ABSTRAK
Pendahuluan: Pada umumnya pelatihan core stability sangat dibutuhkan hampir pada semua
cabang olahraga termasuk olahraga dayung, analisis gerakan pada cabang olahraga dayung baik
pada tipe kayak, canoe dan rowing kebutuhan akan otot-otot core stability begitu nyata. Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penambahan latihan core stability pada
program pelatihan dayung dalam meningkatkan kecepatan mendayung. Metode: Penelitian ini
bersifat eksperimental dengan rancangan treatment by subject design, melibatkan lima belas orang
atlet cabang olah raga dayung yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilaksanakan dalam dua
periode yaitu, Periode I diberikan program pelatihan dayung dengan penambahan latihan core
stability dan Periode II hanya program pelatihan dayung, perlakuan tiap periode dilakukan selama
masing-masing 6 minggu, sehingga total waktu penelitian selama 12 minggu. Pada Periode I subjek
mendapat perlakuan penambahan latihan core stability sebanyak tiga kali dalam seminggu pada
program pelatihan dayungnya, sedangkan pada Periode II hanya mendapatkan program pelatihan
dayung saja. Hasil: Digunakan Uji parametrik paired t test untuk mengetahui perbedaan kecepatan
mendayung sebelum dan sesudah perlakuan pada Periode I didapatkan nilai pre tes 3,80 ± 0,26
meter/detik dan post tes 4,06 ± 0,41 meter/detik dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). Sedangkan pada
Periode II dilakukan uji Wilcoxon signed rank test untuk mengetahui perbedaan kecepatan
mendayung sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai pre tes 3,80 ± 0,22 meter/detik dan
post tes 3,91 ± 0,27 meter/detik dengan nilai p = 0,004 (p<0,05). Setelah 12 minggu dilakukan tes
kecepatan mendayung antar kedua periode menggunakan uji Wilcoxon signed rank test dan
didapatkan perbedaan yang bermakna kecepatan mendayung antara Periode I dengan nilai 0,26 ±
0,20 meter/detik dan Periode II 0,11 ± 0,12 meter/detik dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05).
Simpulan: Dengan demikian berdasarkan hasil uji penelitian dapat disimpulkan bahwa
penambahan core stability pada program pelatihan dayung lebih efektif untuk meningkatkan
kecepatan mendayung.
Kata kunci: Core Stability, Program Pelatihan Dayung, Kecepatan Mendayung
ABSTRACT
Introduction: Generally, core stability exercise as a training program is needed in almost kind
of sport including paddle, analysis of movement in any kind of paddle sport such as kayak, canoe,
or even rowing have been showed that the activity of core stability muscles are really needed.
Purpose: purpose of this research is to know the effectivity of core stability exercise replenishment
to increase sculling speed in paddle training program. Methods: This research is experimental with
treatment by subject design project, involving 15 paddle athletes which divided into two groups and
consists of II periods which are, Period I and Period II. In the 1st period, the athletes were given
extra core stability exercise along with their normal paddling routine mean while in the 2nd period,
the athletes only doing their normal paddling routine. Each period do the trial in 6 weeks, so this
reseach took 12 weeks. In 1st period, the subjects were given extra core stability training 3 times a
week along with their normal paddling routine where as subjects in period II only do their normal
paddling routine. Results: The used of parametric paired t test is to know the difference of sculling
speed before and after the trials were given. To period I pre test value is 3.80 ± 0.26 meters/second
while the post test value is 4.06 ± 0.41 meters/second and the value 0.001 (p<0.05)mean while the
2nd period use Wilcoxon signed rank test to know the difference of sculling speed between before
and after the trial were given resulting pre test value 3.80 ± 0.22 meters/second and post test value
3.91 ± 0.27 meters/second while the p value is 0.004 (p<0.05). After 12 weeks of sculling speed
test between both period using Wilcoxon signed rank test and resulting obvions with period I value
0.26 ± 0.20 meters/second and period II value is 0.11 ± 0.12 meters/second along with p value
0.001 (p<0.05). Conclusion: Therefore, based on the result of my research test, we can concluded
that the addition of core stability exercise in paddle training program is more effective to increase
sculling speed.
Keywords: Core stability, Paddle training program, sculling speed.
kelompok dengan perlakuan yang sama namun penelitian ini diuji normalitas sebaran datanya,
berbeda periodenya. uji normalitas data dilakukan dengan uji
Saphiro Wilk dengan p > 0.05 maka dikatakan
D. Prosedur Penelitian
bahwa data berdistribusi normal. Uji komparasi
1) Tahap Persiapan data antara sebelum dan sesudah perlakuan
Melakukan proses perizinan pada kantor pada Periode I dengan menggunakan uji
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi komparasi parametric paired sample t test,
Kalimantan Tengah sebagai penanggung jawab dengan kebermaknaan nilai p < 0,05. Uji
sampel. Menjelaskan secara singkat tentang komparasi data antara sebelum dan sesudah
metode pelatihan core stability kepada tim perlakuan pada Periode II dengan
pelatih. Menjelaskan secara singkat tentang menggunakan uji komparasi wilcoxon signed
pelaksanaan latihan core stability kepada rank test dengan kebermaknaan nilai p < 0,05.
sampel di dampingin tim pelatih. Menyiapkan Guna melakukan komparasi antar ke dua
informed consent serta lembar persetujuan kelompok digunakan uji komparasi wilcoxon
sampel. signed rank test. Uji komparasi antar kedua
2) Tahap Pelaksanaan kelompok ini ditujukan untuk mengetahui
Pengumpulan data sampel sebanyak 18 perbandingan dari hasil selisih kecepatan
orang, melakukan test awal kecepatan mendayung antara Periode I dan Periode II
mendayung sesuai tipe masing-masing sampel dengan kebermaknaan nilai p < 0.05.
(kayak, rowing dan canoe). Sebanyak 18
sampel yang telah dilaksanakan test kecepatan HASIL PENELITIAN
mendayung kemudian pada Periode I diberikan Tabel 1 Karakteristik jenis kelamin
perlakuan berupa penambahan latihan core Jenis
stability pada program pelatihan dayung yang Jumlah Persen (%)
kelamin
sedang dijalani sebanyak tiga kali dalam Laki-laki 10 66,7%
seminggu selama enam minggu dan lalu Perempuan 5 33,3%
dilakukan post tes kecepatan mendayung.
Selanjutnya hasil post tes pada Periode I Tabel 1 menunjukan subjek berjenis
masing-masing kelompok dijadikan nilai pre kelamin laki-laki berjumlah 10 orang (66,7%)
tes pada Periode II. Kemudian semua sampel dan perempuan berjumlah 5 orang (33,3%).
diberikan program pelatihan dayung yang
sedang dijalani tanpa penambahan latihan core Tabel 2 Karaktristik subjek
stability selama lima kali seminggu selama Karakteristik
enam minggu. Setelah dilakukan perlakuan Mean SD
subjek
pada Periode II dilakukan test kecepatan Usia (tahun) 16,13 0,99
mendayung lagi untuk yang terakhir guna Tinggi badan (cm) 165,26 4,97
mengetahui pengaruh dari program pelatihan Berat badan (kg) 55,46 6,42
dayung tersebut. IMT 20,29 2,09
3) Tahap Evaluasi
Tabel 2 tentang karakteristik usia subjek
Pengumpulan data penelitian berupa hasil
pada penelitian ini memiliki rerata 16,13 ± 0,99
pre dan post tes Periode I serta Periode II.
tahun, rerata tinggi badan 165,26 ± 4,97
Selanjutnya data dianalisis serta pembuatan
cm,rerata berat badan 55,46 ± 6,42 kg dan
laporan hasil penelitian.
rerata IMT 20,29 ± 2,09.
E. Analisis Data
Statistik deskriptif jenis kelamin, usia, tinggi
badan, berat badan dan indek massa tubuh serta
tipe dayung atlet yang datanya diambil sebelum
dilakukan intervensi awal. Hasil pengukuran
kecepatan mendayung yang didapat dalam
berat badan 55,46 ± 6,42 kg dan rerata Indek down, pull up, barbell bisceps curl, bench
Masa Tubuh 20,29 ± 2,09. press, push up dan triceps extension, dalam
Perbedaan karakteristik atlet tipe dayung penelitian pada 29 atlet kayak didapatkan
kayak dan canoe berdasarkan komposisi korelasi yang kuat ( r > 0,70) antara lingkup
anthropometrik tubuh tidak didapatkan gerak sendi fleksi bahu, kekuatan otot bahu,
perbedaan yang bermakna antara atlet tipe dan daya tahan otot, pada penelitian ini
dayung kayak dan canoe, pada performance menyimpulkan bahwa penting dalam menjaga
test atlet tipe dayung kayak memiliki stroke keseimbangan kekuatan dan daya tahan otot
rate, peak exerted power dan rata-rata exerted bahu seorang atlet dayung.12
power yang tinggi dibanding dengan atlet tipe Pada gerakan mendayung, untuk
dayung canoe (p<0,001).11 mengontrol stabilitas tubuh bergantung pada
Penambahan latihan core stability kontrol neuromuscular dalam merespon
bertujuan pada peningkatan kemampuan tubuh gerakan dari semua segmen tubuh saat
terutama otot-otot core untuk melakukan mendayung. Penambahan latihan core stability
kontrol trunk dalam merespon gaya yang dibandingkan hanya program pelatihan dayung
didapat. Hal ini terjadi karena sensoris mendapatkan perbedaan kecepatan mendayung
biomekanik pada proprioception otot yang yang lebih signifikan. Peningkatan sensitivitas
merupakan mekanisme sensori utama pada proprioception otot-otot core yang merupakan
motor kontrol mendapat respon latihan yang sensoris utama motor kontrol akibat latihan
berulang-ulang yaitu dengan latihan core core stability merupakan penyebab terjadi
stability. Respon yang didapat tersebut efisiensi gerak mendayung sehingga
menyebabkan meningkatnya sensitivitas menghasilkan kecepatan yang lebih baik
proprioception otot-otot core sehingga ambang dibanding hanya pemberian program latihan
rangsang meningkat. dayung saja.
Ketika reaksi gaya yang ditimbulkan oleh Hal ini sejalan dengan penelitian pada 35
segmen tubuh mempengaruhi stabilitas trunk, subjek atlet dragon boat dengan rerata usia
maka beberapa otot stabilitas trunk (core) 20,94 ± 1,65 tahun dibagi menjadi 2 kelompok,
berkontraksi sebelum otot agonis segmen tubuh yakni Kelompok Kontrol diberikan perlakuan
berkontraksi/bergerak, antisipasi otot postural program latihan regular dan Kelompok
ini menghasilkan stabilitas proksimal (trunk) Eksperimental diberikan perlakuan
guna menghasilkan pergerakan segmen distal penambahan latihan core stability, perlakuan
yang efisien dalam hal ini pengerakan pada ke dua kelompok dilakukan dalam rentang
maksimal mendayung bisa dilakukan sehingga waktu delapan minggu.
kecepatan yang diharapkan bisa dihasilkan. Kedua kelompok sebelum diberikan
Program pelatihan dayung pada dasarnya perlakuan dilakukan uji kecepatan dengan
adalah latihan yang tertuju pada hasil akhir menggunakan perahu single paddler dengan
berupa kecepatan mendayung. Pemberian jarak tempuh 330 meter dan uji daya tahan otot
latihan rutin mempunyai dampak terhadap trunk, setelah diberikan perlakuan setelah
kapasitas fisik, daya tahan, kekuatan otot dan empat dan delapan minggu didapat perbedaan
keterampilan (skill) mendayung yang yang bermakna antara Kelompok
mumpuni, perpaduan gerakan yang terjadi Eksperimental dan Kelompok Kontrol dengan p
merupakan hasil program pelatihan yang telah < 0,05, dimana kecepatan dayung dan daya
dilakukan. Seberapa maksimalnya pelaksanaan tahan otot trunk Kelompok Eksperimental lebih
program pelatihan tersebut berdampak pada baik dibanding dengan Kelompok Kontrol.13
bagi atlet dapat dilihat dari hasil perbaikan Penambahan latihan core stability sendiri
kecepatan mendayung yang didapat. berpengaruh pada efektivitas gerakan
Pelatihan penguatan otot khususnya otot mendayung, hal ini tertuju agar kemampuan
ekstremitas atas sangat dibutuhkan oleh atlet atlet dalam mendayung bisa terfokus tanpa
dayung, pelatihan program mendayung yang membagi kemampuan antara mengatur
dilakukan oleh atlet dayung meliputi, pull kestabilan pelvis yang menjadi titik stabilitas