BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari
kalsium dimana sebagian besar terkonsentrasi di dalam tulang rawan dan gigi,
sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak (Winarno, 1992).
Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi, namun juga
memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokemik didalam
tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksibilitas syaraf otot, kerekatan seluler,
sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon. Kerangka tulang yang
merupakan cadangan besar kalsium kompleks yang tidak larut, berada dalam
Kusharto, 1992).
Kebutuhan akan kalsium mencakup semua usia dan dalam rangka prevensi
asupan kalsium untuk per harinya pada bayi yaitu berkisar 400-600 mg, anak-
susu saja, tetapi sebenarnya tidak demikian adanya, ada beberapa bahan makanan
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam
berupa lahan yang cukup luas dan subur. Dengan iklim, suhu dan kelembaban
yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pokok, maka hampir seluruh
Indonesia) dapat tumbuh dengan relatif baik. Salah satu jenis tanarnan pangan
yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah tanaman
Kacang Kedelai (Glycine max L) yang termasuk dalam salah satu sumber
pangan memiliki sejumlah produk sejak dahulu salah satunya adalah tempe.
merupakan makanan sehari-hari sebagai pengganti ikan atau daging, tempe juga
tempe goreng dan keripik tempe. Di daerah yang rawan gizi, baik di kota maupun
di desa tempe dapat dijadikan sebagai bahan pangan sumber protein nabati dalam
3
Tingginya harga kedelai saat ini dapat memicu para produsen tempe untuk
menekan harga tempe tersebut. Hal ini dapat menyebabkan turunnya mutu tempe
yang dihasilkannya, salah satunya adalah rendahnya kadar Kalsium dalam tempe
tersebut.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah berapa kadar kalsium yang terdapat dalam tempe yang
beredar di Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Menganalisis kadar kalsium yang terdapat dalam 100 gram tempe yang
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang
kadar kalsium dalam tempe sehingga merubah asumsi masyarakat bahwa kalsium
E. Ruang Lingkup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebab selama berabad-abad tidak ada laporan tertulis tanaman ini. Laporan
pertama mengenai kedelai terdapat dalam materi medicam yang tertulis oleh
Kedelai (Glycine max.L), sampai saat ini diduga berasal dari kedelai liar
China, Manchuria dan Korea, rumphius melaporkan bahwa pada tahun 1750
kedelai sedah mulai dikenal sebagai bahan makanan dan pupuk hijau di Indonesia.
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Polypetales
Familia : Leguminosae
Genus : Glycine
6
Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio
terletak di antara keping biji. Warna kulit bermacam-macam, ada yang kuning,
hitam atau coklat. Pusar atau biji hilum adalah jaringan bekas biji kedelai yang
menempel pada dinding buah, bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong,
ada yang bundar atau bulat agak pipih beras, biji bervariasi tergantung barietas. Di
Indonesia, besar biji sering diukur dari bobot 100 bijinya antara 6-10 gram; berbiji
sedang bila bobot 100 biji 13 gram dan lebih dari 13 termasuk berbiji besar.
atas tanah. Bagian batang berkecamba di bawah keping disebut hipokotil. Warna
hipokotil ungu atau hijau, dan erat hubungannya dengan warna bunga. Kedelai
yang hipokotilnya untu bunganya ungu, yang hijau bunganya berwarna putih.
Kedelai berakar tunggang. Pada tanah gembur akar kedelai dapat sampai
kedalaman 150 cm. Pada akarnya terdapat bintil-bintil akar, berupa koloni dari
Tabel. 1 . Kandungan gizi bahan olahan berasal dari kedelai per 100 gram
bahan.
Kandungan Gizi Kedelai Tempe Tahu segar Kecap Tauco
putih
7
enteropatogenik dan antioxidant. Beberapa Jenis peptida yang terdapat pada tempe
telah diketahui merupakan senyawa bioaktif yang mempunyai fungsi penting bagi
kesehatan, misalnya untuk penyerapan kalsium dan zat besi, sebagai senyawa
lebih sederhana.
menjadi lebih enak dan nutrisinya lebih mudah dicerna tubuh dibandingkan
harga per satuan unit lebih murah dibandingkan dengan sumber protein asal
alat-alat yang biasa terdapat di rumah tangga. Pembuatan tempe secara tradisional
tempe untuk usaha kecil sangat dianjurkan menggunakan alat-alat mekanis, agar
Tabel 2. Komposisi kimia tempe (dalam 100 gram bagian yang dapat
dimakan)
Komponen Tempe murni Tempe pasar
Protein (gram) 20,8 14,0
tubuh. Tubuh kita memerlukan kalsium selama hidup, tetapi terutama pada masa
kanak-kanak, masa mengandung dan laktasi. Unsur ini seringkali terdapat dalam
kadar yang kurang memadai dalam diri seseorang. Kadar kalsium mencapai
10
jumlah 39% dari seluruh mineral yang ada dalam tubuh dan 99% kalsium tersebut
berada dalam jaringan keras, tulang dan gigi. Yang 1 % berada dalam darah, cairan
Peranan kalsium dalam tubuh pada umunya dapat dibagi dua, yaitu
membantu membentuk tulang dan gigi dan mengukur proses bioligis dalam tubuh.
(Winarno, 1997).
penggumpalan darah, kalsium diperlukan juga dalam penyerapan vitamin B12 serta
nitrogen. Orang dewasa memerlukan 700 mg (0,7 gram) kalsium per hari. Menurut
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1987) konsumsi yang dianjurkan untuk
anak usia dibawah 10 tahun sebanyak 0,5 gram per orang per hari dan dewasa 0,5-
beberapa logam dalam jumlah yang sangat kecil. Alat ini didasarkan pada absorbsi
11
serapan atomic pada panjang gelombang tertentu dari suatu atom yang telah
mengalami eksitasi.
mengisolasi radiasi keadaan dasar dari lampu, maka cahaya tersebut akan
terabsorbsi. Tingkat absorbsi tergantung pada jumlah yang terdapat dalam larutan.
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya.
Alat yang didasarkan pada absorbs atomic lebih banyak digunakan pada
saat ini sebab mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan emisi nyala,
yaitu karena :
lebih tinggi, lebih-lebih untuk unsur yang sukar bereksitasi (zink misalnya,
dapat ditentukan sampai kurang dari 0,5 ppm, sedang batas terendah pada
b. Populasi keadaan dasar jauh kurang peka terhadap suhu nyala dari pada
populasi bereksitasi.
c. Interfensi dari garis-garis spectrum unsur-unsur lain dan emisi lain dan
cahaya.
12
dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang berada pada keadaan
dasarnya.
elektron yang lebih tinggi oleh kalor nyala api keadaan dasar. Pada waktu kembali
inilah akan dipancarkan oleh atom tersebut, suatu kuantum energy sinar oleh atom
sebanding dengan konsentrasi atom dalam nyala, maka konsentrasi unsur logam
pembacaan.
Skema gambar alat tersebut dapat dilihat pada gambar (1) berikut ini :
a. Sumber cahaya
berongga (Hallow cathode lamp.) lampu ini terdiri atas pelindung dari
gelas yang mengandung katoda dan anoda. Katoda adalah cawing atau
silinder logam yang berbuat dari bahan kimia yang akan dianalisis.
katoda dari tembaga murni. Pelindung dari gelas yang tersegel diisi
(gambar 2).
Keterangan gambar 2 :
1. Penyumbat dasar
2. Anoda
3. Katoda
6. Jendela silika.
14
b. Chopper
tersebut berasal dari lampu katoda atau emisi dari pembakar maupun atom
demikian maka absorbs yang terbaca hanya berasal dari lampu katoda.
c. Nyala pengatoman
Nyala adalah reaksi kimia fase gas. Nyala yang ideal untuk
absorbsi atom harus dapat menghasilkan energi panas yang tepat untuk
oksidan tergantung pada suhu nyala yang diinginkan. Udara dan asetilen
d. Monokromator
resolusi yang lebih tinggi sampai jarak yang lebih panjang dan panjang
gelombang.
e. Detektor
f. Amplifier
dapat terbaca.
1) Sensitivitas (Kepekaan)
Cara ini sangat peka, dapat menentukan suatu unsur dibawah 1 ppm,
2) Selektivitasnya tinggi
16
satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan bila katoda
berongga tersedia.
4) Interferensi fisis
2) Oleh karena itu beberapa nyala lebih tepat untuk beberapa unsur
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tempe diambil dari 3 industri rumah
tangga yang terletak di bagian utara, tengah, dan selatan Kota Makassar.
Sampel
D. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan Sampel
2. Pengolahan Sampel
selama 2 jam pada suhu 500 C dan dibiarkan dingin. Abu dibasahkan dengan
cawan porselin yang berisi sampel dimasukkan kembali kedalam tanur dan
diabukan selama 1 jam pada suhu 500C, abu didinginkan dan dilarutkan
disaring ke dalam labu ukur 50 ml, cuci hasil saringan beberapa kali dengan
sampai 100 ml, selanjutnya larutan sampel tempe siap untuk dianalisis.
berupa data serapan kalsium larutan sampel tempe, kemudian dihitung konsentrasi
F. Definisi Operasional
yang membantu membentuk tulang dan gigi, dan mengukur proses bioligis
dalam tubuh.
G. Teknik Analisis
kalsium karbonat.
Kalsium Oksalat.
W1 W2
Kadar Air x 100%
W1
Keterangan:
dan 50 ppm.
dengan lampu katoda Ca. kurva baku dibuat dengan cara memplotkan nilai
Cawan porselin, corong gelas, gelas kimia 100 ml, 250 ml dan 500 ml,
gelas ukur 5 ml, 10 ml, 50 ml dan 100 ml, labu ukur 10 ml, 50 ml, 100 ml dan
250 ml, Neraca analitik, pipet volume 1 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, dan 25 ml,
Air suling, ammonium karbonat, asam klorida p.a, asam nitrat p.a,
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Tabel 5 : Hasil Pengukuran Serapan Larutan Baku Logam Kalsium pada Panjang
Gelombang 422,7 m
Konsentrasi Serapan
10 0,2372
20 0,4236
30 0,6013
40 0,7987
50 0,9389
24
Tabel 6 : Hasil analisis kuantitatif logam kalsium dalam sampel tempe secara
B. Pembahasan
Tempe yang dipilih dalam penelitian ini adalah tempe yang diambil dari 3
industri rumah tangga yang terletak di bagian utara, tengah dan selatan kota
25
Makassar. Tempe ini dipilih berdasarkan letak geografis dari industria rumah
tangga tempe sehingga diharapkan tempe tersebut mewakili seluruh wilayah kota
Makassar.
bahwa hasil penelitian yang diperoleh adalah sesuai dengan pustaka yaitu untuk
yang terutama sekali digunakan untuk anlisis logam-logam dalam jumlah renik
karena sangat peka. Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan pada penguapan
atom bebas. Atom logam yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom
bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan
dari lampu katoda yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya
penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu dan 422,7
m adalah panjang gelombang yang tepat yang dapat diserap oleh atom kalsium.
diabukan terlebih dahulu dengan cara dipijarkan dulu dengan bunsen sampai
26
sampel tidak berasap, lalu dibiarkan sampai dingin. Setelah itu, abu yang tersisa
penambahan HNO3 lalu sisa dari HNO3 dihilangkan dengan cara dipanaskan diatas
pemanas kemudian sampel diabukan kembali dalam tanur pada suhu 500oC sampai
diperoleh abu yang berwarna putih. Abu yang diperoleh kemudian dilarutkan
pembakar asitilena dan oksigen (2:8) yang dapat menghasilkan nyala dengan suhu
dengan maksud untuk mencegah terbentuknya kalsium aluminat yang sulit terurai
kalsium dan sampel tempe C mengandung 125, 0265 mg kalsium. Dari hasil
diatas hanya sampel tempe B yang sesuai dengan pustaka sebesar 155 mg kalsium
bahan lain seperti jagung dalam tempe tersebut, hal ini mereka lakukan karena
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
serapan atom maka diperoleh kadar kalsium pada tempe A = 104,4300 mg, B =
B. Saran
diadakan penelitian lebih lanjut dan luas mengenai kadar kalsium dalam tahu atau
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W., 2007. Kedelai : Khasiat dan Teknologi. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta. 40 57.
Day, R.A dan Underwood, A.L. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke 6. Jakarta :
Erlangga, 1998.
E.Sinaga, 1997. Penuhi kalsium dikutip dari http:// www.intisari on the net.com,
8 oktober 2002.
JR. Day. A.R., Underwood. LA, 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi V
PYT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 421 431.
Rukmana, R., 1996. Kedelai, Budaya dan Pasca Panen. penerbit Kanisuis
Yogyakarta.
Suhardjo, Kusharto., 1992. M. C. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta 153.
Svehla, G., 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Terjemahan L. Setiono : PT. Kalman Media Pustaka,
Jakarta
Tjay, T.H., Rahardja. K., 2002. Obat-obat Penting Edisi V. Cetakan Ii. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta
29
Winarno, F. G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 154-155.
30
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Gambar 3 : Skema Kerja Analisis Kadar Kalsium Dalam Tempe yang Beredar
di Makassar Secara Spektrofotometri Serapan Atom
SAMPEL
Dikeringkan
Dihaluskan
Ditetapkan kadar air
Pengukuran Kurva
Baku Kalsium
Pengukuran Serapan
Kalsium Dalam
Larutan Sampel
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Kesimpulan
31
Lampiran 2 : (Perhitungan)
Perhitungan Kadar Air
Berdasarkan rumus :
W1 W2
= 100%
W1
Keterangan :
W1 = Tempe basah
W2 = Tempe kering
1. Sampel tempe (selatan kota)
Kadar air (1)
Diketahui :
W1 = 10,1373 g
W2 = 5,0400 g
Penyelesaian :
10,1373 5,0400
= 100%
10,1373
= 50,28 %
Kadar air (2)
Diketahui :
W1 = 10,1373 g
W2 = 5,0105 g
Penyelesaian :
10,1373 5,0105
= 100%
10,1373
= 50,57 %
50,28 % +50,57 %
Kadar air rata-rata tempe =
2
= 50,42 %
32
49,61 %+49,80 %
Kadar air rata-rata tempe =
2
= 49,70 %
10,1150 5,0961
= 100%
10,1150
= 49,62 %
Kadar air (2)
Diketahui :
W1 = 10,1150 g
W2 = 5,0623 g
Penyelesaian :
10,1150 5,0623
Kadar air = 100 %
10,1150
= 49,95 %
49,62 %+49,95 %
Kadar air rata-rata tempe =
2
= 49,79 %
34
Lampiran 3 :
Hasil Perhitungan Persamaan garis regresi linear logam kalsium dengan metode
X Y XY X2 Y2
Y = Serapan
a = Intersep
b = Slope/Kemiringan
n = Jumlah Data
berdasarkan rumus :
()
a =
n
()()()
b=
n( 2 )()2
maka :
35
5(107,716)(150)(2,9994)
b =
5(5500)(150)2
538,805449,91 88,895
= = = 0,01778
27.50022.000 5000
2,9994b (150)
a =
5
2,99940,01778 (150)
=
5
2,99942,667
=
5
= 0,0665
36
Lampiran 4 :
Sampel :A
Serapan : 0,1596
Berat sampel : 5,0020 gram
Volume sampel : 100 ml = 0,1 L
Faktor pengenceran : 10 kali
Kadar air : 50,42 %
Dengan persamaan regresi linear sebagai berikut :
Y = a + bx
Y = 0,0665 + 0,01778x
Y 0,0665
() =
0,01778
0,1596 0,0665
=
0,01778
= 5,2362 mg/L
Kadar kalsium untuk 100 g tempe kering diperoleh :
mg
5,2326 L x 0,1 x 10
= x 100 gram
5,0020
= 104,6821
Kadar kalsium untuk 100 g tempe basah diperoleh :
mg
5,2326 L x 0,1 x 10
= x 100 gram
100
5,0020 x ( )
100 50,42
= 51,9016
37
Lampiran 5 :
1.2
1 y = 0.0178x + 0.0665
R = 0.9975
0.8
0.6 Series1
Linear (Series1)
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
39
Sampel A Sampel B
Sampel C