Anda di halaman 1dari 2

MUNCULNYA SEKTE SEKTE DALAM ISLAM

umat Islam terpecah ke dalam beberapa kelompok akibat orientasi yang berbeda beda tetapi sejak awal
umat Islam telah terpecah karena pemahaman dan orientasi yang berbeda-beda.

Ketika Sayyidina Usman bin Affan tewas akibat protes umat Islam atas kebijakannya Sayyidina Aisyah
bersama Zubaer dan Tolhah mendesak Sayyidina Ali bin Abi Thloib yang terpilih sebagai Khalifah agar
segera menangkap dan mengadili pelaku pembunuhan Sayyidina Usman Akan tetapi Sayyidina Ali bin
Abi Tholib bukan menolak tuntutan tersebut tetapi ia sangat hati hati karena menganggap bahwa
pewujudan stabilitas politik dan keamanan di tengah tengah umat Islam jauh lebih penting dari pada
mengadili dan menangkap pelaku pembunuhan tersebut. Sikap Khalifah ke empat ini ditentang oleh
sebagian umat Islam sehingga menyulut peperangan antara kubu yang mendesak Ali denga kubu yang
mendukung kebijakan Ali. Perang ini kemudian disebut dengan Perang Jamal yang melibatkan kubu Ali
bin Abi Tholib dengan kubu Aisyah Ummul Mukminin yang mengakibatkan hilangnya sahabat-sahabat
yang mulia dari kedua belah pihak yang masing masing kehilangan sekitar 5000 orang. Kebijakan
Sayyidina Ali ini bukan saja memicu perang antara umat Islam tetapi juga telah menimbulkan lahirnya
sekte baru dalam Islam yang dikenal dengan Khawarij.

Khawarij meninggalkan kubu Ali bin Abi Tholib karena menganggap tidak konsisten menjalankan
hukum Allah dan mengambil tindakan tegas dengan membunuh Sayyidina Ali bin Abi Tholib.
Pembunuhan Ali bin Abi Tholib telah menambah nama sahabat yang tewas akibat kebijakan politiknya
Sayyidina Osman bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi Tholib keduanya tewas di tangan orang-orang
yang tidak puas atas kebijakan kedua Khalifah Islam tersebut.

Umat Islam menunjuk Sayyidina Hassan bin Ali bin Abi Tholib putra pertama Sayyidina Ali untuk
menggantikan ayahnya sebagai Khalifah Umat Islam Namun, Sayyidina Hassan mengundurkan diri dan
menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah di Basrah yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Sayyidina
Usman bin Affan sebagai Gubernur di wilayah Irak. Kebijakan Sayyidina Hassan ini semata mata karena
tidak ingin memperpanjang masalah yang sedang melilit umat Islam saat itu Ia memilih menjauh dari
dunia politik demi menjaga kedamaian dalam agama yang dibawa oleh kakeknya Rasulullah Saw. Namun
keluarga ini ingin bangkit kembali dalam dunia politik karena ternyata Muawiyah mengambil langkah
baru dalam menjalankan kekuasaannya Ia menunjuk anaknya Yazib bin Muawiyah untuk menggantikan
dirinya sebagai Khalifah Islam.

Sebuah kebijakan yang mulai melenceng dari kebiasaan umat Islam sejak wafatnya Rasulullah Saw Inilah
yang membuat keluarga Sayyidina Ali bin Abi Tholib protes dan tidak puas dengan kebijakan Muawiyah
tersebut Sayyidina Husein adik dari Sayyidina Hassan kemudian menghimpun keluarganya untuk datang
ke Basrah menemui Muawiyah bin Abi Sofyan Namun dalam perjalanannya mereka dihadang oleh
pasukan Yazid bin Muawiyah di suatu tempat yang disebut Karbala.

Di Karbala kedua keluarga besar itu selama hampir lima hari berperang yang mengakibatkan kehilangan
nyawa hampir seluruh turunan dan kerabat Nabi Muhammad Saw. Muawiyah dan keluarganya yang sejak
Nabi di Mekkah hingga hijrah ke Madinah menjadi musuh bebuyutan umat Islam dan memeluk Islam
setelah penaklukan Mekkah kini tampil sebagai pemimpin umat Islam dan menempatkan dia dan
keluarganya menjadi pionir dan tokoh umat Islam. Sementara keluarga Nabi hilang dan tersingkir dari
peta politik kebangkitan umat Islam saat itu.

Di sinilah muncul benih benih lahirnya sebuah kelompok yang juga kuat dan sudah berakar sebelumnya
dalam Islam yaitu Syiah Hanya dalam beberapa tahun umat Islam sudah terpecah menjadi Khawarij dan
Syiah hanya karena persoalan politik Sekte-sekte dalam Islam seperti Murjiah, Qadariah, Jabariah dan
Mutazilah yang muncul di kemudian hari juga tidak terlepas dari pembahasan isu-isu kepemimpinan dan
hukum yang harus diberlakukan pada setiap orang yang telah melakukan pelanggaran atau pembunuhan
terhadap sesamanya.

Muawiyah tampaknya mendorong umat Islam untuk memupuk subur paham paham murjiah dan
jabariyah untuk kepentingan politiknya Sementara Khilafah Abbasiah yang diwarnai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan yang datang di kemudian hari juga memupuk tumbuh berkembangnya paham paham
mu tazilah untuk kepentingan politiknya

Anda mungkin juga menyukai