arti telah keluar dari agama Islam, atau tegasnya murtad dan

wajib dibunuh.

2. Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih

tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun mengenai dosa yang

dilakukannya, hal itu adalah terserah kepada Allah untuk mengampuni

atau menghukumnya.

3. Mu’tazilah, yang tidak menerima dari kedua pendapat diatas. Bagi

mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan pula

mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang

dikenal dengan istilah al-manzilah baina manzilatain (posisi diantara

dua posisi).

Dalam dunia Islam, timbul pula dua aliran teologi yang terkenal dengan

nama Qadariyah dan Jabariyah. Menurut Qadariyah, manusia mempunyai

kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Adapun Jabariyah,

berpendapat sebaliknya bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan

dalam kehendak dan perbuatannya.

9
Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari

golongan tradisional Islam, terutama golongan Hanbali, yaitu dari pengikut-

pengikut mazhab Ibn Hanbal. Mereka yang menantang ini kemudian

mengambil bentuk aliran teologi tradisional yang dipelopori Abu al-Hasan

al-Asy’ari (935 M). Di samping aliran Asy’ariyah, timbul pula suatu aliran

di Samarkand yang juga bermaksud menentang aliran Mu’tazilah. Aliran

ini didirikan oleh Abu Mansur al-Maturidi (w. 944 M). Aliran ini kemudian

terkenal dengan nama teologi Al-Maturidiyah.

Mungkin Murji’ah dan Mu’tazilah tak mempunyai wujud lagi, kecuali

hanya dalam sejarah. Adapun yang masih eksis hingga sekarang adalah

aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah yang keduanya disebut Ahlussunnah

wal-jama’ah. Memang sebelum Rasulullah saw. meninggal dunia, beliau

telah mengabarkan berita dalam sabdanya bahwa umat Islam akan

berpecah-belah.

َ‫ق أُ َّمتِي َوإِ َّن فِرْ قَةً َو َسب ِْع ْين‬


ُ ‫ن َعلَى َستَ ْفت َِر‬bِ ‫ار فِي ُكلُّهَا فِرْ قَةَ َو َس ْب ِع ْينَ ْاثنَتَ ْي‬
ِ َّ‫ْال َج َما َعةُ َو ِه َي َوا ِح َدةً إِالَّ الن‬
ْ َ‫إِحْ دَى َعلَى ا ْفت ََرق‬.
‫ت إِس َْرائِ ْي َل إِ َّن بَنِي‬

“Sesungguhnya Bani Israil telah terpecah-belah menjadi 71 golongan, dan

umatku akan terpecah-belah menjadi 72 golongan. Semuanya akan masuk

neraka, kecuali satu golongan saja yang selamat, yaitu golongan al-

Jama’ah.” (HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik)

Perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam yang diterangkan

dalam hadits tersebut sebanyak 73 golongan, kemudian satu dari 73

10
golongan tersebut ialah golongan  yang selamat dari siksaan api neraka,

yang disebut golongan Ahlussunnah wal Jama’ah.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Latar belakang munculnya aliran dan golongan dalam Islam

berawal dari posisi yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Posisi

Rasulullah SAW., sebagai seorang nabi dan rasul tentu tidak dapat

digantikan oleh siapapun, tetapi posisi sebagai kepala negara dan kepala

pemerintahan harus segera digantikan. Posisi sebagai khalifah / imam

Muslimin memunculkan perbedaan pendapat mengenai siapa yang pantas

untuk menjadi khalifah. Perbedaan untuk menentukan ini memicu terjadi

gesekan dalam internal Muslimin. Faktor politik dan ‘Ashabiyah menjadi

dasar dalam terjadinya gesekan dalam tubuh Muslimin. Faktor – faktor

lain seperti sosial dan budaya juga ikut menambah kerumitan dalam

memilih seorang khalifah. Perbedaan pandangan dalam memilih khalifah,

perbedaan pembagian jabatan antar kabilah dan adanya infiltrsi budaya dari

luar Islam menjadi pembeda dalam hal pemilihan khalifah. Ali yang terpilih

sebagai khalifah tidak serta merta menyelesaikan masalah.

Tahkim antara Ali dan Muawiyah yang diharapkan menyelesaikan

masalah justru semakin memperkeruh keadaan. Kubu Ali terpecah dalam

tiga kelompok dalam menyikapi tahkim. Syiah yang mendukung Ali dan

secara radikal menduk ung pemerintahannya. Khawarij yang menolak Ali

dan secara agresif menentang pemerintahnya. Sunni yang secara moderat

12
mendukung pemerintahan Ali. Permasalahan yang kian kompleks

menyebabakan perpecahan semakin meruncing hingga menyerat pada

perang Nahrawan.

Kendatipun, persoalan politik menjadi pokok munculnya firqah /

golongan dalam Islam, tetapi ternyata firqah / golongan politik terjadi

perbedaan dan perselisihan internal di kalangan firqah Syiah, Khawarij dan

Sunni. Perbedaan dan perselisihan internal di kalangan firqah dan golongan

yakni perbedaan dalam menentukan pemimpin dan pandangan dalam

mengembangkan pemahaman politik. Ali bin Abi Thalib wafat pada tahun

40 H, menyebabkan firqah / golongan mengalami perpecahan kedalam

golongan yang lebih kecil dan spesifik. Perpecahan antar golongan Islam

tidak hanya terbatas pada unsur politik tetapi juga menyinggung unsur

teologi / kalam.

13

Anda mungkin juga menyukai