Fugue Disosiatif
Gangguan Depersonalisasi
Lebih sering
pada WANITA
(Sar, 2012)
Pedoman Diagnosis (PPDGJ-III)
Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang baru
terjadi (selektif), yang bukan disebabkan oleh gangguan mental organik dan terlalu luas
untuk dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atas dasar kelelahan.
Diagnosa pasti memerlukan:
Amnesia baik total maupun parsial mengenai kejadian yang stressful atau traumatik
yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila ada saksi yang memberi
informasi.
Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi ataukelelahan berlebihan (sindrom
amnesia organik, F04, F1x.6).
Yang pasling sulit dibedakan adalah amnesia buatan yang disebabkan oleh simulasi secara
sadar (malingering). Untuk itu penilaian secara rinci dan berulang mengenai kepribadian
premorbid dan motivasi diperlukan. Amnesia buatan biasanya berkaitan dengan problema
yang jelas mengenai keuangan bahaya kematian dalam peperangan, atau kemungkinan
hukuman penjara atau hukuman mati
Jenis Amnesia Disosiatif
Louwenstein, 2012
Diagnosis Banding Amnesia Disosiatif
Demensia
Postconcussion Amnesia
Epilepsy
Staniloiu, 2014
Tatalaksana Amnesia Disosiatif
Menurut Sadock (2015), Spiegel etc (2015),
Terapi Amnesia disosiatif terbagi menjadi 4:
Terapi Kognitif
Hipnotif
Terapi Somatif
Psikoterapi Kelompok
FUGUE DISOSIATIF
Definisi
Fugue disosiatif merupakan kombinasi kegagalan antara beberapa
aspek dari memori personal dengan identitas bentukan dan perilaku
motorik secara automatis. Pasien dapat tampil normal dan biasanya tidak
menunjukan gejala defisit kognitif atau psikopatologi.
Fugue disosiatif melibatkan satu atau lebih episode yang mendadak, tidak
diduga, dan secara bertujuan melakukan perjalanan pergi dari rumah,
disertai dengan ketidak mampuan mengingat sebagian atau seluruh
bagian dari masa lalu seseorang.
Biasanya terjadi setelah kejadian traumatic.
(Bourgeois at al, 2012)
Pada fugue disosiatif, memori yang hilang lebih luas dari pada amnesia disosiatif,
individu tidak hanya kehilangan seluruh ingatanya (misalnya nama, keluarga atau
pekerjaanya), mereka secara mendadak meninggalkan rumah dan pekerjaanya
serta memiliki identitas yang baru (parsial atau total).
(North, 2015)
Epidemiologi Fugue Disosiatif
Amnesia disosiatif
Malingeering
Tatalaksana Fugue Disosiatif
Sar, 2012
Diagnosis Banding
Skizofrenia
Kriteria Diagnosis (DSM-V-TR)
A. Gangguan identitas yang ditandai oleh dua atau lebih keadaan kepribadian yang
berbeda, yang dapat digambarkan dalam beberapa budaya sebagai pengalaman
kepemilikan. Gangguan identitas melibatkan diskontinuitas yang ditandai dalam arti rasa
percaya diri dan rasa agensi, disertai dengan perubahan terkait dalam mempengaruhi,
perilaku, kesadaran, memori, persepsi, kognisi, dan / atau fungsi motor indrawi. Tanda
dan gejala ini dapat diamati oleh orang lain atau dilaporkan oleh individu.
B. Kesenjangan berulang dalam penarikan kembali kejadian sehari-hari, informasi pribadi
yang penting, dan / atau peristiwa traumatis yang tidak sesuai dengan pengabaian
biasa.
C. Gejala-gejala tersebut menyebabkan gangguan atau penurunan signifikan secara klinis
di area kerja sosial, pekerjaan, atau bidang penting lainnya.
D. Gangguan bukanlah bagian normal dari praktik budaya atau agama yang diterima
secara luas. Catatan: Pada anak-anak, gejalanya tidak lebih baik dijelaskan oleh teman
main imajiner atau permainan fantasi lainnya.
E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (mis., Perilaku kacau selama
keracunan alkohol) atau kondisi medis lainnya. (Misalnya, kejang parsial kompleks).
Tatalaksana
Psikoterapi
Terapi Kognitif
Hipnosis
Terapi Elektrokonvulsif
GANGGUAN
DEPERSONALISASI
Definisi
WANITA 2x lebih
sering daripada pria
Farmakoterapi
Antidepressan SSRI
Psikoterapi
tidak memberi respon yang baik
Stress Management
Menunjukkan respon yang baik
Teknik pengalih perhatian, latihan relaksasi,
latihan fisik
(Sadock etc., 2015, CCF, 2016)
GANGGUAN DISOSIATIF
LAINNYA
Stupor Disosiatif (F44.2)
Untuk diagnosis pasti harus ada :
a) Stupor, sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan volunter
dan respon normal terhadap rangsangan luar seperti misalnya cahaya,
suara dan perabaan (sedangkan kesadaran tidak hilang);
b) Tidak ditemukan adanya gangguan fisik ataupun gangguan jiwa lain
yang dapat menjelaskan keadaan stupor tersebut.
c) Adanya problem atau kejadian-kejadian baru yang stressful
(psycogenic causation)
Harus dibedakan dari stupor katatonik (pada skizofrenia) dan stupor
depresif atau manik (pada gangguan afektif, berkembang sangat lambat,
sudah jarang ditemukan)
Gangguan Trans dan Kesurupan (F44.3)
Gangguan menunjukan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan
akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya, dalam beberapa
kejadian individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai kepribadian
lain, kekuatan gaib, malaikat atau kekuatan lain.
Hanya gangguan trans yang involunter (diluar kemauan individu) dan bukan
merupakan aktivitas yang biasa dan bukan merupakan kegiatan
keagamaan, ataupun budaya yang boleh dimasukkan dalam diagnosa ini.
Tidak ada penyebab organik (epilepsi lobus temporalis, cedera kepala,
intoksikasi zat psikotropika) dan bukan bagian dari gangguan jiwa lain(
skizofrenia, gangguan kepribadian multiple).
Gangguan Motorik Disosiatif (F44.4)