Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH MSG TERHADAP TUBUH

Siapa yang tidak mengenal MSG? Bagi kalian yang gemar ngemil pasti sudah akrab
dengan salah satu kandungan makanan ini. MSG (Monosodium Glutamat) merupakan salah
satu bahan aditif sintesis yang banyak digunakan digunakan oleh masyarakat sebagai
penyedap dan penguat rasa. Penggunaan MSG dalam jumlah optimal dapat bermanfaat
meningkatkan transmisi impuls syaraf untuk mendukung fungsi koordinasi dan regulasi,
namun penggunaan dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan stress oksidatif. Beberapa
penelitian juga menunjukkan bahwa MSG dapat menimbulkan kerusakan pada hypothalamus,
disfungsi reproduksi, dan endokrin. Salah satu organ yang diketahui bersifat rentan terkena
stress oksidatif akibat induksi MSG secara berlebihan adalah hepar (Anindita, et al., 2012).

Penelitian memperlihatkan adanya perubahan histologi berupa nekrosis, hemoragi


pada hepatosit, dan kongesti sinusoid yang ditandai peningkatan jumlah sel Kupffer pada
hepar. Jika dalam MSG dikonsumsi secara terus menerus akan mengakibatkan bahan
penyedap makanan MSG akan melekat pada sel retina mata dan mengganggu kemampuan sel
untuk memancarkan signal ke otak. Berdasarkan ketentuan FAO/WHO konsumsi MSG yang
diperbolehkan adalah 6 mg/kg perhari (Ratnani, RD. 2009).

Namun beberapa penelitian juga membuktikan bahwa pemakaian MSG dapat


menyebabkan beberapa kelainan pada organ tubuh manusia termasuk sistem reproduksi yang
dapat menyebabkan infertilitas, gangguan ini disebabkan karena terjadi gangguan pada
produksi hormon FSH dan LH (Septadani, IS. 2014).

Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan risiko fungsi organ tubuh yang
disebabkan oleh radikal bebas akibat induksi MSG, salah satunya menggunakan bahan herbal
atau tanaman obat. Tanaman herbal diyakini mengandung bahan antioksidan yang relatif
aman dan telah banyak digunakan masyarakat secara turun-temurun. Tanaman herbal yang
dimaksud contohnya teh hijau. Teh hijau merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang
berasal di Asia Tenggara sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional. Konsumsi teh hijau
secara teratur dapat meningkatkan sistem pertahanan dan memperbaiki fungsi organ tubuh.
Hal ini disebabkan teh hijau mengandung polifenol dalam jumlah yang tinggi (Anindita, et
al., 2012).

Selain menggunakan teh hijau, kerusakan jaringan ginjal akibat MSG dapat diperbaiki
dengan mengonsumsi jus buah kersen. Jus buah kersen mengandung vitamin C sebagai
antioksidan bekerja dengan menghambat radikal bebas yang ditimbulkan MSG, sehingga
kerusakan jaringan dapat diminimalisir (Novianti, 2015).

Ada penelitian mengungkapkan bahwa sayur dari daun sungkai juga dapat digunakan
sebagai pengganti penyedap masakan. Rasa enak yang ditimbulkan oleh serbuk daun sungkai
ini disebabkan kandungan kimia di dalamnya yang terdiri dari protein, garam (NaCl) serta
beberapa jenis asam amino di dalamnya. Hasil analisis kandungan serbuk daun sungkai
menunjukkan bahwa daun sungkai mengandung protein, garam (NaCl) serta beberapa jenis
asam amino dalam jumlah yang cukup besar. Kandungan natrium dan kalium tidak hanya
menimbulkan rasa asin, tetapi juga menimbulkan rasa umami, hal ini disebabkan karena
garam natrium dan kalium dapat memperlihatkan sedikit efek sinergis dengan asam amino
bebas (Indrayanti, et al. 2019).

Seperti yang sudah diketahui pada umunya, konsumsi MSG dengan jumlah tertentu
dinyatakan aman dan memberi dampak positif bagi tubuh. Namun konsumsi berlebih justru
dapat menimbulkan efek negative seperti pusing, mual, ganguan koordinasi otak, bahkan
sampai kepada kerusakan hormone dan jaringan tubuh. Sebagai konsumen cerdas hendaknya
kita selalu mengamati komposisi dan berbagai makanan yang akan kita makan. Dimulai
dengan selalu mengecek kandungan gizi dan komposisi khususnya pada makanan ringan dan
tidak dikonsumsi secara terus menerus, perhatikan pula takaran sajinya untuk setiap asupan.
Dengan begitu kita dapat menikmati makanan jenis apapun tanpa takut untuk terkena
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Ratnani, RD. 2009. Bahaya Bahan Tambahan Makanan bagi Kesehatan. Jurnal Momentum. Vol 5. No. 1.

Indrayanti, dkk. 2019. Uji Organoleptik Serbuk Daun Sungkai (Albertisia papuana Becc) sebagai Penyedap
Alami. Junal Daun. Vol. 6. No. 1.

Anindita, R., Soeprobowati, T.R., dan Suprapti, N.H. (2012). Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.) dalam
Perbaikan Fungsi Hepar pada Mencit yang Diinduksi Monosodium Glutamat (MSG). Buletin
Anatomi dan Fisiologi. 20(2): 15-23.

Novianti, N. (2015). Pengaruh Jus Buah Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Gambaran Histopatologik
Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Monosodium Glutamat sebagai Materi
Pembelajaran SMA Kelas XI. JUPEMASI-PBIO. 1(2): 273-277.

Anda mungkin juga menyukai