Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN CARA MENULIS KUTIPAN

Dosen Pembimbing: Rika Hardayanti, M.pd.

Insanul Mizan (210101147)

Rifin (210101191)

Endang Kaswati (210101135)

Dewi Puspita Sari (210101126)

Rezida Eranika (210101214)

Wama fima

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM AL- QURAN AL ITIFAQIYAH INDRALAYA

OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
Nyasehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah.

Palembang , 28 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................iii

A. Latar Belakang ............................................................................................4


B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................5
A. Definisi dan Jenis kutipan............................................................................5
1.Definisi Kutipan........................................................................................5
2.Jenis Kutipan.............................................................................................5
B. Teknik Mengutip Dalam Kutipan................................................................5
1.Teknik Kutipan Bedasarkan Bentuknya....................................................7
a. Kutipan Langsung................................................................................7
b. Kutipan Tak Langsung.........................................................................8
2.Teknik Mengkutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya............................8
a. Catatan Dalam Tubuh Karangan (Body Note).....................................8
b. Catatan kaki (Fote Note)......................................................................8
C. Kiat Kiat Mengutip Sebuah Kutipan .........................................................10
A. Menerangkan Kutipan...........................................................................10
B. Memperkuat Gagasan Dengan Kutipan.................................................10
C. Menyipulkan Kutipan............................................................................11
D. Membandingkan Kutipan......................................................................11

BAB III PENUTUP........................................................................12


A. Kesimpulan ........................................................................................12
B. Saran....................................................................................................1
2

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis
sebuah karya ilmiah. Karena, sangat membuang waktu bila sebuah
kebenaran yang telah diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah
dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah, harus diselidiki
kembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan yang sama.
Di samping itu dalam keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah
tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu segi kecil dari tulisannya
secara mendalam. Maka, penulis cukup mengutip pendapat yang
dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca,
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli diperkenankan, namun
kutipan yang terlampau banyak, dapat menyeret seorang penulis pada
tuduhan kalau ia melakukan plagiat.
Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak
mempergunakan kutipan supaya karangannya tidak dianggap sebagai suatu
himpunan dari berbagai macam pendapat.

B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi dan jenis kutipan?
2. Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan ?
3. Bagaimana kiat kiat mengutip dalam kutipan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahuidefinisi dan jenis kutipan.
2. Untuk mengetahui teknik mengkutip dan kutipan yang benar.
3. Untuk mengetahui kiat kiat mengkutip dalam sebuah kutipan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI DAN JENIS KUTIPAN

1.Definisi Kutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang,


atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah. Selain itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal
melalui media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya.
Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia,

mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang
lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil
karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.

2.Jenis Kutipan

Kutipan digolongkan menjadi dua jenis , antara lain:

a. kutipan langsung

kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan memgambil secara


lengkap data kita ,kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.

b. kutipan tidak langsung

kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil


intisarinya saja.

Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat di sampaikan bahwa kutipan


langsung dan tidak langsung memiliki karekteristik yang berbeda bedasarkan cara
mengkutipnya , kutipan langsung secara utuh mengkutip teks yang akan di jadikan
rujukan,sedangkan kutipan tak langsung hanya mengambil intisarinya saja.

B. TEKNIK MENGUTIP DALAM KUTIPAN

Teknik mengkutip di golongkan berdasarkan bentuknya dan teknik mengkutip


berdasarkan sumbernya.

1. Mengutip bedasarkan bentuknya

5
a. Kutipan langsung

secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak
lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.

1)    Kutipan terintegarasi dengan teks;


2)    Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3)    Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau
1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4)    Mencantumkan sumber referensi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh
Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran
merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai
berikut.
1)      Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2)      Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3)      Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:


Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan
Sunendar (2009: 8) memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan
program belajar keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang
dapat diciptakan situasi pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan
aktivitas mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan
keterampilan berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
     Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung
adalah teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali
justru gagasan yang ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis
semua teks tersebut tentu dapat menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan
membuat halaman lebih banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus
dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang
akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

6
  Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri.
Seorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.”
       Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka
dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti.”
b.        Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal
ini bisa dilihat dari teknis penulisannya berikut.
1)      Terintegarasi dengan teks utama;
2)      Tidak diapit oleh tanda kutip
3)      Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika
1,5 atau 2 spasi;
4)      Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya.
Perhatikan contoh berikut.
Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan
teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa  yang maknanya tidak menunjuk
pada makna harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang
ditambah, makna yang tersirat.”

2.      Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya


a.  Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
        Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan
pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak
memungkinkan penulisan rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan
karena body note memudahkan dalam proses tata letak baik pada koran, majalah
maupun buku. Hal ini karena body note memiliki pola pengutipan yang
terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur:
Unsur tersebut yakni, nama pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk
nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk
tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku yang
lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah
halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.

7
      Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda
kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik
dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi
nama ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda
dengan titik dua.
Perhatiakan contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
         Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa
diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana
penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.

b.      Catatan Kaki (Foot Note)


        Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti
pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa
peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber
rujukannya.
       Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk
mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis.
Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam
daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan halaman.
Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai berikut.
1)   Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung
diatas dan berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara
yang mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab
terakhir. Ada juga yang nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari
nomor satu.
2)   Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak
dicantumkan.
3)   Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika
bersumber dari majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4)   Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu
berada didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik
dua untuk kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah
tahun terbit dengan nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda
dengan sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan

8
kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut dicetak miring diikuti oleh 1
tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah nama
laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5)   Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan
hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk.
Setelah itu, barulah kemudian diakhiri dengan tanda titik.
1)   Contoh dari buku
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.
2)   Contoh non buku
1
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.
2
 Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.
      Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari
internet adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika
tetap ingin dijadikan sebagai sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup
ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan
mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber
kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup
diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.
            Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat
yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari
sumber rujukan yang sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.

Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda.


Jika halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip.
Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian
jelas secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari
buku dengan sumber yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain.
Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari bukan
buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda
oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
  
1
Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:
Alfabeta,2009) hlm. 17.

1
https://penerbitdeepublish.com/kutipan-dalam-buku-ajar/&hl=id&gl=id&strip=0 (diakses 28
oktober2021)

9
C.   Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
      Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk
kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain.
       Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat
ahli mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi
berdasarkan cara pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog
intelektual anatara sumber rujukan dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan
beberapa kiat yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1.    Menerangkan Kutipan
       Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali
kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan
antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.
      Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
 Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat komunikasi primer
yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia,
bukan hewan. Adapun bunyi itu bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan
antara bhasa dengan benda yang disimbolkannya.

2.    Memperkuat Gagasan dengan Kutipan


Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam
memperkuat gagasan ini, kutipan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga
kutipan tersebut seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis.
Sebagai contoh, perhatika paragraf ini:
 Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka
yang tunarungu dan wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk
memberikan bahasanya. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan
alat primer untuk berkomunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Keraf dalam
Smarapradhipa (2005:1), yang memberikan pengertian bahasa menjadi dua.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

10
3.    Menyimpulkan Beberapa Kutipan
Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-
kutipan tersebut harus satu konsep atau sederajat sehigga memungkinkan
penyampulan. Hal ini terjadi pada penjabaran mengenai definisi yang biasanya
tidak cukup dengan satu kutipan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
       Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), dibagi
menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-
simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso
(1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
secara sadar.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang
dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat ucap manusia yang
dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang bersifat arbitrer.

4.    Membandingkan Beberapa Kutipan


Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan
menyimpulkan yakni konsep sama. Namun dalam membandingkan beberapa
kutipan ini, dari kesamaan  tersebut penulis dituntut untuk mengidentifikasikan
perbedaan yang ada antara satu kutipan dengan kutipan lain. Jadi yang
dibandingkan adalah persamaan dan perbedaan. Perhatikan contoh berikut:
       Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini sedikit berbeda
dengan yang disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan definisi
bahasa sebagai sebagai sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasa
bunyi yang yang dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.
        Pendapat Wibowo senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1),
yang memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

BAB III
SIMPULAN

11
A.  Simpulan
       Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan
mengutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya
dengan menyampaikan gagasan para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya
teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip berdasarkan
penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat
dalam mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat gagasan dengan
kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa kutipan.

B.   Saran
       Mengutip adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan.
Tentunya dalam mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa
sembarangan dalam mengutip sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu
pengetahuan dan pemahaman yang khusus dalam membuat kutipan dan
menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan sebagainya. 

DAFTAR PUSTAKA

12
Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru,
Dosen, Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.

13

Anda mungkin juga menyukai