Anda di halaman 1dari 14

Nama : Atthiyah Hanifah Nabilah Syadza

NIM : 1811015034

Mata Kuliah : Sanitasi Makanan dan Minuman

Dosen Pengampu : Bapak Ahmad Fachrudin, S.K.M., M.Si

KLIPING
BAHAN TAMBAH PANGAN PADA 3 JENIS PANGAN

Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan pada
Bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang
ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk
pangan. Bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk teknologi pada
pembuatan, pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan
(Cahyadi, 2006).

Pada kliping ini akan membahas mengenai bahan tambah pangan pada komposisi 3 jenis
pangan yang berbeda yaitu snack atau makanan ringan, produk olahan daging ayam fillet, dan mi
instan. Beberapa bahan yang tercantum pada 3 jenis pangan yang akan dibahas di bawah ini,
memiliki komposisi yang sama sehingga bahan yang sama akan hanya dibahas pada salah
satu jenis pangan saja.

1. Snack atau Makanan Ringan: Sukro Oven - Ala Kacang Jepang (Dua

Kelinci)
Sesuai dengan perkembangan jaman, saat ini beredar berbagai jenis pangan, bukan hanya
pangan pokok namun juga makanan selingan atau yang biasa kita sebut sebagai makanan
ringan (snack). Pada makanan ringan komposisi bahan yang digunakan biasanya tergantung
dari jenis makanannya. Misalnya untuk produk ekstrudat umumnya terbuat dari bahan seperti
jagung, beras dan serealia lainnya. Untuk kripik atau krupuk biasanya terbuat dari kentang baik
dalam bentuk tepung (untuk produk krupuk) dan potongan kentang untuk jenis kripik. Selain
bahan utamanya, bahan-bahan tambahan pangan (BTP) juga digunakan dalam pembuatan
makanan ringan. Beberapa penggunaan BTP dalam produk makanan ringan adalah pewarna
makanan, penguat rasa. perisa, pengemulsi, pengawet dan lainnya.
Berikut contoh penggunaan BTP pada komposisi snack Sukro Oven. Pada snack ini
terdapat cukup banyak BTP yang digunakan. Adapun beberapa komposisi yang merupakan
BTP dan dapat berakibat gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebih:

a. Propilen Glikol
Propylene glycol merupakan salah satu BTP dalam komposisi Sukro Oven, propylene
glycol ialah zat cair sintesis yang menyerap air. Dilihat dari bentuknya, propylene glikol
cenderung tidak berwarna, bening, tidak berbau, mirip seperti sirup pada suhu
kamar. Propilen glikol dapat melarukan beberapa zat lebih baik daripada air, bahkan lebih
apik dalam menjaga kelembapan. Hal ini membuat propylene glycol sering digunakan
sebagai bahan tambahan makanan kemasan seperti popcorn, pewarna makanan, makanan
cepat saji, roti, dan produk susu. Propylene glycol memiliki nama lain berupa 1,2-
propanediol, 1,2-dihydroxypropane, methyl ethyl glycol, dan trimethyl glycol.
Propylene glycol merupakan zat aditif. Adapun manfaat zat ini dalam makanan antara
lain:
1) Agen anti-caking, membantu mencegah komponen makanan menempel satu sama lain
dan membentuk gumpalan, seperti pada keju parut.
2) Antioksidan, memperpanjang daya simpan makanan dan melindunginya dari
kerusakan akibat paparan oksigen.
3) Penguat Adonan, memodifikasi pati dan gluten dalam makanan agar lebih stabil.
4) Emulsifier, mencegah pemisahan bahan makanan, sepeerti minyak dan cuka dalam
saus salad.
Propylene glycol telah disetujui sebagai zat aditif dalam makanan, kosmetik, dan
produk farmasi. Namun, sama seperti zat aditif pada umumnya, penggunaan propylene
glycol dapat menimbulkan efek samping. Hanya saja, reaksinya bisa jadi berbeda-beda,
tergantung dari dosis, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Saat propilen glikol masuk ke dalam tubuh lewat makanan (Contoh snack Sukro Oven)
sebetulnya kita tak perlu khawatir sebab jumlah yang masuk cenderung sedikit sehingga
tidak dianggap berbahaya. Propylene glycol pun akan mengalami kerusakan di dalam
tubuh dalam waktu 48 jam. Namun, jika paparannya terjadi secara berulang kali meskipun
dalam waktu yang singkat, efek samping propylene glycol dapat menyebabkan iritasi pada
tubuh. Efek samping propylene glycol juga dapat menyebabkan dermatitis pada sebagian
orang, terutama yang alergi atau hipersensitif terhadap kandungan ini.

b. Dinatrium Inosinat dan Dinatrium Guanilat


Dinatrium inosinat dan Dinatrium guanilat, merupakan zat aditif yang sering
ditambahkan kedalam makanan cepat saji. Pada snack Sukro Oven, kedua zat ini menjadi
penguat rasa untuk makanan ringan dan dikombinasikan dengan Monoatrium Glutamat.
Dinatrium inosinate dan dinatrium guanilat merupakan penguat rasa yang aman
dikonsumsi.
Namun, belum jelas dosis aman dari penggunaan dinatrium guanilat sebagai penyedap
dan penguat rasa. Pasalnya, tidak banyak riset terkait zat aditif ini yang sudah dilakukan.
Anda tentu disarankan untuk membatasi konsumsi makanan olahan demi mengurangi
asupan zat aditif. Khususnya pada kelompok yang memiliki sensivitas terhadap MSG maka
jika mengkonsumsi 2 zat ini sebainya dibatasi. Apabila memiliki riwayat batu ginjal jenis
asam urat, Anda juga harus menghindari makanan yang mengandung dinatrium guanilat.
Pasalnya, guanilat seringkali dimetabolisme menjadi purin, jenis senyawa yang bisa
meningkatkan kadar asam urat.
Adapun dampak negatif dari kedua zat aditif ini apabila dikonsumsi berlebih ialah
1) Merusak organ pencernaan
2) Dapat memicu risiko terkena kanker
3) Melemahkan sistem syaraf otak
4) Serta, menyebabkan ketergantungan.

c. Pemanis Buatan: Aspartam


Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari gabungan dua asam amino, yaitu
asam aspartat dan fenilalanin. Zat ini umum digunakan untuk menggantikan peran gula
pada makanan dan minuman, contohnya yakni snack Sukro Oven yang sedang dibahas.
Aspartam memiliki tingkat rasa manis hingga 200 kali lipat dibandingkan dengan gula
pasir biasa, namun memiliki jumlah kalori yang sama.
BPOM mengizinkan penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan asalkan tetap
memperhatikan pembatasan jumlah asupan per harinya. Sekalipun diizinkan dan aman,
bukan berarti penggunaannya tak membawa kontroversi mengenai dampak buruk yang
mungkin menyertai.
Berdasarkan beberapa penelitian terbaru, aspartam setidaknya memiliki tiga efek
samping pada berat badan, nafsu makan dan metabolisme. Berikut ini adalah ketiga efek
samping tersebut seperti dilansir Medical News Today.
1) Efek Samping terhadap Berat Badan
Penelitian pada 2017 lalu menunjukkan bahwa kalori rendah pada pemanis buatan
seperti aspartam, sukralosa dan steviosida tidak terbukti efektif dalam pengelolaan
berat badan. Sebaliknya, pemantauan selama beberapa tahun pada partisipan
menunjukkan bahwa asupan pemanis buatan secara rutin berkaitan dengan peningkatan
berat badan serta lingkar pinggang.
2) Efek Samping terhadap Nafsu Makan
Dalam jurnal Trends in Endocrinology and Metabolism pada 2013, sebuah studi
terhadap binatang mengungkapkan bahwa pemanis buatan dapat meningkatkan nafsu
makan dengan cara menganggu proses pensinyalan di otak yang biasa terjadi ketika
mengonsumsi makanan dengan kalori lebih besar. Rasa manis biasanya memberi sinyal
kepada tubuh bahwa makanan sedang memasuki usus. Tubuh akan memiliki ekspektasi
untuk menerima kalori dan mengirimkan sinyal untuk berhenti makan dengan
memunculkan rasa kenyang.
Saat mengonsumsi pemanis buatan, proses ini juga terjadi. Hanya saja tubuh
mendapatkan kalori yang lebih sedikit dari yang ekspektasi. Jika terjadi secara
berulang, tubuh akan melupakan hubungan antara rasa manis dan kalori sehingga
nantinya makanan berkalori tinggi tak lagi akan memicu tumbulnya rasa kenyang.
Kondisi ini akan memicu terjadinya makan berlebih.
3) Efek Samping terhadap Metabolisme
Proses yang menganggu kontrol nafsu makan dalam konsumsi aspartam juga dapat
membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit metabolik, seperti diabetes tipe 2.
Penelitian pada 2016 menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jangka
panjang dapat mengganggu keseimbangan dan keragaman bakteri yang tinggal di
dalam usus.
Penelitian lain pada 2016 juga menunjukkan bahwa aspartam berkaitan dengan
intoleransi glukosa yang lebih besar pada orang obesitas. Akan tetapi efek yang sama
tidak ditemukan pada orang yang memiliki berat badan sehat. Penelitian ini
menunjukkan bahwa asupan aspartam secara berkala dapat meningkatkan risiko
intoleransi glukosa, khususnya pada orang yang sudah kelebihan berat badan.
4) Efek Samping Lain
Laporan selama beberapa dekade terakhir mengklaim bahwa aspartam memicu atau
meningkatkan risiko beragam masalah kesehatan. Beberapa di antaranya adalah sakit
kepala, kejang, depresi, ADHD, penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, kanker,
lupus dan cacat bawaan. Namun belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk
membuktikan bahwa aspartam benar-benar berkaitan dengan masalah-masalah
kesehatan ini.
Meski penggunaan aspartam dalam jumlah terbatas dinyatakan aman, ada beberapa
kelompok orang yang sebaiknya menghindari konsumsi aspartam. Salah satunya adalah
orang yang menderita penyakit gangguan metabolik Phenylketonuria (PKU). Penderita
gangguan saraf tardive dyskinesia (TD) juga perlu menghindari asupan aspartam. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa Tardive phenylalanine dapat memicu terjadinya pergerakan
otot yang dikategorikan sebagai TD.

d. Pemanis Buatan: Asesulfam – K


Pemanis buatan lainnya yang digunakan dalam Sukro ialah Asesulfam – K. Pemanis
buatan ini dikenal pula dengan sebutan acesulfame potassium atau Ace-K. Kerap
dipadukan dengan pemanis lain karena rasanya cenderung pahit. Ace-K pada umumnya
ditemukan di berbagai makanan penutup beku, permen rendah kalori, hingga makanan
yang dipanggang karena merupakan salah satu dari sedikit pemanis buatan yang tahan suhu
tinggi. Meski Food and Drug Administration (FDA) mengkategorikan Ace-K dalam bahan
pemanis yang aman, namun tetap saja pemanis buatan ini masih menjadi perdebatan.
Beberapa peneliti bahkan mengusulkan untuk mengevaluasi secara lebih lanjut dari
efek yang berpotensi menyebabkan kanker. Beberapa studi bahkan menyatakan bahwa
paparan Ace-K dalam jangka panjang dapat berbahaya bagi aspek kesehatan lainnya,
seperti misalnya satu studi selama 40 minggu menyatakan bahwa penggunaan Ace-K
secara teratur dapat mengganggu fungsi mental dan memori.

e. Fenilalanin
Fenilalanin adalah salah satu bahan tambah makanan pada snack Sukro Oven.
Fenilalanin merupakan jenis asam amino yang menjadi komponen penyusun protein di
dalam tubuh. Molekul fenilalanin memiliki dua bentuk, yakni L-fenilalanin dan D-
fenilalanin. Keduanya sebenarnya hampir serupa, walau memiliki struktur molekul yang
sedikit berbeda. Fenilalanin memiliki sejumlah manfaat, selain berperan dalam produksi
protein. Fenilalanin digunakan untuk memproduksi molekul penting di tubuh yang
beberapa di antaranya krusial untuk penyampaian sinyal. Adapun manfaat bahan ini dalam
tubuh antara lain:
1) Berperan dalam Produksi Protein
Tubuh memerlukan fenilalanin dan asam amino lain untuk menghasilkan protein.
Protein dapat ditemukan di berbagai sudut jaringan tubuh, seperti di otak, darah, otot,
dan organ lain.
2) Berperan dalam Produksi Berbagai Molekul dan Senyawa Penting
Pembuatan molekul dan senyawa penting di tubuh juga memerlukan fenilalanin.
Molekul dan senyawa tersebut, termasuk tirosin, dopamine, epinefrin dan norepinefrin.

Namun, walau esensial, fenilalanin dapat berbahaya untuk orang yang menderita
gangguan genetik yang disebut fenilketonuria atau PKU. Fenilketonuria atau
phenylketonuria (PKU) merupakan gangguan desakan autosomal genetis. Cirinya bisa
dikenali dengan kurangnya jumlah enzim fenilalanin hidroklase (PAH). Penyakit ini bisa
diturunkan secara genetis sehingga perlu adanya penanganan khusus apabila seorang bayi
terlahir mengidap PKU. Fenilketonuria merupakan kelainan yang menyebabkan
penimbunan asam amino fenilalanin. Pengidap PKU tidak diperbolehkan sedikit pun
mengonsumsi fenilalanin karena tak mampu memetabolismenya.
Pada orang normal, pengonsumsian fenilalanin secara terus-menerus akan membuat
kadarnya di dalam tubuh mengarah ke tingkat tinggi dan membahayakan, terutama bagi
otak. Beberapa penelitian menunjukkan menelan aspartam bersamaan dengan karbohidrat
dapat menyebabkan kelebihan kadar fenilalanin di otak.
Banyak orang yang mengonsumsi aspartam dalam periode waktu cukup panjang
memiliki tingkat fenilalanin dalam darah yang berlebih. Penimbunannya dapat
menyebabkan tingkat seratonin di otak menurun sehingga menyebabkan orang tersebut
mengalami gangguan emosional, seperti depresi. Apabila seseorang yang normal
mengonsumsi sirup ataupun minuman bersoda yang mengandung fenilalanin setiap hari
secara berlebihan, kelak tubuhnya akan menimbulkan gejala PKU meski dia tak memiliki
riwayat genetik demikian. Memorinya seolah mudah hilang dan sering merasa sakit
kepala. Penderitanya akan terpicu untuk terus mengonsumsi sumber fenilalanin.
Sementara, fenilketonuria pada wanita hamil memberikan dampak besar terhadap janin
yang dikandungnya. Ia berisiko melahirkan anak dengan keterbelakangan mental dan
fisik. Bayi bisa terlahir dengan kepala kecil (mikrosefalus) dan berpenyakit jantung.
Untuk itu, selama hamil sebaiknya dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin
pada ibu sehingga bayi bisa terlahir normal. Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria
sangat jarang langsung menampakkan gejalanya. Terkadang, bayi yang mengalami
fenilketonuria cenderung mengantuk dan sulit untuk makan. Apabila tidak diobati,
kemungkinan besar anak akan mengalami gangguan intelektual saat tahun pertama.
Kondisinya bisa menjadi lebih berat.

2. Ayam Fillet Frozen: Spicy Chicken Strip (So Good)

a. Penguat Rasa: Mononatrium Glutamat


Mononatrium Glutamat, Monosodium glutamat, juga dikenal sebagai sodium glutamat
atau MSG, digunakan dalam bahan ayam fillet frozen. MSG adalah garam natrium dari
asam glutamat yang adalah aib satu asam amino non-esensial paling berlimpah yang
terbentuk secara alami. Food and Drug Administration A.S. mengklasifikasikan MSG
sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS/Secara Umum Diakui Aman) dan Uni Eropa
sebagai zat tambahan makanan. MSG memiliki Kode HS 29224220 dan Nomor E E621.
Glutamat dalam MSG memberi rasa umami yang sama seperti glutamat dari makanan lain.
Keduanya secara kimia identik. Produsen makanan industri memasarkan dan
mempergunakan MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu menyeimbangkan,
menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.
Tidak berbeda dari penguat rasa dinatrium inosinate dan dinatrium guanilat, MSG
memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebih yakni:
1) Tubuh menjadi lemas
2) Kulit menjadi merah
3) Tekanan atau rasa kencang pada wajah
4) Berkeringat
5) Mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar di bagian tubuh tertentu misalnya leher
dan wajah
6) Detak jantung yang cepat
7) Nyeri dada
8) Sakit kepala
9) Mual

b. Pengembang: Natrium Bikarbonat


Natrium bikarbonat digunakan dalam ayam fillet frozen sebagai pengembang. Natrium
bikarbonat atau baking soda merupakan bahan yang sudah tak asing dalam makanan.
Baking soda kerap digunakan sebagai pengembang kue. Tak cuma itu, baking soda kerap
digunakan sebagai bahan alternatif untuk perawatan kulit, gigi, hingga kesehatan.
Serbagunanya natrium bikarbonat membuat bahan ini banyak digunakan. Namun,
penggunaannya yang asal atau berlebihan bisa menimbulkan efek samping. Baking soda
bisa memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Dampak negatif ini bisa dirasakan pada
jangka panjang maupun jangka pendek. Mengetahui dampak negatif baking soda bisa
membuatmu lebih waspada saat menggunakannya. Adapun dampak negatif natrium
bikarbonat pada makanan seperti ayam fillet frozen jika dikonsumsi berlebih antara lain:
1) Kadar Natrium Tinggi
Natrium dalam tubuh bisa menimbulkan retensi air. Retensi air bisa menyebabkan
pembengkakan pada tubuh, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit. Baking soda tidak
boleh banyak dikonsumsi oleh penderita darah tinggi dan jantung karena dapat
menimbulkan gejala penyakit jantung.
2) Sebabkan Ketidakseimbangan Elektrolit
Konsumsi terlalu banyak baking soda dapat mengganggu aktivitas otot, jantung,
dan otak. Baking soda bisa menyebabkan gangguan elektrolit seperti hipernatremia,
hipokalemia, dan hipokloremia.
3) Efek untuk Jantung
Baking soda bisa membuat penyakit gagal jantung memburuk. Baking soda bisa
menjadi berbahaya bagi mereka yang diet rendah sodium. Diet ini biasa dilakukan oleh
penderita darah tinggi.
4) Efek untuk Ginjal
Penyakit ginjal biasanya menyebabkan kadar elektrolit, seperti kalium, kalsium,
dan natrium dalam tubuhnya lebih tinggi dari normal. Baking soda bisa membuat kadar
natrium pada penderita penyakit ginjal akan semakin bertambah sehingga
menyebabkan hipernatremia. Kondisi ini cukup serius, karena dapat menyebabkan
gangguan saraf, seperti sakit kepala, kejang, dan penurunan kesadaran.
5) Efek untuk Pencernaan
Baking soda juga bisa menimbulkan kram perut, gas, mual, dan diare. Baking
soda memang memiliki sifat antasid yang bisa mengatasi maag, namun konsumsi
berlebihan bisa menyebabkan pelepasan gas berlebih.

c. Pengental: Gom Xanthan


Xanthan gum adalah bahan tambahan makanan (food additive) yang umumnya
digunakan sebagai pengental dan penstabil makanan salah satunya pada ayam fillet frozen.
Zat ini cukup populer dan umum digunakan.
Konsumsi xanthan gum yang dianggap aman adalah sekitar 15 gram per hari. Jika
dikonsumsi berlebihan, maka dapat menyebabkan efek samping seperti perut kembung
dan gas di usus. Efek samping juga dapat terjadi apabila seseorang terpapar bubuk zat ini.
Efek sampingnya ialah gejala seperti flu, iritasi hidung dan tenggorokan, serta masalah
paru-paru.
Xanthan gum adalah bahan makanan yang pada dasarnya relatif aman digunakan
bahkan dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Meskipun begitu, sebaiknya
tetap batasi konsumsi produk kemasan.
3. Mi Instan: Mi Kuah Rasa Seblak Hot Jeletot (IndoMie)
Mi instan umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi dan
memberikan berbagai zat tambahan untuk mengawetkan dan menambah rasa bagi produk
tersebut. Kadar air dalam mi instan umumnya 8% sehingga memiliki daya simpan lebih lama.
Mi instan telah mengalami proses penggorengan sebelumnya Ketika mi segar telah diperoleh
sehingga penyajiannya cukup diseduh dengan air mendidih atau dimasak beberapa menit.
Dalam sebungkus mi instan terdapat beberapa bahan tambahan yang diizinkan untuk
digunakan dalam pangan sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM seperti Peraturan Kepala
BPOM No. 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pewarna. Bahan tambahan pangan yang diizinkan diataranya pewarna tartrazin, antioksidan
TBHQ, dan lain-lain.

a. Pewarna Sintetik: Tartrazin CI 19140


Tartrazin CI 19140 digunakan dalam produk mi instan ini sebagai pewarna dalam
komposisi mi. Tartrazin merupakan pewarna makanan sistesis yang berwarna kuning.
Menurut Retno Lestari (2012), yang dimaksud tartrazine merupakan pewarna kuning
lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan.
Tartrazin termasuk jenis pewarna yang masih diperbolehkan untuk digunakan dalam
batas aman penggunaan (50 – 300 mg/kg makanan dan 0 – 4 mg/kg berat badan. Namun,
tartrazine dapat menimbulkan efek samping jika dikonsumsi berlebih. Efek samping secara
langsung dari penggunaan tartrazin ini antara lain seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis
(hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock).
Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif
terhadap aspirin. Sedangkan efek penggunaan tartrasin pada pemakaian terus menerus dan
dalam jangka waktu yang lama akan berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak.

b. Antioksidan THBQ
BTP selanjutnya pada Mi Instan Kuah rasa Seblak Hot Jeletot ialah TBHQ. Butil
hidrokuinon tersier atau TBHQ adalah salah satu zat aditif larut lemak yang dicampurkan
dalam beragam makanan. TBHQ digunakan sebagai pengawet untuk memperpanjang umur
simpan makanan dan mencegah bau tengik pada berbagai produk. Pada Sukro Oven,
TBHQ dicampurkan dalam lemak minyak nabati.
Menariknya, TBHQ merupakan jenis zat antioksidan sintetis. Efek antioksidan dari
TBHQ dapat mencegah oksidasi dalam makanan, termasuk perubahan warna pada produk
yang mengandung zat besi. Hanya saja, tak seperti zat antioksidan lain yang baik bagi
kesehatan, antioksidan TBHQ tergolong kontroversial karena risiko kesehatan yang
dibawanya. Adapun risiko bahaya pengawet antioksidan TBHQ bagi kesehatan yakni:
1) Studi pada Hewan Menemukan Risiko Tumor
Menurut Centers for Science in the Public Interest (CSPI), pengawet antioksidan
TBHQ dapat meningkatkan risiko tumor walau studi yang dilakukan masih dilakukan
pada tikus. Riset pada manusia diperlukan untuk menguatkan temuan risiko TBHQ ini.
2) Memicu Gangguan Penglihatan
Pengawet antioksidan TBHQ juga dikaitkan dengan gangguan penglihatan,
menurut National Library of Medicine (NLM). Bahkan, institusi ini juga menyebutkan
bahwa TBHQ memicu pembesaran hati, efek beracun terhadap saraf, kejang, dan
paralisis (kelumpuhan) pada hewan.
3) Mempengaruhi Perilaku Manusia
Konsumsi TBHQ dan BHA juga diyakini dapat memengaruhi perilaku manusia.
Kelompok yang meyakini hal ini menyebutkan bahwa orang yang memiliki kesulitan
dalam mengontrol perilakunya harus menghindari pengawet antioksidan TBHQ.
c. Antioksidan Alfa Tokoferol
Alfa tokoferol merupakan golongan antioksidan alami yang digunakan pada
pembuatan mi instan ini baik pada bumbu maupun minyak bumbu. Alfa tokoferol adalah
jenis vitamin E. Apabila dikonsumsi sesuai dosis jarang menimbulkan efek samping.
Namun konsumsi alfa tokoferol ini dalam jumlah berlebihan mampu mengakibatkan diare,
kram perut, mual, tubuh menjadi lemah, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan
ruam kulit.

d. Antioksidan Askorbil Palmitat


Tidak jauh berbeda dari alfa tokoferol, askorbil palmitat merupakan antioksidan yang
terkandung dalam komposisi bumbu dan minyak bumbu pada mi instan ini. Seperti yang
telah dipaparakan sebelumnya bahwa antioksidan bermanfaat bagi tubuh. Namun jika
dikonsumsi berlebih, terdapat efek samping yang dapat timbul. Efek sampingnya ialah
dapat menyebabkan proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker,
kardiovaskuler, hingga penyumbatan pembuluh darah.
REFERENSI

Cahyadi, W. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara


Current EU approved additives and their E Numbers, Food.gov.uk, 2010-11-26
Ikeda K (November 2002). "New seasonings". Chem Senses 27 (9): 847–849.
doi:10.1093/chemse/27.9.847. PMID 12438213.
Pemerintah Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu, dan Gizi Pangan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Putra Arif, 2020. Serba-Serbi Dinatrium Guanilat sebagai Penguat Rasa Makanan. Diakses dari,
https://www.sehatq.com/artikel/serba-serbi-dinatrium-guanilat-sebagai-penguat-rasa-
makanan, pada 4 Mei 2021.
Rahayu, Mutia Insi. 2020. Xanthan Gum: Manfaat Kontraindikasi, Efek Samping, dll. Publikasi
web doktersehat.com.
Republika.co.id. 2018. Pemanis Buatan Aspartam, Perlukah Dihindari?. Diakses dari
https://republika.co.id/berita/pb026q328/pemanis-buatan-aspartam-perlukah-dihindari, pada
4 Mei 2021.
Republika.co.id. 2014. Menakar Keamanan Kandungan Fenilalanin. Diakses dari,
https://www.republika.co.id/berita/nbmmcc9/menakar-keamanan-kandungan-fenilalanin,
pada 4 Mei 2021.
Retno Lestari A. 2012. Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan (Tartazine).
Safitri, Adelia Marista. 2020. Propylene Glycol: Manfaat, Dosis & Efek Samping. Diakses dari
https://www.honestdocs.id/propylene-glycol, pada 4 Mei 2021.
Sayurbox. 2020. Berbahaya untuk Kesehatan, Ini 5 Pemanis Buatan yang Wajib Dihindari.
Diakses dari http://blog.sayurbox.com/5-pemanis-buatan-yang-wajib-dihindari/, pada 4 Mei
2021.
Sehatq.com. 2020. Berkenalan dengan Fenilalanin Asam Amino yang Berpotensi untuk Atasi
Depresi. Diakses dari https://www.sehatq.com/artikel/fenilalanin-adalah-asam-amino-yang-
berpotensi-untuk-atasi-depresi, pada 4 Mei 2021.
Sehatq.com. 2020. Jangan Terkecoh, Antioksidan TBHQ dalam Makanan Malah Picu Risiko
Kesehatan. Diakses dari https://www.sehatq.com/artikel/jangan-terkecoh-antioksidan-tbhq-
dalam-makanan-malah-picu-risiko-kesehatan, pada 4 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai