SUPORTIF
Rafidah Hanina Ashil (1102016176)
Rania Ghozi (1102016179)
Ratu Miranda (1102016182)
KEPANITERAAN KLINIK STASE JIWA | 1 – 21 FEBRUARI 2021
PENDAHULUAN
Prevalensi gangguan emosional pada usia
> 15 tahun, meningkat dari 6% (2013)
menjadi 9,8% (2018) dengan penderita
depresi sebesar 6,1% dan skizofrenia dari
1,7% (2013) menjadi 7% (2018). Melalui
pemantauan Aplikasi Keluarga Sehat tahun
2015, sebanyak 15,8% keluarga mempunyai
penderita gangguan jiwa berat.
- Riskesdas (2018)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Palmer, Stephen. (2011). Introduction To Counselling and Psychoterapy: The Essential Guide (Konseling dan Psikoterapi), diterjemahkan oleh Sage Publication Ltd. Yogyakarta: Bandung.
Terapi suportif adalah bentuk psikoterapi
yang dapat diterapkan secara individu mau
pun kelompok dengan tujuan evaluasi diri,
melihat kembali cara menjalani hidup,
eksplorasi berbagai pilihan yang ada,
mengajukan pertanyaan pada diri sendiri
terkait hal-hal yang diinginkan di masa
depan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Palmer, Stephen. (2011). Introduction To Counselling and Psychoterapy: The Essential Guide (Konseling dan Psikoterapi), diterjemahkan oleh Sage Publication Ltd. Yogyakarta: Bandung.
DEFINISI
DEFINISI
Psikoterapi Suportif
Setyo, M. 2007. “ Buku psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA “. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
INDIKASI
a. Seseorang yang dalam keadaan kritis dan kacau serta tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, yang
menghasilkan kecemasan berat dan kebingungan
b. Pasien dengan penyakit yang berat dan kronik disertai dengan kerapuhan ataupun kelemahan fungsi ego
c. Pasien dengan defisit kognitif dan gejala-gejala fisik yang membuat mereka menjadi lemah & tidak cocok dilakukan pendekatan
insight-oriented
d. Pasien dengan toleransi kecemasan yang rendah dan kesulitan mengendalikan frustasi
e. Pasien dengan kelemahan psikologi yang sesuai dengan fungsi kognitifnya
f. Mereka yang kesulitan membedakan kenyataan luar dengan dari dalam dirinya
g. Pasien yang mengalami gangguan berat dalam hubungan interpersonal
h. Mereka yang mengalami kelemahan dalam mengontrol impuls dan akhirnya mereka melakukan tindakan yang buruk
i. Pasien dengan intelegensia yang kurang dan kapasitas yang lemah terhadap pengamatan dirinya sendiri
j. Pasien yang memiliki keterbatasan yang berat untuk mengadakan hubungan terapeutik dengan terapis
TAHAP
TAHAP
Pendapat Millon (1969)
Penjaminan
Ventilasi Persuasi Sugesti Bimbingan
Kembali
Suatu bentuk wa Proses bantuan Memberi kesibuk Pasien yang da Secara intravena
wancara untuk oleh pekerja sosi an kepada pasien lam trance hipno disuntikkan hip
membantu pasi al kepada pasien seperti latihan tik dapat meng notikum dengan
en mengerti diri yang memerlu kerja tertentu ingat ingatan efek yang pendek
nya sendiri lebih kan satu/lebih agar terampil yang tidak ada Dalam keadaan
baik, agar ia da pelayanan sosial dan berguna dalam kesadaran setengah tidur pa
pat mengatasi khusus untuk mencari sien diwawancara
suatu masalah nafkah konflik dianalisa,
lingkungan atau lalu disintesa
dapat menyesuai
kan diri.
JENIS
Psikoterapi Suportif
Orang yang memiliki penyakit emosional Teknik ini menggunakan prinsip belajar
ditempatkan ke dalam kelompok yang untuk memodifikasi perilaku individu
dibimbing untuk membantu kelompok
tersebut
KESIMPULAN
Kesimpulan
Terapi suportif dapat mendorong
subjek mengalami berbagai perubah
an pikiran, perasaan, dan perilaku.
Terapi suportif juga dapat membantu
subjek memahami pola perilaku yang
dapat menyebabkan kekambuhan.
Keterlibatan keluarga dalam proses
terapi juga menjadi faktor yang sangat
penting, mengingat keluarga adalah
orang-orang terdekat yang memberi
kan pendampingan.
Fitriani, A. (2020). Psikoterapi Suportif pada Penderita Skizofrenia Hebefrenik. Proyeksi: Jurnal Psikologi, 13(2), 123-133.
DAFTAR
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Keme
ntrian Kesehatan Republik Indonesia
2. Palmer, Stephen. (2011). Introduction To Counselling and Psychoterapy: The Essential Guide (K
PUSTAKA onseling dan Psikoterapi), diterjemahkan oleh Sage Publication Ltd. Yogyakarta: Bandung.
3. Zainuddin, S. K. (2011). Psikoterapi Suportif (Psychotherapy Suportive).Jakarta
4. Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. 2017. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychia
try: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition, 925 – 931.
5. Fitriani, Anissa (2018). Psikoterapi Suportif pada Penderita Skizofrenia Hebefrenik Proyeksi, Vo
l. 13 (2), 15-26.
6. Setyo, M. 2007. “ Buku psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA “. Jakarta: Penerbit Buku Kedok
teran EGC
7. Maramis, Willy F, Albert A. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Airlangga University, Jakarta,
2009
8. Millon, T. (1969). Modern Psychopathology. Ontario: W.B.Saunders Company
9. Pardede, S. (2017). Penerapan terapi suportif dengan teknik bimbingan untuk mengurangi dor
ongan bunuh diri pada pasien skizofrenia. Teraputik Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 1 No
. 1. Hal. 89-96
10. Wahyuningsih, S. 2017. Teori katarsis dan perubahan sosial. Jurnal Komunikasi. Vol. XI, No. 1.
Hal. 39- 52.
Terima Kasih