(CBR)
CNIDARIA DAN CTENOPHORA
NIM : 4203141009
Kelas : PSPB 20 D
PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDAHULUAN
A. Informasi Bibliografi
BUKU 1 (UTAMA)
Judul Buku :
Avertebrata Air - Ebook
Rancang Sampul : Art Division Unsrat
Penulis : Cyska Lumenta
Penerbit : Unsrat Press Jl. Kampus Unsrat Bahu Manado 95115
Email : percetakanunsrat@gmail.com
ISBN : 978-979-3660-79-0
Cetakan : Pertama
Tahun : 2017
BUKU II (PEMBANDING)
Judul Buku : Invertebrates
Edisi : Kedua
Pengarang : Richard C. Brusca, Gary J. Brusca
Penerbit : Sinauer Associates, Inc., Publishers
Kota Terbit : USA
Tahun Terbit : 2002
ISBN : 0-87893-097-3
BAB II
PENGANTAR
Kita sering bingung dalam memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Jika
kita hanya memilih satu buku untuk dijadikan petunjuk dalam pembelajaran, terkadang
kurang memuaskan hati kita dan kurang banyak dalam memberikan informasi.
Semakin banyak buku yang kita baca dan review maka semakin banyak pula ilmu yang kita
dapat. Kita bisa menganalisis buku dari segi bahasa dan pembahasan.
Critical Book Report atau yang disingkat dengan CBR ini merupakan salah satu tugas
KKNI yang ada di Universitas Negeri Medan. Dalam setiap mata kuliah tugas CBR harus ada
termasuk dalam mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata.
Pada mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata, ada materi mengenai Coelenterata.
Coelenterata adalah hewan yang menggunakan rongga tubuhnya (perut) sebagai tempat
pencernaan makanan. Coelenterata sering disebut hewan berongga.
Ada juga yang menyebutkan, coelenterata merupakan hewan yang tidak mempunyai
rongga tubuh sebenarnya (acoelomata), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang
disebut coelenteron.
Istilah coelenterata berasal dari bahasa Yunani, coilos, yang berarti rongga
dan enteron, berarti usus. Jadi, coelenterata bisa dikatakan hewan yang ususnya berongga,
tetapi cukup disebut hewan berongga.Filum coelenterata sendiri masuk kelompok hewan
yang tidak memiliki tulang belakang atau biasa disebut dengan invertebrata.
Coelenterata juga belum memiliki alat penapasan, peredaran darah, susunan sel saraf,
dan ekskresi secara khusus. Kondisi tersebut menjadikan coelenterata masih tergolong ke
dalam filum yang primitif.
Coelenterata juga dapat disebut dengan Cnidaria, yang berasal dari kata 'Cnido' yang
artinya penyengat. Hal tersebut sesuai cirinya yang memiliki sel penyengat, yang terletak di
antara mulut dan tentakelnya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Intisari Buku
BUKU I (UTAMA)
CNIDARIA
1. Morfologi Cnidaria
• Sel Epitneliomuskular (sel epitei otot) yang mempunyai ciri bagian dasarnya
melebar dan menempel pada mesoglea dan berisi myofibril yang kontraktif.
Sel ini berfungisi sebagai peiindung tubuh dan otot longitudinal sejajar
sumbuoralaboral.
• Set interstitial adaiah dasar sei yang dapai membentuk tipe sel lain seperti
sperma, sel telur atau cnidosil. Sel ini memiliki berukuran kecil, agak bulat,
nukieus besar, dan terietak di antara sei epitei otot. Jadi, sel ini
merupakandasar bag! regenerasi dan perbaikan segala bagian tubuh.
• Sel Sensori (sef indent) memiliki bentuk panjang langsing dan tegak lurus
epidermis. Pangkal sel indera berhubungan dengan sel saraf yang tersusun
seperti jala pada epidermis defeat mesoglea.
• Sel Saraf berbentuk mirip multipolar neuron. Sel ini terletak pada dasar ephel
otot dan sejajar mesoglea.
- Sel-sel Pembentuk Lapisan Gastrodermis.
Gastrodermis terdiri dari beberapa macam sel, antara lain:
1) Sel Otot Peneema (nutritive muscle cells) yang berflageia berftmgsi
untuk pencernaan dan sebagai otot yang berkerja tegak lurus terhadap
sumbu oral-aboral, membentuk lapisan otot melingkar.
2) Sel Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam
rongga gastrovaskuler.
3) Sel Kelenjar Lendir (mucus secreting cells) banyak terdapat di sekitar
mulut.
3. Cara Makan
4. Pergerakan
7. Ekologi
8. Peran/Manfaat
a) Koral atau karang laut Koral dari kelas Anthozoa berfungsi sebagai
kompooen utama pembeniukckosisiem ierumbu karang. Seperti yang telah
kita ketahui terumbu karang memainkan peran penting dalam kehidupan di
lautan. Banyak makhluk hidup yang tergantung padanya. Contoh : berbagai
jenis ikan, ganggang dan hewan laut lainnya yang memanfaatkan terumbu
karang sebagai tempat hidupnya, Selain itu, keindahan terumbu karang dapat
dijadikan objek wisata yang menghasiIkan devisa bagi negara. Karang di
pantai juga dapat menahan ombak untuk mencegah pengikiksan pantai.
CTENOPHORA
2. Morfologi Ctenophora
3. Klasifikasi Ctenophora
- Kelas Tentaculata
Memiliki sepasang tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil, yang
dapat ditarik kembali ke dalam sarung berbulu mata khusus. Dalam
beberapa ada yang lebih kecil, tentakel sekunder dan tentakel utama
berkurang. Tentakelnya memiliki colloblast sebagai perangkap mangsa.
Memiliki mulut besar dan feed terutama pada moluska larva dan copepod.
Spesies ini dikenal dengan cahayanya "luminescent". Banyak ditemukan di
perairan tropis. Pada kelas Tentaculata terbagi atas 4 ordo yaitu Cestida,
Cydippida, Lobata dan Platyctenida.
- Kelas Nuda
Pada kelas Nuda tidak memiliki tentakel, hewan ini menangkap
mangsanya dengan membuka rongga mulutnya dengan lebar dan memiliki
faring yang besar. Mengisi sebagian besar dari kantong/pundi - pundi
tubuhnya. Menghasilkan makrocilia pada ujung mulutnya ini menyatu
seperti ikatan dari beberapa ribuan cilia besar yang dapat digunakan untuk
menggigit keluar mangsanya yang mungkin terlalu besar untuk ditelan
seluruhnya atau sebagian besar dari ctenophore. Kelas nuda hanya
memiliki 1 ordo yaitu Berioda.
9. . Ekologi Ctenophora
Ctenophora ditemukan sebagian besar di lingkungan laut dari kutub air
hingga dengan daerah tropis dekat pesisir pantai dan dilautan tengah dari
permukaan air hingga laut dalam. Dipahami secara baik adalah berasal dari
bermacam - macam golongan jenis pleurobrachia, beroe, dan mnemiopsis,
seperti terbentuknya plankton pantai yang diantaranya sebagian besar terjadi
berkelompok dekat pantai. Tidak ada ctenophore yang ditemukan di air tawar.
Hampir semua Ctenophora dalah predator mereka tidak ada yang vegetarian
dan hanya satu jenis golongan yang sebagiannya adalah parasit. Jika
makanannya berlimpah mereka dapat makan 10 kali dengan berat tubuhnya
per hari. Mangsa beroe sebagian besar pada ctenophore lain, mangsa spesies
air permukaan yang lain pada zooplankton yang ukurannya berkisar sangat
kecil sekali, termasuk moluska dan telur ikan hingga krustasea kecil yang akan
menjadi dewasa seperti copepoda, amphipoda, dan bahkan krill. Anggota dari
golongan mangsa haeckelia pada ubur - ubur dan memasukkan mangsanya
nematosit (sel penyengat) kedalam tentakelnya sebagai ganti dari colloblast.
BUKU II (PEMBANDING)
CTENOPHORA
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum
tersendiri, hidup di laut, permukaan tubuhnya memiliki 8 baris cilia,
tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, sehingga dekat dengan kelompok
hewan triploblastik. Perbedaan hewan ini dengan Cnidaria adalah pada
sistem pencernaannya, Ctenophora memiliki mulut untuk masuknya
makanan serta dua lubang anus untuk mengeluarkan air dan kotoran di
ujung yang lain. Ctenophora tidak mempunyai nematoksis dan
tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa.
Contoh : Mnemiopsis, Pleurobranchia, Beroe cucumis
Mertensia
CNIDARIA
- Hewan bersel banyak (multiseluler)
- Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya
ada rongga (mesoglea)
- Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali
Anthozoa dan Sifonoglia
POLIP
Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang membentuk
koloni, melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas, sehingga
menyerupai tumbuhan yang tertambat
Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya
sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk berperan
untuk menangkap mangsa. Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel
penyengat (nematosis) Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata,
karena bisa melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya itu
untuk membentuk individu baru
MEDUSA
Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada fase
ini menghasilkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan diri
dari induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung dan
punya tentakel yang melambai-lambai. Kita biasa menamakannya dengan
ubur-ubur.
2. Reproduksi
- ASEKSUAL (VEGETATIF)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin
lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki
sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak
lalu menjadi koloni.
- SEKSUAL (GENERATIF)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang
terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium
dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju
ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot
tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula)
berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
3. Peranan
BUKU I (UTAMA)
Buku Avertebrata Air yang ditulis oleh Cyska Lumenta ini ditujukan
kepada para pendidik maupun peserta didik yang mempelajari mata kuliah
Taksonomi Hewan Invertebrata di Perguruan Tinggi. Namun, buku ini juga dapat
digunakan oleh siswa SMA yang mempelajari materi Avertebrata. Penelitian atau
pembahasan yang ada di dalam buku ini, terkhusus materi Cnidaria dan
Ctenophora menarik untuk dibaca dan sangat lengkap dengan sub materi nya.
Pembahasan yang disajikan oleh penulis didalam buku ini jelas, padat dan mudah
dipahami. Metode yang digunakan adalah metode penelitian dalam sains dan
mudah untuk dipahami oleh siapapun yang membacanya. Namun, untuk setiap
materi per bab tidak terdapat kesimpulan, sehingga diharapkan pembaca untuk
merangkum sendiri. Buku ini juga terdapat tabel dan gambar yang membuat buku
ini menarik. Untuk cover buku juga tidak terlalu menarik, karena polos begitu
saja.
BUKU II (PEMBANDING)
Dari segi cover, buku Invertebrates Second Edition ini lebih menarik
dibandingkan buku utama. Karena dibuat menarik, warnanya juga tidak terlalu
mencolok. Buku Avertebrata Air yang ditulis oleh Richard C. Brusca dan Gary J.
Brusca ini juga ditujukan kepada para pendidik maupun peserta didik yang
mempelajari mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata di Perguruan Tinggi Dan
juga dapat digunakan oleh siswa SMA yang mempelajari materi Avertebrata. Isi
maupun materi sudah lengkap, namun buku ini menggunakan bahasa asing, yaitu
bahasa inggris. Dengan menggunakan bahasa ilmiah ditambah dengan bahasa
asing yaitu bahasa Inggris, dapat menambah pengetahuan bahasa asing. Metode
belajar juga dapat lebih tertantang, karena harus mempelajari kosakata yang baru
yang sebelumnya belum diketahui maupun belum pernah didengar. Tetapi, untuk
sebagian pembaca, pastinya ada yang kurang suka jika sebuah buku menggunakan
bahasa Inggris, mungkin menurut mereka lebih memberatkan karena harus
menterjemahkan terlebih dahulu. Maka dari itu, maka buku ini dapat dikatakan
diperuntukkan oleh orang yang benar benar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Coelenterata berasal dari kata coilos (rongga) dan enteron (ums). Coelenterata adalah
kelompok hewan berongga, daiam daur htdupnya dapat hidup sebagai polip atau medusa.
Coelenterata terdiri atas dua filum, yaitu Ctenophora dan Cnidaria. Anggota dari filum ini
beium memiliki rongga tubuh yang sebenarnya (coelom), tetapi hanya rongga central yang
disebut coeleneteron. Coelenteron berfungsi sebagai pencernaan makanan dan mengedarkan
sari — sari makanan. Dinding tubuh terdiri dari dua lapisan yaitu : lapisan epidermis dan
gastrodermis atau endodermis. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan non seluler
(mesoglea). Mesoglea merupakan hasil sekresi dari lapisan epidermis dangastrodermis.
B. Saran
Kepada pembaca yang membaca maupun ingin meriview buku ini, baik buku utama
dan buku pembanding diperlukan pemahaman yang besar dan harus teliti dalam memilah tiap
kata. Selain itu, harus mempunyai penguasaan atau skill membaca maupun memahami
bahasa asing yang kuat, terutama bahasa inggris. Buku ini juga memiliki penelitian yang
objektif sehingga data yang diterima benar-benar akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R.M., 1981. The chordates. 2nd edition. Cambridge: Cambridge University Press.
Barnes, R.D., 1987. Invertebrate Zoology. 5th edition. Philadelphia: Saunders College Publishing.
Hibberd, Ty and Kirrily Moore. 2009. Field Identification Guide to Heard Island and McDonnal
Islands Benthic Invertebrates!. Australian antartic Division. Australia
Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.Surabaya.
Yudhistira. Marshall, A.J., 1972. Textbooks of Zoology Invertebrata. The Macmillan Press LTD.
London.
Pelczar, Michael J dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia(UI)-
Press.
Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. (2007). BIOLOGI SMA Jilid 1 untuk Kelas
XBerdasarkan Standar Isi 2006. Jakarta:
Penerbit ErlanggaJSBN : 979-781 -726-1. Romimohtarto, K., 2007. Biologi lout. Djambatan.
Jakarta.