BIJIAN
UJI KADAR LEMAK PADA TEPUNG KEDELAI DAN TEMPE
Dibuat oleh:
Nama : Reki Martiansyah
Nim : 4202007027
Smt/kls : 3/A
Kelompok :7
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................2
B. Tujuan................................................................................................................3
A. Hasil.................................................................................................................10
B. Pembahasan....................................................................................................10
BAB V PENUTUP.....................................................................................................11
A. Simpulan..........................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................12
LAMPIRAN...............................................................................................................13
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi
pangan lokal salah satunya kacang kedelai yang tergolong dalam jenis tanaman biji-
bijian yang menjadi bahan baku makanan dari asia timur seperti kecap, tempe dan
tahu (Sarwanto, 2008). Kacang kedelai merupakan komoditas sumber protein nabati
dan minyak nabati dunia yang berperan dalam rangka peningkatan gizi masyarakat,
karena selain aman bagi kesehatan juga sebagai sumber protein yang paling murah
dibandingkan dengan sumber protein lainnya (Winarsi, 2010). Kedelai memiliki
kandungan gizi (100 g) : protein 35 gram, kalori 331 kkal, lemak 18 gram, hidrat
arang 35 gram, kalsium 227 mg, fosfor 585 mg, besi 8 mg, vitamin A 110 SI, vitamin
B1 1,07 mg dan air 7,5 gram (Rukmana dan Yuniarsih, 1996) Salah satu upaya
peningkatan pemanfaatan kacang kedelai adalah dengan mengolah menjadi sebuah
jajanan yang dapat dikonsumsi sebagai selingan atau pelengkap menu utama
(Hardiansyah & Briawan 1994 dalam Rakhmawati, 2009)
Lemak adalah campuran trigliserida dalam bentuk padat dan terdiri dari suatu
fase padat dan fase cair . Sumber-sumber lemak dan minyak dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu : sumber dari tumbuh-tumbuhan yang meliputi biji-bijian seperti
kedelai, kacang tanah, bunga matahari dan sebagainya dan sumber-sumber dari
hewan yang meliputi sapi, domba, babi . Lemak yang digunakan dalam makanan
sebagian besar adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol, komponen-
komponen lain yang mungkin terdapat meliputi fosfolipid, sterol, vitamin dan zat
warna yang larut dalam lemak seperti klorofil dan karotenoid . Trigliserida dapat
berwujud padat atau cair, dan hal ini tergantung dari komposisi asam lemak yang
menyusunnya. Peran dari pada lemak (lipid) dalam makanan manusia dapat
merupakan zat gizi yang menyediakan energi bagi tubuh ; dapat bersifat psikologis
dengan meningkatkan nafsu makan ; atau dapat membantu memperbaiki tekstur dari
bahan pangan yang diolah ( Buckle, 1987 ).
Lemak berbeda dari karbohidrat dan protein karena tidak terdiri dari polimer
satu-satuan molekuler . Setiap gram lemak mengandung kalori 2,25 kali dari jumlah
kalori yang dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat. Lemak selalu
tercampur dengan komponen-komponen lain didalam makanan misalnya vitamin-
vitamin yang larut dalam lemak yaitu Vitamin A, D, E dan K, sterol didalam lemak
hewan dan fotosterol didalam lemak sayuran. Lemak dalam bahan makanan pada
4
umumnya dipisahkan dari lain komponen yang terdapat dalam bahan tersebut dengan
cara ekstraksi dengan suatu pelarut misalnya petroleum ether, etil eter, khloroform
atau benzene.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan prosedur pengujian kadar lemak pada
makanan sehingga hasil data yang diperoleh lebih valid.
1.3 Manfaat
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak diantaranya:
1. Laporan ini dapat menjadi acuan dan rujukan dalam penelitian selanjutnya
2. Laporan ini dapat menjadi sumber wawasan bagi seluruh pihak yang
membutuhkan.
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Tempe merupakan makanan tradisional di Indonesia, khususnya Jawa yang
dibuat dari fermentasi oleh jamur Rhizopus sp pada bahan baku kedelai maupun non
kedelai. Tempe juga dapat diartikan sebagai produk makanan yang dihasilkan melalui
proses fermentasi dengan menggunakan ragi sebagai bahannya. Tempe banyak
diminati oleh masyarakat karena memiliki banyak kandungan gizi. Kanudngan gizi
tersebut diantaranya lemak, protein, mineral, asam fitat, karbohidrat, ologosakarida,
vitamin B12, dan sebagai antioksidan seperti isoflavon sehingga dapat
menguntungkan bagi kesehatan manusia.
Tempe kedelai merupakan tempe yang terbuat dari bahan dasar kedelai.
Tempe kedelai sudah dikenal oleh masyarakat luas, karena sebagaian besar
pembuatan tempe di Indonesia menggunakan bahan dasar kedelai. Tempe kedelai
memilki ciri-ciri miselium berwarna putih dan kompak, bentuknya yang padat serta
memiliki bau yang khas (Melina. 2012). Tempe kacang merah merupakan tempe
yang berbahan dasar kacang merah. Meskipun belum bayak yang mengetahui bahwa
kacang merah bisa dijadikan sebagai bahan dasar tempe, tempe kacang merah
memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan gizi yang terdapat pada tempe
kacang merah diantaranya, zat besi, kaya akan serat, vitamin B serta kalsium
Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan tetapi yang dikenal sebagai tempe
oleh sebagian peminat tempe adalah yang dibuat dari kedelai. Menurut (Kasmidjo.
1990), di Indonesia terdapat berbagai macam tempe yang dibuat dengan bahan selain
kedelai, antara lain: ampas tahu, ampas kacang, biji benguk (koro) dan biji kecipir.
Pembuatan tempe dengan menggunakan beraneka bahan seperti kacang-kacangan
dari biji-bijian, kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain
5
sebagainya (Anonim. 2003). Kacang merah tergolong makanan nabati kelompok
kacang polong (legume), satu family dengan kacang hijau, kacang kedelai, kacang
tolo, dan kacang uci.
Secara defenitif, lipida diartikan sebagai semua bahan organik yang dapat
larut dalam pelarut-pelarut organik yang memiliki kecenderungan nonpolar. Maka
kelompok lipida ini secara khusus berbeda dengan karbohidrat dan protein yang tak
larut dalam pelarut-pelarut organik. Bahan-bahan pelarut yang umum dipakai untuk
ekstraksi lipida adalah heksan, ether atau khloroform . Untuk golongan lipida yang
lebih polar, bahan pelarut yang dipakai untuk ekstraksi juga dipilih yang lebih polar
misalnya kloroform, etanol, metanol ataupun campuran beberapa pelarut . Lemak dan
6
minyak secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok
lipida, trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol
dengan tiga molekul asam lemak. Dialam bentuk gliserida yang lain yaitu digliserida
dan monogliserida hanya terdapat sangat sedikit pada tanaman, dalam dunia
perdagangan lebih banyak dikenal digliserida dan monogliserida dipakai dalam
teknologi makanan misalnya sebagai bahan pengemulsi, penstabil, dan lain-lain .
Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang
berada dalam keadaan padat dan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang
berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan
minyak dan lemak ini (Sudarmadji,1989).
7
c. Lemak lebih padat dari pada minyak , berat jenisnya lebih tinggi untuk
trigliserida dengan berat molekul rendah dan trigliserida yang tidak jenuh, berat jenis
menurun dengan bertambahnya suhu
d. Makin pendek rantai asam lemak makin rendah titik cair trigliserida
nya (Buckle,1987).
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,
sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang
mengandung titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair
atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan
dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda, untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur
dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam
lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap.
Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium
yang bereaksi. Lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air,
sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut . Semua gliserida larut dalam
ester, kloroform, atau benzena dan alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan rasa dan
bau yang tidak enak (Poedjadi , 1994).
8
9
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengujian kadar lemak pada tepung tempe dan tepung kedelai ini
dilakukan di Laboratorium Agroindustri Pangan Politeknik Negeri Sambas.Pada hari Rabu,
27 Oktober 2021
3. Masukkan sampel ke dalam tabung timbal soxlet (sampel tidak boleh melebihi
tinggi dari pipa F).
4. Masukkan Pelarut organik (N-heksan, petrolium benzen, petrelium ether) ke
dalam labu alas bulat sebanyak 150 ml.
5. Rangkai alat exstraksi.
6. Atur suhu di angka 6 pada heting mantel, panaskan selama 5-7 jam.
7. Oven labu alas bulat selama 2 jam,
8. Masukkan dalam desikator selama 20 – 30 menit.
9. Timbang dan catat.
10. Oven kembali hingga mencapai berat konstan.
Bungkus dengan
Timbang sampel uji kertas saring yang
sebanyak 2 gram. telah di alasi dengan
kapas bebas lemak.
Masukkan sampel
Masukkan Pelarut organik ke dalam tabung
(N-heksan, petrolium timbal soxlet
benzen, petrelium ether) ke
dalam labu alas bulat (sampel tidak boleh
sebanyak 150 ml. melebihi tinggi dari
pipa F).
Tepung kedelai
% Kadar lemak
Jadi, kandungan kadar lemak yang terdapat pada tepung kedelai adalah 0,32%
Tepung tempe
% Kadar lemak
Jadi, kandungan kadar lemak yang terdapat pada tempe kedelai adalah 0,32%
12
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan pada hari Rabu, 27 oktober 2021, dilakukan
pengujian kadar lemak sesuai dengan SOP UJI KADAR LEMAK pada tepung tepung
tempe dan tepung kedelai di dapat hasil yaitu kandungan kadar lemak yang terdapat pada
tepung kedelai adalah 0,32% dan kandungan kadar lemak yang terdapat pada tempe kedelai
adalah 0,32%
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari proses praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar
lemak yang terkandung pada tepung kedelai dan tepung tempe mengandung kadar
lemak yang sama yaitu 0,32% hasil ini di dapat dari proses satu kali pengovenan.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat proses pengujian kadar lemak dilakukan dengan teliti dan
sesuai SOP UJI KADAR LEMAK agar hasil yang di dapat valid dan selalu
memperhatikan, melaksanakan apa yang di sampaikan oleh teknisi dalam proses
pengujian ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Pedoman Uji Bioavailabilitas, (online),
(http://www.POM.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/HK.0005.3.181
8.pdf.BPOM RI, Jakarta.
Astuti, M., M Andreanyta, S.F. Dalais, M.L. Wahlqvist. 2000. Tempe, a Nutritious
and Healthy Food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinic and
Nutrition. Vol. 9: 322-325.
Meilina. Mudah Dan Praktis Membuat Tahu Tempe. Jakarta: Wahyu Media, 2012.
Modul Penanganan Mutu Fisis. “Pengujian Organoleptik.” Universitas
Muhammadiyah Semarang, 2013, 31.
15
Sudarmadji, S. Bambang, H. dan Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Winarsi, Heri. 2010 Protein Kedelai dan Kecambah Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Yogyakarta : Kanisius
16
LAMPIRAN
17
18