Anda di halaman 1dari 17

Nama: Dania Purnama

NIM: 2224190099
Kelas: 4C
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1. Mencari contoh2 phylum Cnidaria (gambar, deskripsi taksonomi)
2. Mencari pengertian istilah2: Coral, Reef, Coral Reef, Fringing reef, Barrier reef, Atol,
Animalia, Vertebrata, Coelenterata/Cnidaria, Anthozoa dan Hydrozoa
3. Bagaimana proses Terbentuknya micro atoll?
4. Jelaskan perbedaan fringing reef, barrier reef dan atoll?

Jawab:
Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri dari lebih dari 10.000 spesies hewan sederhana
yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria
berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat". Kemampuan menyengat
cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka. Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan
sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh
mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua
lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa
yang berenang bebas dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh
tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai rongga tubuh untuk pencernaan dan
pernafasan, dan sebuah lubang yang berfungsi sebagai mulut maupun anus. Banyak cnidaria
memproduksi koloni yang merupakan organisme tunggal dan terdiri atas zooid.

Dalam waktu lama, Cnidaria dikelompokkan dengan Ctenophora dalam filum Coelenterata, akan
tetapi setelah perbedaan mereka mulai disadari, mereka ditempatkan pada filum yang terpisah.
Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama: Anthozoa yang sesil terdiri dari anemon
laut, koral, dan pena laut, Scyphozoa (ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa,
sebuah kelompok beranekaragam yang terdiri dari semua Cnidaria air tawar dan beberapa spesies air
laut. Beberapa kelompok hewan lain juga dianggap sebagai kelas tersendiri seperti Staurozoa (ubur-
ubur bertangkai) serta Myxozoa dan Polypodiozoa (keduanya parasit).

Deskripsi

• Bentuk tubuh dasar


Cnidaria dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat berenang bebas (motil) dan
Polip yang menempel pada substrat (sesil). Kedua bentuk tersebut memiliki simetri radial. Hewan
ini tidak punya kepala dan mulut serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut
disebut oral dan sebaliknya disebut aboral. Cnidaria memiliki tentakel yang dipenuhi knidosit
disisinya. Beberapa hydrozoa terdiri atas koloni zooid yang memiliki berbagai fungsi, seperti
pertahanan dan berburu mangsa. Mesoglea polip biasanya tipis dan lembut, sedangkan medusa
memiliki mesoglea yang tebal dan elastis, sehingga medusa dapat meluncur di air dan bentuknya
kembali seperti semula.

• Rangka

Pada medusa, satu-satunya penopang tubuh adalah mesoglea. Polip seperti Hydra dan kebanyakan
anemon laut menutup mulutnya saat tidak makan, dan air di dalam rongga tubuhnya berfungsi
sebagai rangka hidrostatik, mirip dengan balon yang diisi air. Polip lain seperti Tubularia
menggunakan tumpukan sel berisi air sebagai penopang. Koral mensekresikan rangka luar
(eksoskeleton) dari kalsium karbonat.

Bagian tubuh Cnidaria: abu-abu adalah mesoglea yang dikelilingi warna merah (eksoderm) dan biru
(gastroderm), bagian dalam adalah rongga tubuh yang terhubung dengan mulut/anus.
Lapisan sel utama
Cnidaria adalah binatang diploblastik, dengan kata lain mereka mempunyai dua lapisan sel utama,
sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik yang mempunyai tiga lapisan utama.
Dua lapisan sel utama cnidaria membentuk epitel yang kebanyakan setebal satu sel, dan melekat
pada membran dasar berserat, yang mereka sekresikan. mereka juga mensekresikan mesoglea yang
mirip jeli yang memisahkan lapisan-lapisan tersebut. Lapisan yang menghadap ke luar, dikenal
sebagai eksoderm ("kulit luar"), biasanya terdiri dari tipe-tipe sel berikut:

1. Sel epiteliomuskuler yang tubuhnya membentuk bagian epitelium tetapi yang dasarnya
meluas membentuk serat-serat otot pada baris-baris sejajar. Serat-serat lapisan sel yang
menghadap keluar ini umumnya tegak lurus pada serat-serat dari lapisan sel yang menghadap
kedalam. Pada Anthozoa (anemon laut, koral, dan lain-lain) dan Scyphozoa (ubur-ubur),
mesogleanya juga terdapat sel-sel otot.
Ceriantharia dapat bersembunyi di tabung yang tersusun dari Ptikosista.

2. Knidosit (Cnidocyte), sel penyengat mirip harpun yang memberi nama filum Cnidaria ini.
Sel-sel ini berada di antara atau kadang di atas sel-sel otot.
3. Sel saraf. Sel pengindera berada di antara atau kadang kala di atas sel-sel otot, dan
berkomunikasi melalui sinapsis (celah yang dilalui sinyal kimia) dengan sel saraf motor,
yang terutama terletak di antara dasar dari sel-sel otot.
4. Sel interstisial, yang tak terspesialisasi, dan dapat menggantikan sel-sel yang hilang atau
rusak dengan berubah menjadi tipe yang sesuai. Sel-sel ini terdapat di antara dasar sel-sel
otot.

Selain sel epiteliomuskuler, saraf dan interstisial, gastrodermis ("kulit perut") mengandung sel-
sel kelenjar yang mensekresikan enzim pencernaan. Pada beberapa spesies ia juga mempunyai
knidosit yang dipakai untuk mengalahkan mangsanya yang masih berjuang.

• Knidosit

(Nematosista ditembakkan)

Knidosit adalah sel unik seperti harpun yang dimiliki Cnidaria dan terdiri dari tiga tipe:
Nematosista yang berfungsi menusuk dan menyuntikkan racun pada mangsanya, tipe ini
dimiliki kebanyakan Cnidaria Spirosista berbentuk benang yang berfungsi menjerat mangsa.
Ptikosista digunakan untuk membangun tabung perlindungan bagi Cnidaria dari
ordo Ceriantharia atau lebih dikenal dengan anemon tabung.
Nematosista terdiri atas organel knida atau knidosista yang berbentuk kapsul serta gulungan
benang yang berisi racun, diujung benang terdapat kait yang dapat menusuk mangsa. Untuk memicu
tembakan, knidosit memiliki silia atau rambut halus yang disebut knidosil, terakhir adalah operkulum
sebagai penutup knida.

(Nematosista)

Mekanisme penembakkan knidosit masih belum terpecahkan, terdapat beberapa hipotesis tentang
hal ini:

➢ Benang tersebut mungkin adalah sebuah pegas,yang dapat meregang dengan cepat ketika
operkulum terbuka
➢ Perubahan zat kimia di dalam sel ketika pemicu aktif, sehingga terjadi tekanan osmosis yang
menyebabkan air masuk lewat membran dan memaksa benang untuk ditembakkan
➢ Saat pemicu aktif knida berkontraksi secara cepat sehingga tekanan di dalam kapsul
meningkat
➢ Knidosit hanya dapat digunakan sekali, tapi dapat diganti dalam waktu 48 jam. Untuk
menghindari tembakan yang sia-sia misalnya ke objek yang tak hidup atau terlalu jauh,
digunakanlah kombinasi dua pemicu, sel indra untuk mendeteksi zat kimia di air dan silia
untuk merespon kontak, knidosit biasanya terhubung oleh saraf, sehingga ketika salah satu
ditembakkan yang lain juga akan terpicu.

Nematosista adalah senjata yang sangat efektif. Satu nematosista mampu melumpuhkan
arthropoda kecil. Knidosit paling berbahaya bagi manusia dapat ditemukan pada ubur-ubur kotak
(Cubozoa). Menurut Australian Institute of Marine Science, salah satu anggota Cnidaria dari
kelompok Cubozoa, Chironex fleckeri, dianggap sebagai hewan laut paling berbisa yang pernah
diketahui. Hewan ini mampu menyebabkan sakit luar biasa bagi manusia bahkan menyebabkan
kematian. Di sisi lain anemon laut mempunyai intensitas sengatan paling rendah, mungkin karena
nematosistanya tidak mampu menembus kulit, sehingga terasa seperti permen yang lengket.

• Pergerakan

Medusa bergerak menggunakan otot yang menarik tubuhnya, sehingga air di dalam rongga tubuhnya
akan keluar dan mendorongnya, mesogleanya yang elastis mengembalikan bentuknya seperti semula
dan Cnidaria dapat mengulangi gerakannya lagi. Sedangkan polip dapat bergerak lamban dengan
merayap seperti siput atau meroda seperti teknik senam lantai.
Sistem saraf dan indra

(Statosita dengan Statolit ditengahnya, indra keseimbangan Cnidaria)

Cnidaria tidak punya otak atau sistem saraf pusat. Akan tetapi mereka punya jaring saraf yang
terdiri dari neuron yang dapat merespon pada berbagai rangsangan. Knidositnya memiliki silia yang
dapat mendeteksi kontak fisik dan indra yang dapat mendeteksi zat kimia seperti bau, kombinasi ini
memungkinkan knidosit menembak sasaran yang tepat. Knidosit juga terangsang dan ikut menembak
apabila knidosit di dekatnya juga menembak.
Medusa dan hewan berkoloni seperti sifonofor dan chondrofor mempunyai indra keseimbangan
untuk mengontrol kecepatan dan kemiringan tubuh yaitu statosista, ruangan penuh rambut yang
mendeteksi gerakan mineral statolit. Jika tubuh miring, statolit akan bergerak dan merangsang
rambut di statosista untuk mengirim sinyal agar hewan tersebut menyeimbangkan tubuhnya kembali.
Kebanyakan spesies memiliki oseli atau organ mirip mata namun lebih sederhana yang mampu
mendeteksi sumber cahaya. Akan tetapi Cubozoa memiliki mata sejati lengkap dengan retina,
kornea, dan lensa. Walaupun matanya mungkin tidak mampu membuat gambar, tapi Cubozoa dapat
dengan jelas mendeteksi arah datangnya cahaya dan mendeteksi objek berwarna polos.

• Sistem pencernaan dan ekskresi


Cnidaria mendapat makanan dengan berbagai cara: predasi atau berburu mangsa, menyerap zat
organik yang larut di air, menyaring partikel makanan di air, dan mendapatkan nutrisi dari alga
simbiotik di dalam selnya. Kebanyakan Cnidaria mendapatkan makanan lewat predasi, beberapa
Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga memberikan perlindungan, karbon dioksida dan tempat yang
terkena cahaya matahari bagi alganya.
Cnidaria menggunakan knidositnya untuk melumpuhkan mangsanya kemudian dimasukkan kedalam
mulut menggunakan tentakelnya, setelah masuk rongga pencernaan, sel kelenjar di gastroderm
mensekresikan enzim untuk mencerna makanan, nutrisi yang didapatkan disalurkan ke seluruh tubuh
menggunakan aliran air yang dikontrol silia di gastroderm atau gerakan otot. Nutrisi dikirimkan ke
lapisan sel terluar lewat difusi.
Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan lewat mulut juga menggunakan aliran air.

• Pernafasan

Cnidaria tidak punya organ pernafasan, tapi bernafas lewat kedua lapisan sel dengan menyerap
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke sekitarnya. Beberapa Cnidaria yang bersimbiosis
dengan alga fotosintetik dapat mengalami kelebihan oksigen yang berakibat fatal, sehingga mereka
memproduksi antioksidan untuk menetralisir oksigen yang berlebih.

• Regenerasi

(Daur hidup Cnidaria 1-3 Larva mencari tempat menempel 4-8 Polip tumbuh 9-11 Strobilasi 12-
14 Medusa tumbuh)
Semua Cnidaria mampu beregenerasi, mereka dapat menggunakan kemampuan ini untuk
bereproduksi secara aseksual. Medusa memiliki kemampuan regeneraasi terbatas, tapi polip mampu
melakukannya secara penuh. Sehingga polip seperti koral mampu tumbuh kembali walaupun
dihancurkan predator.

• Reproduksi

Cnidaria mengalami reproduksi dengan daur hidup antara bentuk polip dan medusa. Pada Schypozoa
(Ubur-ubur) dan Cubozoa (Ubur-ubur kotak), larvanya berenang sampai mendapatkan tempat yang
cocok untuk menempel, kemudian larva tumbuh menjadi polip. Polip tumbuh besar sampai dewasa
kemudian menarik tentakelnya serta memotong tubuhnya secara horizontal, proses ini disebut
strobilasi. Bagian yang terpotong berenang bebas sebagai medusa muda. Medusa tumbuh sampai
dewasa sedangkan polip melanjutkan proses strobilasi. Medusa dewasa memiliki kelenjar reproduksi
di gastroderm-nya, kelenjar ini dapat menghasilkan sel telur atau sperma yang dapat dikeluarkan saat
musim kawin tiba. Telur yang dibuahi menjadi larva dan memulai daur hidupnya lagi.
Peristiwa bergantinya cara reproduksi dari seksual (tahap medusa) ke aseksual (tahap polip) atau
sebaliknya disebut metagenesis, proses ini juga dapat ditemukan pada beberapa tumbuhan misalnya
lumut, dimana cara reproduksinya berganti dari pembuatan spora yang aseksual ke pembuatan gamet
yang seksual.
Banyak Cnidaria yang menghilangkan salah satu tahap diatas, misalnya beberapa Schypozoa tidak
punya tahap polip, sehingga larvanya langsung tumbuh menjadi medusa muda. Polip Cubozoa hanya
menghasilkan satu medusa. Hydrozoa lebih beragam, beberapa tidak mengalami tahap polip,
sedangkan yang lain seperti Hydra tidak punya tahap medusa. Anthozoa tidak mengalami tahap
medusa tapi menggunakan polip yang bertunas.

Klasifikasi

(Aurelia aurita atau Ubur-ubur bulan, salah satu anggota Schypozoa)


Dulu Cnidaria dikelempokkan bersama Ctenophora dalam satu filum, yaitu Coelenterata. Akan
tetapi mereka akhirnya dipisah setelah banyak ditemukan perbedaan. Cnidaria dibagi menjadi
beberapa kelas:
1. Schypozoa
Schypozoa berasal dari Bahasa Yunani skyphos, sejenis cangkir dengan dua pegangan karena bentuk
medusanya mirip cangkir terbalik. Juga disebut dengan ubur-ubur sejati agar tidak dibingungkan
dengan hewan lain yang juga disebut ubur-ubur misalnya Ctenophora atau Cubozoa.
Umumnya mereka berukuran 2 sampai 40 cm, tapi ubur-ubur yang lebih besar bisa mencapai 1-2
meter, misalnya spesies terbesarnya Cyanea capillata atau lebih dikenal dengan Surai singa.
Schypozoa dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia, dari permukaan sampai laut dalam.
Schypozoa tidak ditemukan di air tawar. Schypozoa memakan beragam makanan
seperti Krustasea atau Ikan yang mereka buru menggunakan organel nematosista.

(Chironex fleckeri, salah satu anggota Cubozoa)


2. Cubozoa

Cubozoa atau dikenal dengan nama ubur-ubur kotak, dinamakan seperti itu karena medusanya
berbentuk kotak. Cubozoa lebih cepat dari ubur-ubur lainnya dan juga jauh lebih berbahaya,
anggotanya seperti Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan Malo kingi terkenal akan bisanya dan
terkenal sebagai salah satu hewan laut paling berbahaya di dunia, sengatan hewan tersebut mampu
menyebabkan kematian bagi manusia. Sistem saraf dan inderanya lebih canggih dari ubur-ubur
lain, jika lainnya hanya memiliki oseli sederhana untuk mengetahui sumber cahaya, Cubozoa
memiliki mata lengkap yang dapat digunakan untuk menghindari penghalang atau berenang dengan
cepat, berkat hal itu dibandingkan ubur-ubur lain Cubozoa lebih aktif untuk berburu mangsa, yaitu
ikan kecil. Cubozoa berukuran kecil sekitar 20–30 cm tapi tentakelnya dapat mencapai 3 meter.
Cubozoa dapat ditemukan di Samudera Pasifik, Atlantik dan Hindia.

3. Hydrozoa
Tubularia indivisa, salah satu anggota hydrozoa yang berkoloni. Hydrozoa adalah kelompok yang
beraneka ragam, beberapa ada yang berupa hewan tunggal, beberapa berupa koloni yang terdiri dari
hewan-hewan kecil (zooid) yang bergabung membentuk hewan tunggal, kebanyakan hidup dilaut
walaupun ada yang tinggal di air tawar. Polip yang berkoloni terhubung oleh hidrokaulus yang
berbentuk batang dan koloni tersebut terikat ke dasar dengan stolon yang mirip akar, sehingga sekilas
polip hydrozoa terlihat seperti tanaman. Pada umumnya, koloni hydrozoa berukuran kecil, tetapi
beberapa spesies seperti sifonofor mencapai beberapa meter, polip dan hidrokaulusnya dilindungi
oleh protein bernama perisarkus.

(Dendronephthya klunzingeri, salah satu anggota Anthozoa)


Sedangkan bentuk medusa berukuran jauh lebih kecil dari ubur-ubur lain hanya berdiameter sekitar
0,5 – 6 cm, walaupun kebanyakan hydrozoa memiliki tahap medusa, tidak semuanya dapat
berenang bebas, di beberapa spesies hanya bertindak sebagai tunas. Sekilas medusa hydrozoa mirip
dengan schypozoa.

4. Anthozoa

Anthozoa berasal dari Bahasa Yunani anthos (άνθος) yang berarti bunga, karena kebanyakan mirip
bunga. Mereka adalah kelompok yang seluruh anggotanya berupa polip tanpa tahap medusa. Mereka
bereproduksi secara seksual dengan mengeluarkan sperma dan sel telur yang kemudian menjadi larva
yang akan tumbuh menjadi polip baru, ada juga yang bereproduksi secara aseksual menggunakan
tunas. Anggotanya berjumlah lebih dari 6000 spesies, jauh lebih banyak dibanding kelompok
Cnidaria lain. Seperti Cnidaria lain mereka memiliki rongga mulut yang dikelilingi tentakel yang
kaya akan knidosit untuk berburu mangsa. Beberapa ada yang bersimbiosis dengan alga fotosintetik.
Anggotanya yang terkenal antara lain anemon laut dan koral, mereka salah satu pembentuk terumbu
karang.

(Haliclystus antarcticus, salah satu anggota Staurozoa)

5. Staurozoa

Staurozoa dengan satu-satunya ordo yaitu Stauromedusa sering disebut dengan ubur-ubur
bertangkai. Mereka dianggap sebagai bagian dari Schypozoa, tapi riset genetik terbaru menyatakan
bahwa mereka adalah kelas tersendiri. Mereka memiliki keunikan dari Cnidaria lain dengan tidak
adanya perubahan dari tahap polip ke medusa atau sebaliknya, mereka terlihat seperti medusa yang
menempel dengan gaya hidup yang mirip polip, karena itu mereka disebut ubur-ubur berangkai.
Umumnya mereka memiliki tubuh seperti terompet dengan tangkai untuk menempel ditengahnya.
Kebanyakan anggotanya ditemukan di yang perairan dingin dekat pantai. Stauromedusa
bereproduksi secara seksual dengan menghasilkan sel telur atau sperma yang nantinya menjadi larva
yang akan menempel di tempat yang cocok dan tumbuh menjadi staurozoa baru yang menempel,
tidak seperti Schypozoa mereka tidak mengalami strobilasi, tapi mereka berkembang langsung
menjadi individu dewasa.
(Myxobolus cerebralis, salah satu anggota Myxozoa)

• Myxozoa dan Polypodiozoa

(Polypodium hydriforme)

Tidak seperti Cnidaria lainnya hewan ini adalah parasit yang membutuhkan inang untuk bertahan
hidup. Myxozoa dulunya dianggap sebagai protozoa, riset terus dilakukan dan akhirnya mereka
dimasukkan ke filum Cnidaria. Sekarang Myxozoa dianggap sebagai turunan dari ubur-ubur yang
dapat hidup sendiri dengan berenang bebas yang berevolusi menjadi parasit obligat (parasit yang
membutuhkan inang untuk menyelesaikan daur hidupnya) mikroskopis yang terdiri dari hanya
beberapa sel saja. Mereka berukuran antara 10 μm sampai 20 μm, mereka menjadikan ikan, cacing
atau bryozoa sebagai inangnya. Myxozoa tinggal di perairan laut maupun air tawar. Myxozoa terdiri
dari 1300 spesies.
Sedangkan Polipodiozoa adalah parasit endoseluler (di dalam sel) yang menyerang telur ikan
sturgeon atau sejenisnya. Satu-satunya anggota kelompok ini adalah Polypodium
hydriforme. Polypodium dianggap sebagai Cnidaria karena memiliki nematosista, tapi karakteristik
sangat berbeda dengan Cnidaria lain. Polypodium tinggal di air tawar.
Taksonomi:
Kingdom: Animalia
Subkingdom: Eumetazoa
Clade: ParaHoxozoa
Phylum: Cnidaria
(Hatschek, 1888)
Type species
Nematostella vectensis
Subphyla and classes
Subphylum Anthozoa
• Class Octocorallia
• Class Hexacorallia
• Class Ceriantharia
Subphylum Medusozoa—
jellyfish and hydrozoans:
• Class Cubozoa—box
jellyfish, sea wasps
• Class Hydrozoa—
hydroids, hydra-like
animals
• Class Polypodiozoa—
parasites
• Class Scyphozoa—
true jellyfish
• Class Staurozoa—
stalked jellyfish
Subphylum Myxozoa—
parasites

2. Koral
Karang adalah invertebrata laut yang termasuk dalam kelas Anthozoa dari filum Cnidaria. Mereka
biasanya hidup dalam koloni yang padat dari banyak polip individu yang identik. Koral mencakup
pembangun terumbu karang yang mendiami lautan tropis dan mengeluarkan kalsium karbonat untuk
membentuk kerangka keras.
Reef
reef atau terumbu : Struktur berbentuk punggung bukit atau seperti gundukan, berlapis atau pejal,
dibangun oleh organisme yang mengandung kapur dan hidup menetap, misalnya karang.
Fringing reef (terumbu karang pantai), terdapat di sepanjang pantai yang mempunyai kedalaman
tidak lebih dari 40 meter. Pertumbuhan yang terbaik terdapat di daerah yang menerima pukulan
ombak.
Barrier reef (terumbu karang penghalang), berada jauh dari pantai dan dipisahkan oleh goba
(lagoon) yang dalamnya sekitar 40 – 75 meter. Kedalaman maksimuin dimana karang biasa hidup.
Contoh terumbu karang penghalang yang terdapat di Indonesia adalah Terumbu Karang Penghalang
Sunda Besar (Great Sunda Barrier Reef) yang terletak di selat Makasar di sebelah Tenggara
Kalimantan, sepanjang tepian paparan Sunda dengan panjang sekitar 500 km. Umumnya berada
sedikit di bawah permukaan laut. Terumbu karang yang sangat terkenal adalah the Great Barrier Reef
terdapat di sebelah Timur Laut Australia dengan panjang sekitar 2.500 km.
Atol merupakan terumbu karang yang bentuknya melingkar seperti cincin, mengitarai goba yang
dalamnya 40 – 100 meter. Atol yang terbesar di Indonesia adalah Atol Taka Bone Rate di laut Flores
sebelah Tenggara pulau Selayar. Luas atol ini 2.220 km2, merupaka atol terbesar ke tiga di dunia
setelah Atol Kwajalein (di Kep. Marshall Pasifik) seluas 2.850 km2 dan Atol Suvadiva (di Kep.
Maldives – Samudera Hindia) seluas 2.240 km2.
Animalia
Animalia atau biasa disebut hewan merupakan organisme eukariotik (organisme dengan sel
kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki klorofil sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, hewan
harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut dicerna
di dalam tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai zat
sisa.
Vertebrata
Hewan vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang pada tubuhnya.
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam
vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut dan "lintah laut"
atau hagfish), amfibia, reptil, burung, serta hewan menyusui (mamalia).[1] Kecuali jenis-jenis ikan,
vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai.
Coelenterata/Cnidaria
Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri dari lebih dari 10.000 spesies hewan sederhana yang
hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria
berasal dari bahasa Yunani "cnidos" yang berarti "jarum penyengat".

Anthozoa
Anthozoa adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Cnidaria. Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos berarti bunga, dan zoon berarti
hewan. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga, yang
meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang. Anthozoa hidup sebagai polip. Contoh anemone
laut adalah Metridium.
Hydrozoa
Hydrozoa adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Cnidaria. Sebagian besar hewan Hydrozoa hidup di laut dan berkoloni. Siklus hidup
sebagian besar Hydrozoa mencakup tahap polip yang aseksual dan tahap medusa yang seksual,
misalnya Obelia. Ada pula yang tetap berbentuk polip misalnya Hydra.

3. Microatoll adalah kelompok terumbu karang yang pertumbuhannya secara vertikal sangat
bergantung pada tinggi rendahnya pasang surut rata-rata air laut. Dengan mempelajari marfologi
permukaan microatoll maka bisa ditentukan kapan permukaan air laut naik dan kapan permukaan
air laut surut. Naik dan turunnya permukaan laut mengindikasi ada perubahan permukaan
(deformasi) secara vertikal karena gempa bumi. Deformasi ini terekam pada bentuk marfologi
terumbu karang microatoll, sehingga penelitian ini lebih menjurus kepada penelitian rekaman
biologi daripada geologi (Sieh, 2007). Pada Gambar, di bawah ini terlihat permukan tanah naik di
kawasan pinggir pantai kepulauan Simeulue setelah gempa bumi Desember 2004.

Permukaan yang naik setelah gempa Desember 2004 (Sieh K, 2007)


Microatoll yang berfungsi sebagai paleo-seismic (paleo-seismik atau gempa bumi purba)
dan paleo-geodetic sekarang menjadi objek penelitian para pakar ilmu Gempa bumi untuk
menerusuri jejak gempa masa lalu dari deformasi permukaan tanah. Microatoll yang akan tumbuh
vertikal sampai batas permukaan air laut rata-rata dan kadang malah permukaan air laut terendah,
selebihnya pertumbuhan microatoll bersifat horizontal atau menyamping. Gambar 2 berikut ini
menunjukkan karang microatoll yang mengalami kenaikan permukaan tanah sehingga
pertumbuhan lingkar luar lebih rendah dari lingkat tengah.
Karang mikroatoll yang mengalami perubahan karena naiknya permukaan tanah (Sieh K, 2007)

Untuk mengetahui kapan terjadinya gempa, proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah
penanggalan (dating). Dari proses dating terhadap microatoll tersebut maka akan diketahui kapan
terjadinya naik dan turun permukaan tanah karena gempa, ini berarti kita akan mengetahui kapan
terjadinya gempa bumi pada masa lalu.

4. Jenis terumbu karang berbeda-beda. Para ilmuwan telah mengidentifikasi berbagai jenis
terumbu karang. Mereka dikenal sebagai patch reef, fringing reef, barrier reef, bank reef, dan atol.
Path reef terbentuk di sepanjang landas kontinen dimana gundukan karang tumbuh di dasar laut
yang cukup dekat ke permukaan untuk memungkinkan karang untuk menetap dan tumbuh.

Fringing reef terjadi di sepanjang garis pantai yang berbatu-batu karang atau coral tetap terbentang
dari pantai dan membentuk garis terluar atau punggung bukit yang membentang paralel ke
pantai. Setelah berabad-abad , karang dapat tumbuh sampai ke permukaan laut. Sebagai makhluk
laut, karang tidak dapat tumbuh di atas permukaan.

Bagian dangkal karang menjadi sangat tingkat dan disebut flat karang.Beberapa karang dapat
bertahan hidup di sana. Di terumbu karang tepi dengan rataan terumbu membentang sepanjang
jalan dari pantai. Dimana datar karang mencapai air yang lebih dalam lepas pantai, daerah yang
dikenal sebagai bentuk puncak karang di mana gelombang istirahat. Dari sini struktur karang turun
ke air yang lebih dalam menuruni lereng terumbu. Di daerah ini kondisi tetap baik untuk
pertumbuhan karang , dan karang terus berkembang baik ke atas dan keluar.

Dalam kondisi tertentu terumbu karang berkembang jauh dari benua, sekitar pulau-pulau kecil,
atau ke tepi landas kontinen. Berikut terumbu tidak bergabung ke daratan, namun tumbuh ke atas
di semua sisi. Besar, struktur memanjang jauh di lepas pantai disebut karang penghalang. Mereka
dipisahkan dari tanah oleh laguna. Ketika terumbu penghalang tumbuh di wilayah laut terpencil,
mereka disebut terumbu tepi, Jenis yang tidak biasa karang adalah karang atol. Ini adalah besar,
bank yang dangkal, dengan depresi di tengah, biasanya cincin berbentuk.

Naturalis Inggris Charles Darwin benar berteori bagaimana atol karang terbentuk. Karang atol
dimulai sebagai terumbu karang tepi di sekitar gunung berapi samudera aktif. Ketika letusan
gunung berapi berhenti, sebuah pulau tetap. Selama periode geologis yang panjang pulau mulai
tenggelam. The fringing reef terus tumbuh sebagai pulau tenggelam. Segera apa adalah terumbu
karang tepi di sekitar pantai menjadi karang penghalang terpisah dari pulau menyusut dengan
laguna yang lebih dalam. Setelah ribuan tahun, pulau vulkanik tenggelam sepenuhnya di bawah
permukaan laut, tetapi karang terus tumbuh, membentuk terumbu karang melingkar, sebuah atol.

Para ilmuwan sekarang telah melakukan pengeboran ke kedalaman yang cukup dalam atol karang.
Di Kepulauan Marshall pengeboran melewati 1.400 m (4.600 kaki) dari batu kapur sebelum
mencapai batuan vulkanik bawah. Meskipun belum berkembang terus menerus, batu kapur
terdalam di karang atol ini disimpan oleh karang lebih dari 50 juta tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai