Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH MSG BAGI KESEHATAN TUBUH

OLEH :

JORDY KASTELLO MAIL

SMA KRISTEN INDONESIA SEJAHTERA

DESA KULI AISELE

KECAMATAN LOBALAIN

KABUPATEN ROTE NDAO

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

2022

DAFTAR ISI
COVER 1
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 5
1.3 TUJUAN 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN 6
2.1 KAJIAN TEORI 6
2.2 KAJIAN EMPIRIS 7
BAB 3 PEMBAHASAN 8
3.1 HASIL PENGAMATAN 8
3.2 PEMBAHASAN 8

BAB 4 PENUTUP 10
4.1 KESIMPULAN 10
4.2 SARAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11

KATA PENGANTAR

2
Segala puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang berjudul:” PENGARUH MSG BAGI KESEHATAN TUBUH”

BAB 1

3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Makanan merupakan bagian penting dari kehidupan,dengan makanan,kita dapat menambah
juga memberikan energy bagi tubuh.Selain tenaga yang akan didapatkan disaat kita
makan,tentunya setiap orang juga menginginkan rasa yang enak maupun nikmat dalam
makanan. Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam penilaian seseorang terhadap
kualitas suatu bahan pangan. Ketika suatu bahan pangan dikonsumsi, rasa akan dideteksi oleh
indera pengecap manusia. Rasa yang terdeteksi akan mempengaruhi pemilihan, asupan,
penyerapan dan pencernaan makanan.

Seiring berkembangnya zaman,manusia mulai menemukan dan berinovasi dalam membuat


bahan perasa pada makanan,mulai dari garam yang digunakan dari 6050 tahun sebelum
masehi,kemudian berkembang dengan penemuan bahan kimia seperti kalium, natrium,gelatin
hingga yang juga sekarang kita kenal yaitu monosodium glutamat

Monosodium glutamat atau yang biasa dikenal dengan nama (MSG),


merupakan garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino non-
esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami,MSG sendiri adalah bahan penambah rasa
yang paling banyak dan sering untuk digunakan dalam memberi rasa masakan didalam
keseharian orang Asia,bahan makanan yang mirip dengan garam ini sangat digemari karena
dapat memberi rasa gurih pada suatu masakan juga karena harganya yang murah atau bisa di
bilang terjangkau.Monosodium glutamat sebenarnya dapat dijumpai pada beberapa makanan,
seperti tomat dan keju.

Banyak orang di seluruh dunia telah mengonsumsi makanan yang kaya akan glutamat, seperti
kaldu rumput laut yang berasal dari sejumlah negara di Asia.
Lalu, seorang profesor bernama Kikunae Ikeda berhasil mengekstrak glutamat dari kaldu
tersebut pada tahun 1908.
Profesor asal Jepang ini menemukan bahwa MSG memiliki fungsi berupa memberikan rasa gurih
pada sup. Dari sini, produksi MSG dimulai dan dipasarkan di berbagai belahan dunia. , nama
dagang dari senyawa ini adalah Ac'cent, AJI-NO-MOTO, atau Vetsin. Nama informal dari
senyawa ini adalah micin.
Kini, alih-alih mengekstraksi dan mengkristalkan MSG dari kaldu rumput laut, zat ini dapat
dihasilkan dari fermentasi pati, bit gula, tebu, atau tetes tebu.

Meskipun sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari ,tidak serta merta MSG baik bagi
kesehatan tubuh kita. Dilansir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat,
penambahan MSG ke makanan dianggap aman.
Meski begitu, beberapa orang mungkin merasa sensitif terhadap MSG yang dapat memicu
sejumlah gejala yang mengganggu. sakit kepala,

4
muka memerah,berkeringat,sesak napas,mati rasa, kesemutan, atau terbakar pada wajah atau
leher,jantung berdebar-debar,nyeri dada,mual, dan merasa lemah.
Walaupun demikian, para peneliti belum menemukan bukti yang jelas terkait hubungan antara
MSG dengan gejala ini. Namun, mereka mengakui bahwa sebagian kecil orang mungkin
mengalami reaksi dalam waktu yang sebentar akibat mengonsumsi MSG. Gejala yang dialami
pun termasuk ringan dan tidak memerlukan pengobatan.
Satu-satunya cara untuk mencegah efek samping serius yaitu menghindari makanan yang
mengandung MSG.

5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengaruh MSG bagi kesehatan tubuh?
2. Berapa besar pengaruh MSG bagi kesehatan tubuh?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengaruh MSG magi kesehatan tubuh
2. Untuk mengetahui Berapa besar pengaruh MSG bagi kesehatan tubuh

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN

2.1 Kajian Teori


1.Definisi monosodium glutamat (MSG)

Asam glutamat merupakan salah satu dari 20 asam amino yang menyusun
protein dalam tubuh manusia dan berperan penting dalam tubuh. Asam
glutamat termaksud asam amino nonesensial yang biasa di produksi sendiri
oleh tubuh dihati serta banyak terdapat pada makanan yang mengandung
protein. Asam glutamat yang terkandung didalam berbagai macam makanan
ada dalam bentuk terikat maupun bebas. Fungsinya adalah sebagai molekul
penting dalam dalam metabolisme seluler, bahan untuk biosintesa dengan asam
amino yang lain serta meningkatkan neurotrasmiter untuk fungsi normal otak
(PUSPITA, 2020).

2.Manfaat Monosodium Glutamat (MSG)

Adapun manfaat MSG menurut (PUSPITA, 2020) yaitu:

a. Memperkuat rasa pada makanan.


b. Menambah total intensitas rasa pada makanan.
c. Mempertinggi karakteristik rasa tertentu pada makanan dalam hal
kontinuitas, pengaruh yang kuat, kelembutan dan kekentalan.
d. Mempertinggi rasa yang khas pada makanan jenis daging (sapi atau
ayam).
e. Mempunyai efek rasa yang sama pada air kaldu daging meskipun
dikatakan MSG tidak memberikan aroma.
f. Menambah kelezatan pada makanan.

3. MSG dan Isu Kesehatan tentang Monosodium Glutamat (MSG)

Setelah menjadi makanan yang paling dikenal dan paling dan menjadi
kontroversi, sehubung dengan Chinese Restaurant Syndrome (CRS) maka
berbagai penelitian dilakukan untuk membuktikan hubungan antara MSG
dengan efek setelah mengonsumsinya. Pada kasus MSG, media berperan besar
untuk memberikan informasi yang tidak seimbang pada masyarakat.
Kebingungan publik akan keamanan MSG semakin meningkat melalui
pemberitaan berlebihan tentang bahaya bahan tambahan makanan. Hal ini
7
akhirnya berdampak pada industri makanan bayi yang tidak lagi menggunakan
MSG sebagai bahan tambahan makanan sebab dianggap berbahaya terhadap
susunan saraf (PUSPITA, 2020).

Berdasarkan penelitian dari (PUSPITA INDAH CAHYANI) Monosodium Glutamate


(MSG) adalah suatu garam natrium dari asam glutamate yang digunakan dalam
mengolah makanan. Penggunaan bahan tambahan makanan. Zat adiktif yang
kerugiannya banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berbagai
merk dagang MSG telah dikenal di masyarakat secara luas, seperti Ajinomoto,
Vetsin, Micin, Sasa, Miwon dan sebagainya. Ketika sel-sel neuron di otak
menerima senyawa MSG, mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan
impulsnya sampai pada tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi, beberapa
jam kemudian neuron-neuron tersebut mati seakan-akan bergairah untuk mati.
Jika banyak sel neuron yang mati, maka fungsi otak pun bisa menurun, yang
tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan otak, terutama anak-anak.
Dalam suatu percobaan, anak-anak yang mengonsumsi sup mengandung MSG
dan meminum Nutrasweet (soft drink) darahnya akan mempunyai tingkat
excitotoxin (keracunan) enam kali lebih besar dari excitotoxin yang
menghancurkan hypothalamus neuron pada bayi Jadi, MSG dapat
menyebabkan menurunnya fungsi otak dan semakin muda anak yang
mengonsumsi MSG, semakin besar bahaya yang dapat 29 ditimbulkan MSG
pada otak sehingga jangka panjang akan mengurangi kecerdasan pada anak
(PUSPITA, 2020).

3.1 Kajian Empiris


penelitian yang di lakukan oleh (puspita) tahun 2020 ini,merupakan penelitian tentang
“HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG MONOSODIUM GLUTAMATE
(MSG) DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI
PONGTIKU 2 KOTA MAKASSAR” yang membahas tentang pengaruh dan dampak akan
makanan yang mengandung bahan MSG bagi perkembangan kognitif (salah satu aspek
perkembangan manusia berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya).sehingga
jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat terlihat dengan jelas
bahwa jenis variabel terikat/dependen yang digunakan oleh penulis lebih membahas kebagian
yang lebih umum yaitu tentang “PENGARUH MSG BAGI KESEHATAN TUBUH” jadi jika
dibagi tiap poin pembahasan yang sama dan tidak sama,akan didapatkan persamaan pada
pembahasan mengenai pengertian akan Monosodium Glutamat,dan perbedaan mengenai
pengaruh MSG perkembangan kognitif pada anak dan pengaruh MSG pada kesehatan tubuh

8
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap 20 siswa SMA Kristen
Indonesia Sejahtera, penulis mendaptkan hasil sebagai berikut

No pertanyaan jawaban

Seberapa sering anda mengonsumsi


20 siswa menjawab sering mengonsumsi
1 makanan yang mengandung
makanan ber-MSG
MSG/micin?

18 siswa menjawab tidak ada gejala


Apakah ada gejala setelah anda
2 sedangkan 2 siswa lainnya merasakan
mengonsumsi MSG/micin?
gejalanya

Seberapa sering gejala tersebut kedua siswa yang merasakan gejalanya


3
muncul? menjawab sesekali

salah satu siswa yang merasakan gejalanya


Apa pengaruh/gejala MSG bagi
4 menjawab terkadang gatal gatal dan satu
kesehatan tubuh anda?
siswa lainnya menjawab demam

3.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa hanya 2 orang dari antara 20 siswa yang di
wawancarai yang mengonsumsi MSG,yang merasakan dampak negatif dari mengonsumsi
MSG.dan dari hasil tersebut didapatkan bahwa efek negatif MSG terhadap siswa-siswa tersebut
antara lain gatal gatal dan juga demam,yang merupakan tingkatan menengah dari gejala alergi
terhadap MSG,namun gejala gejala tersebut hanya dapat dirasakan ketika mengonsumsi MSG
dalam kadar yang berlebih.penulis kemudian mencocokan hasil penelitian dengan penelitian
sebelumnya sebagaimana Pada tahun 1959, Food and Drug Administration di Amerika
mengelompokkan MSG sebagai “generally recognized as safe” (GRAS), sehingga tidak perlu
9
aturan khusus. Tetapi tahun 1968, muncul laporan di New England Journal of Medicine tentang
keluhan beberapa gangguan setelah makan di restoran china sehingga disebut “Chinese
Restaurant Syndrome”. Karena kompisisinya dianggap signifikan dalam masakan itu, MSG
diduga sebagai penyebabnya, tetapi belum dilaporkan bukti ilmiahnya.

Untuk itu, tahun 1970 FDA menetapkan batas aman konsumsi MSG 120 mg/kg berat badan/hari
yang disetarakan dengan konsumsi garam. Mengingat belum ada data pasti, saat itu ditetapkan
pula tidak boleh diberikan kepada bayi kurang dari 12 minggu. Tahun 1980, laporan-laporan
tentang hubungan MSG dengan Chinese Restaurant Syndrome ini kembali banyak muncul
berupa sakit kepala, palpitasi (berdebar-debar), mual dan muntah. Pada tahun ini pula diketahui
bahwa glutamate berperan penting pada fungsi sistem syaraf, sehingga muncul pertanyaan,
seberapa jauh MSG berpengaruh terhadap otak.

Selanjutnya di tahun 1986, Advisory Committee on Hypersensitivity to Food Constituent di FDA


menyatakan, pada umumnya konsumsi MSG itu aman, tetapi bisa terjadi reaksi jangka pendek
pada sekelompok orang. Hal ini didukung juga oleh laporan dari European Communities (EC)
Scientific Committee for Foods tahun 1991. Untuk itu, FDA memutuskan tidak menetapkan
batasan pasti untuk konsumsi MSG. Usaha penelitian masih dilanjutkan, bekerja sama dengan
FASEB (Federation of American Societies for Experimental Biology) sejak tahun 1992.

Laporan FASEB 31 Juli 1995 menyebutkan, secara umum MSG aman dikonsumsi. Tetapi
memang ada dua kelompok yang menunjukkan reaksi akibat konsumsi MSG ini. Pertama adalah
kelompok orang yang sensitif terhadap MSG yang berakibat muncul keluhan berupa : rasa panas
di leher, lengan dan dada, diikuti kaku-kaku otot dari daerah tersebut menyebar sampai ke
punggung. Gejala lain berupa rasa panas dan kaku di wajah diikuti nyeri dada, sakit kepala,
mual, berdebar-debar dan kadang sampai muntah. Gejala ini mirip dengan Chinese Restaurant
Syndrome, tetapi kemudian lebih tepat disebut MSG Complex Syndrome. Sndrom ini terjadi
segera atau sekitar 30 menit setelah konsumsi, dan bertahan selama sekitar 3 – 5 jam. Berbagai
survei dilakukan, dengan hasil persentase kelompok sensitif ini sekitar 25% dari populasi.

Sedang kelompok kedua adalah penderita asma, yang banyak mengeluh meningkatnya serangan
setelah mengkonsumsi MSG. Munculnya keluhan di kedua kelompok tersebut terutama pada
konsumsi sekitar 0,5 sampai 5 g MSG. Sementara untuk penyakit-penyakit kelainan syaraf
seperti Alzheimer dan Hungtinton chorea, tidak didapatkan hubungan dengan konsumsi MSG.

Sehingga dari asumsi peneliti sebenarnya tidak berbahaya hanya saja jika di konsumsi secara
berlebihan akan menyebabkan /menimbulkan efek samping berupa gatal-gatal,pusing,mual dan
bahkan demam bagi pengguna yang mengalami alergi terhadap konsumsi MSG.

10
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

berdasarkan hasil pengamatan dan pencocokan dari penelitian penelitian sebelumnya, penulis
menyimpulkan bahwa.MSG sebenarnya tidak berbahaya hanya saja jika di konsumsi secara
berlebihan akan menyebabkan /menimbulkan efek samping berupa gatal-gatal,pusing,mual dan
bahkan demam bagi pengguna yang mengalami alergi terhadap konsumsi MSG juga konsumsi
yang berlebih akan membawa dampak buruk di usia kedepannya

4.2 Saran
Diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan agar pembaca dapat menjaga kesehatan tubuh
dengan lebih baik.

11
Daftar pustaka
https://alikhlascenter.wordpress.com/2012/09/15/msg-dan-kesehatan-sejarah-efek-dan-
kontroversinya/

https://eprints.uns.ac.id/713/1/MSG_dan_Kesehatan_Sejarah
%2C_Efek_dan_Kontroversinya.pdf

http://repository.unika.ac.id/14850/2/13.70.0008%20Yonathalia%20Putri%20Arumi%20BAB
%20I.pdf

Puspita skripsi online:

https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/
c56163d425e854acbf36eefcad3a1c5b.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai