BAB I
PENDAHULUAN
Banyak orang menginginkan tubuh yang sehat dan ideal, sehingga banyak
orang berusaha untuk melakukan olah raga secara teratur. Beberapa orang berpikir
bahwa semua jenis olahraga baik bagi tubuh mereka, tetapi mereka tidak tahu
kalau sebenarnya olahraga itu, terutama bila dilakukan dengan cara yang salah,
derajat kesehatan. Latihan fisik dan atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan
untuk kebugaran dan ketahanan tubuh diminati banyak orang. American College
berolahraga. Dengan harapan timbunan lemak bisa cepat terbakar dan mencapai
kesehatan dan kebugaran tubuh yang optimal, mereka memanfaatkan beragam alat
dan fasilitas olahraga dalam jangka waktu yang lama. Banyak orang yang hanya
mereka. Beberapa orang bahkan dilaporkan cidera, dan yang paling parah sampai
kanker, obesitas, osteoporosis dan kematian dini. Tetapi jika melakukan latihan
fisik secara berat dan berlebihan apalagi bagi seseorang yang tidak biasa
melakukannya, hasilnya tidak baik untuk tubuh. Menurut Kirschvink et al. (2008)
yang panjang dan berat pada latihan akan mengganggu keseimbangan oksidan
sel saat sel tubuh menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi, sel-sel tubuh
dapat membentuk molekul reaktif (mudah bereaksi) yang disebut radikal bebas.
Molekul-molekul radikal bebas tidak stabil karena kekurangan elektron pada salah
satu atomnya. Molekul tidak stabil ini akan aktif mencari-cari pasangan elektron
untuk atom yang kekurangan elektron tersebut. Ia akan sangat aktif untuk bereaksi
molekul yang ada dalam tubuh ini seringkali merugikan sel-sel tubuh (Cooper,
2001).
tubuh, kondisi ini disebut sebagai stress oksidatif (Agarwal et al, 2005). Pada
jaringan. Produksi ROS oleh karena latihan fisik maksimal memperoleh respon
yang berbeda, bergantung tipe dari organ jaringan dan tingkat dari antioksidan
cara mengoksidasi glutation bentuk tereduksi mencegah lipid membran dan unsur-
unsur sel lainnya dari kerusakan oksidasi, dengan cara merusak molekul hidrogen
mampu mereduksi 70% peroksida organik dan lebih dari 90% H 2O2 (Winarsi,
2007).
sampai 20 kali, bahkan dalam otot dapat mencapai 100 kali, hal ini akan
2011). Penggunaan oksigen yang berlebih ini dapat memicu pembentukan radikal
(2008) ketika latihan sangat memakan tenaga maka ini akan menyebabkan stres
oksidatif dan kerusakan jaringan (Es cribano, B.M., et al. 2010). Di sisi lain,
aliran darah dan metabolisme menurun secara signifikan pada hati dan ginjal
Latihan intensif yang tinggi pada 75% dan 90% VO 2max menyebabkan
nekrosis sel hepar kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol positif (p <
0.05) pada mencit yang di induksi menjadi stress oksidatif. Hal ini sesuai dengan
penelitian Jawi et al. (2006), dimana terjadi peningkatan jumlah nekrosis sel hepar
mencit yang diberi latihan fisik maksimal bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol tanpa perlakuan latihan fisik maksimal. Nekrosis sel hepar tejadi akibat
Dalam hepar dan sel darah merah terdapat glutation peroksidase dengan
glutation peroksidase kadar rendah sering ditemukan dalam otak, otot, testis, dan
menggerakkan H2O2 dan lipid peroksida dibantu dengan ion logam-logam transisi
Meningkatnya konsentrasi dari GSH, GSH-Px dan CAT mengurangi resiko dari
cribano, et al. 2010). Aktivitas enzim ini juga dapat diinduksi oleh antioksidan
antioksidan yang berasal dari sumber alami (Simanjuntak, 2012). Selain vitamin E
antioksidan dari senyawa alamiah yang berasal dari tanaman seperti flavonoid
zat warna alami yang disebut antosianin (Simanjuntak, 2012). Berdasarkan hasil
tumbuhan ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) yang umbinya mengandung
2004). Pemberian ekstrak umbi ubi jalar ungu lokal Bali baik yang tidak diolah
maupun dalam bentuk sirup dapat melindungi jaringan hati dari pengaruh radikal
bebas akibat latihan fisik maksimal pada mencit. Pemberian ekstrak umbi ubi
jalar ungu (Ipomea batatas L.) yang mengandung antosianin dapat mengurangi
pengaruh radikal bebas terhadap jaringan hati mencit, terlihat dari menurunnya
mencit yang diberi perlakuan latihan fisik maksimal tanpa suplementasi ekstrak
antosianin pada daun lpomoea batatas yang berfungsi sebagai scavenger radikal
bebas sehingga dapat mengurangi terjadinya kerusakan pada sel hepar (Rachmani,
2009).
ungu (Ipomea batatas L.) merupakan salah satu antioksidan yang baik, belum ada
penelitian yang melaporkan apakah ekstrak umbi ubi jalar ungu (Ipomea batatas
hepar pada mencit (Mus musculus) yang mengalami stress oksidatif setelah latihan
fisik maksimal. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin meniliti “Pengaruh
Pemberian Ekstrak Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap Aktivitas
berikut ini : Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak umbi ubi jalar ungu
(Ipomoea batatas L.) terhadap aktivitas enzim glutation peroksidase (GPx) dan
histopatologi hepar mencit (Mus musculus) yang diberi perlakuan latihan fisik
maksimal.
(Ipomoea batatas L.) terhadap aktivitas enzim glutation peroksidase (GPx) dan
histopatologi hepar mencit (Mus musculus) yang diberi perlakuan latihan fisik
maksimal.
ekstrak umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) yang digunakan untuk
penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Pemberian Ekstrak Umbi Ubi Jalar