Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU KEPELATIHAN DASAR

DEFINISI KESEIMBANGAN DALAM KOMPONEN FISIK, MODEL LATIHAN


KESEIMBANGAN SERTA TES PENGUKURANNYA

OLEH:

KADEK BAYU SUPRASTYA ; 2216041028 ; 2022

KADEK ARIANANTIKA GEORGI ; 2216041017 ; 2022

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Definisi
Keseimbangan Dalam Komponen Fisik, Model Latihan Keseimbangan Serta Tes
Pengukurannya” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Kepelatihan Dasar. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca tentang definisi keseimbangan dalam komponen fisik serta menjelaskan
bentuk atau model latihan dan ter pengukurannya dari komponen fisik keseimbangan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Luh Putu Tuti Ariani, S.Pd., M.Fis., selaku
dosen pengampu mata kuliah ilmu kepelatihan dasar yang telah memberikan ilmu kepada
penulis. Terima kasih juga disampaikan kepada beberapa pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan makalah ini. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Penulis mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya ini.

Singaraja, 1 Desember 2022

Penulis,

Kadek Bayu Suprastya

NIM : 2216041028

ii
DAFTAR ISI iii

ABSTRAK iv

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB 2. PEMBAHASAN 2

2.1 Kajian Teori


A. Definisi Keseimbangan Dalam Komponen Fisk 3
B. Model Latihan Keseimbangan 3
C. Karakteristik Model Latihan 3
D. Prinsip-prinsip Latihan 5
E. Tes Pengukuran 5

BAB 3.PENUUTP 11

3.1 Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
ABSTRAK

Komponen fisik menjadi sangat penting dalam melakukan sutau aktifitas, bukan hanya
atlet olahraga yang harus memiliki kualitas komponen fisik yang bagus, melainkan semua
orang harusnya memiliki komponen fisik yang prima. Komponen fisik terdiri dari komponen-
komponen seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum, fleksibilitas, kecepatan,
koordinasi, agilitas, dan keseimbangan. Mengembangkan atau meningkatkan kondisi fisik,
berarti mengembangkan atau meningkatkan kemampuan fisik (physical abilities) atlet.
Kemampuan fisik mencakup dua komponen, yaitu komponen kesegaran jasmani (physical
fitness) dan komponen kesegaran gerak (motor fitness). Kesegaran jasmani terdiri dari
kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan pernafasan-peredaran darah, dan fleksibilitas.
Sedangkan komponen kesegaran gerak terdiri dari kecepatan, koordinasi, agilitas, daya ledak
otot, dan keseimbangan. Peningkatan kondisi fisik bertujuan agar kemampuan fisik seseorang
meningkat dan berguna untuk melakukan aktivitas olahraga dalam mencapai prestasi
maksimal. Pembinaan fisik, teknik, taktik dan mental merupakan sasaran latihan secara
keseluruhan, dimana satu aspek tidak dapat ditinggalkan dalam program latihan.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai definisi dari salah satu
bagian dalam komponen fisik yaitu keseimbangan serta akan memberikan pemahaman terkait
model latihan dan tes pengukuran dari keseimbangan dalam komponen fisik ini.

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam melakukan suatu aktivitas, manusia sangat bergantung kepada komponen fisik
yang dimilikinya agar dapat melakukan aktivitas tersebut dengan baik, sehingga perlunya
komponen fisik yang berkualitas baik sangat dibutuhkan oleh setiap orang, artinya bukan hanya
atlet olahraga saja yang harus memiliki kualitas komponen fisik yang bagus, melainkan semua
orang harusnya memiliki komponen fisik yang prima. Komponen fisik terdiri dari komponen-
komponen seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum, fleksibilitas, kecepatan,
koordinasi, agilitas, dan keseimbangan. Mengembangkan atau meningkatkan kondisi fisik,
berarti mengembangkan atau meningkatkan kemampuan fisik (physical abilities) seseorang
baik itu atlet dan lain-lain. Kemampuan fisik mencakup dua komponen, yaitu komponen
kesegaran jasmani (physical fitness) dan komponen kesegaran gerak (motor fitness).
Kesegaran jasmani terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan pernafasan-peredaran
darah, dan fleksibilitas. Sedangkan komponen kesegaran gerak terdiri dari kecepatan,
koordinasi, agilitas, daya ledak otot, dan keseimbangan. Bila seseorang memiliki kebugaran
fisik dan kualitas motor fitness yang baik maksa seseorang tersebut memiliki keadaan atau
kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas
jasmani tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien
tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas selanjutnya.
Peningkatan kondisi fisik bertujuan agar kemampuan fisik seseorang meningkat dan
berguna untuk melakukan aktivitas olahraga dalam mencapai prestasi maksimal. Pembinaan
fisik, teknik, taktik dan mental merupakan sasaran latihan secara keseluruhan, dimana satu
aspek tidak dapat ditinggalkan dalam program latihan. Dalam hal peningkatan kualitas
komponen fisik ada hal yang harus diperhatikan, karena setiap bagian dalam komponen fisik
memiliki karakteristik model latihan yang berbeda-beda, contohnya dalam meningkatkan daya
tahan otot dan kekuatan otot kecendrungan model latihannya adalah dengan angkat beban, hal
tersebut berbeda dengan karakteristik dari model latihan dari peningkatan daya tahan jantung
dan paru-paru dalam pernafasan yang kecendrungan model latihannya adalah berlari jarak jauh,
itu artinya setiap komponen fisik memiliki model latihan dan karakteristik yang berbeda
tergantung pada komponen mana yang ingin dilatih, namun perlu diingat bahwa kualitas setiap
komponen fisik dalam tubuh manusia akan saling mempengaruhi karena di dalam usaha
peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen kondisi fisik harus di kembangkan
(Syukriadi, Nuzuli, & Rozi, 2021).

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana definisi keseimbangan dalam komponen fisik?
B. Bagaimana model latihan keseimbangan?
C. Bagaimana karakteristik model latihan?
D. Bagaimana prinsip-prinsip latihan dalam meningkatkan keseimbangan?
E. Apa saja tes pengukuran dari komponen fisik keseimbangan ini?

1.3 TUJUAN
A. Untuk mengetahui definisi dari keseimbangan dalam komponen fisik,

1
B. Memahami model latihan, karakteristik latihan, dan prinsip- prinsip latihan dalam
meningkatkan keseimbangan,
C. Untuk mengetahui tes pengukuran dari keseimbangan ini.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN TEORI

A. Definisi Keseimbangan Dalam Komponen Fisik


Keseimbangan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dan sangat
penting bagi manusia, baik untuk seorang atlet/olahragawan maupun untuk aktifitas sehari-
hari, baik dalam keadaan diam atau bergerak. Keseimbangan tidak hanya diperlukan untuk
menyempurnakan teknik dan taktik saja, tetapi keseimbangan juga merupakan salah satu unsur
kondisi fisik yang diperlukan dalam usaha mendukung peningkatan prestasi karena dalam
penerapannya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan sekitarnya. Keseimbangan
adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri stat
-ic balance atau pada saat melakukan gerakan dynamic balance (Widiastuti,2011:144).
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa
tubuh (Center Of Mass) atau pusat gravitasi (Center Of Gravity) terhadap bidang tumpu (base
of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di
dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan
massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara
efektif dan efisien. Menurut pendapat lain tentang keseimbangan diyatakan oleh Iskandar Z.
Adisapoetra mengmukakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan
gerakan (dynamic balance) (Hardiyono & Nurkadri, 2018).
Jadi defenisi dari keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan
sikap tubuh secara tepat saat melakukan gerakan (Hakim, Soegiyanto, & Soekardi, 2013).
Dengan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan
somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak
lain dalam tubuh) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal
ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal (Irfan, 2016). Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi,
kognisi/pemahaman terhadap pengetahuan, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat/minuman
dan pengalaman terdahulu. Jenis keseimbangan dapat dibedakan menjadi dua, yakni
keseimbangan statis (tubuh diam), dan kesimbangan dinamis (tubuh bergerak). Keseimbangan
statis adalah kemampuan seseorang mempertahankan posisi tubuh untuk tidak berubah atau
bergerak. Maka dari itu, fungsi latihan keseimbangan statis ialah memperkuat tubuh saat dalam
posisi diam. Sedangkan, yang dimaksud dengan keseimbangan dinamis adalah kemampuan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan posisi tubuh saat berada dalam posisi
bergerak. Oleh sebab itu, fungsi latihan keseimbangan dinamis adalah untuk memperkuat
sejumlah otot yang memungkinkan tubuh terjaga kesetimbangannya ketika bergerak.

B. Model Latihan Keseimbangan dan Karakteristik Latihan Keseimbangan


Latihan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan terencana
dalam meningkatkan fungsional tubuh. Dalam kegiatan olahraga, latihan berguna untuk
meningkatkan keterampilan. Harsono menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang
sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan lama kelamaan

3
bertambah jumlah bebannya. Sedangkan Bompa mengatakan bahwa latihan adalah untuk
mencapai tujuan perbaikan sistem organisma dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi
atau penampilan olahraga. Latihan beban sebagai model latihan yang mampu menjadi acuan
dalam setiap sesi latihan. Beban dapat diartikan dalam jumlah perkilogram atau dengan waktu
serta yang lainnya, sehingga latihan pembebanan sangatlah penting dalam proses latihan itu
sendiri (Chan, 2012). Model latihan merupakan suatu program latihan yang dibuat oleh pelatih
ataupun seseorang secara terperinci sesuai dengan apa yang dilatihkan, digunakan dalam
melatih dan mengatur apa yang akan dilaksanakan untuk me-ningkatkan kemampuan atau
keterampilan baik dari segi fisik, teknik, dan taktik. Dalam meningkatkan komponen fisik
memiliki model latihan yang berbeda-beda tergantung dengan apa yang dilatih dalam
komponen fisik itu sendiri, dalam hal keseimbangan yang menjadibagian dari komponen fisik
tersebut, Latihan keseimbangan dilakukan dengan melibatkan otot-otot inti, punggung bagian
bawah, dan tungkai. Latihan keseimbangan memiliki model latihan sebagai berikut:
1. Contoh latihan keseimbangan statis:
a) Duduk dengan mengangkat kedua kaki,
b) Berdiri dengan satu kaki,
c) Berdiri dengan salah satu kaki kemudian jongkok,
d) Berdiri dengan membentuk sikap kapal terbang,
e) Melakukan sikap lilin,
f) Tubuh dalam posisi tidur terlentang lalu angkat kedua kaki lurus keatas
dengan melakukan gerakan kaki seolah-olah sedang berjalan.

2. Contoh latihan Keseimbangan Dinamis


a) Berjalan diatas garis lurus,
b) Berjalan dengan mata tertutup,
c) Melompat kedepan dengan satu kaki,
d) Melangkah zig-zag.

Bila kita lihat dari berbagai gerakan dalam latihan keseimbangan baik itu latihan
keseimbangan statis maupun latihan keseimbangan dinamis, dapat kita ketahui bahwa
karakteristik dari model latihan keseimbangan ini adalah dilakukan dengan mempertahankan
sikap badan baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun jongkok. Latihan keseimbangan tubuh
tersebut dapat dilakukan dengan cara mengurangi atau memperkecil bidang tumpuan dengan
melibatkan otot-otot inti, punggung bagian bawah, dan kaki. Karakteristik yang selanjutnya
yaitu, latihan keseimbangan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti sistem sensoris,
vestibuler (sistem yang mencakup bagian telinga dalam dan otak yang mengolah informasi
sensorik terkait pengendalian keseimbangan tubuh dan pergerakan mata), proprioseptif
(kemampuan tubuh untuk mentransmisikan rasa posisi, menganalisis informasi itu dan bereaksi
sadar atau tidak sadar terhadap rangsangan dengan gerakan yang tepat) dan muskuloskeletal
(sistem yang terdiri dari otot, jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi yang berperan penting
dalam gerakan tubuh). Dengan faktor-fatkor yang mempengaruhi keseimbangan ini meliputi;
1) Center of gravity karena pusat gravitasi pada dasarnya memang bekerja dengan
menyebarkan massa benda secara merata. Beban tubuh manusia nantinya akan

4
ditopang oleh titik gravitasi sehingga tubuh dapat tetap berada pada posisi
seimbang.
2) Garis gravitasi, adalah garis imajiner yang membujur secara vertikal melalui
bagian tengah pada titik gravitasi. Tingkat stabilitas pada tubuh manusia
nantinya akan ditentukan oleh hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi,
dan titik tumpu yang ada.
3) Bidang tumpu,
4) Usia, karena semakin bertambah usia, cenderung keseimbangan tubuhnya justru
akan semakin menurun.
5) Jenis kelamin, karena menurut penelitian yang membandingkan hal tersebut,
terutama pada perempuan dan laki-laki. Selisih keseimbangan tubuh yang
didasarkan pada jenis kelamin ini disebabkan oleh perbedaan letak pusat
gravitasi. Apabila didasarkan pada tinggi badan, maka pusat gravitasi pada jenis
kelamin laki-laki memiliki sekitar 56% dan perempuan sekitar 55%. Letak pusat
gravitasi pada jenis kelamin perempuan lebih rendah karena mereka memiliki
panggul dan paha yang lebih berat, serta ukuran kaki yang lebih pendek.
6) Kekuatan otot,
7) Indeks masa tubuh,
8) Tekanan darah.

C. Prinsip-Prinsip Latihan Dalam Meningkatkan Keseimbangan.


Dalam latihan kebugaran jasmani terdapat beberapa prinsip dalam latihan tersebut
diantaranya yaitu; prinsip overload, konsistensi, spesifikasi, prinsip progresif, prinsip
individualitas, prinsif tahap latihan, periodesasi serta prinsip kestabilan.
Prinsip-prinsip dalam latihan keseimbangan tubuh yaitu dilakukan dengan cara duduk
atau berdiri dilakukan berulang-ulang atau dengan cara mengurangi serta memperkecil bidang
tumpuan, dapat pula dengan tumpuan dari stabil ke labil. Selain itu, latihan keseimbangan
tubuh dapat dilakukan dengan membuat tumpuan makin lama makin tinggi atau makin lama
jarak antar kaki makin jauh.

D. Tes Pengukuran Dari Komponen Fisik Keseimbangan.


Dalam tes keseimbangan juga meliputi tes keseimbangan statis dan tes keseimbangan
dinamis (Sepdanius, Risfki, & Komaini, 2019), berikut jenis-jenis tes pengukuran
keseimbangan statis menurut buku tes dan pengukuran olahraga:
1) Standing stork tes
Tes ini memiliki gerakan berdiri dengan satu kaki, lalu kaki yang menumpu dijinjit
dan kaki yang melayang ditekuk dan di telapak kaki tersebut diletakkan di depan
antara lutut dan paha serta pandangan lurus kedepan.
Tujuan dari tes keseimbangan ini adalah untuk melihat perkembangan
keseimbangan teste untuk menjaga keadaan dari equilibrium (balance) dalam posisi
diam. Hal yang dibutuhkan dalam tes ini adalah;
a) Lokasi yang kering dan hangat
b) Stopwatch
c) Tester pelaksanaan.

5
Berikut langkah-langkahnya:
a) Berdiri nyaman dengan kedua kaki
b) Kedua tangan di pinggang
c) Angkat satu kaki dan tempatkan pada kaki lain menghadap berlawana
dengan lutut
d) Tunggu aba-aba dari tester, ketika diberi aba-aba segera berdiri dengan
mengangkat tumit dan berdiri dengan ujung-ujung jari kaki
e) Tester mulai menghidupkan stopwatch lakukan selama mungkin tanpa
membiarkan tumit menyentuh lantai atau kaki lain bergerak maju dari lutut.
f) Tester menatat waktu yagng didapat dalam menjaga keseimbangan
g) Ulangi tes ini pada kaki yang lainya.

Gambar: Standing stork tes

Berikut adalah tabel kriteria normatif dalam tes standing stork tes:

6
2) Standing stork test-Blind
Dalam tes ini memiliki gerakan yang sama dengan standing stork test sebelumnya,
hanya saja dalam gerakan tes ini sesuai dengan namanya yaitu dilakukan dengan
keadaan mata tertutup.
Tujuannya yaitu untuk mengawasi perkembangan kemampuan atlet/seseorang
untuk menjaga keadaaan equilibrium (keseimbangan) dalam posisi statis. Untuk
melakukan test ini dibutuhkan alat-alat sebagai berikut:
a) Lokasi yang kering dan datar,
b) Topwatch,
c) Tester pelaksanaan tes.

Berikut langkah-langkahnya:
a) Berdiri dengan kedua kaki,
b) Lengan berada pada pinggang,
c) Angkat satu kaki dan tempatkan jari-jari kaki berlawanan dengan lutut dengan
kaki lainya,
d) Kedua mata ditutup,
e) Ikuti aba-aba dari tester, angkat tumit berdiri dengan jari-jari kaki anda,
f) Tester memulai stopwatch,
g) Tes Balance dilakukan selama mungkin tanpa membiarkan tumit menyentuh
tanah atau kaki lain melangkah jauh dari lutut.
h) Tester mencatat waktu yang mampu dicapai saat melakukan keseimbangan
i) Lakukan pengulangan untuk kaki lainya.
Dalam tes keseimbangan juga meliputi tes keseimbangan statis dan tes keseimbangan
dinamis (Sepdanius, Risfki, & Komaini, 2019), berikut jenis-jenis tes pengukuran
keseimbangan statis menurut buku tes dan pengukuran olahraga:

Gambar: Standing stork tes-Blind

Berikut adalah tabel kriteria normatif dalam tes standing stork tes-Blind:

7
Dalam tes keseimbangan dinamis, ada dua gerakan untuk melakukan tes ini, berikut
penjelasannya:
1) Tes keseimbangan dinamis “Two Foot Standing Balance Test”
Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat keseimbangan dinamis
atlet/seseorang. Perlengkapan yang dibutuhkan yaitu:
a) Stopwatch
b) Papan keseimbangan (Balance Board)
c) Alat tulis
d) Lembar tes
e) Peluit Pelaksanaan Tes
f) Persiapkan papan tes keseimbangan.

Berikut langkah-langkahnya:
a) Tester bersiap-siap dengan meletakkan sebelah kaki di atas papan tes, dan
setelah aba-aba diberikan testi menaikkan kaki berikutnya.
b) Waktu penghitungan dimulai saat kedua kaki testi telah berada di atas papan.
c) Dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk setiap testi. Penilaian
d) Nilai diambil dari waktu terbaik setelah dilakukannya 3 kali pengulangan.
e) Waktu 1 menit adalah penilaian maksimal.

Gambar: Papan keseimbangan

8
Gambar: Two Foot Standing Balance Test

Adapun untuk menentukan kriteria penilaian, maka terlebih dahulu ditetapkan skor sebagai
berikut:

2) Y Balance Test (Lower Quarter)


Tes Y-Balance adalah tes dinamis yang dilakukan dalam posisi satu kaki yang
membutuhkan kekuatan, fleksibilitas, kontrol inti, dan proprioception. Ini telah
digunakan untuk menilai kinerja fisik, menunjukkan simetri fungsional dan
mengidentifikasi atlet/seseorang yang berisiko lebih besar untuk cedera ekstremitas
bawah.
Tujuan dari tes ini adalah untuk menilai keseimbangan aktif dan kontrol inti.
Aadapun alat yang dibutuhkan:
a) Y-Balance Test Kit dan Meteran

9
Gambar: Y-Balance Test Kit

Dalam tes ini kita diharapkan untuk mempertahankan keseimbangan satu kaki pada satu
kaki sambil mencapai sejauh mungkin dengan kaki kontralateral dalam tiga arah yang berbeda.
Tiga arah gerakan adalah anterior, posteromedial dan posterolateral, dilakukan pada setiap
kaki.

Gambar: Tiga arah gerakan dalam Y-Balance Test Kit

Prosedur tes ini sebagai berikut:


a) Posisi awal berdiri dengan satu kaki di pelat kuda dengan jari-jari kaki di garis
merah dibelakang tempat pijakan
b) Kaki satunya menyentuh ke bawah sedikit tepat di belakang pelat.
c) Salah satu kaki diarahkan untuk mencapai ke arah plat lainnya yang diinginkan,
mendorong indikator jangkauan sejauh yang mereka bisa sambil menjaga
keseimbangan.
d) Setiap tes diulang tiga kali, dan jangkauan maksimum di setiap arah dicatat.
Hasilnya dihitung dengan mempertimbangkan panjang tungkai, untuk
menentukan “jarak jangkauan komposit”. Asimetri juga dapat dinilai dengan
membandingkan hasil dari setiap kaki.

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam melakukan suatu aktivitas, manusia sangat bergantung kepada komponen fisik
yang dimilikinya agar dapat melakukan aktivitas tersebut dengan baik, sehingga perlunya
komponen fisik yang berkualitas baik sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Komponen fisik
terdiri dari komponen-komponen seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum,
fleksibilitas, kecepatan, koordinasi, agilitas, dan keseimbangan. Keseimbangan merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan dan sangat penting bagi manusia, baik untuk seorang
atlet/olahragawan atau semua orang untuk aktifitas sehari-hari, baik dalam keadaan diam atau
bergerak. Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan sikap tubuh secara
tepat saat melakukan gerakan. Dengan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi
sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan
muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain dalam tubuh) yang dimodifikasi/diatur
dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon
terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Ada dua jenis keseimbangan yang pertama
yaitu keseimbangan pada keadaan tubuh diam, yang kedua yaitu pada keadaan tubuh bergerak.
Dalam meningkatkan komponen fisik memiliki tentu saja memiliki model latihan yang
berbeda-beda tergantung dengan apa yang dilatih dalam komponen fisik itu sendiri, dalam hal
keseimbangan yang menjadi bagian dari komponen fisik tersebut, Latihan keseimbangan
dilakukan dengan melibatkan otot-otot inti, punggung bagian bawah, dan kaki. Dengan prinsip-
prinsip dalam latihan keseimbangan tersebut yaitu dilakukan dengan cara duduk atau berdiri
dilakukan berulang-ulang atau dengan cara mengurangi serta memperkecil bidang tumpuan,
dapat pula dengan tumpuan dari stabil ke labil. Selain itu, latihan keseimbangan tubuh dapat
dilakukan dengan membuat tumpuan makin lama makin tinggi atau makin lama makin jauh
jaraknya antar kaki. Untuk mengetahui kemampuan keseimbangan yang kita miliki ada
beberapa tes yang dapat kita lakukan. Untuk mengukur keseimbangan statis ada dua tesbyang
bisa dilakukan yang pertama yaitu standing stork test-blind dan standing stork test dengan mata
terbuka. Lalu untuk tes keseimbangan dinamis, ada 2 tes yang bisa dilakuka untuk mengukur
keseimbangan kita, yang pertama ada Two Foot Standing Balance Test dan Y-Balance Test
(Lower Quarter). Dalam beberapa tes tersebut tentu saja ada patokan normalitas dalam hasil
pengukurannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran OlahragaJakarta: PT Bumi Timur Jaya, 144.

Chan, F. (2012). Strength Training (Latihan Kekuatan). Jurnal Cerdas Sifa, 2.


Hakim, A. R., Soegiyanto, & Soekardi. (2013). PENGARUH USIA DAN LATIHAN
KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR
ANAK TUNAGRAHITA KELAS BAWAH MAMPU DIDIK SEKOLAH
LUAR BIASA. Journal of Physical Education and Sports , 201.

Hardiyono, B., & Nurkadri. (2018). EFEKTIFITAS MODEL LATIHAN KESEIMBANGAN


BADGAN DAN MODEL LATIHAN KESEIMBANGAN KONVENSIONAL
TERHADAP HASIL PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT
DINDING UNTUK PEMANJAT PEMULA. Jurnal Prestasi , 35.

Irfan. (2016). Artikel Fisioterapi Keseimbangan Manusia. Retrieved from The Indonesian
Physiotherapy Association: https://ifi.or.id/artikel02.html#

Sepdanius, E., Risfki, M. S., & Komaini, A. (2019). TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA.
Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Syukriadi, A., Nuzuli, & Rozi, F. (2021). PROFILEKONDISI FISIK UMUM ATLET
CABANG OLAHRAGAMUAY THAI ACEH. Jurnal Penjaskesrek, 58.

Anda mungkin juga menyukai