Anda di halaman 1dari 19

Cnidaria 

adalah sebuah filum yang terdiri dari lebih dari 10.000 spesies hewan


sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut
etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum
penyengat". Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.
Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka
pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri
atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua
lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh
dasar: medusa yang berenang bebas dan polip yang sesil, keduanya simetris radial
dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai
rongga tubuh untuk pencernaan dan pernafasan, dan sebuah lubang yang berfungsi
sebagai mulut maupun anus. Banyak cnidaria memproduksi koloni yang merupakan
organisme tunggal dan terdiri atas zooid.

Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora dalam


filum Coelenterata, akan tetapi setelah perbedaan mereka mulai disadari, mereka
ditempatkan pada filum yang terpisah. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat
kelompok utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon laut, koral, dan pena
laut, Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa, sebuah
kelompok beranekaragam yang terdiri dari semua Cnidaria air tawar dan beberapa
spesies air laut. Beberapa kelompok hewan lain juga dianggap sebagai kelas
tersendiri seperti Staurozoa (ubur-ubur bertangkai)

serta Myxozoa dan Polypodiozoa (keduanya parasit).
Ciri-ciri khas 

Cnidaria membentuk filum hewan yang lebih kompleks daripada spons, hampir


sekompleks ctenophora (ubur-ubur sisir), dan kurang kompleks dibanding bilateria,
yang terdiri dari hampir semua hewan lain. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora lebih
kompleks daripada spons karena mereka memiliki sel-sel yang dihubungkan dalam
jaringan. Cnidaria juga memiliki otot, sistem saraf, dan beberapa mempunyai organ
indra, hal-hal yang tidak dimiliki spons. Cnidaria memiliki keunikan dari hewan lain
karena memiliki knidosit yang dapat ditembakkan dan digunakan terutama untuk
menangkap mangsa.[1]

Seperti spons dan ctenophora, cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang
mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang disebut mesoglea pada
cnidaria; hewan yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan tidak ada
lapisan perantara mirip jeli. Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut
sebagai diploblastik bersama dengan spons.

Bentuk tubuh dasar

Cnidaria dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat berenang
bebas (motil) dan Polip yang menempel pada substrat (sesil). Kedua bentuk tersebut
memiliki simetri radial. Hewan ini tidak punya kepala dan mulut serta anusnya
terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut disebut oral dan sebaliknya
disebut aboral. Cnidaria memiliki tentakel yang dipenuhi knidosit disisinya. Beberapa
hydrozoa terdiri atas koloni zooid yang memiliki berbagai fungsi, seperti pertahanan
dan berburu mangsa. Mesoglea polip biasanya tipis dan lembut, sedangkan medusa
memiliki mesoglea yang tebal dan elastis, sehingga medusa dapat meluncur di air dan
bentuknya kembali seperti semula.[2]
Rangka

Pada medusa, satu-satunya penopang tubuh adalah mesoglea. Polip seperti Hydra dan


kebanyakan anemon laut menutup mulutnya saat tidak makan, dan air di dalam
rongga tubuhnya berfungsi sebagai rangka hidrostatik, mirip dengan balon yang diisi
air. Polip lain seperti Tubularia menggunakan tumpukan sel berisi air sebagai
penopang. Koral mensekresikan rangka luar (eksoskeleton) dari kalsium karbonat.[2]

Bagian tubuh Cnidaria: abu-abu adalah mesoglea yang dikelilingi warna merah
(eksoderm) dan biru (gastroderm), bagian dalam adalah rongga tubuh yang terhubung
dengan mulut/anus.

Lapisan sel utama[sunting | sunting sumber]

Cnidaria adalah binatang diploblastik, dengan kata lain mereka mempunyai dua


lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik yang
mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama cnidaria
membentuk epitel yang kebanyakan setebal satu sel, dan melekat pada membran
dasar berserat, yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan mesoglea yang
mirip jeli yang memisahkan lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke
luar, dikenal sebagai eksoderm ("kulit luar"), biasanya terdiri dari tipe-tipe sel
berikut:[1]

 Sel epiteliomuskuler yang tubuhnya membentuk bagian epitelium tetapi yang


dasarnya meluas membentuk serat-serat otot pada baris-baris sejajar.[3] Serat-serat
lapisan sel yang menghadap keluar ini umumnya tegak lurus pada serat-serat dari
lapisan sel yang menghadap kedalam. Pada Anthozoa (anemon laut, koral, dan
lain-lain) dan Scyphozoa (ubur-ubur), mesogleanya juga terdapat sel-sel otot.[4]

Ceriantharia dapat bersembunyi di tabung yang tersusun dari Ptikosista.

 Knidosit (Cnidocyte), sel penyengat mirip harpun yang memberi nama filum


Cnidaria ini. Sel-sel ini berada di antara atau kadang di atas sel-sel otot.[1]
 Sel saraf. Sel pengindera berada di antara atau kadang kala di atas sel-sel otot,
 dan berkomunikasi melalui sinapsis (celah yang dilalui sinyal kimia) dengan
[1]

sel saraf motor, yang terutama terletak di antara dasar dari sel-sel otot.[4]
 Sel interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel yang
hilang atau rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel ini terdapat di
antara dasar sel-sel otot.[1]

Selain sel epiteliomuskuler, saraf dan interstisial, gastrodermis ("kulit perut")


mengandung sel-sel kelenjar yang mensekresikan enzim pencernaan. Pada beberapa
spesies ia juga mempunyai knidosit yang dipakai untuk mengalahkan mangsanya
yang masih berjuang.[1][4]

Knidosit[sunting | sunting sumber]
Nematosista ditembakkan

Knidosit adalah sel unik seperti harpun yang dimiliki Cnidaria dan terdiri dari tiga
tipe:

 Nematosista yang berfungsi menusuk dan menyuntikkan racun pada mangsanya,


tipe ini dimiliki kebanyakan Cnidaria
 Spirosista berbentuk benang yang berfungsi menjerat mangsa.
 Ptikosista digunakan untuk membangun tabung perlindungan bagi Cnidaria dari
ordo Ceriantharia atau lebih dikenal dengan anemon tabung.

Nematosista terdiri atas organel knida atau knidosista yang berbentuk kapsul serta
gulungan benang yang berisi racun, diujung benang terdapat kait yang dapat menusuk
mangsa. Untuk memicu tembakan, knidosit memiliki silia atau rambut halus yang
disebut knidosil, terakhir adalah operkulum sebagai penutup knida.
Nematosista

Mekanisme penembakkan knidosit masih belum terpecahkan, terdapat beberapa


hipotesis tentang hal ini:

 Benang tersebut mungkin adalah sebuah pegas,yang dapat meregang dengan


cepat ketika operkulum terbuka
 Perubahan zat kimia di dalam sel ketika pemicu aktif, sehingga terjadi tekanan
osmosis yang menyebabkan air masuk lewat membran dan memaksa benang
untuk ditembakkan
 Saat pemicu aktif knida berkontraksi secara cepat sehingga tekanan di dalam
kapsul meningkat

Knidosit hanya dapat digunakan sekali, tapi dapat diganti dalam waktu 48 jam. Untuk
menghindari tembakan yang sia-sia misalnya ke objek yang tak hidup atau terlalu
jauh, digunakanlah kombinasi dua pemicu, sel indra untuk mendeteksi zat kimia di air
dan silia untuk merespon kontak, knidosit biasanya terhubung oleh saraf, sehingga
ketika salah satu ditembakkan yang lain juga akan terpicu.
Nematosista adalah senjata yang sangat efektif. Satu nematosista mampu
melumpuhkan arthropoda kecil. Knidosit paling berbahaya bagi manusia dapat
ditemukan pada ubur-ubur kotak (Cubozoa). Menurut Australian Institute of Marine
Science, salah satu anggota Cnidaria dari kelompok Cubozoa, Chironex
fleckeri, dianggap sebagai hewan laut paling berbisa yang pernah diketahui. Hewan
ini mampu menyebabkan sakit luar biasa bagi manusia bahkan menyebabkan
kematian. Di sisi lain anemon laut mempunyai intensitas sengatan paling rendah,
mungkin karena nematosistanya tidak mampu menembus kulit, sehingga terasa
seperti permen yang lengket.

Pergerakan[sunting | sunting sumber]

Medusa bergerak menggunakan otot yang menarik tubuhnya, sehingga air di dalam
rongga tubuhnya akan keluar dan mendorongnya, mesogleanya yang elastis
mengembalikan bentuknya seperti semula dan Cnidaria dapat mengulangi gerakannya
lagi.

Sedangkan polip dapat bergerak lamban dengan merayap seperti siput atau meroda
seperti teknik senam lantai.

Sistem saraf dan indra[sunting | sunting sumber]

Statosita dengan Statolit ditengahnya, indra keseimbangan Cnidaria


Cnidaria tidak punya otak atau sistem saraf pusat. Akan tetapi mereka punya jaring
saraf yang terdiri dari neuron yang dapat merespon pada berbagai rangsangan.
Knidositnya memiliki silia yang dapat mendeteksi kontak fisik dan indra yang dapat
mendeteksi zat kimia seperti bau, kombinasi ini memungkinkan knidosit menembak
sasaran yang tepat. Knidosit juga terangsang dan ikut menembak apabila knidosit di
dekatnya juga menembak.

Medusa dan hewan berkoloni seperti sifonofor dan chondrofor mempunyai indra
keseimbangan untuk mengontrol kecepatan dan kemiringan tubuh yaitu statosista,
ruangan penuh rambut yang mendeteksi gerakan mineral statolit. Jika tubuh miring,
statolit akan bergerak dan merangsang rambut di statosista untuk mengirim sinyal
agar hewan tersebut menyeimbangkan tubuhnya kembali. Kebanyakan spesies
memiliki oseli atau organ mirip mata namun lebih sederhana yang mampu
mendeteksi sumber cahaya. Akan tetapi Cubozoa memiliki mata sejati lengkap
dengan retina, kornea, dan lensa. Walaupun matanya mungkin tidak mampu membuat
gambar, tapi Cubozoa dapat dengan jelas mendeteksi arah datangnya cahaya dan
mendeteksi objek berwarna polos.

Sistem pencernaan dan ekskresi[sunting | sunting sumber]

Cnidaria mendapat makanan dengan berbagai cara: predasi atau berburu mangsa,
menyerap zat organik yang larut di air, menyaring partikel makanan di air, dan
mendapatkan nutrisi dari alga simbiotik di dalam selnya. Kebanyakan Cnidaria
mendapatkan makanan lewat predasi, beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan
alga memberikan perlindungan, karbon dioksida dan tempat yang terkena cahaya
matahari bagi alganya.[2]

Cnidaria menggunakan knidositnya untuk melumpuhkan mangsanya kemudian


dimasukkan kedalam mulut menggunakan tentakelnya, setelah masuk rongga
pencernaan, sel kelenjar di gastroderm mensekresikan enzim untuk mencerna
makanan, nutrisi yang didapatkan disalurkan ke seluruh tubuh menggunakan aliran
air yang dikontrol silia di gastroderm atau gerakan otot. Nutrisi dikirimkan ke lapisan
sel terluar lewat difusi.

Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan lewat mulut juga menggunakan
aliran air.

Pernafasan[sunting | sunting sumber]

Cnidaria tidak punya organ pernafasan, tapi bernafas lewat kedua lapisan sel dengan
menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke sekitarnya. Beberapa
Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga fotosintetik dapat mengalami kelebihan
oksigen yang berakibat fatal, sehingga mereka memproduksi antioksidan untuk
menetralisir oksigen yang berlebih.

Regenerasi[sunting | sunting sumber]

Daur hidup Cnidaria 1-3 Larva mencari tempat menempel 4-8 Polip tumbuh 9-


11 Strobilasi 12-14 Medusa tumbuh
Semua Cnidaria mampu beregenerasi, mereka dapat menggunakan kemampuan ini
untuk bereproduksi secara aseksual. Medusa memiliki kemampuan regeneraasi
terbatas, tapi polip mampu melakukannya secara penuh. Sehingga polip seperti koral
mampu tumbuh kembali walaupun dihancurkan predator.

Sistem reproduksi[sunting | sunting sumber]

Cnidaria mengalami reproduksi dengan daur hidup antara bentuk polip dan medusa.
Pada Schypozoa (Ubur-ubur) dan Cubozoa (Ubur-ubur kotak), larvanya berenang
sampai mendapatkan tempat yang cocok untuk menempel, kemudian larva tumbuh
menjadi polip. Polip tumbuh besar sampai dewasa kemudian menarik tentakelnya
serta memotong tubuhnya secara horizontal, proses ini disebut strobilasi. Bagian yang
terpotong berenang bebas sebagai medusa muda. Medusa tumbuh sampai dewasa
sedangkan polip melanjutkan proses strobilasi. Medusa dewasa memiliki kelenjar
reproduksi di gastroderm-nya, kelenjar ini dapat menghasilkan sel telur atau sperma
yang dapat dikeluarkan saat musim kawin tiba. Telur yang dibuahi menjadi larva dan
memulai daur hidupnya lagi.[2]

Peristiwa bergantinya cara reproduksi dari seksual (tahap medusa) ke aseksual (tahap
polip) atau sebaliknya disebut metagenesis, proses ini juga dapat ditemukan pada
beberapa tumbuhan misalnya lumut, dimana cara reproduksinya berganti dari
pembuatan spora yang aseksual ke pembuatan gamet yang seksual.

Banyak Cnidaria yang menghilangkan salah satu tahap diatas, misalnya beberapa
Schypozoa tidak punya tahap polip, sehingga larvanya langsung tumbuh menjadi
medusa muda. Polip Cubozoa hanya menghasilkan satu medusa. Hydrozoa lebih
beragam, beberapa tidak mengalami tahap polip, sedangkan yang lain
seperti Hydra tidak punya tahap medusa. Anthozoa tidak mengalami tahap medusa
tapi menggunakan polip yang bertunas.

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Aurelia aurita atau Ubur-ubur bulan, salah satu anggota Schypozoa

Dulu Cnidaria dikelempokkan bersama Ctenophora dalam satu filum, yaitu


Coelenterata. Akan tetapi mereka akhirnya dipisah setelah banyak ditemukan
perbedaan. Cnidaria dibagi menjadi beberapa kelas:

Schypozoa[sunting | sunting sumber]

Schypozoa berasal dari Bahasa Yunani skyphos (σκύφος), sejenis cangkir dengan dua


pegangan karena bentuk medusanya mirip cangkir terbalik. Juga disebut dengan ubur-
ubur sejati agar tidak dibingungkan dengan hewan lain yang juga disebut ubur-ubur
misalnya Ctenophora atau Cubozoa.

Umumnya mereka berukuran 2 sampai 40 cm, tapi ubur-ubur yang lebih besar bisa
mencapai 1-2 meter, misalnya spesies terbesarnya Cyanea capillata atau lebih dikenal
dengan Surai singa. Schypozoa dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia, dari
permukaan sampai laut dalam. Schypozoa tidak ditemukan di air tawar. Schypozoa
memakan beragam makanan seperti Krustasea atau Ikan yang mereka buru
menggunakan organel nematosista.
Chironex fleckeri, salah satu anggota Cubozoa

Cubozoa[sunting | sunting sumber]

Cubozoa atau dikenal dengan nama ubur-ubur kotak, dinamakan seperti itu karena
medusanya berbentuk kotak. Cubozoa lebih cepat dari ubur-ubur lainnya dan juga
jauh lebih berbahaya, anggotanya seperti Chironex fleckeri, Carukia
barnesi dan Malo kingi terkenal akan bisanya dan terkenal sebagai salah satu hewan
laut paling berbahaya di dunia, sengatan hewan tersebut mampu menyebabkan
kematian bagi manusia.

Sistem saraf dan inderanya lebih canggih dari ubur-ubur lain, jika lainnya hanya
memiliki oseli sederhana untuk mengetahui sumber cahaya, Cubozoa memiliki mata
lengkap yang dapat digunakan untuk menghindari penghalang atau berenang dengan
cepat, berkat hal itu dibandingkan ubur-ubur lain Cubozoa lebih aktif untuk berburu
mangsa, yaitu ikan kecil. Cubozoa berukuran kecil sekitar 20–30 cm tapi tentakelnya
dapat mencapai 3 meter. Cubozoa dapat ditemukan di Samudera Pasifik, Atlantik dan
Hindia.

Hydrozoa[sunting | sunting sumber]
Tubularia indivisa, salah satu anggota hydrozoa yang berkoloni

Hydrozoa adalah kelompok yang beraneka ragam, beberapa ada yang berupa hewan
tunggal, beberapa berupa koloni yang terdiri dari hewan-hewan kecil (zooid) yang
bergabung membentuk hewan tunggal, kebanyakan hidup dilaut walaupun ada yang
tinggal di air tawar.

Polip yang berkoloni terhubung oleh hidrokaulus yang berbentuk batang dan koloni
tersebut terikat ke dasar dengan stolon yang mirip akar, sehingga sekilas polip
hydrozoa terlihat seperti tanaman. Pada umumnya, koloni hydrozoa berukuran kecil,
tetapi beberapa spesies seperti sifonofor mencapai beberapa meter, polip dan
hidrokaulusnya dilindungi oleh protein bernama perisarkus.
Dendronephthya klunzingeri, salah satu anggota Anthozoa

Sedangkan bentuk medusa berukuran jauh lebih kecil dari ubur-ubur lain hanya
berdiameter sekitar 0,5 – 6 cm, walaupun kebanyakan hydrozoa memiliki tahap
medusa, tidak semuanya dapat berenang bebas, di beberapa spesies hanya bertindak
sebagai tunas. Sekilas medusa hydrozoa mirip dengan schypozoa.

Anthozoa[sunting | sunting sumber]

Anthozoa berasal dari Bahasa Yunani anthos (άνθος) yang berarti bunga, karena


kebanyakan mirip bunga. Mereka adalah kelompok yang seluruh anggotanya berupa
polip tanpa tahap medusa. Mereka bereproduksi secara seksual dengan mengeluarkan
sperma dan sel telur yang kemudian menjadi larva yang akan tumbuh menjadi polip
baru, ada juga yang bereproduksi secara aseksual menggunakan tunas. Anggotanya
berjumlah lebih dari 6000 spesies, jauh lebih banyak dibanding kelompok Cnidaria
lain. Seperti Cnidaria lain mereka memiliki rongga mulut yang dikelilingi tentakel
yang kaya akan knidosit untuk berburu mangsa. Beberapa ada yang bersimbiosis
dengan alga fotosintetik. Anggotanya yang terkenal antara lain anemon laut dan
koral, mereka salah satu pembentuk terumbu karang.

Haliclystus antarcticus, salah satu anggota Staurozoa

Staurozoa[sunting | sunting sumber]
Staurozoa dengan satu-satunya ordo yaitu Stauromedusa sering disebut dengan ubur-
ubur bertangkai. Mereka dianggap sebagai bagian dari Schypozoa, tapi riset genetik
terbaru menyatakan bahwa mereka adalah kelas tersendiri. Mereka memiliki
keunikan dari Cnidaria lain dengan tidak adanya perubahan dari tahap polip ke
medusa atau sebaliknya, mereka terlihat seperti medusa yang menempel dengan gaya
hidup yang mirip polip, karena itu mereka disebut ubur-ubur berangkai. Umumnya
mereka memiliki tubuh seperti terompet dengan tangkai untuk menempel
ditengahnya. Kebanyakan anggotanya ditemukan di yang perairan dingin dekat
pantai. Stauromedusa bereproduksi secara seksual dengan menghasilkan sel telur atau
sperma yang nantinya menjadi larva yang akan menempel di tempat yang cocok dan
tumbuh menjadi staurozoa baru yang menempel, tidak seperti Schypozoa mereka
tidak mengalami strobilasi, tapi mereka berkembang langsung menjadi individu
dewasa.

Myxobolus cerebralis, salah satu anggota Myxozoa

Myxozoa dan Polypodiozoa[sunting | sunting sumber]


Polypodium hydriforme

Tidak seperti Cnidaria lainnya hewan ini adalah parasit yang membutuhkan inang
untuk bertahan hidup. Myxozoa dulunya dianggap sebagai protozoa, riset terus
dilakukan dan akhirnya mereka dimasukkan ke filum Cnidaria. Sekarang Myxozoa
dianggap sebagai turunan dari ubur-ubur yang dapat hidup sendiri dengan berenang
bebas yang berevolusi menjadi parasit obligat (parasit yang membutuhkan inang
untuk menyelesaikan daur hidupnya) mikroskopis yang terdiri dari hanya beberapa
sel saja. Mereka berukuran antara 10 μm sampai 20 μm, mereka menjadikan ikan,
cacing atau bryozoa sebagai inangnya. Myxozoa tinggal di perairan laut maupun air
tawar. Myxozoa terdiri dari 1300 spesies.

Sedangkan Polipodiozoa adalah parasit endoseluler (di dalam sel) yang menyerang
telur ikan sturgeon atau sejenisnya. Satu-satunya anggota kelompok ini
adalah Polypodium hydriforme. Polypodium dianggap sebagai Cnidaria karena
memiliki nematosista, tapi karakteristik sangat berbeda dengan Cnidaria lain.
Polypodium tinggal di air tawar.

Ekologi dan Hubungan dengan Manusia[sunting | sunting sumber]


Cyanea capillata, ubur-ubur surai singa

Cnidaria tersebar di perairan di seluruh dunia, baik di perairan tawar maupun laut.
Tetapi, banyak dari mereka yang bergantung pada alga fotosintetik yang
membutuhkan cahaya matahari untuk membuat nutrisi dan energi, sehingga mereka
tinggal di perairan yang dangkal. Koral pembentuk karang persebarannya terbatas di
perairan tropis. Sedangkan staurozoa terbatas di perairan dingin seperti lingkar kutub
utara. Cnidaria ukurannya bervariasi dari yang mikroskopis seperti Myxozoa sampai
berukuran berdiameter 2 m seperti Surai singa.

Mangsa cnidaria beragam, dari plankton sampai hewan yang lebih besar dari mereka
seperti ikan dan arthropoda, hal ini mungkin karena mereka mempunyai senjata
knidosit. Beberapa cnidaria bersifat parasit. Beberapa bersimbiosis dengan alga
fotosintetik atau menyerap nutrisi yang larut di air. Predator dari cnidaria antara
lain: siput laut yang dapat memasang nematosista ke tubuh mereka sebagai
pertahanan diri, bintang laut dan ikan kepe-kepe yang dapat merusak koral, serta
kura-kura yang memakan ubur-ubur. Beberapa juga melakukan hubungan simbiosis
seperti anemon laut dan ikan badut.
Malo kingi, salah satu ubur-ubur paling berbahaya walaupun ukuranny lebih kecil
dari jempol manusia

Terumbu karang adalah salah satu ekosistem terpenting di dunia. Cnidaria penyusun
terumbu karang berasal dari kelas Anthozoa dan Hydrozoa.Terumbu karang penting
bagi manusia terutama yang tinggal di pantai, karena pantai mereka dapat terlindungi
dari ombak yang terhalang oleh terumbu karang. Terumbu karang menjadi sumber
pendapatan bagi penduduk sekitar, untuk pariwisata atau tempat memancing. Akan
tetapi, aktivitas manusia dapat merusak ekosistem terumbu karang dengan berbagai
cara: misalnya menggunakan peledak untuk menangkap ikan atau menangkap ikan-
ikan yang masih muda sebagai ikan hias di akuarium.

1. ^ Lompat ke:a b c d e f Hinde, R.T., (1998). "The Cnidaria and Ctenophora".


Dalam Anderson, D.T.,. Invertebrate Zoology. Oxford University Press.
hlm. 28–57. ISBN 0195513681.
2. ^ Lompat ke:a b c d Ruppert, E.E.; Fox, R.S. & Barnes, R.D. (2004).
Invertebrate Zoology (7 ed.). Brooks / Cole.
3. ^ Ruppert, E.E., Fox, R.S., and Barnes, R.D. (2004). "Introduction to
Metazoa". Invertebrate Zoology (edisi ke-7). Brooks / Cole. hlm. 103–
104. ISBN 0030259827.
4. ^ Lompat ke:a b c Ruppert, E.E., Fox, R.S., and Barnes, R.D.
(2004). Invertebrate Zoology (edisi ke-7). Brooks / Cole. hlm. 111–
124. ISBN 0030259827.
 Halaman ini terakhir diubah pada 8 Februari 2023, pukul 01.27.

Anda mungkin juga menyukai