serta Myxozoa dan Polypodiozoa (keduanya parasit).
Ciri-ciri khas
Seperti spons dan ctenophora, cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang
mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang disebut mesoglea pada
cnidaria; hewan yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan tidak ada
lapisan perantara mirip jeli. Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut
sebagai diploblastik bersama dengan spons.
Cnidaria dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat berenang
bebas (motil) dan Polip yang menempel pada substrat (sesil). Kedua bentuk tersebut
memiliki simetri radial. Hewan ini tidak punya kepala dan mulut serta anusnya
terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut disebut oral dan sebaliknya
disebut aboral. Cnidaria memiliki tentakel yang dipenuhi knidosit disisinya. Beberapa
hydrozoa terdiri atas koloni zooid yang memiliki berbagai fungsi, seperti pertahanan
dan berburu mangsa. Mesoglea polip biasanya tipis dan lembut, sedangkan medusa
memiliki mesoglea yang tebal dan elastis, sehingga medusa dapat meluncur di air dan
bentuknya kembali seperti semula.[2]
Rangka
Bagian tubuh Cnidaria: abu-abu adalah mesoglea yang dikelilingi warna merah
(eksoderm) dan biru (gastroderm), bagian dalam adalah rongga tubuh yang terhubung
dengan mulut/anus.
sel saraf motor, yang terutama terletak di antara dasar dari sel-sel otot.[4]
Sel interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel yang
hilang atau rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel ini terdapat di
antara dasar sel-sel otot.[1]
Knidosit[sunting | sunting sumber]
Nematosista ditembakkan
Knidosit adalah sel unik seperti harpun yang dimiliki Cnidaria dan terdiri dari tiga
tipe:
Nematosista terdiri atas organel knida atau knidosista yang berbentuk kapsul serta
gulungan benang yang berisi racun, diujung benang terdapat kait yang dapat menusuk
mangsa. Untuk memicu tembakan, knidosit memiliki silia atau rambut halus yang
disebut knidosil, terakhir adalah operkulum sebagai penutup knida.
Nematosista
Knidosit hanya dapat digunakan sekali, tapi dapat diganti dalam waktu 48 jam. Untuk
menghindari tembakan yang sia-sia misalnya ke objek yang tak hidup atau terlalu
jauh, digunakanlah kombinasi dua pemicu, sel indra untuk mendeteksi zat kimia di air
dan silia untuk merespon kontak, knidosit biasanya terhubung oleh saraf, sehingga
ketika salah satu ditembakkan yang lain juga akan terpicu.
Nematosista adalah senjata yang sangat efektif. Satu nematosista mampu
melumpuhkan arthropoda kecil. Knidosit paling berbahaya bagi manusia dapat
ditemukan pada ubur-ubur kotak (Cubozoa). Menurut Australian Institute of Marine
Science, salah satu anggota Cnidaria dari kelompok Cubozoa, Chironex
fleckeri, dianggap sebagai hewan laut paling berbisa yang pernah diketahui. Hewan
ini mampu menyebabkan sakit luar biasa bagi manusia bahkan menyebabkan
kematian. Di sisi lain anemon laut mempunyai intensitas sengatan paling rendah,
mungkin karena nematosistanya tidak mampu menembus kulit, sehingga terasa
seperti permen yang lengket.
Pergerakan[sunting | sunting sumber]
Medusa bergerak menggunakan otot yang menarik tubuhnya, sehingga air di dalam
rongga tubuhnya akan keluar dan mendorongnya, mesogleanya yang elastis
mengembalikan bentuknya seperti semula dan Cnidaria dapat mengulangi gerakannya
lagi.
Sedangkan polip dapat bergerak lamban dengan merayap seperti siput atau meroda
seperti teknik senam lantai.
Medusa dan hewan berkoloni seperti sifonofor dan chondrofor mempunyai indra
keseimbangan untuk mengontrol kecepatan dan kemiringan tubuh yaitu statosista,
ruangan penuh rambut yang mendeteksi gerakan mineral statolit. Jika tubuh miring,
statolit akan bergerak dan merangsang rambut di statosista untuk mengirim sinyal
agar hewan tersebut menyeimbangkan tubuhnya kembali. Kebanyakan spesies
memiliki oseli atau organ mirip mata namun lebih sederhana yang mampu
mendeteksi sumber cahaya. Akan tetapi Cubozoa memiliki mata sejati lengkap
dengan retina, kornea, dan lensa. Walaupun matanya mungkin tidak mampu membuat
gambar, tapi Cubozoa dapat dengan jelas mendeteksi arah datangnya cahaya dan
mendeteksi objek berwarna polos.
Cnidaria mendapat makanan dengan berbagai cara: predasi atau berburu mangsa,
menyerap zat organik yang larut di air, menyaring partikel makanan di air, dan
mendapatkan nutrisi dari alga simbiotik di dalam selnya. Kebanyakan Cnidaria
mendapatkan makanan lewat predasi, beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan
alga memberikan perlindungan, karbon dioksida dan tempat yang terkena cahaya
matahari bagi alganya.[2]
Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan lewat mulut juga menggunakan
aliran air.
Pernafasan[sunting | sunting sumber]
Cnidaria tidak punya organ pernafasan, tapi bernafas lewat kedua lapisan sel dengan
menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke sekitarnya. Beberapa
Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga fotosintetik dapat mengalami kelebihan
oksigen yang berakibat fatal, sehingga mereka memproduksi antioksidan untuk
menetralisir oksigen yang berlebih.
Regenerasi[sunting | sunting sumber]
Cnidaria mengalami reproduksi dengan daur hidup antara bentuk polip dan medusa.
Pada Schypozoa (Ubur-ubur) dan Cubozoa (Ubur-ubur kotak), larvanya berenang
sampai mendapatkan tempat yang cocok untuk menempel, kemudian larva tumbuh
menjadi polip. Polip tumbuh besar sampai dewasa kemudian menarik tentakelnya
serta memotong tubuhnya secara horizontal, proses ini disebut strobilasi. Bagian yang
terpotong berenang bebas sebagai medusa muda. Medusa tumbuh sampai dewasa
sedangkan polip melanjutkan proses strobilasi. Medusa dewasa memiliki kelenjar
reproduksi di gastroderm-nya, kelenjar ini dapat menghasilkan sel telur atau sperma
yang dapat dikeluarkan saat musim kawin tiba. Telur yang dibuahi menjadi larva dan
memulai daur hidupnya lagi.[2]
Peristiwa bergantinya cara reproduksi dari seksual (tahap medusa) ke aseksual (tahap
polip) atau sebaliknya disebut metagenesis, proses ini juga dapat ditemukan pada
beberapa tumbuhan misalnya lumut, dimana cara reproduksinya berganti dari
pembuatan spora yang aseksual ke pembuatan gamet yang seksual.
Banyak Cnidaria yang menghilangkan salah satu tahap diatas, misalnya beberapa
Schypozoa tidak punya tahap polip, sehingga larvanya langsung tumbuh menjadi
medusa muda. Polip Cubozoa hanya menghasilkan satu medusa. Hydrozoa lebih
beragam, beberapa tidak mengalami tahap polip, sedangkan yang lain
seperti Hydra tidak punya tahap medusa. Anthozoa tidak mengalami tahap medusa
tapi menggunakan polip yang bertunas.
Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Aurelia aurita atau Ubur-ubur bulan, salah satu anggota Schypozoa
Schypozoa[sunting | sunting sumber]
Umumnya mereka berukuran 2 sampai 40 cm, tapi ubur-ubur yang lebih besar bisa
mencapai 1-2 meter, misalnya spesies terbesarnya Cyanea capillata atau lebih dikenal
dengan Surai singa. Schypozoa dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia, dari
permukaan sampai laut dalam. Schypozoa tidak ditemukan di air tawar. Schypozoa
memakan beragam makanan seperti Krustasea atau Ikan yang mereka buru
menggunakan organel nematosista.
Chironex fleckeri, salah satu anggota Cubozoa
Cubozoa[sunting | sunting sumber]
Cubozoa atau dikenal dengan nama ubur-ubur kotak, dinamakan seperti itu karena
medusanya berbentuk kotak. Cubozoa lebih cepat dari ubur-ubur lainnya dan juga
jauh lebih berbahaya, anggotanya seperti Chironex fleckeri, Carukia
barnesi dan Malo kingi terkenal akan bisanya dan terkenal sebagai salah satu hewan
laut paling berbahaya di dunia, sengatan hewan tersebut mampu menyebabkan
kematian bagi manusia.
Sistem saraf dan inderanya lebih canggih dari ubur-ubur lain, jika lainnya hanya
memiliki oseli sederhana untuk mengetahui sumber cahaya, Cubozoa memiliki mata
lengkap yang dapat digunakan untuk menghindari penghalang atau berenang dengan
cepat, berkat hal itu dibandingkan ubur-ubur lain Cubozoa lebih aktif untuk berburu
mangsa, yaitu ikan kecil. Cubozoa berukuran kecil sekitar 20–30 cm tapi tentakelnya
dapat mencapai 3 meter. Cubozoa dapat ditemukan di Samudera Pasifik, Atlantik dan
Hindia.
Hydrozoa[sunting | sunting sumber]
Tubularia indivisa, salah satu anggota hydrozoa yang berkoloni
Hydrozoa adalah kelompok yang beraneka ragam, beberapa ada yang berupa hewan
tunggal, beberapa berupa koloni yang terdiri dari hewan-hewan kecil (zooid) yang
bergabung membentuk hewan tunggal, kebanyakan hidup dilaut walaupun ada yang
tinggal di air tawar.
Polip yang berkoloni terhubung oleh hidrokaulus yang berbentuk batang dan koloni
tersebut terikat ke dasar dengan stolon yang mirip akar, sehingga sekilas polip
hydrozoa terlihat seperti tanaman. Pada umumnya, koloni hydrozoa berukuran kecil,
tetapi beberapa spesies seperti sifonofor mencapai beberapa meter, polip dan
hidrokaulusnya dilindungi oleh protein bernama perisarkus.
Dendronephthya klunzingeri, salah satu anggota Anthozoa
Sedangkan bentuk medusa berukuran jauh lebih kecil dari ubur-ubur lain hanya
berdiameter sekitar 0,5 – 6 cm, walaupun kebanyakan hydrozoa memiliki tahap
medusa, tidak semuanya dapat berenang bebas, di beberapa spesies hanya bertindak
sebagai tunas. Sekilas medusa hydrozoa mirip dengan schypozoa.
Anthozoa[sunting | sunting sumber]
Staurozoa[sunting | sunting sumber]
Staurozoa dengan satu-satunya ordo yaitu Stauromedusa sering disebut dengan ubur-
ubur bertangkai. Mereka dianggap sebagai bagian dari Schypozoa, tapi riset genetik
terbaru menyatakan bahwa mereka adalah kelas tersendiri. Mereka memiliki
keunikan dari Cnidaria lain dengan tidak adanya perubahan dari tahap polip ke
medusa atau sebaliknya, mereka terlihat seperti medusa yang menempel dengan gaya
hidup yang mirip polip, karena itu mereka disebut ubur-ubur berangkai. Umumnya
mereka memiliki tubuh seperti terompet dengan tangkai untuk menempel
ditengahnya. Kebanyakan anggotanya ditemukan di yang perairan dingin dekat
pantai. Stauromedusa bereproduksi secara seksual dengan menghasilkan sel telur atau
sperma yang nantinya menjadi larva yang akan menempel di tempat yang cocok dan
tumbuh menjadi staurozoa baru yang menempel, tidak seperti Schypozoa mereka
tidak mengalami strobilasi, tapi mereka berkembang langsung menjadi individu
dewasa.
Tidak seperti Cnidaria lainnya hewan ini adalah parasit yang membutuhkan inang
untuk bertahan hidup. Myxozoa dulunya dianggap sebagai protozoa, riset terus
dilakukan dan akhirnya mereka dimasukkan ke filum Cnidaria. Sekarang Myxozoa
dianggap sebagai turunan dari ubur-ubur yang dapat hidup sendiri dengan berenang
bebas yang berevolusi menjadi parasit obligat (parasit yang membutuhkan inang
untuk menyelesaikan daur hidupnya) mikroskopis yang terdiri dari hanya beberapa
sel saja. Mereka berukuran antara 10 μm sampai 20 μm, mereka menjadikan ikan,
cacing atau bryozoa sebagai inangnya. Myxozoa tinggal di perairan laut maupun air
tawar. Myxozoa terdiri dari 1300 spesies.
Sedangkan Polipodiozoa adalah parasit endoseluler (di dalam sel) yang menyerang
telur ikan sturgeon atau sejenisnya. Satu-satunya anggota kelompok ini
adalah Polypodium hydriforme. Polypodium dianggap sebagai Cnidaria karena
memiliki nematosista, tapi karakteristik sangat berbeda dengan Cnidaria lain.
Polypodium tinggal di air tawar.
Cnidaria tersebar di perairan di seluruh dunia, baik di perairan tawar maupun laut.
Tetapi, banyak dari mereka yang bergantung pada alga fotosintetik yang
membutuhkan cahaya matahari untuk membuat nutrisi dan energi, sehingga mereka
tinggal di perairan yang dangkal. Koral pembentuk karang persebarannya terbatas di
perairan tropis. Sedangkan staurozoa terbatas di perairan dingin seperti lingkar kutub
utara. Cnidaria ukurannya bervariasi dari yang mikroskopis seperti Myxozoa sampai
berukuran berdiameter 2 m seperti Surai singa.
Mangsa cnidaria beragam, dari plankton sampai hewan yang lebih besar dari mereka
seperti ikan dan arthropoda, hal ini mungkin karena mereka mempunyai senjata
knidosit. Beberapa cnidaria bersifat parasit. Beberapa bersimbiosis dengan alga
fotosintetik atau menyerap nutrisi yang larut di air. Predator dari cnidaria antara
lain: siput laut yang dapat memasang nematosista ke tubuh mereka sebagai
pertahanan diri, bintang laut dan ikan kepe-kepe yang dapat merusak koral, serta
kura-kura yang memakan ubur-ubur. Beberapa juga melakukan hubungan simbiosis
seperti anemon laut dan ikan badut.
Malo kingi, salah satu ubur-ubur paling berbahaya walaupun ukuranny lebih kecil
dari jempol manusia
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem terpenting di dunia. Cnidaria penyusun
terumbu karang berasal dari kelas Anthozoa dan Hydrozoa.Terumbu karang penting
bagi manusia terutama yang tinggal di pantai, karena pantai mereka dapat terlindungi
dari ombak yang terhalang oleh terumbu karang. Terumbu karang menjadi sumber
pendapatan bagi penduduk sekitar, untuk pariwisata atau tempat memancing. Akan
tetapi, aktivitas manusia dapat merusak ekosistem terumbu karang dengan berbagai
cara: misalnya menggunakan peledak untuk menangkap ikan atau menangkap ikan-
ikan yang masih muda sebagai ikan hias di akuarium.