Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TEKNIK PENGUTIPAN

DOSEN PEMBIMBING:

Bapak Arief Ardiansyah, S.Pd.,M. Pd

DISUSUN OLEH :

1. Khofifatul Azizah (22201011118)

2. Moh. Ilham Aziz Ramadhan (22201011119)

3.Eka sanjaya m.s (22201011116)

4.Achmad Syaifulloh (22201011115)

5.Akhmal Hafiz Awalludin (22201011117)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah B. indonesia yang berjudul

“teknik pengutipan” dengan baik serta sesuai dengan waktu yang telah kami rencanakan. Atas

dukungan moral, moril, dan materil yang diberikan berbagai pihak dalam penyusunan makalah

ini, baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena

keterbatasan pengetahuan dana pengalaman dari penulis sehingga penulis mengharapkan kritis

serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 10 Januari 2023

Kelompok 2

I
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..................................................................................................................I

DAFTAR ISI...............................................................................................................................II

BAB IPENDAHULUAN.............................................................................................................3

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................12

1. Pengertian Kutipan

2. Fungsi Pengutipan

3. Prinsip – prinsip mengutip

4. Hal – hal yang diperhatikan dalam mengutip

5. Jenis – jenis pengutipan

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

1. Simpulan.

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

I
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis sebuah karya

ilmiah. Karena, sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan

dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau

majalah, harus diselidiki kembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan

yang sama. Di samping itu dalam keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak

punya waktu untuk menyelidiki suatu segi kecil dari tulisannya secara mendalam. Maka,

penulis cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di

mana pendapat itu dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan

sumber aslinya.

Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, namun kutipan yang

terlampau banyak, dapat menyeret seorang penulis pada tuduhan kalau ia melakukan

plagiat. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan

kutipan supaya karangannya tidak dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam

pendapat.

Sebaliknya, jika penulis tidak mengutip sama sekali, akan dipertanyakan apakah

seluruh gagasan, informasi, fakta, serta temuan yang ditulisnya benar merupakan gagasan
1
originalnya?

Sebuah karya ilmiah sebaiknya garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-

kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat penulis sendiri, sedangkan kutipan-kutipan

hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.

Sebagai mahasiswa, menulis karya ilmiah seperti makalah adalah sebuah tuntutan

untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu kita juga dilatih untuk

membuat makalah yang baik dan benar agar nantinya dalam memenuhi tugas akhir

(skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan disana-sini terkait dengan metodologi

penulisannya.

Untuk itu, demi menghindari pelanggaran hak cipta dan dengan mempertimbangkan etika

dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu mengetahui tentang kaidah-kaidah dalam mengutip.

Dalam makalah ini akan dipaparkan definisi, fungsi kutipan dan prinsip-prinsip mengutip.

2. Rumusan masalah

a. Pengertian kutipan ?

b. Fungsi kutipan ?

c. Prinsip pengutipan ?

d. Hal- hal yang dierhatikan dalam megutip ?

e. Jenis pengutipan?

3. Tujuan
2
a. Memahami tentang pengertian pengutipan

b. Memahami tentang fungsi kutipan

c. Memahami tentang prinsip kutipan

d. Mempelajari tentanf hal- hal yang diperhatikan dalam mengutip

e. Mempelajari tentang jenis pengutipan

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian kutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau

ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-

majalah. Selain itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media

elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai

pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat

dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil

karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau

pendapat tersebut dari diri sendiri

Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran

menggunakan sumber penulisan. Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam

penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap

penulis karya ilmiah tanpa kecuali

Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk

menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup

mengutip karya orang lain tersebut

2. Fungsi pengutipan

Fungsi kutipan diantaranya :

4
1. Sebagai landasan teori.

2. Penguat pendapat penulis.

3. Penjelasan suatu uraian

4. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.

Penulisan kutipan berfungsi:

1. Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan informasi

tentang sumber data, gagasan dan lain-lain yang relevan.

2. Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang

dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.

Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.

2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.

3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.

4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.

5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.

6. Meningkatkan estetika penulisan.

7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan


5
penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi

uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-

bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman

empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi

bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan

andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu

keruntutan uraian pada teks.

Hal- hal yang perlu diperrhatikan dalam

mengutip, antaranya:

1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.

2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.

3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.

4. Jangan terlalu bnayak mempergunakan kutipan langsung

5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

3. Prinsip-prinsip mengutip

Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai

pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai

pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.

6
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:

 Jangan mengadakan perubahan

Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata

atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan

perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas

bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam naskah asli tidak ada

kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf miring (kursif) atau digaris-

bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata atau bagian kalimat tertentu itu

diberi huruf tebal, huruf miring, atau diregangkan. Pertimbangan untuk merubah

teknik itu bisa bermacam-macam untuk memberi aksentuasi, contoh, pertentangan

dan sebagainya.

Dalam hal yang demikian penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi

empat [. ..] bahwa perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada

dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya berbunyi

sebagai berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].

 Bila ada kesalahan

Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan

maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-

kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau

7
penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.

Dalam hal ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan

perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat

ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung

segi empat [. . .] seperti halnya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan

di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung ditempatkan di belakang

kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang tidak disetujui itu.

Misalnya, kalau kita tidak setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan

singkat: [sic!] –kata sic! yang ditempatkan dalam kurung segi empat menunjukkan

bahwa penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai

dengan apa yang terdapat dalam naskah aslinya.

Contoh

“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selalu berusaha

mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic! ] sentral/distribusi yang

terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”

Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya makna. Namun

dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. Ia harus

memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia sekedar mengutip sesuai dengan teks

aslinya. Untuk karya-karya ilmiah penggunaan sic! Dalam tanda kurung segi empat
8
yang ditempatkan langsung di belakang kata atau bagian yang bersangkutan,

dirasakan lebih mantap.

 Menghilangkan bagian kutipan

Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu

dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu boleh mengakibatkan perubahan makna

aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan

mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat

pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik

yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea

atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris

halaman. Dalam hal ini sama sekali tidak diperkenankan untuk menggunakan garis

penghubung [ - ] sebagai pengganti titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu

–baik pada awal kutipan maupun pada akhir kutipan- harus dimasukkan dalam tanda

kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.

Contoh

Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat, tetapi

juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrodt: “… in

primitieve streken is werkzaamheid van het hoofd met betrekking tot de godsdienst

een zijner voornaamste functies en de rechspraak, op bovenbedoelde wijze opgevat,

word teen ten deele religiuze verricthing, die het magisch evenwicht der gemeenschap

herstellen moet.”

9
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengutip, diantaranya:

1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu

2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan

3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori

4. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung

5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaintannya dengan sumber rujukan.

5. Jenis-jenis pengutipan

 kutipan langsung

Kutipan langsung adalah salinan yang sama dengan bentuk aslinya yang dikutip dalam

hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung tidak boleh lebih dari satu

halaman.

Kutipan langsung  adalah kutipan yang kurang dari 40 kata atau kurang dari             4

baris. Ketentuan penulisannya sebagai berikut :

(1) Ditulis dalam teks dengan mengikuti jarak spasi teks yang diikuti

(2) Diapit dengan tanda petik

(3) Sumber kutipan dapat diletakkan di awal atau dibelakang. Peletakan

sumber kutipan di awal, nama sumber ditulis diluar tanda kurung,

sedangkan tahun terbit dan nomor halaman ditulis dalam kurung. Bila

sumber kutipan ada di belakang, nama, tahun, dan halaman sumber

10
diketik dalam kurung.

Contoh kutipan langsung:

Menurut Kridalaksana (2001: 231) Dalam terminologi linguistik “wacana adalah satuan

bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal tertinggi atau terbesar sebagaimana

yang dikemukakan wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh

(novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraph, kalimat, atau kata yang membawa

amanat yang lengkap”.

Ditulis apa adanya sesuai dengan ayang ada dalam sumber kutipan

 Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti sauran,

ringkasan atau parafrase.

Kutipan isi atau parafrase yaitu kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari

kalimat-kalimat dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang ditulis dengan membuat parafrasa

(dimodifikasi) sedemikian rupa tanpa mengurangi substansi isi kutipan. Dalam

penulisan karya ilmiah teknik pengutipan tidak langsung merupakan teksnik

pengutipan yang lebih dianjurkan. Dengan membuat ktipan-kutipan tidak alangsung

akan merepresentasikan kecakapan berbahasa seorang .Berikut kententuan dalam

penulisannya:

(1) Ditulis integral dalam teks.

(2) Tidak ditulis dalam tanda petik

(3) Sumber kutipan dapat diletakkan di awal dan di akhir. Sumber kutipan di awal terdiri
11
atas nama akhir pengarang (ditulis di luar tanda kurung), tahun, dan nomor halaman

(ditulis di dalam tanda kurung). Bila sumber kutipan di akhir teks kutipan maka

nama pengarang , tahun terbit, dan nomor halaman ditulis di dalam kurung. Bila

pengarangnya dua orang sebutkan nama  akhir pengarang pertama dan nama awal

pengarang ke dua. Bila pengarangnya   lebih dari dua orang cukup menulis nama

akhir pengarang pertama lalu diikuti  tanda koma

Contoh:

Hermeneutik perlu ditingkatkan menjadi masalah kebahasaan, selain dikaitkan dengan

tetika dan pemahaman yang historikal (Gadamer, 1975:421-429)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kutipan merupakan salah satu kelengkapan dalam penulisan makalah yang dapat

memberikan penegasan bahwa suatu karya baik makalah ataupun karya ilmiah yang ditulis

atau disusun oleh penulis tidak sepenuhnya dari pendapat, gagasan, dan materi dari pribadi

penulis, melainkan meminjam atau mengambil sumber lain baik dari buku atau media lain

untuk mendukung materi dan gagasan dari penulis. Dari kutipan tersebut maka suatu karya

atau tulisan dapat diketahui dan dicari kebenarannya. Itulah hakikat dari fungsi kutipan

dan penulisan kutipan dalam suatu karya ilmiah.

Adapun dalam penulisan kutipan mempunyai prinsip yang harus diperhatikan agar sesuai

dengan EYD dan tidak mengabaikan suatu sumber yang telah dikutip.

B. Saran

13
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan

pemakalah sendiri. Dan semoga apa yang kita diskusikan dapatmenambah rasa syukur kita kepada

Allah dan menambah pengetahuan kita. Kami menyadari masih banyak salah dalam penyusunan

makalah ini, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andre Wicaksono, Bahasa Indonesia Kutipan (Online). Tersedia: http://satuhati-

satukisah.blogspot.com/2013/05/makalah-bahasa-indonesia-kutipan.html [29 November 2014]

Banaina Sulfa, Bahasa Indonesia “Kutipan” (Online). Tersedia: http://banaina-

zulfa.blogspot.com/2014/02/ma-k-l-h-k-u-t-i-p-n-definisi-fungsi.html [29 November 2014]

Dedi Irawan. “Kutipan dan Daftar Pustaka “. Makalah pada konvensi tujuh IPBI, Denpasar.

15
11
6

Anda mungkin juga menyukai