Disusun oleh :
Anggota Kelompok 1
UNIVERSITAS MATARAM
TA/2022
DAFTAR ISI
COVER---------------------------------------------------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------------------2
PENDAHULUAN----------------------------------------------------------------------------------------
PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------------10
B. Saran---------------------------------------------------------------------------------------------10
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat aditif pada makanan adalah semua bahan yang ditambahkan dan dicampurkan ke
dalam produk makanan dan minuman selama proses pengolahan, penyimpanan, dan
pengemasan. Di Indonesia, zat aditif pada makanan disebut dengan istilah Bahan
Tambahan Pangan (BTP).Produksi dan penjualan seluruh produk makanan dan
minuman yang menggunakan zat aditif harus mendapatkan izin edar dan persetujuan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar aman dikonsumsi oleh
masyarakat.
Dikutip dari Modul Ilmu Pengetahuan Alam Paket B Setara SMP/MTs Kelas VIII
bertema "Transportasi pada Tubuh Makhluk Hidup" karya Muhammad Noval, sumber
zat aditif terdiri atas alami, non alami atau sintetik. Sumber zat aditif alami berasal
dari tumbuh-tumbuhan, seperti gula untuk pemanis makanan, daun pandan, dan vanila
untuk pengaroma. Sedangkan yang non-alami biasanya berasal dari pengawet garam
(asinan makanan)
Di zaman yang modern seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dari
makanan kemasan atau produk olahan yang dikemas dengan praktis. Namun sadarkah
manusia bahwa makanan yang dijual itu ternyata mengandung zat tamzat atau zat
aditif pada makanan. Zat aditif pada makanan ini memiliki peran dalam menambah
rasa, warna dan umur simpan makanan, tetapi zat aditif juga mungkin memiliki efek
negatif pada tubuh. Luangkan waktu untuk mengenal macam-macam zat aditif pada
makanan yang umum digunakan dan banhaya bagi tubuh, sehingga Anda akan tahu
apa yang harus dicari taHu dihindari, saat berbelanja. Zat aditif pada makanan adalah
zat atau zat kimia yang ditambahkan ke produk makanan. Tujuan penggunaanya
untuk menjaga makanan agar tetap segar serta meningkatkan warna, aroma, dan
teksturnya.
Di Indonesia, zat aditif pada makanan disebut dengan istilah Zat Tamzat Pangan
(BTP). Semua produk makanan yang menggunakan zat aditif harus melalui
persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Semua
zat yang dicampurkan pada produk makanan selama proses pengolahannya, proses
penyimpanannya, dan proses pengemasannya disebut sebagai zat aditif pada
makanan. Zat aditif makanan atau zat tamzat makanan adalah zat yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk
memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan. Selain
itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor
235/Men.Kes/Per/VI/79, Zat aditif adalah zat tamzat pada zat pangan yang dapat
mencegah atau menghambat fermentasi pengasaman atau penguraian terhadap zat
pangan yang disebabkan oleh jasad renik ( Anonim,1979). Zat aditif berarti setiap zat
yang dapat menghambat dan memperlambat proses fermentasi pembusukan
pengasaman dan dekomposisi zat pangan antara lain asam benzoat dan garamnya
asam sorbat dan garamnya ( Buckle dkk, 1985) .Zat aditif adalah suatu senyawa kimia
yang secara khusus ditambahkan untuk mencegah dekomposisi zat pangan yang
disebabkan oleh mikroba dan menghambat pertumbuhan serta aktivitas mikroba, yaitu
dengan merusakkan membran sel atau dinding sel mikroba tersebut dan menurunkan
aktivitas enzim. Zat aditif yang diperdagangkan secara bebas dikenal dengan nama
“anti basi” kemungkinan adalah senyawa benzoat yang penggunaannya bertujuan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau mikroba lainnya sehingga bila
ditambahkan ke dalam zat pangan akan lebih awet (Sukarni, 1986). Zat aditif pada
dasarnya untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang mungkin terdapat dalam zat
pangan. Penambahan zat-zat aditif pada makanan dilakukan dengan pemberian dosis
seminimal mungkin tetapi telah cukup efektif untuk menghambat pertumbuhan
mikroba (Soemanto, 1986).
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, hal yang dapat kami simpulkan bahwa zat aditif ini terdapat
dalam 2 ranah yaitu alami dan buatan. Dari kasus yang kami kaji ini ada 6 jenis zat
aditif yang terdapat di dalamnya yaitu; MSG, zat perwarna buatan, perisa buatan,
pemanis buatan, pengawet dan lemak trans yang mengacu kepada dampat negative
dan positif itu sendiri. Dan hal yang diharapkan dari kasus ini bahwa masyarakat lebih
membudayakan literasi berbagai sumber yang telah diketahui kejelasannya mengenai
zat aditif yang di batasi penggunaannya karena akan berakibat fatal dan menimbulkan
penyakit yang mungkin saja sulit untuk disembuhkan.
B. Saran
Kita sebagai masyarakat baik itu daerah kota maupun desa, harus memanfaatkan
teknologi dengan sebaik-baiknya. Misalnya dengan melakukan literasi baca berbagai
artikel terkait kesehatan keluarga yang mana sangat bermanfaat untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Praja, Denny Indra. (2015),“Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya. Garudhawaca,”
Dr. Cut Khairunnisa, M.Kes. (2013). “DAMPAK KESEHATAN PENGGUNAAN ZAT ADITIF
MAKANAN DITINJAU DARI ASPEK MANFAAT DAN KEHALALANNYA”.
Diva Latifah Rochmah , Elisa Tri Utami. (2022). “DAMPAK MENGKONSUMSI MONOSODIUM
GLUTAMAT (MSG) DALAM PERKEMBANGAN OTAK ANAK”.
Aurand, W.L, Woods,A.E.,dan Wells, M.R., 1987, ”Food Composition and Analysis”, Van
Nostrant Reinhold Company, New York
Sandra desi caesaria. (2022). “Pakar UM Surabaya Sebut 6 Zat Berbahaya Ini Banyak di
Makanan Kemasan.” https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/01/140114771/pakar-um-
surabaya-sebut-6-zat-berbahaya-ini-banyak-di-makanan-kemasan?page=3 (tanggal akses
10/18/22)