NIM : 1811015034
KLIPING
BAHAN TAMBAH PANGAN PADA 3 JENIS PANGAN
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan pada
Bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang
ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk
pangan. Bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk teknologi pada
pembuatan, pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan
(Cahyadi, 2006).
Pada kliping ini akan membahas mengenai bahan tambah pangan pada komposisi 3 jenis
pangan yang berbeda yaitu snack atau makanan ringan, produk olahan daging ayam fillet, dan mi
instan. Beberapa bahan yang tercantum pada 3 jenis pangan yang akan dibahas di bawah ini,
memiliki komposisi yang sama sehingga bahan yang sama akan hanya dibahas pada salah
satu jenis pangan saja.
1. Snack atau Makanan Ringan: Sukro Oven - Ala Kacang Jepang (Dua
Kelinci)
Sesuai dengan perkembangan jaman, saat ini beredar berbagai jenis pangan, bukan hanya
pangan pokok namun juga makanan selingan atau yang biasa kita sebut sebagai makanan
ringan (snack). Pada makanan ringan komposisi bahan yang digunakan biasanya tergantung
dari jenis makanannya. Misalnya untuk produk ekstrudat umumnya terbuat dari bahan seperti
jagung, beras dan serealia lainnya. Untuk kripik atau krupuk biasanya terbuat dari kentang baik
dalam bentuk tepung (untuk produk krupuk) dan potongan kentang untuk jenis kripik. Selain
bahan utamanya, bahan-bahan tambahan pangan (BTP) juga digunakan dalam pembuatan
makanan ringan. Beberapa penggunaan BTP dalam produk makanan ringan adalah pewarna
makanan, penguat rasa. perisa, pengemulsi, pengawet dan lainnya.
Berikut contoh penggunaan BTP pada komposisi snack Sukro Oven. Pada snack ini
terdapat cukup banyak BTP yang digunakan. Adapun beberapa komposisi yang merupakan
BTP dan dapat berakibat gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebih:
a. Propilen Glikol
Propylene glycol merupakan salah satu BTP dalam komposisi Sukro Oven, propylene
glycol ialah zat cair sintesis yang menyerap air. Dilihat dari bentuknya, propylene glikol
cenderung tidak berwarna, bening, tidak berbau, mirip seperti sirup pada suhu
kamar. Propilen glikol dapat melarukan beberapa zat lebih baik daripada air, bahkan lebih
apik dalam menjaga kelembapan. Hal ini membuat propylene glycol sering digunakan
sebagai bahan tambahan makanan kemasan seperti popcorn, pewarna makanan, makanan
cepat saji, roti, dan produk susu. Propylene glycol memiliki nama lain berupa 1,2-
propanediol, 1,2-dihydroxypropane, methyl ethyl glycol, dan trimethyl glycol.
Propylene glycol merupakan zat aditif. Adapun manfaat zat ini dalam makanan antara
lain:
1) Agen anti-caking, membantu mencegah komponen makanan menempel satu sama lain
dan membentuk gumpalan, seperti pada keju parut.
2) Antioksidan, memperpanjang daya simpan makanan dan melindunginya dari
kerusakan akibat paparan oksigen.
3) Penguat Adonan, memodifikasi pati dan gluten dalam makanan agar lebih stabil.
4) Emulsifier, mencegah pemisahan bahan makanan, sepeerti minyak dan cuka dalam
saus salad.
Propylene glycol telah disetujui sebagai zat aditif dalam makanan, kosmetik, dan
produk farmasi. Namun, sama seperti zat aditif pada umumnya, penggunaan propylene
glycol dapat menimbulkan efek samping. Hanya saja, reaksinya bisa jadi berbeda-beda,
tergantung dari dosis, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Saat propilen glikol masuk ke dalam tubuh lewat makanan (Contoh snack Sukro Oven)
sebetulnya kita tak perlu khawatir sebab jumlah yang masuk cenderung sedikit sehingga
tidak dianggap berbahaya. Propylene glycol pun akan mengalami kerusakan di dalam
tubuh dalam waktu 48 jam. Namun, jika paparannya terjadi secara berulang kali meskipun
dalam waktu yang singkat, efek samping propylene glycol dapat menyebabkan iritasi pada
tubuh. Efek samping propylene glycol juga dapat menyebabkan dermatitis pada sebagian
orang, terutama yang alergi atau hipersensitif terhadap kandungan ini.
e. Fenilalanin
Fenilalanin adalah salah satu bahan tambah makanan pada snack Sukro Oven.
Fenilalanin merupakan jenis asam amino yang menjadi komponen penyusun protein di
dalam tubuh. Molekul fenilalanin memiliki dua bentuk, yakni L-fenilalanin dan D-
fenilalanin. Keduanya sebenarnya hampir serupa, walau memiliki struktur molekul yang
sedikit berbeda. Fenilalanin memiliki sejumlah manfaat, selain berperan dalam produksi
protein. Fenilalanin digunakan untuk memproduksi molekul penting di tubuh yang
beberapa di antaranya krusial untuk penyampaian sinyal. Adapun manfaat bahan ini dalam
tubuh antara lain:
1) Berperan dalam Produksi Protein
Tubuh memerlukan fenilalanin dan asam amino lain untuk menghasilkan protein.
Protein dapat ditemukan di berbagai sudut jaringan tubuh, seperti di otak, darah, otot,
dan organ lain.
2) Berperan dalam Produksi Berbagai Molekul dan Senyawa Penting
Pembuatan molekul dan senyawa penting di tubuh juga memerlukan fenilalanin.
Molekul dan senyawa tersebut, termasuk tirosin, dopamine, epinefrin dan norepinefrin.
Namun, walau esensial, fenilalanin dapat berbahaya untuk orang yang menderita
gangguan genetik yang disebut fenilketonuria atau PKU. Fenilketonuria atau
phenylketonuria (PKU) merupakan gangguan desakan autosomal genetis. Cirinya bisa
dikenali dengan kurangnya jumlah enzim fenilalanin hidroklase (PAH). Penyakit ini bisa
diturunkan secara genetis sehingga perlu adanya penanganan khusus apabila seorang bayi
terlahir mengidap PKU. Fenilketonuria merupakan kelainan yang menyebabkan
penimbunan asam amino fenilalanin. Pengidap PKU tidak diperbolehkan sedikit pun
mengonsumsi fenilalanin karena tak mampu memetabolismenya.
Pada orang normal, pengonsumsian fenilalanin secara terus-menerus akan membuat
kadarnya di dalam tubuh mengarah ke tingkat tinggi dan membahayakan, terutama bagi
otak. Beberapa penelitian menunjukkan menelan aspartam bersamaan dengan karbohidrat
dapat menyebabkan kelebihan kadar fenilalanin di otak.
Banyak orang yang mengonsumsi aspartam dalam periode waktu cukup panjang
memiliki tingkat fenilalanin dalam darah yang berlebih. Penimbunannya dapat
menyebabkan tingkat seratonin di otak menurun sehingga menyebabkan orang tersebut
mengalami gangguan emosional, seperti depresi. Apabila seseorang yang normal
mengonsumsi sirup ataupun minuman bersoda yang mengandung fenilalanin setiap hari
secara berlebihan, kelak tubuhnya akan menimbulkan gejala PKU meski dia tak memiliki
riwayat genetik demikian. Memorinya seolah mudah hilang dan sering merasa sakit
kepala. Penderitanya akan terpicu untuk terus mengonsumsi sumber fenilalanin.
Sementara, fenilketonuria pada wanita hamil memberikan dampak besar terhadap janin
yang dikandungnya. Ia berisiko melahirkan anak dengan keterbelakangan mental dan
fisik. Bayi bisa terlahir dengan kepala kecil (mikrosefalus) dan berpenyakit jantung.
Untuk itu, selama hamil sebaiknya dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin
pada ibu sehingga bayi bisa terlahir normal. Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria
sangat jarang langsung menampakkan gejalanya. Terkadang, bayi yang mengalami
fenilketonuria cenderung mengantuk dan sulit untuk makan. Apabila tidak diobati,
kemungkinan besar anak akan mengalami gangguan intelektual saat tahun pertama.
Kondisinya bisa menjadi lebih berat.
b. Antioksidan THBQ
BTP selanjutnya pada Mi Instan Kuah rasa Seblak Hot Jeletot ialah TBHQ. Butil
hidrokuinon tersier atau TBHQ adalah salah satu zat aditif larut lemak yang dicampurkan
dalam beragam makanan. TBHQ digunakan sebagai pengawet untuk memperpanjang umur
simpan makanan dan mencegah bau tengik pada berbagai produk. Pada Sukro Oven,
TBHQ dicampurkan dalam lemak minyak nabati.
Menariknya, TBHQ merupakan jenis zat antioksidan sintetis. Efek antioksidan dari
TBHQ dapat mencegah oksidasi dalam makanan, termasuk perubahan warna pada produk
yang mengandung zat besi. Hanya saja, tak seperti zat antioksidan lain yang baik bagi
kesehatan, antioksidan TBHQ tergolong kontroversial karena risiko kesehatan yang
dibawanya. Adapun risiko bahaya pengawet antioksidan TBHQ bagi kesehatan yakni:
1) Studi pada Hewan Menemukan Risiko Tumor
Menurut Centers for Science in the Public Interest (CSPI), pengawet antioksidan
TBHQ dapat meningkatkan risiko tumor walau studi yang dilakukan masih dilakukan
pada tikus. Riset pada manusia diperlukan untuk menguatkan temuan risiko TBHQ ini.
2) Memicu Gangguan Penglihatan
Pengawet antioksidan TBHQ juga dikaitkan dengan gangguan penglihatan,
menurut National Library of Medicine (NLM). Bahkan, institusi ini juga menyebutkan
bahwa TBHQ memicu pembesaran hati, efek beracun terhadap saraf, kejang, dan
paralisis (kelumpuhan) pada hewan.
3) Mempengaruhi Perilaku Manusia
Konsumsi TBHQ dan BHA juga diyakini dapat memengaruhi perilaku manusia.
Kelompok yang meyakini hal ini menyebutkan bahwa orang yang memiliki kesulitan
dalam mengontrol perilakunya harus menghindari pengawet antioksidan TBHQ.
c. Antioksidan Alfa Tokoferol
Alfa tokoferol merupakan golongan antioksidan alami yang digunakan pada
pembuatan mi instan ini baik pada bumbu maupun minyak bumbu. Alfa tokoferol adalah
jenis vitamin E. Apabila dikonsumsi sesuai dosis jarang menimbulkan efek samping.
Namun konsumsi alfa tokoferol ini dalam jumlah berlebihan mampu mengakibatkan diare,
kram perut, mual, tubuh menjadi lemah, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan
ruam kulit.