Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

            Puji beserta  syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah - Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Bahan Pengawet”.
Karya tulis ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia dasar.
            Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terimah kasih kepada kedua orang tua kami, yang
telah berjasa besar dan penuh pengorbanan serta selalu berdo’a dalam memenuhi segala kebutuhan
kami, sehingga kami sekses dalam menuntut ilmu untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.
            Selanjutnya, kami ingin menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada Ibu
Nurul dan Bapak Ismono selaku dosen mata kuliah kimia dasar, yang telah membimbing kami dalam
mempelajari mata kuliah kimia dasar.
Kami menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dalam isi,  penyusunannya, penyajian data, bahasa maupun sistematika
pembahasannya. Oleh sebab itu kami  mengharapkan kritikan maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan dengan adanya karya tulis ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat
kepada kita semua, dan juga dapat lebih memudahkan dalam memehami materi yang dipelajari.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................
BAB III...............................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................
MENJAWAB RUMUSAN................................................................................................
FAKTA 1...........................................................................................................................
FAKTA 2............................................................................................................................
FAKTA 3...........................................................................................................................
FAKTA 4............................................................................................................................
FAKTA 5............................................................................................................................
FAKTA 6............................................................................................................................
BAB IV................................................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................
Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN.

i. Latar Belakang

Pengawet makanan adalah berbagai zat yang digunakan untuk memperlambat atau mencegah
pertumbuhan bakteri pada makanan, dan digunakan pula untuk mengawetkan obat-obatan
dan produk perawatan.

Pengawet makanan telah digunakan sejak ratusan tahun lalu. Dahulu, orang menggunakan
bahan sederhana seperti garam untuk mengawetkan daging dan ikan. Selain itu, cuka dan
garam juga digunakan untuk mengawetkan sayur sebagai acar.

Dari hasil pengambilan sampel rutin yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) RI dalam beberapa tahun terakhir, ada empat jenis bahan berbahaya yang sering
disalahgunakan dalam makanan, yakni formalin, boraks, pewarna rhodamin B, dan methanyl
yellow.

Sebenarnya, tujuan utama penambahan bahan pengawet pada makanan adalah untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun
memberikan izin pada produsen makanan untuk menambahkan bahan pengawet tertentu
dengan dosis yang disesuaikan.

ii. Rumusan masalah

Apakah bahan sederhana yang orang dahulu gunakan untuk mengawetkan daging dan ikan?

Tapi sayangnya, kebijakan yang diberikan BPOM seakan tidak diindahkan oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, bahan pengawet yang tadinya mencegah
pertumbuhan bakteri malah memberikan sederet dampak buruk bagi orang yang
mengonsumsi makanan tersebut.

Berikut beberapa dampak penggunaan pengawetan makanan terhadap tubuh :

1. Perubahan perilaku

Makanan berpengawet yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan perubahan perilaku,
terutama pada anak. Menurut Archives of Disease in Children, dalam penelitian double blind
tahun 2003 terhadap 1.873 anak-anak, konsumsi makanan dengan tambahan bahan pengawet
menyebabkan peningkatan perilaku hiperaktif.

2. Brominasi minyak nabati

Bahan pengawet ini terbuat dari kedelai atau jagung, yang digunakan sebagai penghambat api
oleh perusahaan kimia. Namun, ketika digunakan dalam minuman ringan bertujuan untuk
menstabilkan minyak jeruk agar tidak mengendap ke permukaan, sehingga membuat
minuman tampak berwarna.

Bahaya pengawet makanan ini dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan gangguan
neurologis, reproduksi, luka di kulit. Sedangkan kasus keracunan brominasi minyak sayur
dapat menyebabkan keluhan berikut:

Sakit kepala.

Kelelahan.

Kehilangan memori.

Tukak lambung.

Hilangnya koordinasi otot.

3. Pemicu asma

Makanan berpengawet diduga bisa memicu kambuhnya asma pada penderita asma, terutama
jika kondisi mereka tidak sedang dalam keadaan prima.

4. Kanker

Salah satu efek berbahaya yang paling serius dari bahan pengawet dalam makanan adalah
kemampuan mereka untuk berubah menjadi zat karsinogen, yang merupakan senyawa
penyebab kanker. Diketahui bahwa komponen bahan pengawet yang bersifat demikian adalah
nitrit dan nitrat. Karena itu, Anda perlu mengontrol diet untuk menghilangkan nitrat dan nitrit
dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

iii. Merumuskan hipotesis

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya


simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.

Selain itu, pengertian lain dari pengawetan merupakan suatu teknik dan tindakan yang
dilakukan oleh manusia agar bahan makanan dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak.

Sering mengonsumsi produk yang menggunakan bahan pengawet memiliki dampak negatif
pada kesehatan. Ada banyak masalah kesehatan ringan hingga serius yang mungkin diderita
jika makan makanan yang mengandung pengawet.

Berikut ini bahaya pengawet makanan bagi kesehatan:

1. Kerusakan jantung dan pembuluh darah

Studi oleh InChem menunjukkan bahwa pengawet makanan dapat melemahkan jaringan
jantung, yang cepat atau lambat dapat menyebabkan kerusakan jantung. Hal ini dibuktikan
pada penelitian dengan tikus yang diberikan pengawet makanan tingkat tertinggi.Parahnya,
salah satu bahan pengawet juga dituding dapat merusak pembuluh darah dengan membuat
arteri cenderung mengeras dan sempit. Hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung atau
serangan jantung di kemudian hari. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa jenis bahan
pengawet tertentu juga dapat menyebabkan penyakit diabetes.

2. BHA dan BHT

Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT), adalah dua bahan


kimia yang dibuat secara sintetis, untuk menjaga minyak agar tidak cepat tengik.

Kedua bahan tersebut digunakan dalam berbagai produk makanan, seperti permen karet,
sereal, minyak sayur, beberapa daging, keripik kentang, mentega, kacang-kacangan, dan
makanan ringan

Zat-zat tersebut tergolong cukup diantisipasi untuk menjadi karsinogen pada manusia.
Menurut penelitian, ini meningkatkan risiko kanker pada hewan, tetapi memerlukan
penelitian lebih lanjut. BHT juga diduga dapat meningkatkan hiperaktif pada anak-anak.

3. Sodium nitrit dan nitrat

Sodium nitrit adalah bubuk garam mineral yang mencegah botulisme (keracunan bakteri) dan
daging menjadi abu-abu. Selain pupuk, bahan pengawet ini juga telah digunakan dalam
daging olahan seperti ham, hot dog, bacon, daging deli, dendeng, ikan asap, dan kornet.

Memasak daging olahan tersebut dalam suhu tinggi dan mengonsumsinya dapat
menyebabkan pembentukan nitrosamin, yang merupakan karsinogen. Senyawa ini secara
kontroversial dikaitkan risiko dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk:

Leukemia

Masalah pada usus besar atau kandung kemih.

Kanker pankreas.

Sementara nitrat dapat memicu migrain pada orang-orang tertentu. Terutama wanita hamil
harus menghindari sodium nitrat karena berisiko menyebabkan kekurangan oksigen pada
janin.

4. Propil galat

Propil galat adalah bubuk putih tidak berbau, yang biasanya bekerja bersama-sama dengan
BHA dan BHT untuk mencegah kerusakan lemak dan minyak dalam makanan dan produk.

Tidak hanya ditemukan dalam pestisida, lipstik dan permen karet, propil galat terdapat dalam
minyak sayur, mayones, susu bubuk, daging kering, sosis segar, sup ayam, minuman olahraga
dan energi.
Penelitian telah menunjukkan aditif kemungkin bersifat karsinogen. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh National Toxicology Program, bahaya pengawet makanan propil galat
yang diberikan pada tikus, menyebabkan kondisi berikut:

Berat badan lebih rendah dari rata-rata.

Tumor.

Limfoma ganas.

Orang yang memiliki asma, masalah hati atau ginjal, atau alergi terhadap aspirin, harus
menghindari propil galat.

5. Sulfit (natrium bisulfit, sulfur dioksida)

Sulfit berfungsi menghambat pertumbuhan mikroba dan mencegah perubahan warna


makanan, seperti menjaga kismis tetap cokelat dan anggur tetap steril. Sulfit juga digunakan
sebagai agen pemutih.

Sulfit telah digunakan dalam berbagai makanan, seperti anggur, buah kering, zaitun dan
paprika kaleng, kentang kering, tepung jagung, udang dan lobster, makanan panggang, dan
bumbu. Makanan yang mengandung pengawet dapat menyebabkan penyakit tertentu.

Sulfit dapat menghancurkan vitamin B1, jadi dilarang dalam makanan yang merupakan
sumber penting vitamin. Sulfur dioksida terdapat di atmosfer sebagai polutan udara dari gas
vulkanik dan pembangkit listrik bertenaga batu bara.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta
orang alergi terhadap sulfit, terutama penderita asma, dan adanya bahaya pengawet makanan
bagi kesehatan, termasuk reaksi alergi ringan hingga parah seperti kesulitan bernapas, sakit
kepala, dan syok anafilaksis.

6. Sodium benzoat

Sodium benzoat adalah garam yang digunakan untuk mengawetkan makanan asam. Selain
ditemukan dalam kembang api dan acar, bahan pengawet ini terdapat dalam minuman
berkarbonasi, jus dan pure buah, saus salad, dan bumbu.

Ketika sodium benzoat bergabung dengan vitamin C dalam makanan, ini dapat membuat
benzena, karsinogen yang menyebabkan leukemia dan kanker lainnya. Namun, risikonya
tergolong rendah.

Orang yang sensitif pada sodium benzoat dapat mengalami gatal-gatal, asma, atau reaksi
alergi setelah mengonsumsinya, serta dapat meningkatkan hiperaktif pada anak-anak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya bahan pengawet memiliki kegunaan dalam memperpanjang masa


penyimpanan bahan makanan. Bahan ini digunakan agar mikroba dalam makanan tidak
terurai , memfermentasi hingga menimbulkan asam pada makanan. Bahan pengawet dapat
berasal dari sumber alamiah maupun sintetik tergantung dari segi penerapan bahan pengawet
itu kemudian disesuaikan dengan jenis bahan makanan yang akan diawetkan.

Bahan pengawet yang ada dalam makanan bertujuan untuk membuat makanan tampak lebih
berkualitas, tahan lama, menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Penggunaan
bahan pengawet dapat menjadikan bahan makanan bebas dari kehidupan mikroba baik yang
bersifat patogen dan non patogen yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan.

Apabila pemakaian bahan pengawet tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar akan
menimbulkan suatu permasalahan terutama bagi konsumen. Bahan pegawet yang di izinkan
hanya bahan yang bersifat menghambat, bukan mematikan organisme - organisme pencemar.
Oleh karena itu, sangat penting diperhatikan bahwa penanganan dan pengolahan bahan
pangan dilakukan secara higienis.
BAB III
PEMBAHASAN

MENJAWAB RUMUSAN
MASALAH DAN FAKTA PENELITIAN

Pengawet pada makanan akan mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga
makanan bisa disimpan dalam waktu yang lebih lama tanpa mengalami kerusakan atau
busuk. Pengawet mencegah makanan berubah warna, rasa, tekstur, dan nutrisinya.
Pengawet makanan telah digunakan sejak ratusan tahun lalu. Dahulu, orang
menggunakan bahan sederhana seperti garam untuk mengawetkan daging dan ikan.
Selain itu, cuka dan garam juga digunakan untuk mengawetkan sayur sebagai acar.

FAKTA 1:
Makanan yang diawetkan lebih baik dibanding makanan yang tidak diawetkan
Jangan kaget dulu membaca fakta di atas, Ma. Proses pengawetan adalah salah satu cara agar
kita bisa menikmati makanan yang bermutu, berkualitas, bernutrisi, dan aman setiap saat.
Bayangkan apa yang akan terjadi jika daging atau ikan yang baru Anda beli dari pasar, Anda
biarkan begitu saja tanpa dimasukkan ke dalam kulkas atau diolah dengan cara dikeringkan,
diasinkan, atau diasap. Jangankan untuk dikonsumsi sebulan atau dua bulan ke depan, besok
atau dua hari kemudian pun daging dan ikan tersebut bisa jadi sudah tak layak makan. Entah
busuk, berbau, timbul lendir, dsb. Inilah bukti bahwa makanan yang diawetkan lebih baik
dibanding makanan

yang tidak diawetkan.


Semua bahan makanan akan mengalami kerusakan, baik cepat (seperti susu dan makanan
yang berasal dari hewani) ataupun lambat (seperti biji-bijian dan kacang-kacangan).
Kerusakan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya bakteri, jamur, serangga,
paparan cahaya matahari atau oksigen (oksidasi), serta faktor penyimpanan (bahan makanan
yang sudah terlalu lama disimpan akan layu dan membusuk). Di sinilah peran pengawet
makanan diperlukan, yaitu menjaga kualitas, penampilan, dan nutrisi makanan tetap baik
sampai tiba waktunya dikonsumsi.
FAKTA 2: Proses pengawetan tidak selalu berefek buruk pada kesehatan

Proses pengawetan merupakan salah satu teknologi tertua yang telah digunakan manusia
sejak zaman dahulu untuk menghindari pembusukan makanan. Hingga saat ini, sudah banyak
cara dan metode yang ditemukan untuk tujuan tersebut. Semuanya bertujuan menjaga kualitas
bahan makanan sehingga dapat memperpanjang waktu kedaluarsa bahan pangan,
meningkatkan aroma, dan penampilan bahan pangan.
Pengawet makanan bekerja dengan cara menghambat laju pertumbuhan bakteri, jamur, dan
mikroorganisme lainnya, sehingga makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-
bulan. Meski banyak orang meragukan keamanan makanan berpengawet, nyatanya tak semua
makanan berpengawet itu berbahaya bagi kesehatan. Pengawet makanan digolongkan
menjadi dua, yaitu pengawet alami yang bisa diperoleh dari bahan makanan segar (seperti
bawang putih, gula, garam, dan asam), serta pengawet sintetis yang merupakan hasil sintesis
secara kimia (contohnya natrium benzoat, kalium sulfit, dan nitrit). Jenis terakhir inilah yang
banyak diragukan keamanannya. Namun, proses pengawetan tak selalu dilakukan dengan
menambahkan bahan pengawet. Ada juga proses pengawetan yang dilakukan melalui
pemanasan, pendinginan, atau pengeringan.

FAKTA 3: Sebagian besar proses pengawetan makanan tidak menggunakan bahan


pengawet sintetis/kimia
Secara umum, proses pengawetan dibagi menjadi 2 cara, yaitu:
  Pengawetan secara fisik, terdiri dari pemanasan, pendinginan, pengeringan, pengasapan,
pengalengan, pengentalan, pembuatan acar, dan pembuatan tepung.
  Pengawetan secara biologi dan kimia, terdiri dari penambahan enzim, penambahan bahan
kimia (misalnya asam sitrat, nitrit, dsb), pengasinan, dan pemanisan.
Dari beberapa cara-cara pengawetan
di atas, hanya sebagian kecil saja yang memerlukan penambahan bahan pengawet kimia. Itu
artinya, proses pengawetan makanan sebenarnya tidaklah semenakutkan dan berbahaya
seperti anggapan banyak orang selama ini.
FAKTA 4: Makanan kalengan, amankah?

Pengalengan adalah salah satu cara pengawetan bahan makanan di dalam kemasan hermetis
(kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya), yang kemudian disterilkan
untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Proses ini
memungkinkan bahan makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air,
kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa dalam jangka waktu tertentu.

Pengemasan secara hermetis ini menjadikan bahan makanan yang dikalengkan sebenarnya
tidak memerlukan bahan pengawet tambahan. Beberapa produk ada yang menggunakan
medium berupa cairan, misalnya larutan gula untuk pengalengan buah, kuah kaldu untuk
pengalengan sayur, atau saus untuk pengalengan ikan sarden. Fungsi medium tersebut,
terutama larutan gula, memang dapat membantu mengawetkan makanan, tapi penambahan
medium ini sebenarnya dilakukan untuk mempercepat penetrasi panas dan mengurangi
terjadinya korosi kaleng. Satu-satunya yang perlu Anda khawatirkan adalah kandungan gula
yang cukup tinggi pada larutan di dalam buah kaleng.

FAKTA 5: Frozen food ≠ fast food

Frozen food atau makanan beku memang praktis. Kapan pun Anda ingin memasak, makanan
beku siap diproses meski telah disimpan berhari-hari. Proses pembekuan merupakan cara
alami untuk mengawetkan makanan, bahkan hingga berbulan-bulan. Daging mentah,
misalnya, tahan 3 - 4 bulan dalam keadaan beku. Begitu juga dengan daging atau produk
olahan daging yang telah dimasak, bisa tahan sampai 4 bulan dengan proses pembekuan.
Cara mengolahnya pun relatif mudah, cukup memanaskannya kembali untuk produk yang
telah dimasak sebelumnya. Apakah ini berarti makanan beku sama seperti fast food? Ya,
makanan beku memang masuk kategori makanan yang bisa disajikan dengan cepat (fast), tapi
tak semua makanan beku bernilai gizi rendah seperti halnya fast food yang Anda kenal (fried
chicken, French fries, dsb).
Pada makanan beku, hanya terjadi sedikit perubahan pada nutrisi dan karakteristik sensori
jika proses pembekuan dan penyimpanan beku dilakukan secara benar. Tak
heran jika makanan beku sering dipersepsikan sebagai produk ‘fresh’, ‘healthy’, ‘natural’,
bermutu tinggi dan mudah untuk diolah. Selain daging dan unggas, sayur, seafood, dan aneka
jenis makanan lain bisa diawetkan dengan cara dibekukan. Proses pengawetan cara ini
idealnya tidak memerlukan bahan pengawet, karena hanya mengandalkan suhu rendah
(beku). Proses pembekuan juga tidak menyebabkan hilangnya nutrisi penting seperti halnya
metode pengawetan lain yang menggunakan suhu tinggi. Hanya saja yang perlu diperhatikan
adalah soal penyimpanannya. Bahan makanan yang sudah dicairkan (thawing) sebaiknya
tidak dibekukan kembali, karena berpotensi mengaktifkan kembali mikroorganisme
pembusuk yang sebelumnya tak aktif akibat suhu rendah.

FAKTA 6: Ikan asin bukan makanan untuk masyarakat kelas bawah

Dalam konsentrasi rendah, garam dapur (NaCl) berfungsi sebagai pembentuk citarasa.
Sedangkan dalam konsentrasi tinggi, garam banyak digunakan untuk pengawetan
ikan, telur, serta bahan makanan lainnya. Penggunaan garam sebagai pengawet juga dapat
meningkatkan umur simpan ikan serta berbagai jenis produk daging. Hal ini karena garam
berfungsi sebagai ‘perisai’ dari mikroba, serta melindungi makanan dari ragi dan jamur.
Proses pengawetan dengan menambahkan garam biasa disebut dengan pengasinan (curing)
atau penggaraman.
BAB IV
Kesimpulan
Saran

Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau
penguraian lain terhadap makanan yang di sebabkan oleh mikroorganisme, biasanya
pengawet makanan terdapat di daging ikan di pasar agar supaya tidak cepat bau busuk

Saran

1.bagi masyarakat harus lebih teliti dalam memilih dan mengkonsumsi ikan dan daging yang
di jual di pasar.

2.produsen ikan dan daging harus memperhatikan penggunaan bahan tambahan makanan
pada ikan dan daging dengan tidak menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan
karena merugikan kesehatan, tetapi menggunakan bahan pengawet yang aman untuk
kesehatan seperti garam berguna untuk memperpanjang umur simpan ikan dan daging .

3.pengembangan dan penelitian bahan pengawet yang aman dan murah harus ditingkatkan
terutama efek dari bahan pengawet tersebut terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Allya andita. 2022.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_makanan

M.Fedrick.Marfilano.2022.https://eprints.umm.ac.id › jip...PDF

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawet Bahan Makanan Bahan ...

Mika Talita Ramadhani. 2022.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_makanan

Randi saputra pratama.2022.https://www.academia.edu


C

Anda mungkin juga menyukai