Anda di halaman 1dari 8

15 Efek Bahaya Pengawet Makanan hingga Menyebabkan Kematian

Bahan pengawet digunakan pada makanan untuk menghindari tumbuhnya bakteri


penyebab makanan tersebut menjadi busuk. Celakanya bahaya bahan pengawet pada
makanan juga bisa menghindarkan kita dari menikmati hidup yang sehat. Namun bagi
produsen makanan sendiri, adanya bahan pengawet berdampak sangat baik pada bisnis
yang mereka jalani. Tapi sayangnya, produsen makanan ini sering mengesampingkan
dampak kesehatan yang mungkin terjadi dari penggunanan berbagai bahan pengawet
pada produk makanan mereka.
Dampak atau efek yang bisa ditimbulkan oleh bahan pengawet pada makanan bisa
sangat bervariasi tergantung usia serta riwayat kesehatan seseorang. Mengetahui
berbagai bahaya dari bahan pengawet dapat membantu anda mencegah dampak
merugikan tersebut, agar tidak terjadi pada diri anda.
Berikut ini bahaya-bahaya bahan pengawet yang bisa ditimbulkan baik jangka pendek
dan jangka panjang :
Gangguan Kesehatan Jangka Pendek
1. Kesulitan Bernafas
Bahaya dari bahan pengawet adalah dapat menyebabkan seseorang mengalami
kesulitan bernafas. Menurut mayoclinic.com, mengurangi konsumsi makanan berbahan
pengawet bisa menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan resiko terhadap
penyebab asma.
Dari salah satu artikel pada laman website tentang kesehatan tersebut juga
menyebutkan, beberapa bahan pengawet seperti aspartame, benzoate dan sulfit
merupakan 3 bahan pengawet yang banyak ditemukan pada makanan yang sering
dikonsumsi. Dampak kesehatan dari ketiga bahan pengawet tersebut adalah bisa
mengakibatkan keulitan untuk bernafas seperti asma dan masalah kesulitan pernafasan
lainnya.
2. Iritasi Kulit
Bahan pengawet yang terdapat di dalam makanan olahan memang sangat beragam
jumlahnya. Bahan pengawet seperti sulfit yang terdapat pada makanan, jika dikonsumsi
oleh mereka yang memiliki alergi terhadap sulfit bisa menyebabkan terjadinya iritasi
pada kulit. Bahkan kondisi alergi yang parah bisa menyebabkan seseorang mengalami
kesulitan bernafas, bahkan diare.
3. Infeksi Sistem Pernafasan
Bahan pengawet juga sering kita jumpai pada komposisi bahan makanan, yang
digemari oleh anak-anak. Bahan pengawet seperti nitrate dan nitrite ditemukan pada
produk olahan daging seperti sosis, daging pada hamburger, hot dog, dan juga kornet
daging sapi. Bahaya makanan cepat saji melalui bahan pengawetnya ini, biasanya
banyak dikonsumsi oleh anak-anak. Jika bahan pengawet sudah menumpuk di dalam
tubuh anak dan menyebar, bisa mengakibatkan terjadinya infeksi pada sistem
pernafasan (Baca : Bahaya Junk Food).
4. Diare
sponsored links
Kandungan bahan pengawet pada makan misalnya nitrite atau nitrate juga bisa
menimbulkan efek jangka pendek yang tidak kalah merugikan. Efek dari kedua jenis
bahan pengawet ini bisa membuat seseorang mengalami diare setelah mengkonsumsi
makanan yang mengandung bahan pengawet tersebut.
5. Rasa Terbakar di Tenggorokan
Saking banyaknya berbagai macam makanan yang bebas dijual dipasaran saat ini,
banyak produsen produsen makanan nakal yang mencari keuntungan dengan tidak

memikirkan dampaknya bagi kesehatan pelanggan. Mereka tak jarang mencampurkan


bahan pengawet berbahaya yang penggunaannya saja dilarang oleh pemerintah,
misalnya penggunaan botaks dan formalin.
Padahal penggunaan kedua bahan kimia tersebut sangat dilarang keras untuk
mengawetkan makanan. Jika kita mengkonsumsi makanan dengan kandungan boraks
atau formalin yang tinggi maka efeknya dapat secara langsung menyebabkan
tenggorokan terasa terbakar dan panas.

6. Mual dan Muntah


Mual dan muntah setelah mengkonsumsi makanan bisa jadi merupakan gejala atau
tanda seseorang mengalami keracunan makanan. Keracunan makanan ini bisa juga
diakibatkan oleh bahan pengawet seperti yang terdapat pada bahaya boraks atau
formalin yang terkandung di dalam makanan yang dikonsumsi.
7. Sakit Kepala
Sakit kepala atau pusing setelah memakan makanan bisa disebabkan oleh adanya
kandungan bahan pengawet berbahaya pada makanan tersebut. Contohnya pada
bahaya formalin misalnya, jika dikonsumsi dalam jumlah sedikit dan masuk ke dalam
tubuh, efek langsungnya bisa membuat seseorang mengalami pusing atau sakit di
kepala.
8. Kekurangan Vitamin B1
Makanan ringan seperti keripik kentang, buah-buahan kaleng, wine, atau olahan dari
udang biasanya menggunakan sulfit sebagai bahan untuk membuat makanan tersebut
tidak cepat berubah warnanya. Sehingga makanan tersebut tetap memiliki warna yang
menarik serta menggugah selera. Bahan pengawet makanan jenis sulfit ini sifatnya
adalah merusak kandungan vitamin B1 yang ada pada makanan. Sedangkan tubuh kita
sendiri juga memerlukan vitamin B1.
Gangguan Kesehatan Jangka Panjang
1. Kerusakan Jantung
Banyak penelitian yang membuktikan bahaya bahan pengawet pada makanan yang
masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan jaringan-jaringan pada jantung melemah
fungsinya. Bahkan sebuah penelitian yang melakukan percobaan pada tikus, yang terus
menerus diberi makanan yang mengandung bahan pengawet menunjukan bahwa
kerusakan terjadi pada jantung tikus tersebut secara terus menerus dan semakin buruk
kondisinya.
2. Kerusakan Ginjal
Bahan pengawet makanan seperti sodium benzoate memang diijinkan penggunaannya
oleh pemerintah. Sodium Benzoate digunakan untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada
makanan sehingga makanan bisa tetap awet dan bertahan cukup lama agar dapat terus
dikonsumsi. Tetapi, konsumsi makanan dengan pengawet jenis ini ternyata bisa
meningkatkan resiko terhadap terjadinya kerusakan pada ginjal.
3. Penyakit Leukimia
Salah satu efek kesehatan fatal dari konsumsi bahan pengawet adalah leukemia atau
kanker darah. Kandungna bahan pengawet seperti nitrate yang ada pada panganan
olahan, bisa meningkatkan resiko kesehatan terhadap terbentuknya kanker darah ini.
4. Penyakit Diabetes
Penyakit diabetes memang bisa dikatakan tidak terlepas dari riwayat keluarga yang
menjadi salah satu faktor penyebab diabetes terbanyak. Namun, penyebab lain juga bisa

menyebabkan diabetes jika sangat sering mengkonsumsi produk makanan olahan yang
mengandung banyak bahan pengawet.
5. Kanker Otak
Nitrate dan nitrite adalah dua dari sekian bahan pengawet yang banyak digunakan oleh
produsen makanan olahan. Bahaya bahan pengawet pada makanan ini, jika digunakan
dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit kanker
otak. Bahaya dari kanker otak sendiri yang terburuk adalah kematian.
6. Tumor pada Perut dan Liver
BHT merupakan salah satu jenis bahan pengawet yang sering digunakan pada makanan.
Penggunaan BHT ini memang diatur sangat ketat dari segi takarannya. Hanya
penggunaan BHT dalam takaran sangat rendah saja yang diperbolehkan oleh
pemerintah. Meskipun demikian, konsumsi makanan dengan bahan pengawet jenis ini
juga bisa berdampak tidak baik pada kesehatan.
Pada beberapa penelitian yang menggunakan tikus sebagai media percobaan,
ditemukan bahwa tikus yang terus menerus diberi makan makanan dengan BHT sebagai
bahan pengawet terbentuk tumor di dalam perut dan livernya. Penelitian lanjutan
kemudian juga menemukan jika kondisi yang demikian bisa terjadi pula pada manusia.
7. Perubahan Perilaku
Salah satu efek kesehatan yang dapat ditimbulkan bahan pengawet juga dapat berupa
perubahan perilaku pada seseorang, khususnya pada anak berusia sangat muda.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2003 silam menemukan bahwa
1.873 anak usia sangat muda yang sering mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan pengawet mengalami kondisi perilaku yang hiperaktif. Sedangkan pada kasus
dimana orang tua yang memberikan anak makanan tidak berpengawet, dilaporkan
bahwa anak tersebut tidak mengalami perilaku hiperaktif seperti yang terjadi pada anak
yang sering mengkonsumsi makanan yang berpengawet.
Aturan Pemerintah Tentang Bahan Pengawet Makanan
Beberapa jenis bahan pengawet seperti asam benzoate, kalium benzoate, dan kalium
sulfit sudah diatur penggunaannya dan diijinkan untuk dipakai dalam makanan seperti
yang tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988. Meskipun
demikian, kita sebagai konsumen haruslah tetap waspada akan makanan dan apa saja,
bahan yang terkandung di dalam makanan tersebut yang hendak kita konsumsi.
Makanan berpengawet ini berpotensi menjadi makanan berbahaya yang beredar di
masyarakat

Bahaya Efek Samping Pewarna Buatan


13 November 2010 Ditulis oleh dr Salma

Makanan olahan seperti kue, permen, minuman suplemen, dan es krim


cenderung mengandung kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi. Pewarna tambahan, baik alami maupun
buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk:

mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban

memperbaiki variasi warna

menguatkan warna yang terjadi secara alami

mewarnai bahan makanan yang tak berwarna

membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera

Beberapa studi ilmiah telah mengaitkan bahaya pewarna buatan dengan peningkatan risiko hiperaktivitas pada
anak-anak. Hiperaktivitas adalah suatu kondisi di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
dan mengontrol perilaku mereka.
Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet
mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9
tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan itu selama bertahun-tahun
lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari
populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan bahaya efek samping yang dapat ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi
meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek
samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan
anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang
sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)

Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan,
keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif
ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan
dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang
dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor
meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar
dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik
(penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug
Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung
Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura
Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura
Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau
lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang
diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali
diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan
gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah
dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan
risiko hiperaktivitas dan serangan asma.

10 Efek Bahaya MSG Bagi Kesehatan Jangka Panjang


Jika anda mengetahui bahaya MSG terhadap kesehatan, tentu seketika membuang bahan tersebut
dari dapur anda. Vetsin atau istilah lainnya Monosodium Glutamate (MSG) masih kerap digunakan
sebagai bahan penyedap masakan. Banyak penyakit berat mengintai tubuh anda, di balik rasa gurih
yang ditimbulkan oleh vetsin.
MSG merupakan salah satu garam natrium dari asam amino non-esensial (asam glutamate) yang
biasanya dipasarkan dalam bentuk kristal halus. Sebenarnya setiap orang membutuhkan sekitar 11
gram glutamate, yang dapat diperoleh dari sumber protein alami untuk mendukung fungsi otak dan
metabolisme tubuh. MSG diperoleh dari proses fermentasi zat tepung dan gula tebu. Artikel
sebelumnya tentang Bahaya Minuman Bersoda Bagi Kesehatan Anda.

ilustrasi: therawchef.com

Sebenarnya, ada MSG alami yang aman untuk dikonsumsi. Namun kebanyakan yang beredar di
pasaran adalah MSG buatan, yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Penyedap rasa ini
sering ditambahkan juga pada makanan dan minuman instan.
Dampak bagi kesehatan dalam jangka pendek (symptom complex MSG)

Perut mual.

Sakit kepala.

Mudah mengantuk.

Keringat berlebihan.

Wajah dan leher terasa panas.

Wajah terasa kaku.

Jantung berdetak kencang.

Nyeri dada.

Kesemutan.

Sulit untuk bernafas.

10 Efek Bahaya MSG Bagi Kesehatan Jangka Panjang


1. Leher kaku dan pusing
Penyedap rasa dapat membentuk alanin yang menghambat penyerapan vitamin B6 oleh tubuh. Efek
secara langsung seperti pusing, leher kaku, mual, mulut terasa kering, dan ruam di wajah. Sindrom
ini ditemukan pertama kali oleh dokter Ho Man Kwok pada tahun 1968. Untuk mengatasi gangguan
ini, penderita perlu minum banyak air dan istirahat.
2. Efek terhadap jantung
Dampak MSG terhadap organ jantung seperti detak jantung tidak teratur
(Aritmia), kekacauan irama jantung atau terlalu cepat (fibrilasi atrium),
detak jantung lebih dari 100 kali per menit (tachycardia), ataupun jantung berdetak sangat lambat.
Gejala ini biasanya disertai perasaan cemas dan was-was. Bahkan, jantung kekurangan suplai darah
sehingga menimbulkan nyeri dada yang sangat hebat (angina). Penting: 8 Tanda-tanda Jantung
Tidak Sehat.
3. Kanker
MSG dibuat dalam proses pemanasan pada suhu tinggi dan waktu lama sehingga dapat membentuk
pirolisis yang bersifat karsinogenik, senyawa berbahaya yang dapat memicu kanker.
4. Otot Kaku
Efek bahaya vetsin terhadap otot-otot tubuh seperti nyeri sendi dan otot terasa kaku.
5. Kerusakan sistem syaraf
Konsumsi penyedap rasa dalam jangka panjang terhadap sistem syaraf seperti depresi, migrain,
insomnia, juga disorientasi. Mantan ahli bedah syaraf benama Russell Blaylock dalam buku berjudul
Excitotoxins -The Taste That Kills, menyebutkan bahwa MSG mengandung zat kimia yang bersifat
excitotoxin sehingga dapat merusak sel-sel otak. Gangguan syaraf lainnya yang ditimbulkan oleh
MSG seperti penyakit parkinson, alzheimer, dan autisme.
6. Efek pada sistem penglihatan
Penggunaan bahan penyedap rasa secara terus-menerus dapat merusak kesehatan mata, sehingga
pandangan menjadi kabur dan nyeri di sekitar organ mata.
7. Dampak pada organ Genital
Bahaya lainnya akibat konsumsi MSG berlebihan pada organ tubuh bagian dalam seperti nyeri
kandung kemih, kelenjar prostat bengkak, dan sering kencing.
8. Efek terhadap kulit
Bahan penambah rasa ini juga dapat menimbulkan efek pada kulit seperti gatal-gatal, sariawan,
dan kehilangan sensitivitas kulit.

9. Gangguan pernafasan
Konsumsi MSG secara berlebihan juga dapat memicu masalah sistem pernafasan seperti bersinbersin dan asma.
10. Tekanan Darah tidak normal
Bahan penguat rasa juga dapat mengacaukan tekanan darah, sehingga tekanan darah naik secara
ekstrim ataupun sebaliknya.

foto: jimturnbohealth.com

Konsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan asam glutamat menimbun di jaringan sel
otak, sehingga dapat berakhir dengan kelumpuhan. Jika anda masih menyukai bahan ini, sebaiknya
ingat akan dampaknya terhadap kesehatan anda. Sebagai pengganti MSG biasanya digunakan
ekstrak khamir dan moromi yaitu hasil fermentasi kedelai. Jauhkan anak-anak dari bahan
berbahaya ini. Anda dapat menguatkan rasa makanan dengan bahan yang aman seperti garam, gula
atau rempah lainnya.
Read more: http://tradisioanal-obat.blogspot.com/2015/05/efek-bahaya-msg-bagikesehatan.html#ixzz3oLKooRZz

Anda mungkin juga menyukai