Anda di halaman 1dari 8

Sport and Fitness Journal

ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA PROGRAM


PELATIHAN ATLET DAYUNG UNTUK PENINGKATAN KECEPATAN
MENDAYUNG
Dyno Aryo Christanto1, N. Adiputra2, S. Indra Lesmana3, Dw P. Sutjana4, Made Muliarta5,
Wahyuddin6
1
Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana
2,4,5
Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali
3,6
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRAK
Pendahuluan: Pada umumnya pelatihan core stability sangat dibutuhkan hampir pada semua
cabang olahraga termasuk olahraga dayung, analisis gerakan pada cabang olahraga dayung baik
pada tipe kayak, canoe dan rowing kebutuhan akan otot-otot core stability begitu nyata. Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penambahan latihan core stability pada
program pelatihan dayung dalam meningkatkan kecepatan mendayung. Metode: Penelitian ini
bersifat eksperimental dengan rancangan treatment by subject design, melibatkan lima belas orang
atlet cabang olah raga dayung yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilaksanakan dalam dua
periode yaitu, Periode I diberikan program pelatihan dayung dengan penambahan latihan core
stability dan Periode II hanya program pelatihan dayung, perlakuan tiap periode dilakukan selama
masing-masing 6 minggu, sehingga total waktu penelitian selama 12 minggu. Pada Periode I subjek
mendapat perlakuan penambahan latihan core stability sebanyak tiga kali dalam seminggu pada
program pelatihan dayungnya, sedangkan pada Periode II hanya mendapatkan program pelatihan
dayung saja. Hasil: Digunakan Uji parametrik paired t test untuk mengetahui perbedaan kecepatan
mendayung sebelum dan sesudah perlakuan pada Periode I didapatkan nilai pre tes 3,80 ± 0,26
meter/detik dan post tes 4,06 ± 0,41 meter/detik dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). Sedangkan pada
Periode II dilakukan uji Wilcoxon signed rank test untuk mengetahui perbedaan kecepatan
mendayung sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai pre tes 3,80 ± 0,22 meter/detik dan
post tes 3,91 ± 0,27 meter/detik dengan nilai p = 0,004 (p<0,05). Setelah 12 minggu dilakukan tes
kecepatan mendayung antar kedua periode menggunakan uji Wilcoxon signed rank test dan
didapatkan perbedaan yang bermakna kecepatan mendayung antara Periode I dengan nilai 0,26 ±
0,20 meter/detik dan Periode II 0,11 ± 0,12 meter/detik dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05).
Simpulan: Dengan demikian berdasarkan hasil uji penelitian dapat disimpulkan bahwa
penambahan core stability pada program pelatihan dayung lebih efektif untuk meningkatkan
kecepatan mendayung.
Kata kunci: Core Stability, Program Pelatihan Dayung, Kecepatan Mendayung

CORE STABILITY EXERCISE ADDITIONAL IN PADDLE ATHLETES


TRAINING PROGRAM RESULTING ENHANCEMENT OF
THE SCULLING SPEED.

ABSTRACT
Introduction: Generally, core stability exercise as a training program is needed in almost kind
of sport including paddle, analysis of movement in any kind of paddle sport such as kayak, canoe,
or even rowing have been showed that the activity of core stability muscles are really needed.
Purpose: purpose of this research is to know the effectivity of core stability exercise replenishment
to increase sculling speed in paddle training program. Methods: This research is experimental with

Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 40


Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

treatment by subject design project, involving 15 paddle athletes which divided into two groups and
consists of II periods which are, Period I and Period II. In the 1st period, the athletes were given
extra core stability exercise along with their normal paddling routine mean while in the 2nd period,
the athletes only doing their normal paddling routine. Each period do the trial in 6 weeks, so this
reseach took 12 weeks. In 1st period, the subjects were given extra core stability training 3 times a
week along with their normal paddling routine where as subjects in period II only do their normal
paddling routine. Results: The used of parametric paired t test is to know the difference of sculling
speed before and after the trials were given. To period I pre test value is 3.80 ± 0.26 meters/second
while the post test value is 4.06 ± 0.41 meters/second and the value 0.001 (p<0.05)mean while the
2nd period use Wilcoxon signed rank test to know the difference of sculling speed between before
and after the trial were given resulting pre test value 3.80 ± 0.22 meters/second and post test value
3.91 ± 0.27 meters/second while the p value is 0.004 (p<0.05). After 12 weeks of sculling speed
test between both period using Wilcoxon signed rank test and resulting obvions with period I value
0.26 ± 0.20 meters/second and period II value is 0.11 ± 0.12 meters/second along with p value
0.001 (p<0.05). Conclusion: Therefore, based on the result of my research test, we can concluded
that the addition of core stability exercise in paddle training program is more effective to increase
sculling speed.
Keywords: Core stability, Paddle training program, sculling speed.

PENDAHULUAN Pergerakan rotasi trunk dan pelvis pada


Keterampilan berolahraga memerlukan cabang olahraga dayung merupakan kebutuhan
gerak yang kompleks dari susunan skeletal yang sangat besar, sehingga penggunaan otot-
muscles. Tingkat penampilan olahragawan otot core stability menjadi sangat penting.
seringkali dibatasi oleh terbatasinya gerak otot Kemampuan kinerja otot-otot core stability
dan rangka. Pengetahuan ini dapat untuk menyelaraskan gerakan trunk dan pelvis
dipergunakan untuk dasar keputusan gerak. demi efisiensi gerakan mendayung untuk
Tubuh yang sedang bergerak memiliki tiga ciri mendapatkan hasil pada kecepatan mendayung
umum yang berpengaruh kuat pada penampilan kiranya perlu mendapatkan pelatihan yang
olahraga, yaitu: Kecepatan, percepatan, dan cukup dan tepat.
daya gerak. Hubungan faktor-faktor tersebut Kecepatan (gerakan) adalah kemampuan
harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau
keterampilan olahraga.1 anggota tubuh dari satu titik ke titik lainnya
Dalam olahraga prestasi ada beberapa atau untuk mengerjakan suatu aktivitas
cabang olahraga yang penilaian capaiannya berulang yang sama serta berkesinambungan
dinilai berdasarkan hasil dari kecepatan waktu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
sebagai tolak ukur tingkat keberhasilannya, Komponen kecepatan gerak (speed movement)
seperti cabang lari, renang dan salah satu ini erat sekali kaitannya dengan komponen
cabang olahraga tersebut adalah dayung. kekuatan, kelincahan, keseimbangan,
Olahraga dayung mempunyai tingkat koordinasi dan daya tahan.2
gerakan yang komplit selain semata-mata Perbedaan yang mendasar pada olahraga
bertumpu pada kekuatan otot, daya tahan dayung sendiri dapat dilihat dari macam tipe
namun juga keseimbangan tubuh yang baik. dan karakteristik jenis perahu, pengayuh, posisi
Keseimbangan dan daya tahan otot-otot core pendayung serta teknik gerakan yang bervariasi
stability saat berada di atas perahu merupakan pula, namun di Indonesia tidak semua tipe di
salah satu faktor yang akan dapat pertandingkan. Beberapa tipe olahraga dayung
memaksimalkan efisiensi kekuatan untuk dapat antara lain kayak, rowing dan canoe.
mendayung sehingga kecepatan maksimal yang Optimalisasi penggunaan force pada
diharapkan tercapai. pedayung rowing dengan efisiensi teknik
mendayung dimana kontribusi gerakan tungkai
Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 41
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

46,4%, kekuatan trunk 30.9% serta kombinasi Rangkaian mekanisme mendayung


lengan dan bahu 22,7%.3 Salah satu hal sepenuhnya melibatkan otot-otot core stability
terpenting dalam menghasilkan efisiensi baik sebagai local stabilizer, global stabilizer
mendayung adalah penggunaan rotasi pelvic dan global mobilizer untuk bisa
dalam mendukung gerakan rotasi trunk guna mempertahankan CLA terhadap titik buoyancy
menghasilkan kekuatan kayuh.4.5 Keselarasan perahu yang pada akhirnya menghasilkan
trunk dan ekstremitas atas, keselarasan hip dan efisiensi gerakan mendayung sehingga
ekstremitas bawah menentukan dan sangat kecepatan maksimal mendayung tercapai.
penting dalam menjaga pergerakan canoe ke Tujuan yang diharapkan dalam penelitian
depan.6 ini adalah dengan adanya penambahan latihan
Untuk mencapai kemampuan maksimal core Stability pada program pelatihan atlet
dalam kecepatan mendayung, pelatihan berupa dayung maka lebih efektif meningkatan
latihan beban, daya tahan, circuit training dan kecepatan mendayung dibandingkan program
skill merupakan program pelatihan yang pelatihan dayung saja.
terstruktur untuk mendapat kemampuan yang
baik dalam olahraga dayung. MATERI DAN METODE
Core stability digambarkan sebagai A. Rancangan Penelitian
kumpulan otot yang berada di bagian depan Jenis penelitian adalah metode kuantitatif
atau perut, di bagian paraspinal, otot-otot jenis eksperimental dengan rancangan sama
pelvic, gluteus serta diagframa. Otot-otot tadi subjek (treatment by subject design), dimana
berfungsi menstabilkan tulang punggung, sampel pada penelitian ini melibatkan semua
panggul pada gerakan yang bersifat fungsional. populasi atlet dayung yang ada dan dibagi
Ketika gerakan fungsional terjadi maka core menjadi dua kelompok dengan perlakuan yang
akan mendistribusikan gaya yang tepat untuk sama namun berbeda periode.
menghasilkan gaya yang maksimum pada Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua)
gerakan yang dikehendaki. Hal ini menjadi periode, yaitu Periode I diberikan program
sangat penting dalam gerakan olahraga karena pelatihan dayung dengan penambahan latihan
akan memberikan prinsif stabilitas proximal core stability dan Periode II hanya program
untuk memobilisasi bagian distal yaitu trunk pelatihan dayung. Latihan tiap periode
dan upper limbs.7 dilaksanakan sebanyak 3 kali seminggu selama
Berbagai bidang gerak yang berperan 6 minggu.
dalam aktivitas olahraga menuntut seorang atlit
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
harus mampu mengontrol central longitudinal Latihan penguatan core stability dan
axis (CLA) untuk mendapatkan gerakan yang pelatihan dayung lainnya sesuai program
efisien, guna mendapatkan central longitudinal pelatihan yang telah dirancang dilakukan pada
axis yang stabil maka otot stabilisator pelvic asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
harus mampu memberikan fondasi yang aman (PPLP) Jalan Tampung Penyang Provinsi
dalam menyangga trunk dan stabilisasi dari Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Untuk
deep muscle menyangga setiap segmen tulang uji kemampuan mendayung pre dan post serta
belakang.8 pelatihan rutin pelaksanaan di lokasi dayung
Dasar dari berkembangnya keterampilan Kereng Bangkirai Palangka raya. Penelitian
mendayung adalah kemampuan stabilitas dilaksanakan dalam kurun waktu 12 minggu
dinamis. Stabilitas dinamis merupakan (Januari s/d april 2017).
kemampuan untuk menjaga titik berat tubuh
terhadap titik buoyancy perahu, dengan C. Penentuan Sumber Data
kemampuan stabilitas dinamis ini Atlet dayung binaan PPLP Provinsi
memungkinkan pemindahan berat tubuh ke alat Kalimantan Tengah, berjumlah 15 orang terdiri
dayung guna menghasilkan kekuatan yang putri 5 orang dan putra 10 orang yang terbagi
lebih besar dalam mendayung serta mengontrol pada kelas dayung tipe rowing, kayak, dan
arah laju perahu.9 canoe. Dari total populasi kesemuanya diambil
sebagai sampel dan akan dibagi menjadi dua
Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 42
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

kelompok dengan perlakuan yang sama namun penelitian ini diuji normalitas sebaran datanya,
berbeda periodenya. uji normalitas data dilakukan dengan uji
Saphiro Wilk dengan p > 0.05 maka dikatakan
D. Prosedur Penelitian
bahwa data berdistribusi normal. Uji komparasi
1) Tahap Persiapan data antara sebelum dan sesudah perlakuan
Melakukan proses perizinan pada kantor pada Periode I dengan menggunakan uji
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi komparasi parametric paired sample t test,
Kalimantan Tengah sebagai penanggung jawab dengan kebermaknaan nilai p < 0,05. Uji
sampel. Menjelaskan secara singkat tentang komparasi data antara sebelum dan sesudah
metode pelatihan core stability kepada tim perlakuan pada Periode II dengan
pelatih. Menjelaskan secara singkat tentang menggunakan uji komparasi wilcoxon signed
pelaksanaan latihan core stability kepada rank test dengan kebermaknaan nilai p < 0,05.
sampel di dampingin tim pelatih. Menyiapkan Guna melakukan komparasi antar ke dua
informed consent serta lembar persetujuan kelompok digunakan uji komparasi wilcoxon
sampel. signed rank test. Uji komparasi antar kedua
2) Tahap Pelaksanaan kelompok ini ditujukan untuk mengetahui
Pengumpulan data sampel sebanyak 18 perbandingan dari hasil selisih kecepatan
orang, melakukan test awal kecepatan mendayung antara Periode I dan Periode II
mendayung sesuai tipe masing-masing sampel dengan kebermaknaan nilai p < 0.05.
(kayak, rowing dan canoe). Sebanyak 18
sampel yang telah dilaksanakan test kecepatan HASIL PENELITIAN
mendayung kemudian pada Periode I diberikan Tabel 1 Karakteristik jenis kelamin
perlakuan berupa penambahan latihan core Jenis
stability pada program pelatihan dayung yang Jumlah Persen (%)
kelamin
sedang dijalani sebanyak tiga kali dalam Laki-laki 10 66,7%
seminggu selama enam minggu dan lalu Perempuan 5 33,3%
dilakukan post tes kecepatan mendayung.
Selanjutnya hasil post tes pada Periode I Tabel 1 menunjukan subjek berjenis
masing-masing kelompok dijadikan nilai pre kelamin laki-laki berjumlah 10 orang (66,7%)
tes pada Periode II. Kemudian semua sampel dan perempuan berjumlah 5 orang (33,3%).
diberikan program pelatihan dayung yang
sedang dijalani tanpa penambahan latihan core Tabel 2 Karaktristik subjek
stability selama lima kali seminggu selama Karakteristik
enam minggu. Setelah dilakukan perlakuan Mean SD
subjek
pada Periode II dilakukan test kecepatan Usia (tahun) 16,13 0,99
mendayung lagi untuk yang terakhir guna Tinggi badan (cm) 165,26 4,97
mengetahui pengaruh dari program pelatihan Berat badan (kg) 55,46 6,42
dayung tersebut. IMT 20,29 2,09
3) Tahap Evaluasi
Tabel 2 tentang karakteristik usia subjek
Pengumpulan data penelitian berupa hasil
pada penelitian ini memiliki rerata 16,13 ± 0,99
pre dan post tes Periode I serta Periode II.
tahun, rerata tinggi badan 165,26 ± 4,97
Selanjutnya data dianalisis serta pembuatan
cm,rerata berat badan 55,46 ± 6,42 kg dan
laporan hasil penelitian.
rerata IMT 20,29 ± 2,09.
E. Analisis Data
Statistik deskriptif jenis kelamin, usia, tinggi
badan, berat badan dan indek massa tubuh serta
tipe dayung atlet yang datanya diambil sebelum
dilakukan intervensi awal. Hasil pengukuran
kecepatan mendayung yang didapat dalam

Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 43


Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

Tabel 3 Uji normalitas data


Kelompok
n p Ket. Tabel 6 Perbandingan kecepatan pelatihan
Subjek dayung dan pelatihan dayung +
*CS pre 15 0,494 Normal
Core stability
*CS post 15 0,093 Normal
*PD pre 15 0,159 Normal Rerata kec Rerata kec
*V
*PD *PD + *CS
p
*PD post 15 0,023 Tdk Normal
Selisih *CS 15 0,018 Tdk Normal Kec
0,0
Selisih *PD 15 0,130 Normal dayung 0,110,12 0,260,20 01
(*m/d)
* (CS) Core stability
* (PD) Pelatihan Dayung *(PD) Pelatihan Dayung
*(CS) Core Stability
Pada tabel 3 data kecepatan mendayung *(V) Variabel
baik sebelum maupun sesudah perlakuan diuji *(m/d) Meter/Detik
normalitasnya dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat
data Program pelatihan dayung post dan Selisih perbedaan peningkatan kecepatan mendayung
core stability tidak berdistribusi normal secara bermakna antara program pelatihan
(p<0,05) sedangkan data yang lainnya mendayung dengan program pelatihan
berdisitribusi normal (p>0,05). mendayung + core stability (p < 0,05), dimana
penambahan latihan core stability pada
Tabel 4 Perbandnigan kecepatan sebelum dan program pelatihan dayung lebih efektif dalam
sesudah *PD + *CS meningkatkan kecepatan mendayung dengan
Rerata kec
rerata peningkatan kecepatan 0,26 ± 0,20
Rerata kec Sesudah meter/detik, sedangkan pada program pelatihan
*V Sebelum p
*PD + *CS
*PD + *CS dayung saja didapatkan rerata peningkatan
Kec kecepatan sebesar 0,11 ± 0,12 meter/detik.
dayung 3,800,26 4,060,41 0,001
(*m/d) PEMBAHASAN
* (PD) Pelatihan Dayung Dari keseluruhan atlet dayung sebanyak 18
* (CS) Core Stability orang, tiga orang atlet tidak dapat mengikuti
* (V) Variabel pelatihan tambahan core stability sampai akhir
* (m/d) Meter/Detik sehingga total atlet yang mendapat perlakuan
Pada tabel 4 menunjukan terjadi sebanyak 15 orang.
peningkatan kecepatan mendayung secara Berdasarkan diskripsi sampel menurut
bermakna sesudah diberikan program pelatihan jenis kelamin menunjukan bahwa sampel pada
mendayung + core stability (p < 0,05). penelitian berjumlah delapan orang atlet,
dimana laki-laki sepuluh orang (66,7%) dan
Tabel 5 Perbandingan kecepatan sebelum dan perempuan sebanyak lima orang (33,3%).
sesudah pelatihan dayung Karakteristik jenis kelamin sampel bisa
Rerata kec Rerata kec dijadikan ukuran kemampuan atlet untuk
*V p
Sebelum *PD Sesudah *PD mendayung, dimana rerata kemampuan laki-
Kec laki lebih cepat waktu tempuhnya dari pada
dayung 3,800,22 3,910,27 0,004 perempuan. Pada umumnya, sebagian besar
(*m/d) nilai kuantatif untuk perempuan seperti
*(PD) Pelathan Dayung kekuatan otot, ventilasi paru dan curah jantung,
*(V) Variabel yang semuanya berkaitan dengan massa otot
*(m/d) Meter/Detik bervariasi antara 2/3 dan 3/4 dari nilai yang
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa terjadi didapatkan pada laki-laki.10
peningkatan kecepatan mendayung secara Sedangkan berdasar karakteristik tinggi
bermakna sesudah diberikan program pelatihan badan, berat badan dan indek massa tubuh pada
mendayung dengan (p < 0,05). sampel penelitian ini diketahui tinggi badan
dengan nilai rerata 165,26 ± 4,97 cm, rerata
Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 44
Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

berat badan 55,46 ± 6,42 kg dan rerata Indek down, pull up, barbell bisceps curl, bench
Masa Tubuh 20,29 ± 2,09. press, push up dan triceps extension, dalam
Perbedaan karakteristik atlet tipe dayung penelitian pada 29 atlet kayak didapatkan
kayak dan canoe berdasarkan komposisi korelasi yang kuat ( r > 0,70) antara lingkup
anthropometrik tubuh tidak didapatkan gerak sendi fleksi bahu, kekuatan otot bahu,
perbedaan yang bermakna antara atlet tipe dan daya tahan otot, pada penelitian ini
dayung kayak dan canoe, pada performance menyimpulkan bahwa penting dalam menjaga
test atlet tipe dayung kayak memiliki stroke keseimbangan kekuatan dan daya tahan otot
rate, peak exerted power dan rata-rata exerted bahu seorang atlet dayung.12
power yang tinggi dibanding dengan atlet tipe Pada gerakan mendayung, untuk
dayung canoe (p<0,001).11 mengontrol stabilitas tubuh bergantung pada
Penambahan latihan core stability kontrol neuromuscular dalam merespon
bertujuan pada peningkatan kemampuan tubuh gerakan dari semua segmen tubuh saat
terutama otot-otot core untuk melakukan mendayung. Penambahan latihan core stability
kontrol trunk dalam merespon gaya yang dibandingkan hanya program pelatihan dayung
didapat. Hal ini terjadi karena sensoris mendapatkan perbedaan kecepatan mendayung
biomekanik pada proprioception otot yang yang lebih signifikan. Peningkatan sensitivitas
merupakan mekanisme sensori utama pada proprioception otot-otot core yang merupakan
motor kontrol mendapat respon latihan yang sensoris utama motor kontrol akibat latihan
berulang-ulang yaitu dengan latihan core core stability merupakan penyebab terjadi
stability. Respon yang didapat tersebut efisiensi gerak mendayung sehingga
menyebabkan meningkatnya sensitivitas menghasilkan kecepatan yang lebih baik
proprioception otot-otot core sehingga ambang dibanding hanya pemberian program latihan
rangsang meningkat. dayung saja.
Ketika reaksi gaya yang ditimbulkan oleh Hal ini sejalan dengan penelitian pada 35
segmen tubuh mempengaruhi stabilitas trunk, subjek atlet dragon boat dengan rerata usia
maka beberapa otot stabilitas trunk (core) 20,94 ± 1,65 tahun dibagi menjadi 2 kelompok,
berkontraksi sebelum otot agonis segmen tubuh yakni Kelompok Kontrol diberikan perlakuan
berkontraksi/bergerak, antisipasi otot postural program latihan regular dan Kelompok
ini menghasilkan stabilitas proksimal (trunk) Eksperimental diberikan perlakuan
guna menghasilkan pergerakan segmen distal penambahan latihan core stability, perlakuan
yang efisien dalam hal ini pengerakan pada ke dua kelompok dilakukan dalam rentang
maksimal mendayung bisa dilakukan sehingga waktu delapan minggu.
kecepatan yang diharapkan bisa dihasilkan. Kedua kelompok sebelum diberikan
Program pelatihan dayung pada dasarnya perlakuan dilakukan uji kecepatan dengan
adalah latihan yang tertuju pada hasil akhir menggunakan perahu single paddler dengan
berupa kecepatan mendayung. Pemberian jarak tempuh 330 meter dan uji daya tahan otot
latihan rutin mempunyai dampak terhadap trunk, setelah diberikan perlakuan setelah
kapasitas fisik, daya tahan, kekuatan otot dan empat dan delapan minggu didapat perbedaan
keterampilan (skill) mendayung yang yang bermakna antara Kelompok
mumpuni, perpaduan gerakan yang terjadi Eksperimental dan Kelompok Kontrol dengan p
merupakan hasil program pelatihan yang telah < 0,05, dimana kecepatan dayung dan daya
dilakukan. Seberapa maksimalnya pelaksanaan tahan otot trunk Kelompok Eksperimental lebih
program pelatihan tersebut berdampak pada baik dibanding dengan Kelompok Kontrol.13
bagi atlet dapat dilihat dari hasil perbaikan Penambahan latihan core stability sendiri
kecepatan mendayung yang didapat. berpengaruh pada efektivitas gerakan
Pelatihan penguatan otot khususnya otot mendayung, hal ini tertuju agar kemampuan
ekstremitas atas sangat dibutuhkan oleh atlet atlet dalam mendayung bisa terfokus tanpa
dayung, pelatihan program mendayung yang membagi kemampuan antara mengatur
dilakukan oleh atlet dayung meliputi, pull kestabilan pelvis yang menjadi titik stabilitas

Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 45


Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

saat digunakan untuk menghasilkan gaya DAFTAR PUSTAKA


maksimal dalam gerakan mendayung yang 1. Wirasasmita, R. 2014. Ilmu Urai Olahraga
efektif. Jika stabilitas yang dijadikan tumpuan I (Analisis Kinetik pada Olahraga),
proksimal kurang maka gaya yang dihasilkan Cetakan kedua, Bandung: Alfabeta.
anggota gerak bagian distal menjadi kurang
maksimal dan gerakan akan kehilangan 2. Nala, GN. 2015. Prinsip Pelatihan Fisik
efektivitasnya. Latihan core stability Olahraga. Cetakan kedua. Bali: Udayana
menciptakan otomatisasi pada otot-otot core University Press.
yang menjadi titik stabilitas, sedangkan pada 3. Kleshnev, V. 2011. The Biomechanics of
program pelatihan dayung hal ini tidak terjadi Rowing. Ramsbury. Marlborough: The
secara baik, walaupun program pelatihan sudah Crowood Press Ltd.
mencakup beberapa aspek yang dibutuhkan
pada olahraga dayung, namun secara spesifik 4. Wietrzynski, M., Rózycka, JM., Gajewski,
tertuju pada otot-otot core stability kurang J., Michalski, R., Rózycki, S., Busko, K.
berpengaruh. 2012. The Assessment of Muscle Strength
Symmetry in Kayakers and Canoeists.
Keterbatasan Penelitian Biomedical Human Kinetics.
Peneliti tidak dapat membagi atlet 5. Lok, YL. 2013. Biomechanics Study in
berdasarkan tipe dayung dan jenis kelamin Sprint Kayaking Using Simulator and on-
dikarenakan keterbatasan jumlah atlet dayung Water Measurement Instrumetations: an
yang dibina oleh PPLP provinsi Kalimantan Overview. Malaysian Postgraduate
Tengah. Conference (MPC2013)-50.
Selain itu untuk variabel-variabel tertentu
6. Zahálka, F., Malý, T., Malá, L., Martin.,
yang bersifat recall seperti aktivitas fisik diluar
Ṽetrovsky, J. 2011. Kinematic Analysis of
waktu latihan, asupan gizi, waktu istirahat juga Canoe Stroke and Its Changes During
dapat mempengaruhi atlet untuk mengikuti Different Types of Paddling Pace – Case
latihan secara baik dan benar. Study. Journal of Human Kinetics.

SIMPULAN DAN SARAN 7. Akuthota, V., Ferreiro, A., Moore, T.,


Pada program pelatihan dayung + core Fredericson, M. 2008. Core Stability
stability yang dilakukan terjadi perbaikan Exercise Principles. Curr. Sports Med. Rep
kecepatan mendayung. Demikian pula pada 8. Elphinston, J. 2008. Stability, Sport and
subjek yang hanya mendapat program pelatihan Performance Movement: Great Technique
dayung, namun lebih efektif perbaikan Without Injury. Berkeley, California: North
kecepatan mendayung pada subjek yang Atlantic Books.
mendapatkan program pelatihan dayung + core
9. Henderson, D. 2012. Sea Kayaking: Basics
stability.
Skills, Paddling Techniques, and Trip
Penambahan latihan core stability kiranya
Planing, First Edition. Seattle:
dapat dijadikan program pelatihan rutin pada
www.cordee.co.uk.
cabang olahraga dayung. Untuk pengukuran
kecepatan mendayung pada penelitian ini 10. Guyton, AC., Hall, JE. 2014. Fisiologi
menggunakan stopwatch, sampai saat ini belum Kedokteran, Edisi 12. Singapore: Elsevier.
ada alat ukur yang mampu mengukur 11. Hamano, S., Ochi, E., Tsuchiya, Y.,
banyaknya repetisi dayung (stroke) dan daya Muramatsu, E., Suzukawa, K., Igawa, S.
ledak otot (power) saat mendayung. Pada 2015. Relationship between Performance
penelitian yang lebih lanjut kiranya didapat Test and body Composition/Physical
jumlah subjek yang lebih banyak lagi sehingga Strength Characteristics in sprint Canoe
subjek dapat dikategorikan berdasarkan jenis and Kayak paddlers. Open Access Journal
kelamin dan tipe dayung. of Sport Medicine.

Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 46


Sport and Fitness Journal
ISSN: 2302-688X Volume 5, No.3, September 2017: 40-47

12. McKean, MR., Burkett, B. 2010. The


Relationship between Joint Range of
Motion, Muscular Strength and Race Time
for Sub Elite Flat Water Kayaker. Journal
of Science and Medicine in Sport.
13. Samokham, N., Sitilertpisan, P. 2016.
Effect of dynamic core stability exercise
on physical performance in male dragon
boat paddlers. Bulletin of Chiangmai
Associated Medical Sciences.

Penambahan Latihan Core Stability Pada Program Pelatihan Atlet… 47

Anda mungkin juga menyukai