Anda di halaman 1dari 13

Perpecahan Umat Islam Setelah

Wafatnya Rasulullah Saw

M Ilham Aziz R (22201011119)


Fina Rodia (22201011110)
Sejarah Perpecahan Umat Islam Setelah Nabi
Wafat
Sejak wafatnya Rasulullah Saw., kaum muslimin sudah mulai menghadapi
perpecahan. Tetapi, perpecahan itu menjadi reda karena terpilihnya sahabat
Abu Bakar menjadi khalifah pertama. Setelah beberapa lamanya Abu Bakar
menduduki jabatan kekhalifahan, mulailah tampak kembali perpecahan
yang disebarkan oleh orang-orang murtad dari Islam dan orang-orang yang
mengumumkan dirinya menjadi Nabi, seperti Musailamah Al-Kadzdzab,
Thulaihah, Sajah dan Al-Aswad Al-Ansy.
Di samping itu, mulailah ada kelompok-kelompok lain yang tidak mau
membayar zakat kepada Abu Bakar. Padahal dahulunya mereka semua
taat dan disiplin membayar zakat pada era Nabi Muhammad Saw.
Akan tetapi, berkat kebijakan Abu Bakar yang tegas dan bijaksana,
perselisihan-perselisihan tersebut akhirnya reda dan dapat diatasi.
Hal yang sama juga dialami oleh khalifah Umar bin Khattab dan
Utsman bin Affan. Berkat keberhasilan yang dialami oleh khalifah Abu
Bakar, mereka berdua (Umar dan Utsman) juga mendapatkan imbas
baiknya. Kepemimpinan ketiga khalifah tersebut tergolong cukup
sukses dan membuat umat muslim pada saat itu berkembang pesan ke
pelosok penjuru dunia.
Ketika masa kepemimpinan khalifah Utsman memasuki masa-masa
akhir, Islam diperluas hingga ke Afrika, Asia Timur, dan Asia
Tenggara. Pada saat itu, ada satu kebijakan Utsman yang kurang
mendapatkan simpati dari kaum muslimin. Bahkan mendapatkan
tantangan dari beberapa kalangan umat Islam.
Berkat kebijakan Utsman tersebut, pengawasan pengangkatan
pejabat kurang diperhatikan, khususnya dalam pengangkatan
beberapa pejabat penting dalam pemerintahan daerah, sehingga
banyak pejabat-pejabat yang “makan gaji buta” dan tidak
melaksanakan tugasnya dengan maksimal.
Kemudian diperparah lagi dengan sikap nepotisme dari khalifah
Utsman. Beliau banyak menempatkan para pejabat tersebut dari
kalangan keluarganya, sehingga banyak mengandung protes dari
berbagai pihak. Tetapi beberapa pihak lagi menganggap hal ini
lumrah mengingat rata-rata keluarga Utsman bin Affan memang
memiliki kecerdasan yang tinggi.
Namun, berkat sifat-sifat dan kebijakan Utsman inilah yang memicu
munculnya fitnah-fitnah yang membuka kesempatan bagi orang-
orang yang berambisi untuk menggulingkan pemerintahan
Utsman.
Karena derasnya arus fitnah, banyak dari berbagai kalangan yang mengincar
nyawanya hingga mengakibatkan terbunuhnya Sayyidina Utsman bin Affan.
Beliau dikepung di dalam rumahnya pada 12 Dzulhijjah 35 H., beliau dibunuh
oleh seseorang dari Bani Sadus yang dijuluki sebagai Al-Maut Al-
Aswad (kematian hitam). di dalam rumahnya sendiri.
Setelah beliau wafat, pemerintahan dipegang oleh sahabat Ali bin Abi Thalib.
Tetapi pengangkatan beliau tidak mendapatkan suara yang bulat. Ada yang
diam-diam tidak menyetujui, ada pula yang terang-terangan menentang
pengangkatan beliau.
Sejak itulah umat Islam terpecah menjadi beberapa partai.

Kelompok kedua
Kelompok pertama
Yaitu kelompok yang netral, tidak
Yaitu kelompok yang menyetujui
mendukung Ali dan tidak pula
pengangkatan Ali sebagai khalifah.
mendukung kubu yang menentang
Ali.

Kelompok ketiga
Yaitu kelompok yang terang-terangan menentang kekhalifahan Ali, di
antaranya yaitu Thalhah bin Abdullah, Zubair bin Awam, bahkan istri
Rasulullah Aisyah binti Abu Bakar. Semuanya sepakat menjadikan
Aisyah komandan untuk menggulingkan khalifah Ali.
Singkat cerita, pada saat perang Jamal, Thalhah dan Zubair terbunuh.
Aisyah tertangkap dan dipulangkan ke Madinah. Tentara Aisyah
banyak yang melarikan diri dan bergabung dengan tentara Muawiyah
di Syam, yang sama-sama menentang Ali. Singkat cerita, terjadilah
pertempuran panjang antara Muawiyah dan Ali, hingga sampai pada
perang Shiffin, yaitu perang terakhir antara Muawiyah dan Ali. Akhir
cerita, muncullah tiga kelompok besar yang terbentuk akibat
kebijakan Ali terhadap peristiwa tahkim (arbitrase) pada saat perang
Shiffin. Kelompok itu adalah Syiah, Khawarij dan Sunni (netral).
01
Syiah
adalah golongan yang fanatik terhadap khalifah Ali bin Abi
Thalib dan semua keturunan beliau. Mereka dengan tegas
mengatakan bahwa tidak ada orang yang pantas menduduki
kursi jabatan kepemimpinan kecuali dari keturunan Ali.
02
Khawarij
adalah golongan yang awal mulanya setiap dengan
khalifah Ali, namun mereka memisahkan diri akibat
tidak setuju dengan kebijakan khalifah menerima
perdamaian (tahkim/arbitrase) saat perang Shiffin.
03
Sunni
adalah kelompok netral. Awalnya mereka patuh dan taat
terhadap kekhalifahan Ali. tetapi kemudian setelah terjadi
perpecahan, mereka memilih menjadi golongan yang netral.
Mereka berpendidikan, tidak mau mendukung dan mengikuti
Ali, tidak pula memusuhi Ali. Karena mereka berkeyakinan
bahwa keberpihakan kepada salah satu dari golongan
tersebut tidak berakibat baik..
Terima Kasih
A picture is worth a thousand words

Anda mungkin juga menyukai