Disusun Oleh :
Hindun Rifngatunnis
19/AFM/021
PROGRAM STUDI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan
oleh kualitas pangan yang dikonsumsi, sehat tidaknya suatu makanan
bukan bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau
kesegarannya, melainkan pada kandungan zat yang diperlukan oleh
tubuh. Hal ini dikarenakan belum tentu suatu jenis makanan mengandung
semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.
Dewasa ini makanan dibuat dengan beragam variasi baik dari segi
rasa dan warna agar menggoda selera bagi yang hendak
mengonsumsinya. Dahulu manusia cukup menggunakan rempah-rempah,
gula, garam, serta bahan pewarna alami seperti daun pandan, kunyit, buah
bit, dan lainnya. Semakin berkembangnya ilmu teknologi pangan, bahan-
bahan makanan dan minuman dikreasikan dengan mencampurkan zat
aditif. Penambahan bahan tersebut digunakan untuk memperpanjang
umur penyimpanan, memperkuat rasa, memberi tampilan yang menarik,
dan menjadi pembeda antara produk pangan satu dengan lainnya.
Snack masa lalu adalah sejenis makanan ringan berupa stick Panjang
biasa disebut “milidi” yang terbuat dari tepung lalu dipasarkan dengan
cara digoreng dan dikemas diberi berbagai bumbu penyedap rasa yang
menciptakan rasa enak dan sudah diminati banyak kalangan dari anak-
anak sampai dewasa. Namun di dalam bumbu penyedap sendiri banyak
mengandung bahan penyedap dan pewarna sintetis yang dapat
menciptakan rasa enak.
Bahan yang paling utama dan penting di dalam pembuatan “snack
masa lalu” adalah penyedap rasa. Jenis penyedap rasa ada dua macam
yaitu, penyedap alami dan penyedap sintetis. Penyedap alami yang
digunakan dalam pembuatan “snack masa lalu” antara lain ada garam dan
gula. Sedangkan Penyedap sintetis yang digunakan salah satunya MSG
yang terkandung dalam bumbu penyedap “mayzoni” yang digunakan
dalam pembuatan snack masa lalu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada kandungan MSG di dalam bumbu snack masa lalu?
2. Apakah kadar MSG dalam bumbu snack masa lalu memenuhu
persyaratan PERMENKES?
C. Tujuan
1. Mengetahui adanya kandungan msg di dalam bumbu penyedap snack
masa lalu
2. Mengetahui Kadar MSG dalam bumbu penyedap snack masa lalu.
D. Manfaat
1. Manfaat untuk penulis
a. Dapat menerapkan teori yang telah diterima secara langsung di
lapangan.
b. Dapat menambah pengetahuan tentang bahan tambahan pangan (BTP)
khususnya pewarna rhodamin B pada bumbu balado jajanan snack
masa lalu.
2. Manfaat untuk jurusan
Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan terutama dalam
pengembangan ilmu jurusan farmasi.
3. Manfaat untuk Lembaga
Untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar dosen agar
menjadi lebih kreatif, efektif dan efisien sehingga kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
E. Sistematika Penulisan
Suatu karya ilmiah memerlukan sistematika yang baik, teratur dan
terperinci. Demikian pula dalam skripsi ini, penulis berusaha
mencantumkan secara urut dari bab ke bab tentang sistematikanya.
Adapun sistematika skripsi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian kualitas, pengertian sarana, pegertian
pelayanan, pengertian kepuasan, tinjauan terhadap penelitian-penelitian
terkait yang pernah dilakukan sebelumnya, dan pengembangan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang populasi, sampel dan metode pengambilan sampel,
data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan
pengukuran variabel, uji analisis pengukuran data, uji asumsi klasik, dan
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil analisis data
dan pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan dari serangkaian pembahasan penelitian
yang dilakukan, keterbatasan atau kendala-kendala dalam penelitian serta
saran-saran yang perlu untuk disampaikan baik untuk subyek penelitian
maupun bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam glutamat adalah suatu asam amino yang di dalam tubuh akan
dikonversikan menjadi glutamat. Glutamat berperan sebagai
neurotransmitter yang menyebabkan sel-sel neuron yang ada di otak dapat
berkomunikasi antara yang satu dengan lainnya. Asam glutamat biasanya
terikat pada molekul protein yang terdapat di dalam makanan, kemudian
protein tersebut secara perlahan akan dipecahkan dan kemudian diserap
oleh tubuh. Glutamat didalam MSG tidak terikat pada molekul protein
melainkan dalam bentuk bebas. Penelitian yang pernah dilakukan
menunjukkan bahwa mengkonsumsi glutamat bebas melalui sistem
digestive dapat meningkatkan kadar glutamat di dalam plasma darah
secara signifikan. Blood brain barrier (sawar otak) akan mencegah kadar
glutamat yang berlebihan (Savira, 2008).
Asam amino glutamat yang terdapat di dalam otak berfungsi sebagai
neurotransmitter untuk menjalarkan rangsang antar neuron. Bersifat
eksitotoksik bagi otak jika terakumulasi di sinaps (celah antar sel saraf).
GABA (Gamma Amino Butyric Acid) juga termasuk neurotransmitter dan
memiliki fungsi lain sebagai reseptor glutamatergik, sehingga bisa menjadi
target dari sifat toksik glutamat. Saat kerja glutamate transport protein, ada
enzim glutamine sintetase yang bertugas mengubah amonia dan glutamat
menjadi glutamin yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan dari otak.
Asam glutamat diusahakan untuk dipertahankan dalam kadar rendah dan
nontoksik saat terakumulasi di otak. Reseptor sejenis untuk glutamat juga
ditemukan di beberapa bagian tubuh lain seperti tulang, jantung, ginjal,
hati, plasenta dan usus. Saat mengkonsumsi MSG, asam glutamat bebas
yang dihasilkan sebagian akan terikat di usus, dan selebihnya dilepaskan
ke dalam darah, selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh (Ardyanto, 2004).
Keadaan stress oksidatif juga dijumpai setelah pemberian MSG 4 mg/g
berat badan secara interperitoneal memperlihatkan peningkatan
pembentukkan MDA (Malondialdehyde) di hati, ginjal dan otak tikus.
Pemberian makanan yang mengandung vitamin C, E dan quertin secara
bersamaan mengurangi kadar MDA yang muncul akibat pemberian MSG
(Farombi & Onyema, 2006). Hampir semua bahan makanan sudah
mengandung glutamat. Beberapa diantaranya mengandung kadar tinggi,
seperti: susu, telur, daging, ikan, ayam, kentang, jagung, tomat, brokoli,
jamur, anggur, kecap, saus dan keju. Termasuk dalam hal ini juga bumbu-
bumbu penyedap alami seperti vanili atau daun pandan. Hasil penelitian
untuk batasan metabolisme (30 mg/kg/hari) berarti rata-rata dalam sehari
dibatasi penambahan maksimal 2,5 – 3,5 g MSG (berat badan 50 – 70 kg),
dan tidak boleh dalam dosis tinggi, sementara satu sendok teh rata-rata
berisi 4 - 6 gram MSG (Ardyanto, 2004).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Anny Sartika Dan Emma Trivitasari. 2014. Jumlah Konsumsi Maksimal
MieInstan Berdasarkan Penentuan KadarMonosodium Glutamat (Msg)
Bumbu Penyedapnya. MajalahIlmiah Kultura Vol. 16 No. 1 Maret 2015
Issn: 1411 –0229: Jakarta.
Sarah, 2011. Analisa Kadar Monosodium Glutamat (MSG) Pada Bumbu Mie
Instan Universitas Indonesia.
Sulastri, 2017. Analisa Kadar Monosodium Glutamat (MSG) pada bumbu mie
instan yang diperjual belikan di koperasi wisata Universitas Indonesia.