I Putu Astrawan
Email: astraprincepandawa@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Pelatihan fisik mempunyai peranan penting dalam
mempertahankan dan meningkatkan derajat kebugaran fisik dilihat dari kemampuan
VO2Maks. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pelatihan lari 800 m meningkatkan
VO2Maks. Metode: Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan the randomized
pretest posttest control group design. Jumlah Sampel penelitian 20 orang dibagi 2
kelompok. Kelompok 1 diberikan pelatihan lari 800 m sedangkan Kelompok 2 sebagai
kelompok kontrol, frekuensi tiga kali latihan seminggu dalam empat minggu.
VO2Maks diukur dengan instrumen Bleeps Test (MFT). Hasil: Uji normalitas dan
homogenitas data menunjukkan distribusi data normal dan homogen. Uji beda intra
kelompok rerata VO2Maks diuji dengan uji t-paired. Hasil uji t-paired test sebelum
dan sesudah perlakuan, Kelompok 1 dan 2 berbeda bermakna (p<0,05). Pada
Kelompok 1, VO2Maks (L/m) rerata sebelum pelatihan 25,75 dan rerata sesudah
pelatihan 49,14 dengan selisih 23,39 persentase peningkatan 90%. Sedangkan Pada
Kelompok 2, VO2Maks rerata sebelum pelatihan 25,70 dan rerata sesudah pelatihan
27,11 dengan selisih 1,41 persentase peningkatan 5%. Hasil VO2Maks kedua
kelompok sebelum dan sesudah perlakuan diuji t-independent test. Rerata VO2Maks
kedua kelompok sebelum pelatihan p=0,95 (p>0,05) dan sesudah pelatihan p=0,00
(p<0,05). Hal ini menunjukkan kelompok 1 dan 2 memberi pengaruh peningkatan
(p<0,05). Namun peningkatan bahwa kelompok 1 lebih baik daripada kelompok 2.
Kesimpulan: pelatihan lari 800 m meningkatkan VO2Maks.
32
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I Putu Astrawan
Physiotherapy Departement Bali International University
Email: astraprincepandawa@gmail.com
ABSTRACT
33
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
34
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
maka lebih pendek jarak langkah kaki, randomized pretest posttest control
dan jika lebih cepat lomba, maka lebih group design”.6 Adapun rancangan
panjang langkah kaki.4 penelitian terlihat pada gambar berikut.
Gerak lari jarak menengah (800
m) berbeda dengan gerak lari cepat atau X1
K1 T2
sprint, akan tetapi sebagian besar
banyak persamaannya. Perbedaannya S R T1
yaitu pada cara kaki menapak pijakan,
pada lari jarak menengah yaitu kaki X2
K2 T2
menapak secara “ball heel-ball” adalah
menapak pada ujung tumit kaki dan Sampel penelitian ini adalah
menolak dengan ujung kaki, kalau lari siswa putra ekstrakurikuler atletik SMA
sprint menapak dengan cara ujung kaki, Negeri 3 Singaraja tahun akademik
tumit sedikit sekali menyentuh pijakan. 2013/2014 sebanyak 20 orang dan
Disamping itu pada lari jarak menengah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
dilaksanakan dengan seakan lebih Kelompok 1 diberikan pelatihan lari
ekonomis, untuk mengefektifkan energi. 800 m sedangkan Kelompok 2 sebagai
Prinsip penting bagi pelari jarak kelompok kontrol yaitu tidak diberikan
menengah adalah “mengenal diri perlakuan secara khusus namun
sendiri”, maksudnya mampu menguasai diberikan pemanasan/peregangan statis
kecepatan lari berdasarkan kemampuan dan dinamis. Instrumen yang digunakan
yang dimiliki oleh atlet tersebut.5 untuk mengukur kemampuan VO2Maks
Pelatihan lari 800 m adalah adalah test bleeps (multistage fitness
salah satu bentuk pelatihan fisik dengan test) dengan validitas dan reliabilitas tes
berlari gerak maju langkah kaki yang 0,99. Prinsip FITT (frequency, intensity,
dilakukan sedemikian rupa sehingga time, type) pelatihan lari 800 m yang
terdapat sikap melayang pada saat diberikan adalah selama 4 minggu atau
melakukan langkah demi langkah selama 12 kali pelatihan, frekuensi
dengan jarak tempuh 800 m. pelatihan 3 kali seminggu dengan beban
Keunggulan dari pelatihan ini adalah latihan 75%-85%. Waktu pelaksanaan
sangat mudah dilaksanakan, tidak perlu pelatihan pada sore hari pkl. 16.00–
biaya banyak, biaya peralatan yang 18.00 WITA, bertempat dilapangan
relatif terjangkau serta dapat umum SMA Negeri 3 Singaraja dan
memberikan pengalaman langsung dan lapangan Secata Singaraja.
menyenangkan dalam pelatihan, Adapun persyaratan analisis data
sehingga akan berpengaruh terhadap dari hasil penelitian yang harus
kondisi fisik yang prima terutama dipenuhi ialah pada uji normalitas data
kemampuan VO2Maks sebagai dan uji homogenitas data sebelum
perameter kebugaran jasmani siswa menganalisis data. Uji normalitas data
peserta ekstra atletik dan prestasi cabor menunjukkan bahwa subyek atau
atletik di SMA Negeri 3 Singaraja. sampel penelitian tersebut berdistribusi
normal ataupun tidak. Uji analisis data
pada penelitian ini didapatkan bahwa
METODE PENELITIAN data normal dan homogen. Uji
normalitas data menggunakan
Jenis penelitian eksperimen Kolmogorov-Smirnov Test Program
(true experimental) dengan rancangan Statistic Program Service Solution
penelitian yang digunakan ialah “The (SPSS) Versi 16. Sedangkan uji
35
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
homogenitas data dengan uji Levene test 1. Uji Normalitas Data dan
pada program SPSS 16.7 Berdasarkan Homogenitas Data Kelompok
hasil analisis data dari kedua uji Perlakuan
tersebut yaitu data berdistribusi normal
dan variasi data homogen, maka uji Pada hasil analisis data
lanjut dengan analisis statistik distribusi subyek atau sampel
parametrik. penelitian, diuji normalitas datanya
Uji t paired digunakan untuk menggunakan Kolmogorov-Smirnov
menganalisa rerata peningkatan Test selanjutnya uji homogenitas data
VO2Maks antara sebelum dan sesudah menggunakan uji Levene Test, Pada
perlakuan intra kelompok, pada data Tabel 1.
bersifat berdistribusi normal dan variasi
data homogen. Rerata hasil VO2Maks,
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data dan
sebelum dan sesudah perlakuan intra
Homogenitas Data VO2Maks Sebelum
kelompok mempunyai nilai p lebih kecil
dan Sesudah Perlakuan
dari 0,05 artinya bahwa rerata hasil
VO2Maks pada intra kelompok berbeda (p) Uji
bermakna (p < 0,05). Normalitas (p) Uji
Uji hipotesa terdapat pengaruh Variabel Pelatihan (Kolmogorov- Homogenitas
pelatihan lari 800 m terhadap Smirnov) (Levene Test)
VO2Maks, menggunakan uji inferensial K1 K2
dengan uji-t independent test. Kriteria Sebelum 0,14 0,18 0,79
VO2Maks
pengambilan keputusannya adalah nilai (L/m)
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang Sesudah 0,20 0,20 0,49
berarti adanya perbedaan signifikan dari
perlakuan yang telah diberikan antar Tabel 1. Menunjukkan analisa data
kedua kelompok. Maka demikian, rerata yang diperoleh kedua kelompok
VO2Maks sebelum pelatihan sebanding. mempunyai nilai p (p>0,05), artinya
Sedangkan perbedaan VO2Maks data hasil VO2Maks sebelum dan
sesudah pelatihan yaitu berbeda sesudah perlakuan yaitu data
bermakna (p < 0,05). berdistribusi normal dan variasi data
homogen maka uji selanjutnya dengan
uji analisis statistik parametrik.
HASIL PENELITIAN
2. Uji t-paired (paired-t test)
Setelah dilakukannya penelitian
Hasil uji t-paired test (beda)
maka terkumpulah data yang akan
pada intra kelompok untuk mengetahui
diinterpretasikan dan agar mengetahui
dan membandingkan rata-rata hasil
distribusi data pada subyek/sampel
VO2Maks sebelum dan sesudah
penelitian yaitu dilakukannya uji
perlakuan, pada Tabel 2.
normalitas data dengan Kolmogorov-
Smirnov Test serta uji homogenitas
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rerata
data dengan Levene Test. Uji tersebut
VO2Maks Sebelum dan Sesudah
dilakukan pada data yang didapatkan
Perlakuan Pada Intra Kelompok
kedua kelompok baik sebelum dan Volume Oksigen
N Rerata t p
sesudah perlakuan. Maksimal (L/m)
K 1 Sebelum Pelatihan 10 25,75
-43,37 0,00
Sesudah Pelatihan 49,14
37
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
38
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
fisiologis tubuh berupa respons adaptasi (Adenosin Tri Posphat). Oksigen yang
jantung terhadap aktivitas yang terdapat di sel mitochondria dari sel otot
dilakukan sehingga pada orang terlatih dan diangkut oleh mioglobin yang
dapat beaktivitas fisik lebih efektif dan berguna dalam menyerap, mengangkut,
efisien. menyimpan serta mengedarkan O2 dari
Hasil perubahan fisiologis tubuh sel otot ke mitochondria untuk produksi
terhadap pelatihan yang dijalani adalah energi.
pada pembuluh darah kapiler di sistem Dengan melakukan latihan lari
otot yang bertambah banyak yang jarak menengah dengan jarak 800 m
menyebabkan proses difusi oksigen di mengakibatkan tubuh mendapat
otot lebih efisien sehingga berakibat manfaat yang positif dari respons
pada tingginya kemampuan tubuh untuk fisiologis dan adaptasi tubuh yakni tidak
menyerap, mengangkut, mengedarkan hanya dalam peningkatan VO2Maks
serta menggunakan oksigen lebih namun juga efisiensi sistem sirkulasi
efektif daripada orang tak terlatih. Oleh peredaran darah semakin lancar, sistem
sebab itu, tubuh bisa menggunakan respirasi tanpa hambatan dan sistem
oksigen (O2) lebih efektif permotor unit suplai energi di mitochondria sebagai
pada sistem otot serta beraktivitas fisik tempat produksi energi secara aerobik
lebih lama tanpa mengalami kelelahan dalam tubuh sehingga bisa berlatih
yang berlebihan. relatif lama tanpa mengalami kelelahan
Peningkatan pada daya tahan yang berarti. Pengaruh lainnya adalah
otot yang terlibat pada saat pelatihan memperbesar volume kapasitas pengisi
lari merupakan tanda positif dari jantung (curah jantung) pada organ
perubahan fisiologis kemampuan sistem jantung serta daya kontraksi otot
otot dalam menunjang suatu aktivitas jantung meningkat maka lebih banyak
fisik tinggi dengan waktu relatif lama, darah dipompakan pada setiap denyutan
dan kemampuan tubuh mensuplai dan diteruskan ke pembuluh nadi serta
oksigen ke seluruh tubuh selama kapiler, selain itu juga menambah
kontraksi otot yang aktif berlangsung vaskularisasi jantung yang berarti
tanpa mengalami kelelahan setelah meningkatnya masukan sel-sel darah
melakukan aktivitas tersebut. Sebagian merah ke otot jantung sehingga
besar para ahli fisiologi keolahragaan memperlancar peredaran sirkulasi darah
mengungkapkan tentang kapasitas pada tubuh khususnya ke otot yang aktif
aerobik adalah salah satu indikator bekerja dan sel darah merah atau
paling baik dari daya tahan (endurance) mioglobin pada otot yang berarti
fisik secara umum seseorang. Kapasitas meningkatkan kapasitas pengangkutan
aerobik terbaik ini bisa tercapai dengan oksigen ke seluruh tubuh.11
melaksanakan pelatihan daya tahan
umum dan khusus secara teratur. Hal ini SIMPULAN
dikarenakan perubahan fisiologis pada
sel tubuh, yaitu bagian mitochondria Pelatihan lari 800 m dapat
yang berfungsi sebagai sistem pensuplai meningkatkan volume oksigen
energi secara aerobik yang memberikan maksimal (VO2Maks).
energi dan sekaligus berdampak pada
peningkatan kapasitas sirkulasi dan SARAN
respirasi tubuh. Mitochondria tersebut
terlibat pada pemakaian oksigen untuk Pembina atau pelatih olahraga,
mensuplai energi dalam bentuk ATP guru pendidikan jasmani, kesehatan,
39
Sport and Fitness Journal
E-ISSN: 2654-9182 Volume 8, No.2, Mei 2020: 32-40
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
40