Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Menjelaskan manfat olahraga pada pasien sindroma metabolik (berdasarkan biokimia


dan fisiologi tubuh manusia)

Olahraga secara teratur memberikan banyak manfaat pada tubuh. Latihan olahraga dapat
membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin, yang membantu menjaga
kadar gula darah tetap berada dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang
dilakukan diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui
latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga
mencatat manfaat yang lebih besar pada pria yang lebih gemuk. Dengan meningkatkan
olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi,
berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian
menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu
mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi
keduanya. Perlu diingat bahwa banyak manfaat olahraga yang independen terhadap
penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan,
keuntungannya meningkat secara substansial.
Olahraga Dapat Meningkatkan HDL
Banyak penelitian yang menganjurkan bahwa endurance exercise memiliki hubungan
positif dengan peningkatan kadar kolesterol HDL pada pria. Akan tetapi, pada wanita
hubungan antara endurance exercise dengan kolesterol HDL masih belum jelas. Respon
terhadar kadar kolesterol HDL akan berbeda tiap individu tergantung pada intensitas, durasi
dan frekuensi latihan, kadar kolesterol awal, dan lamanya periode latihan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Couillard endurance exercise yang dilakukan
secara reguler dapat sangat membantu terhadap pria dengan kadar kolesterol HDL yang
rendah, kadar trigliserid yang meningkat, dan obesitas tipe abdominal. Akan tetapi, pada
beberapa subjek penelitian yang diketahui memiliki kadar HDL yang rendah akibat dari
isolated hipoalfalipoproteinemia menunjukkan respon yang kurang. Jenis aktifitas fisik yang
dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL yaitu aktifitas fisik dengan intensitas sedang-berat
yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 3 kali dalam seminggu. Berdasarkan hasil
meta-analysis yang dilakukan oleh Kodama, aktifitas fisik yang aerobik terbukti dapat
meningkatkan kadar HDL 2.53 mg/dl dan dengan kata lain dapat menurunkan risiko penyakit
jantung sekitar 5.1% pada pria dan 7.6% pada wanita. Akan tetapi pada penelitian ini
menunjukkan bahwa peningkatan kadar HDL pada subjek yang obesitas sangat sulit jika
hanya mengandalkan aktifitas fisik. Menurunkan berat badan yang dikombinasi dengan
pembatasan kalori dan aktifitas fisik merupakan cara yang lebih efektif.
Mekanisme bagaimana olahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL belum
sepenuhnya diketahui tetapi diyakini terdapat hubungan setidaknya dalam meningkatkan
ekspresi dari Lipoprotein Lipase (LPL). Aktifitas LPL sudah dikenal memiliki hubungan
positif dengan kadar kolesterol, dan olahraga juga diketahui dapat meningkatkan aktifitas
LPL trigliserid
(Thompson and Rader, 2001).
LPL adalah suatu enzim yang memiliki peranan penting dalam metabolisme lipoprotein
dimana enzim ini dapat masuk ke dalam endothelium melalui heparin sulphate proteoglikan,
kemudian mengkatalisis proses hidrolisis dari trigliserida pokok (TGs) yang berasal dari
Triglyceride-rich Lipoportein (TGRL), seperti kilomikron dan VLDL, dan menghasilkan
asam lemak bebas. Setelah proses hidrolisis TGRL oleh LPL, kemudian kolesterol bebas,
fosfolipid, dan apolipoprotein pun dihasilkan, yang akhirnya akan beperan dalam proses
maturasi HDL
(Glades et al, 1993).
Peningkatan kadar HDL kolesterol melalui olahraga diketahui menurunkan katabolisme
apolipoprotein HDL, tapi tidak terlalu rendah. Walaupun mekanisme penurunan katabolisme
HDL dengan olahraga juga mungkin berhubungan dengan aktifitas LPL mengingat LPL juga
memiliki peranan penting dalam mengatur fractional catabolic rate (FCR) apolipoprotein
HDL. Selain itu juga mungkin dikarenakan olahraga memiliki efek fisiologis lain yang dapat
mempengaruhi turnover dari HDL dan efek tersebut mungkin berbeda tergantung dari faktor-
faktor metabolic, seperti adipositas visceral, resistensi insulin, dan kadar trigliserid
(Thompson and Rader, 2001).
 Dengan berolahraga terjadi peningkatan kontraktilitas miokard, peningkatan curah
jantung, peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan respon perifer termasuk
vasokonstriksi umum pada otot-otot dalam keadaan istirahat, ginjal, hati, limpa dan
daerah splanknikus ke otot-otot kerja dan juga ada peningkatan tekanan darah sistolik
akibat curah jantung yang meningkat. Hal tersebut akan memperlancar sirkulasi darah
dan oksigen ke seluruh tubuh sehingga akan mencegah iskemia jaringan.
 Selama olahraga, simpanan lemak tubuh akan dipecah menjadi energi sehingga mampu
menurunkan berat badan.
 Olahraga teratur akan memperlancar sirkulasi darah. Darah membawa oksigen, zat
makanan dan za-zat penting lainnya ke seluruh tubuh. Darah juga yang membawa
produk sisa metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sehingga semakin lancar darah mengalir, semakin baik perfusi jaringan.
 Meningkatkan pembuluh darah kolateral. Kondisi ini sangat bermanfaat besar untuk
pasien dengan penyakit jantung koroner.
 Lancarnya peredaran darah dapat mengurangi aterosklerosis sebab dengan arus darah
yang lancar ke seluruh tubuh mencegah terjadi gumpalan dan endapan-endapan lemak
dalam pembuluh darah, ditambah antioksidan dalam darah akan menetralkan radikal
bebas di pembuluh darah.
 Memperbesar kapasitas darah dalam membawa oksigen sehingga lebih banyak darah
yang dapat mencapai seluruh bagian tubuh manusia.
 Paru-paru akan bertambah kapasitas pernapasannya, saat inspirasi atau ekspirasi.
 Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan paru-paru berkembang melalui
refleks dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan paru-paru lebih berdayaguna, sebab lebih
banyak oksigen akan disalurkan ke dalam darah dan lebih banyak karbondioksida yang
dapat dibuang dari dalam tubuh.
 Mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang menyimpan oksigen dan
mengeluarkan energi menjadi lebih besar dan banyak sehingga badan kita menjadi lebih
efisien untuk membuang panas.
 Otot jantung diperkuat, dan isi sekuncup bertambah. Meningkatkan kerja dan fungsi
jantung, dan pembuluh darah. Jantung kita dapat memompakan jumlah darah yang lebih
banyak dan berdenyut lebih lambat. Membuat jantung lebih berdayaguna, jumlah darah
yang dipompakan lebih banyak.
 Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya.
 Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan menghindarkan Anda dari
kehilangan mineral tulang, dengan demikian Anda akan terhindar dari penyakit
osteoporosis.
 Menormalisasi tekanan darah. Bila tekanan darah tinggi, olahraga akan menurunkannya.
Namun bila tekanan darah rendah, olahraga justru akan menaikkannya menjadi normal.

Anda mungkin juga menyukai