Anda di halaman 1dari 46

DISKUSI

GANGGUAN DISOSIATIF

Pembimbing : dr. Dewi Suryani. Sp.KJ

Moh. Noval Farlan


Meisel Adelin
Definisi
Gangguan disosiatif adalah suatu kelompok
gangguan dengan gejala utama kehilangan
sebagian atau seluruh integrasi normal (di
bawah kendali kesadaran) antara ingatan
masa lalu, kesadaran identitas dan
penginderaan segera, serta kontrol terhadap
gerakan tubuh. Pada gangguan disosiatif
kemampuan kendali di bawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai
taraf yang dapat berlangsung dari hari ke hari
atau bahkan dari jam kejam.
Disosiasi timbul sebagai suatu pertahanan terhadap
trauma. Merupakan pertahanan pasien melepaskan
diri dari trauma saat kejadian,menunda
penyelesaian,ekstrim kepribadian ganda.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi keempat (DSM-IV) memiliki kriteria
diagnostic spesifik untuk empat gangguan
disosiatif :
1. Amnesia disosiatif
2. Fugue disosiatif
3. Gangguan identitas disosiatif
4. Gangguan depersonalisasi
Amnesia disosiatif
Merupakan ketidakmampuan untuk mengingat
informasi, biasanya berhubungan dengan peristiwa
yang menengangkan atau traumatik, yang tidak
dapat dijelaskan oleh kelupaan yang biasanya,
ingesti zat, atau kondisi medis umum.

Fugue disosiatif
Ditandai oleh bepergian dari rumah atau pekerjaan
yang tiba-tiba dan tidak diperkirakan, disertai
dengan ketidakmampuan untuk mengingat masa
lalu seseorang dan kebingungan tentang identitas
pribadi seseorang atau mengambil identitas baru.
Gangguan identitas disosiatif
Ditandai oleh adanya dua atau lebih
kepribadiaan yang terpisah pada satu orang
tunggal : gangguan identitas disosiatif
biasanya dianggap merupakan gangguan
disosiatif yang paling parah dan kronis

Gangguan depersonalisasi
Ditandai oleh perasaan terlepas
(detachment) dari tubuh atau pikiran
seseorang yang rekuren atau persisten.
Amnesia disosiasi
Berdasarkan DSM IV, ciri penting amnesia
disosiatif adalah ketidakmampuan mengingat
informasi pribadi yang penting, biasanya terkait
traumatik atau tekanan, yang terlalu luas untuk
dijelaskan sebagai kelupaan biasa.
Orang dengan amnesia disosiatif biasanya
memiliki satu atau lebih celah ingatan yang
hilang beberapa menit sampai beberapa jam
atau hari. Meskipun begitu, celah ingatan yang
hilang setahun atau bahkan sepanjang hidup
seseorang bisa terjadi
Epidemiologi

Amnesia disosiatif merupakan kelompok


disosiatif yang paling sering terjadi. dilaporkan
terjadi pada sekitar 6% dari populasi. Tidak ada
perbedaan insiden yang berarti antara pria dan
wanita. Kasus umumnya mulai dilaporkan pada
akhir masa remaja atau dewasa. Amnesia
disosiatif dapat sangat sulit dinilai pada anak
pra remaja karena keterbatasan kemampuan
mereka dalam menggambarkan pengalaman
subyektif.
Etiologi
Amnesia dan konflik intrapsikis yang
ekstrim.
Pada beberapa kasus amnesia disosiatif akut,
lingkungan psikososial dari perkembangan amnesia
adalah konfliktual masal, pasien dengan
pengalaman rasa malu tak tertahankan, salah,
putus asa, marah,depresi. Hal ini biasanya
merupakan hasil dari konflik atau impulsmendesak
yang tidak dapat diterima, seperti kegiatan seksual
yang intens,dorongan bunuh diri atau kekerasan.
Pengingkaran trauma
Pengingkaran trauma merupakan upaya untuk
menjelaskan amnesia karena trauma yang hebat
dan karena kejadian yang negatif. Pengingkaran
diperkirakan untuk mempengaruhi jalan dimana
suatu kejadian diproses dan diingat. Informasi
tentang perlakuan yang tidak pantas tidak
Gambaran klinis

Episode amnesia disosiatif jarang terjadi secara


spontan. Biasanya pada riwayat penyakit
terungkap adanya pencetus yaitu trauma
emosional yang menimbulkan rasa pedih dan
konflik psikologik. Awitan amnesia diasosiatif
sering mendadak dan biasanya pasien menyadari
bahwa dirinya kehilangan ingatan.
Amnesia disosiatif dapat berupa satu dari
beberapa bentuk : amnesia terlokalisasi, yaitu
paling lazim adalah hilangnya daya ingat untuk
peristiwa dalam waktu singkat ; amnesia
menyeluruh; amnesia selektif.
Faktor Resiko
Orang-orang dengan pengalaman
gangguan psikis kronik, seksualataupun
emosional semasa kecil sangat beresiko
besar mengalami gangguanamnesia
disosiatif. Anak-anak dan dewasa yang
juga memiliki pengalamankejadian yang
traumatik, misalnya perang, bencana,
penculikan, dan prosedur medis yang
invasif juga dapat menjadi faktor resiko
terjadinya gangguanamnesia disosiatif.
Kriteria diagnosis amnesia disosiatif berdasarkan DSM IV :

1. Gangguan dominan adalah satu atau lebih episode ketidak


mampuan mengingat kembali informasi pribadi penting,
biasanya keadaan yang traumatik atau stress alami yang
terlalu luas untuk dijelaskan oleh lupa biasa.
2. Gangguan tidak terjadi secara khusus dari gejala
gangguan identitas disosiatif, fugue disosiatif, gangguan
stress post trauma,gangguan stress akut, atau gangguan
somatic dan tidak disebabkan oleh efek psikologi langsung
dari zat (seperti penyalahgunaan obat, pengobatan), atau
kondisi neurologic atau kondisi medis secara
umum(seperti gangguan amnesia karena trauma kepala).
3. Gejala tersebut secara klinis menyebabkan disstress atau
hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial,
pekerjaan,atau area penting lainnya.
DD
Lupa biasa dan amnesia non patologis
Dementia, delirium, dan gangguan amnesia organik
Amnesia post traumatik
Seizure disorders
Amnesia terkait penggunaan zat
Transient global amnesia
Gangguan disosiatif
Gangguan stress akut, gangguan stress post
traumatic, gangguansomatoform.
Amnesia buatan
Perjalanan Penyakit dan
Prognosis

Gejala amnesia disosiatif biasanya


pulih tiba-tiba dan lengkap dengan
sedikit rekurensi. Klinis harus
memulihkan ingatan pasien sesegera
mungkin.
Terapi
Terapi kognitif
Terapi kognitif mungkin memberi manfaat
spesifik untuk individu dengan gangguan
trauma. Identifikasi spesifik dari
penyimpangan kognitif berdasar pada
trauma mungkin memberikan jalan untuk
mengingat riwayat hidupnya pada pasien
dengan riwayat amnesia. Pasien menjadi
mampu untuk memperbaiki penyimpangan
kognitif, khususnya arti trauma sebelumnya,
mengingat kembali dengan lebih detail
kejadian traumatik yang mungkin terjadi
Hipnosis
Hipnosis dapat digunakan sebagai salah satu jalan terapi
amnesiadisosiatif. Intervensi hipnosis dapat digunakan untuk
membatasi, mengatur intensitas gejala; memfasilitasi
pengendalian recall; menyediakandukungan pada pasien.

Terapi somatik
Tidak diketahui farmakoterapi yang ada untuk amnesia
disosiatif selain wawancara yang difasilitasi farmakologi.
Beberapa agen digunakan untuk tujuan ini, termasuk sodium
amobarbital,thiopental,benzodiazepine,amphetamine.
Wawancara yang difasilitasi farmakologi digunakan terutama
dalam menangani amnesia akut dan reaksi konversi, atau
indikasi lainnya. rosedur ini juga terkadang digunakan pada
kasus amnesia disosiatif kronik dimana pasien tidak
memberi respon pada intervensi lain.
Prognosis
Amnesia disosiatif akut sering pulih spontan.
Pada kejadian yang lebih parah, beberapa
pasien menjadi amnesia kronik. Prognosis
individutergantung pada gejala yang
dialami. Misalnya, orang yang
memilikitambahan gangguan kesehatan
mental yang serius, seperti
gangguankepribadian, gangguan perasaan,
gangguan penyalahgunaan zat memiliki
prognosa yang lebih buruk. Secara umum
diketahui bahwa semakin baik pengobatan,
maka semakin baik juga prognosisnya.
Fugue disosiatif
Definisi
Pasien dengan fugue disosiatif tidak dapat mengingat
aspek penting identitas mereka sebelumnya (nama,
keluarga, pekerjaan) dan telah berjalan-jalan secara
fisik dari rumah dan situasi kerjanya. Perilaku seorang
pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan
pasien dengan amnesia disosiatif.

Epidemiologi
Fugue disosiatif terjadi paling sering selama waktu
peperangan, setelah bencana alam dan sebagai akibat
dari krisis pribadi dengan konflik internal yang kuat.
Etiologi
Penyebab gangguan didasarkan secara psikologis
seperti keinginan untuk menarik diri dari
pengalaman yang menyakitkan secara emosional.
Pasien dengan gangguan mood dan gangguan
kepribadian tertentu seperti gangguan kepribadian
ambang, histrionik dan skizoid adalah prediposisi
dengan perkembangan fugue disosiatif.
Selain itu, ada juga faktor psikososial seperti stresor
perkawinan, finansial, pekerjaan dan yang
berhubungan dengan peperangan. Ciri prediposisi
lainnya adalah depresi, usaha bunuh diri, gangguan
organik (khususnya epilepsi) dan riwayat
penyalahgunaan zat.
Kriteria Diagnostik berdasarkan
DSM-IV D
Kriteria Penjelasan

Gangguan yang menonjol adalah bepergian jauh dari rumah atau tempat
A pekerjaan secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan, tanpa kemampuan
untuk mengingat masa lalunya.
Kebingunan tentang identitas pribadi atau menggunakan identitas baru
B
(sebagian atau seluruhnya)
Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan identitas
disosiatif dan tidak karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
C
obat yang disalahgunakan suatu medikasi)

Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau


D gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
Gambaran Klinis
Pasien dengan fugue disosiatif memiliki ciri seperti
berkelana secara bertujuan, biasanya jauh dari
rumah dan seringkali selama beberapa hari tiap
kalinya. Selama periode tersebut mereka memiliki
amnesia yang lengkap terhadap kehidupan dan
hubungan masa lalunya dan tidak menyadari bahwa
mereka telah melupakan segalanya.
Pasien dengan fugue disosiatif tidak tampak
berkelakuan aneh bagi orang lain, mereka juga tidak
memberikan bukti-bukti yang menyatakan adanya
ingatan spesifik tentang peristiwa traumatik.
Sebaliknya, pasien tersebut tetap tenang, biasa,
berdiam diri, bekerja dengan pekerjaan sederhana,
dan pada umumnya tidak menarik pada dirinya.
Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk fugue


disosiatif adalah serupa dengan untuk
amnesia disosiatif. Kehilangan daya
ingat dan berkelana dengan atau
tanpa tujuan mungkin dapat
membedakan antara amnesia
disosiatif dan fugue disosiatif.
Terapi
Pengobatan fuga disosiatif bisa dimulai
dengan wawancara psikiatrik, wawancara
dengan bantuan obat dan hipnosis dapat
membantu mengungkapkan bagi ahli
terapi dan pasien tentang stresor
psikologis. Pengobatan terpilih untuk
fugue disosiatif adalah psikoterapi untuk
menggabungkan stresor pencetus ke
dalam jiwanya dengan cara sehat dan
terintegrasi.
Prognosis
Amnesia disosiatif akut sering pulih spontan.
Pada kejadian yang lebih parah, beberapa
pasien menjadi amnesia kronik. Prognosis
individutergantung pada gejala yang dialami.
Misalnya, orang yang memiliki tambahan
gangguan kesehatan mental yang serius,
seperti gangguan kepribadian, gangguan
perasaan, gangguan penyalahgunaan zat
memiliki prognosa yang lebih buruk. Secara
umum diketahui bahwa semakin baik
pengobatan, maka semakin baik juga
prognosisnya.
Gangguan Identitas Disosiatif

Definisi
Dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda
yang merupakan suatu gangguan disosiatif
kronis, dan penyebabnya hampir selalu
melibatkan suatu peristiwa traumatik, biasanya
penyiksaan fisik atau seksual pada masa anak-
anak. Orang dengan gangguan ini memiliki dua
atau lebih kepribadian yang terpisah, masing-
masignya menentukan perilaku dan sikapnya
selama tiap periode jika berada dalam
kepribadian yang dominan.
Epidemiologi
Penelitian terkendali baik telah melaporkan bahwa
dari 0,5 sampai 2 persen pasian yang dirawat di
rumah sakit psikiatrik umum memenuhi kriteria
diagnostik untuk gangguan identitas disosiatif,
seperti juga kemungkinan sebanyak 5 persen dari
semua pasien psikiatrik.
Diagnosis gangguan identitas disosiatif kebanyakan
adalah wanita, 90 sampai 100 persen dari sebagian
besar sampel yang dilaporkan. Gangguan ini paling
sering ditemukan pada masa remaja akhir dan
dewasa muda, dengan rata-rata usia saat diagnosis
adalah 30 tahun, walaupun sudah memiliki gejala
selama 5 sampai 10 tahun sebelum diagnosis.
Gambaran klinis

Pasien dengan ggn identitas


disosiatifsering dipikirkan memiliki
gangguan kepribadian (umumnya ggn
kepribadian ambang), skizofrenia, atau
gangguan bipolar.
Perubahan dari kepribadian yang satu ke
kepribadian yang lain terjadi tiba-tiba dan
dramatik. Selama dalam status
kerpibadian yang satu, umumnya pasien
lupa dengan kepribadian yang lain.
Etiologi
Penyebab dari gangguan ini adalah tidak
diketahui, walaupun riwayat pasien hampir
selalu melibatkan suatu peristiwa
traumatik pada masa anak-anak.
Umumnya, empat faktor penyebab telah
diketahui :
a. peristiwa kehidupan traumatik
b. kecenderungan bagi gangguan untuk
berkembang
c. faktor lingkungan formulatif
d. tidak adanya dukungan eksterna.
Kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian
disosiatif DSM IV-TR

a. Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran


yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
b. Sedikitnya dua dari identitas atau kepribadian
tersebut secera berulang mengambil alih perilaku
orang tersebut (Switching).
c. Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi
penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu
luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
d. Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi
karena efek fisiologik dari substansi seperti alkohol
atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti
kejang parsial kompleks
Diagnosis banding
Diagnosis banding
1. amnesia disosiatif
2. fuga disosiatif.

Tetapi, kedua gangguan tersebut tidak mengalami


pergeseran identitas dan kesadaran identitas asli
yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif.
Gangguan psikotik, terutama scizofrenia, mungkin
dikacaukan dengan gangguan identitas disosiatif
hanya karena scizofrenik mungkin memiliki Waham
atau keyakinan bahwa mereka memiliki identitas
yang terpisah atau melaporkan mendengar suara-
suara kepribadian lainnya.
Terapi
Pendekatan yang paling manjur untuk
identitas disosiatif adalah psikoterapi
berorientasi tilikan, seringkali disertai
dengan hipnoterapi atau wawancara
dengan bantuan obat. Hipnoterapi atau
wawancara dengan bantuan obat dapat
berguna dalam mendapatkan riwayat
penyakit tambahan, mengidentifikasi
kepribadian yang sebelumnya tidak
dikenali, dan mempercepat abreaksi
Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan disosiatif dapat berkembang pada anak-


anak semuda usia 3 tahun. Pada anak-anak, gejala
mungkin tampak seperti tak sadar (trance) dan
disertai oleh perubahan kemampuan, gejala
gangguan depresif, periode amnestik, suara-suara
halusinansi, penyangkalan perilaku, dan perilaku
bunuh diri atau melukai diri sendiri. Anak yang
terkena lebih mungkin adalah laki-laki dibandingkan
perempuan
Semakin awal onset gangguan identitas disosiatif,
semakin buruk prognosisnya. Satu atau lebih
kepribadian dapat berfungsi dengan relatif baik,
sedangkan yang lainnya berfungsi marginal.
Gangguan Depersonalisasi
Definisi
Gangguan depersonalisasi ditandai dengan perasaan
terpisah yang lama atau berulang dari tubuh atau proses
mental seseorang (depersonalisasi) dan oleh perasaan di
luar peninjau pada kehidupan seseorang.
Gejala pada depersonalisasi adalah gejala psikologi
ketiga yang paling sering terjadi (setelah perasaan
gelisah dan perasaan depresi) dan seringkali terjadi
setelah seseorang mengalami bahaya yang mengancam
nyawa, seperti kecelakaan, penyerangan, atau penyakit
atau luka serius. Gangguan depersonalisasi tidak
dipelajari secara luas, dan penyebab dan kejadiannya
pada masyarakat tidak diketahui.
Gejala
Orang dengan gangguan depersonalisasi mengalami persepsi
yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka
yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala
kemungkinan sementara atau lama atau berulang untuk
beberapa tahun. orang dengan gangguan tersebut seringkali
mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk
menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa takut
atau yakin bahwa mereka akan gila. Gangguan
depersonalisasi bisa jadi kecil, gangguan penyampaian
dengan sedikit nyata berpengaruh pada perilaku. Beberapa
orang bisa menyesuaikan atau bahkan menghambat
dampaknya. Yang lainnya terus menerus digoda dengan
kegelisahan pada sikap pandang mereka, khawatir bahwa
mereka akan menjadi gila atau memikirkan melebihi persepsi
menyimpang pada tubuh mereka dan perasaan mereka
terpisah dari diri mereka sendiri dan orang lain. Penderitaan
mental bisa melumpuhkan mereka.
Diagnosis Berdasarkan DSM IV-TR, kriteria
diagnostik :

1. Pengalaman terus menerus atau berulang dari perasaan


terpisah dari tubuh atau proses mental seseorang dan
seolah-olah diri adalah seorang pengamat luar (misalnya,
merasa seperti dalam mimpi).
2. Selama pengalaman depersonalisasi, uji realitas tetap baik.
3. Depersonalisasi menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
area penting lainnya.
4. Pengalaman depersonalisasi tidak terjadi secara khusus
sepanjang gangguan mental lain, seperti skhizofrenia,
gangguan panik, gangguan stress akut, atau gangguan
disosiatif lain, dan bukan karena efek fisiologis langsung dari
suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat-obatan) atau
kondisi medis umum (misalnya epilepsi lobus temporal)
Pengobatan
Psikoterapi psikodinamis, terapi
perilaku, dan hipnotis telah efektif
untuk beberapa orang. Obat-obat
penenang dan antidepresan membantu
seseorang dengan gangguan tersebut.
gangguan depersonalisasi seringkali
berhubungan dengan atau dipicu
(diendapkan) dengan gangguan
kesehatan mental lainnya, yang
memerlukan pengobatan.
Gangguan Trance
Disosiatif
Definisi
Suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan kesadaran
atau hilangnya penginderaan dari identitas diri dengan
atau tanpa suatu identitas alternatif. Suatu perubahan
status kesadaran dan menunjukkan penurunan
responsivitas terhadap stimulus lingkungan (Kaplan, 1994).
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders)
bisa didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian
atau seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali sadar)
meliputi ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan peng-
inderaan-an segera (awareness of identity and immediate
sensations) serta control terhadap gerak tubuh.
Etiologi
trauma fisik dan mental
Batas Ego terbuka
Situasi yang kacau
Hipnosis
Kemarahan
Kecemasan
Kelelahan fisik
Mekanisme Terjadinya
Stres / ritualistik / meditasi
Fungsi Ego Melemah
Faktor resiko
Orang-orang dengan pengalaman
gangguan psikis kronik, seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko
besar mengalami gangguan disosiatif.
Anak-ana dan dewasa yang juga
memiliki pengalaman kejadian yang
traumatik, semisalnya perang, bencana,
penculikan, dan prosedur medis yang
infasif juga dapat menjadi faktor resiko
terjadinya gangguan disosiatif ini.
Diagnosis

Menurut PPDGJ III : Adanya kehilangan sementara


penghayatan identitas diri dan kesadaran terhadap
lingkungannya, individu berperilaku seakan-akan
dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib,
malaikat, atau kekuatan lain. Hanya gangguan
trans yang involunter (diluar kemauan
individu)dan bukan merupakan aktivitas yang
biasa, dan bukan merupakan kegiatan keagamaan
ataupun budaya yang boleh dimasukkan dalam
pengertian ini. Tidak ada penyebab organik
(epilepsi, cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif)
dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu
(skizofrenia, gangguan kepribadian multiple)
DSM IV-TR
A. Baik (1) atau (2)
1. Trance, yaitu perubahan keadaan
kesadaran atau hilangnya rasa identitas pribadi yang biasanya yang terjadi secara
sementara dan jelas tanpa penggantian oleh identitas pengganti, disertai dengan
sekurangnya satu dari berikut:
a)
Penyempitan kesadaran tentang sekeliling, atau penyempitan dan pemusatan
perhatian selektif yang tidak biasanya terhadap stimuli lingkungan.
b)
Perilaku atau gerakan stereotipik yang dialami seolah-olah berada di luar kendali
seseorang
2. Trance Kesurupan (possessiontrance), suatu perubahan tunggal atau episodik
dalam keadaan kesadaran yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi
yang biasanya dengan identitas baru. Hal ini dipengaruhi oleh suatu roh, kekuatan,
dewa, atau orang lain, seperti yang dibuktikan oleh satu (atau lebih) berikut ini:
c)Perilaku atau gerakan meniru/ stereotipik dan ditentukan secara cultural yang
dirasakan sebagai dikendalikan oleh halhal yang menyebabkan kesurupan
( possessing agent )
d)
Amnesia penuh atau sebagian terhadap kejadian.
B. Keadaan trance atau kesurupan adalah tidak diterima sebagai bagian normal dari
kelompok praktek kultural atau religius.
C. Keadaan trance atau kesurupan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
D. Keadaan trance atau kesurupan tidak terjadi sematamata selama perjalanan suatu
gangguan psikotik ( termasuk gangguan mood dengan cirri psikotik dan gangguan
psikotik singkat ) atau gangguan identitas disosiatif dan tidak karena efek fisiologis
langsung dari suatu zat atau suatu kondisi medis umum.
Terapi
Terapi kognitif
Meningkatkan aktivitas
Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan
Meningkatkan kepuasan
Meningkatkan kemampuan sosial.
Terapi psikologik
Terapi psikoanalisis lebih banyak dipilih untuk
gangguan disosiatif dibanding masalah-
masalah psikologis lain. Tujuan untuk
mengangkat represi menjadi hukum sehari-
hari, dicapai melalui penggunaan berbagai
teknik psikoanalitik dasar.
Prognosis

Gangguan trance disosiatif biasanya


pulih tiba-tiba dan lengkap dengan
sedikit rekurensi. Klinis harus
memulihkan ingatan pasien sesegera
mungkin. Fugue biasanya singkat,
beberapa jam sampai beberapa hari.
Umumnya pemulihan cepat dan jarang
rekurens.

Syndrome Ganser

Syndrome Ganser adalahgangguan disosiatifyang jarang,


sebelumnya diklasifikasikan sebagaitiruan kekacauan. Hal ini
ditandai dengantidak masuk akaljawaban atau salah untuk
pertanyaan atau melakukan hal-hal tidak benar, gejala disosiatif
lain sepertifugue,amnesiaataugangguan konversi, sering
dengan visualpseudohallucinationsdan penurunankondisi
kesadaran.
Hal ini juga kadang-kadang disebut sindrom omong kosong,
omong kosong sindrom, sindrom dari perkiraan jawaban,
pseudodementia, pseudodementia histerisataupsikosis
penjara.Ini nama belakang, psikosis penjara, kadang-kadang
digunakan karena sindrom tersebut terjadi paling sering pada
narapidana, di mana ia mungkin merupakan upaya untuk
mendapatkan keringanan hukuman dari para pejabat penjara
atau pengadilan.
Prevelensi

Kelainan ini sangat jarang dengan tepat


101 kasus yang direkam.Sementara
individu dari berbagai latar belakang
telah dilaporkan dengan gangguan
tersebut, ada kecenderungan yang
lebih tinggi terhadap laki-laki (75%
atau lebih).Rata-rata usia mereka
dengan sindrom Ganser adalah 32 dan
membentang dari usia 15-62
tahun.Telah dilaporkan pada anak.
Diagnosis
Menurut DSM-IV-TR, yang mengklasifikasikan sindrom
Ganser sebagai gangguan disosiatif, itu adalah
"pemberian jawaban perkiraan atas pertanyaan
(misalnya '2 ditambah 2 sama dengan 5 'ketika tidak
terkait dengan amnesia disosiatif atau fugue disosiatif)."
Mendiagnosis sindrom Ganser sangat menantang, bukan
hanya karena beberapa ukuran ketidakjujuran adalah
terlibat tetapi juga karena sangat langka.
Biasanya ketika memberikan jawaban yang salah,
mereka hanya sedikit off, menunjukkan bahwa orang itu
paham pertanyaan.Misalnya, ketika ditanya berapa
banyak kaki kuda memiliki mereka mungkin berkata,
"lima."Juga, meskipun subjek muncul bingung dalam
jawaban mereka, dalam hal lain mereka muncul untuk
memahami lingkungan mereka.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai