menyebabkan diabetes jika sangat sering mengkonsumsi produk makanan olahan yang
mengandung banyak bahan pengawet.
5. Kanker Otak
Nitrate dan nitrite adalah dua dari sekian bahan pengawet yang banyak digunakan oleh
produsen makanan olahan. Bahaya bahan pengawet pada makanan ini, jika digunakan
dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit kanker
otak. Bahaya dari kanker otak sendiri yang terburuk adalah kematian.
6. Tumor pada Perut dan Liver
BHT merupakan salah satu jenis bahan pengawet yang sering digunakan pada makanan.
Penggunaan BHT ini memang diatur sangat ketat dari segi takarannya. Hanya
penggunaan BHT dalam takaran sangat rendah saja yang diperbolehkan oleh
pemerintah. Meskipun demikian, konsumsi makanan dengan bahan pengawet jenis ini
juga bisa berdampak tidak baik pada kesehatan.
Pada beberapa penelitian yang menggunakan tikus sebagai media percobaan,
ditemukan bahwa tikus yang terus menerus diberi makan makanan dengan BHT sebagai
bahan pengawet terbentuk tumor di dalam perut dan livernya. Penelitian lanjutan
kemudian juga menemukan jika kondisi yang demikian bisa terjadi pula pada manusia.
7. Perubahan Perilaku
Salah satu efek kesehatan yang dapat ditimbulkan bahan pengawet juga dapat berupa
perubahan perilaku pada seseorang, khususnya pada anak berusia sangat muda.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2003 silam menemukan bahwa
1.873 anak usia sangat muda yang sering mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan pengawet mengalami kondisi perilaku yang hiperaktif. Sedangkan pada kasus
dimana orang tua yang memberikan anak makanan tidak berpengawet, dilaporkan
bahwa anak tersebut tidak mengalami perilaku hiperaktif seperti yang terjadi pada anak
yang sering mengkonsumsi makanan yang berpengawet.
Aturan Pemerintah Tentang Bahan Pengawet Makanan
Beberapa jenis bahan pengawet seperti asam benzoate, kalium benzoate, dan kalium
sulfit sudah diatur penggunaannya dan diijinkan untuk dipakai dalam makanan seperti
yang tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988. Meskipun
demikian, kita sebagai konsumen haruslah tetap waspada akan makanan dan apa saja,
bahan yang terkandung di dalam makanan tersebut yang hendak kita konsumsi.
Makanan berpengawet ini berpotensi menjadi makanan berbahaya yang beredar di
masyarakat
mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban
Beberapa studi ilmiah telah mengaitkan bahaya pewarna buatan dengan peningkatan risiko hiperaktivitas pada
anak-anak. Hiperaktivitas adalah suatu kondisi di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
dan mengontrol perilaku mereka.
Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet
mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9
tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan itu selama bertahun-tahun
lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari
populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan bahaya efek samping yang dapat ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi
meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek
samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan
anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang
sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan,
keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif
ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan
dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang
dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor
meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar
dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik
(penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug
Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung
Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura
Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura
Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau
lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang
diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali
diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan
gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah
dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan
risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
ilustrasi: therawchef.com
Sebenarnya, ada MSG alami yang aman untuk dikonsumsi. Namun kebanyakan yang beredar di
pasaran adalah MSG buatan, yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Penyedap rasa ini
sering ditambahkan juga pada makanan dan minuman instan.
Dampak bagi kesehatan dalam jangka pendek (symptom complex MSG)
Perut mual.
Sakit kepala.
Mudah mengantuk.
Keringat berlebihan.
Nyeri dada.
Kesemutan.
9. Gangguan pernafasan
Konsumsi MSG secara berlebihan juga dapat memicu masalah sistem pernafasan seperti bersinbersin dan asma.
10. Tekanan Darah tidak normal
Bahan penguat rasa juga dapat mengacaukan tekanan darah, sehingga tekanan darah naik secara
ekstrim ataupun sebaliknya.
foto: jimturnbohealth.com
Konsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan asam glutamat menimbun di jaringan sel
otak, sehingga dapat berakhir dengan kelumpuhan. Jika anda masih menyukai bahan ini, sebaiknya
ingat akan dampaknya terhadap kesehatan anda. Sebagai pengganti MSG biasanya digunakan
ekstrak khamir dan moromi yaitu hasil fermentasi kedelai. Jauhkan anak-anak dari bahan
berbahaya ini. Anda dapat menguatkan rasa makanan dengan bahan yang aman seperti garam, gula
atau rempah lainnya.
Read more: http://tradisioanal-obat.blogspot.com/2015/05/efek-bahaya-msg-bagikesehatan.html#ixzz3oLKooRZz