ABSTRAK
Komponen biomotorik kekuatan dan kecepatan merupakan dasar dari komponen daya
ledak otot khususnya pada alat gerak tubuh bagian atas. Kombinasi pelatihan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot adalah pelatihan cable machine
woodchopper dan medicine ball full twist serta pelatihan push up knee dan sit up. Penelitian
ini menggunakan rancangan eksperimen dengan sampel berjumlah 36 orang yang diambil
secara acak proporsional dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan
dibagi menjadi dua kelompok. Masing – masing kelompok terdiri atas 18 orang. Kombinasi
pelatihan cable machine woodchopper dan medicine ball full twist (Kelompok I) dan
kombinasi pelatihan push up knee dan sit up (Kelompok II). Penelitian dilakukan 3 kali
dalam seminggu selama 6 minggu. Data berupa hasil lemparan cakram sebelum dan setelah
penelitian dianalisis secara statistik. Data yang didapat berdistribusi Normal dan Homogen
sehingga selanjutnya dengan uji t-paired dan uji t-independent. Hasil uji t-paired kedua
kelompok terjadi peningkatan hasil lemparan cakram (p<0,05). Hasil uji t-independent
sebelum pelatihan pada Kelompok I dan Kelompok II ditemukan tidak berbeda bermakna
(p>0,05), sedangkan setelah pelatihan antara Kelompok I dan Kelompok II sama-sama
mengalami peningkatan hasil lemparan cakram (p<0,05). Simpulan bahwa kombinasi
pelatihan cable machine woodchopper dan medicine ball full twist pada Kelompok I terjadi
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi pelatihan push up knee dan sit
up pada Kelompok II pada hasil lempar cakram.
Kata Kunci: cable machine woodchopper, medicine ball full twist, push up knee dan sit up,
hasil lempar cakram
ABSTRACT
Biomotor components of strength and speed are the base of the components of
explosive power of muscles, especially motion tools in the upper body. The combination of
trainings that can be used to increase muscle strength and speed are cable machine
woodchopper and a medicine ball full twist training and push up knee and sit up training. The
current study used an experimental design with a sample of 36 people which is taken using
proportional random sampling from the population which met the inclusion and exclusion
criteria and dividen into two groups. Each group consist of 18 people. The combination
training between cable machine woodchopper and medicine ball full twist was used by the
Group I, while the combination between training push up knee and sit up was used by the
Group II. The study was conducted three times a week for 6 weeks. Data were collected from
the result of the discs throw before and after the study. The collected data were statistically
analyzed. From the analysis, it was obtained that the variant of data was homogeny and the
distribution was normal. Therefore, the analysis continued with the paired t-test and
48
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 48-57
independent t-test. The paired t-test result showed that there is a increase number of results in
discus throw on both of the experiment groups (p <0.05). While the independent t-tests
showed that before the training in the group I and group II found was not significantly
different (p> 0.05), but after the training between group I and group II are equally increased
their results in discus throw (p <0.05). From the results, it can be inferred that the
combination between cable machine woodchopper and medicine ball full twist training in
Group I increased higher than the combination between push up knee and sit up training in
Group II on the outcome of discus throwing.
Keywords: cable machine woodchopper, medicine ball full twist, push up knee and sit up,
results discus throw
penelitian berjumlah 36 orang yang terbagi penelitian, tatalaksana penelitian, dan hak-
dalam kedua kelompok pelatihan. hak subjek dalam pelaksanaan penelitian.
2. Mengukur suhu kering lingkungan tempat
pengumpulan data dalam satuan derajad
D. Teknik Pengambilan Sampel (0C) dan mengukur kelembaban relatif
Dari sejumlah 71 orang siswa sebagai udara.
populasi dalam penelitian di SMK Bintang 3. Subjek datang ke tempat penelitian 10-15
Persada Tabanan, diambil 36 orang sebagai menit sebelum pelatihan dimulai, pada
sampel penelitian yang kemudian dibagi ke setiap hari senin rabu dan jumat (bulan
masing-masing kelompok sehingga terisi Pebruari sampai bulan Maret tahun 2016)
sebanyak 18 orang siswa yang kemudian pukul 07.15 - 09.00. Wita.
diacak secara proporsional. Masing – masing 4. Subjek dipisahkan menjadi dua kelompok
kelompok, di Kelompok I dan Kelompok II sesuai dengan kelompoknya.
sama – sama terisi 33,3 % siswa dalam 5. Melakukan pemanasan selama 10-15
kategori sangat baik, 44,5 % siswa dalam menit secara statis dan dinamis yaitu
kategori baik, dan 22,2 % siswa dalam dengan cara peregangan pada seluruh otot
kategori cukup baik. dengan penekanan pada otot-otot tangan,
lengan dan bahu. Dilanjutkan dengan
E. Definisi Operasional Variabel joging mengelilingi lapangan sebanyak
1. Kombinasi pelatihan cable machine dua putaran.
woodchopper adalah pelatihan menarik 6. Melakukan pelatihan inti, sesuai dengan
beban berulang kali dengan sistem katrol jenis pelatihan yang telah ditetapkan
dan pelatihan medicine ball full twist selama enam minggu dengan frekuensi
adalah pelatihan yang dilakukan dengan pelatihan sebanyak tiga kali seminggu
cara memindahkan beban (bola medicine) (Senin, Rabu, dan Jumat).
secara berpasangan. 7. Hari Senin kelompok satu melaksanakan
2. Kombinasi pelatihan push up knee adalah kombinasi pelatihan cable machine
pelatihan yang dilakukan dengan cara tidur woodchopper dan medicine ball full twist
menghadap lantai dengan kedua tangan dan kelompok kedua melakukan
berada di samping bahu dimana saat siku kombinasi pelatihan push up knee dan sit
diluruskan tubuh terangkat dan tumpuan up, hal yang sama dilanjutkan pada
kaki berada pada lutut. pelatihan berikutnya, yaitu hari Rabu dan
3. Hasil lemparan adalah jarak yang didapat Jumat, setiap minggu selama enam minggu
dari titik awal melempar sampai titik pelatihan.
jatuhnya cakram yang dilempar. Hasil 8. Dihari Sabtu disetiap minggunya
lemparan cakram diukur menggunakan dilakukan tes akhir pekan dengan setiap
meteran dan lemparan terjauh dicatat subjek penelitian melakukan lemparan
untuk diolah sebagai data penelitian. Hasil cakram sebanyak tiga kali dan lemparan
lemparan diketahui meningkat apabila terjauh dicatat untuk mengetahui
hasil lemparan setelah pelatihan lebih jauh perkembangan subjek setiap minggunya.
dari hasil lemparan sebelum melakukan 9. Setelah enam minggu pelatihan, subjek
pelatihan. menjalani tes akhir (post-test) melempar
cakram dimana hasil lemparannya diukur
F. Proses Pengumpulan Data dengan meteran dan dicatat dalam satuan
Secara garis besar langkah-langkah yang meter. Subjek selama tes akhir diberikan
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini tiga kali melakukan lemparan dan
adalah sebagai berikut: lemparan terjauh yang dicatat dan
1. Sebelum pelaksanaan penelitian subjek dipergunakan untuk pengolahan data
diberikan penjelasan tentang tujuan dan penelitian.
manfaat penelitian, jadwal dan tempat
G. Pengolahan dan Analisis Data
51
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 48-57
Tabel-3
Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data 5. Uji t-independent
Sebelum dan Sesudah Pelatihan
(p) Uji Normalitas (Shapiro (p) Uji Analisis uji beda digunakan untuk
Hasil
Lemparan
Wilk Test) Homogenitas membandingkan rerata hasil lemparan cakram
Klp-1 Klp-2 (Levene Test)
Sebelum 0,672 0,108 0,545
sebelum dan sesudah pelatihan antara
Pelatihan Kelompok-1 dengan Kelompok-2, yaitu antara
Sesudah 0,653 0,189 0,263
Pelatihan
Kelompok-1 dengan pelatihan kombinasi
pelatihan cable machine woodchopper dan
Berdasarkan analisis data dengan uji medicine ball full twist dengan Kelompok-2
normalitas dan homogenitas data hasil dengan pelatihan kombinasi pelatihan push up
lemparan cakram baik sebelum dan sesudah knee dan sit up. Hasil analisis kemaknaan
pelatihan, didapat kedua kelompok pelatihan menggunakan uji t-independent (tidak
memiliki nilai p lebih besar dari 0,05 (p > berpasangan). Data disajikan dalam Tabel-5.
0,05), yang berarti data hasil lemparan cakram
Tabel-5
sebelum dan sesudah pelatihan berdistribusi Hasil Uji Beda Rerata Lemparan Cakram Sebelum
normal dan variannya homogen. dan Sesudah Pelatihan antar Kelompok
Pelatihan Rerata ± SB (m) t p
4. Uji t-paired (paired-t test)
Uji t-paired test (uji t berpasangan) Klp-1 sebelum 6,02 ± 0,154
0,416 0,680
digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata Klp-2 sebelum 5,99 ± 0,166
hasil lemparan cakram antara sebelum dan Klp-1 sesudah 7,28 ± 0,262
14,127 0,000
sesudah pelatihan pada masing-masing Klp-2 sesudah 6,21 ± 0,188
kelompok yaitu antara sebelum dan sesudah
pelatihan pada kelompok 1 dan antara sebelum Tabel-5 menunjukkan bahwa rerata hasil
dan sesudah pelatihan pada Kelompok-2, lemparan sebelum pelatihan antara kedua
dimana α = 0,05 (Tabel-4). kelompok memiliki nilai p lebih besar dari
0,05 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan
Tabel-4 bahwa rerata hasil lemparan sebelum pelatihan
Hasil Uji Beda Rerata Lemparan Cakram Sebelum antara kelompok tidak berbeda bermakna.
dan Sesudah Pelatihan
Dengan demikian hasil lemparan sebelum
Pelati Rerata ± SB
han Sebelum Sesudah
t p pelatihan antara kelompok 1 dan kelompok 2
Klp-1 6,02 ± 0,154 7,28 ± 0,262 -25.75 0,00 adalah sebanding. Sesudah melakukan
Klp2 5,99 ± 0,166 6,21 ± 0,188 -9.331 0,00
pelatihan antara kelompok 1 dengan kelompok
2 memiliki nilai p lebih kecil dari 0,05 (p <
0,05), yang berarti bahwa hasil lemparan
Tabel 4 menunjukkan bahwa beda
antara Kelompok 1 dan Kelompok-2 sesudah
rerata hasil lemparan antara sebelum dan
melakukan pelatihan berbeda bermakna.
sesudah pelatihan pada kelompok 1 dan
Sehingga hipotesis 3 terbukti dimana
kelompok 2 memiliki nilai p lebih kecil dari
peningkatan yang terjadi di Kelompok-1
0,05 (p < 0,05). Hal ini berarti pada kelompok
dengan kombinasi pelatihan cable machine
1 dan kelompok 2 terdapat peningkatan hasil
woodchopper dan medicine ball full twist lebih
lemparan cakram antara sebelum dan sesudah
baik dari pada Kelompok-2 yang melakukan
pelatihan secara bermakna. Sehingga hipotesis
kombinasi pelatihan push up knee dan sit up
1 dan 2 terbukti, kombinasi pelatihan cable
dalam meningkatkan hasil lemparan cakram.
machine woodchopper dan medicine ball full
twist dan kombinasi pelatihan push up knee
PEMBAHASAN
53
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 48-57
dengan uji t tidak berpasangan (t-independent kerja di atas beban kerja yang biasa dilakukan
tes). Hasil analisis menunjukkan bahwa otot sehingga kekuatan otot dapat meningkat.
terdapat perbedaan hasil lemparan sesudah Teori progressive overload akan membantu
pelatihan antara kelompok 1 dengan kelompok peningkatan produksi enzim oleh mitokondria
2 dengan nilai p 0,000 dimana lebih kecil dari di dalam sel otot, sehingga dengan
0,05 ( p < 0,05). Untuk peningkatan hasil peningkatan pembentukan enzim dalam
lemparan pada kelompok 1 lebih besar jika mitokondria akan membantu kelancaran
dibandingkan dengan kelompok 2 dapat dilihat pembentukan energi, yang membuat otot lebih
dari nilai rerata hasil lemparan cakram. Nilai mudah untuk bergerak 4. Pelatihan beban yang
ini menunjukkan terdapat perbedaan yang dilakukan dengan fokus kepada pelatihan
bermakna dari hasil lemparan akibat dari kekuatan dan pelatihan kecepatan akan dapat
pelatihan-pelatihan yang diberikan pada meningkatkan kemampuan pergerakan otot
Kelompok-1 lebih efektif dibandingkan sehingga meningkatkan komponen daya ledak
dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan eksplosif yang dibutuhkan untuk melakukan
pada Kelompok-2. Ditinjau dari persentase aktivitas yang berat dengan kecepatan
peningkatan hasil lemparan antara sebelum maksimal, seperti melompat dan melempar 13.
dan sesudah pelatihan pada Kelompok-1 dan Perbedaan peningkatan hasil lemparan
Kelompok-2, menunjukkan persentase cakram di atas disebabkan karena perbedaan
peningkatan hasil lemparan sesudah pelatihan jenis-jenis pelatihan yang dilakukan pada
pada Kelompok-1 lebih besar daripada masing-masing kelompok. Kelompok-1
persentase peningkatan hasil lemparan melakukan kombinasi pelatihan cable machine
sesudah pelatihan pada Kelompok-2. Pada woodchopper dan medicine ball full twist.
Kelompok-1 terjadi peningkatan sebesar 21% Pelatihan cable machine woodchopper dan
sedangkan pada Kelompok-2 terjadi medicine ball full twist merupakan pelatihan
peningkatan sebesar 4%. Dengan demikian yang sangat baik untuk meningkatkan daya
kombinasi pelatihan cable machine ledak otot lengan. Karena pelatihan cable
woodchopper dan medicine ball full twist machine woodchopper dan medicine ball full
menghasilkan lemparan yang lebih jauh jika twist adalah jenis pelatihan yang memenuhi
dibandingkan dengan pelatihan push up knee prinsip dasar pelatihan spesialisasi pelatihan,
dan sit up. Sesuai dengan penelitian Lenati, dimana gerakan jenis pelatihan sama dengan
menyatakan bahwa pelatihan yang dilakukan gerakan olahraga yang dilatih. Selain itu
dalam jangka waktu 6-8 minggu akan rangkaian gerak pelatihan ini membuat otot-
memperoleh hasil pelatihan yang konstan, otot (otot bisep, otot trisep, otot deltoid, otot
dimana tubuh sudah beradaptasi dengan serratus anterior, otot pektoralis mayor minor,
latihan yang diberikan 11. Tepatnya jenis dan otot trapezius) berkontraksi dengan sangat
pelatihan fisik yang diberikan secara cepat dan kuat yang mengakibatkan terjadinya
kuat, akan memberikan perubahan pada peningkatan ukuran otot (hipertropi otot). Efek
peningkatan unsur-unsur seperti, (glikogen, dari hipertropi otot tersebut adalah kekuatan
trigliserid, ATP, dan kreatin), serta otot lengan akan meningkat. Hipertropi otot
peningkatan jumlah dan aktivitas enzim diakibatkan dari pertambahan massa otot,
membuat hipertropi fisiologis sel otot peningkatan filamen aktin dan miosin, dan
khususnya pada serabut otot putih (fast phasic peningkatan jumlah dan ukuran mitokondria
glycolytic) untuk memperoleh tenaga yang pada sel-sel otot 4.
dapat digunkan untuk beraktivitas dengan Berdasarkan pelatihan yang telah
cepat dalam waktu yang singkat sehingga dilakukan merangsang otot untuk tumbuh dan
berimbas pada peningkatan kemampuan daya berkembang menjadi lebih besar. Pembesaran
ledak otot yang menjadi faktor penting dalam sel otot tersebut diakibatkan dari proses
peningkatan hasil lemparan cakram dalam pembelahan sel otot menjadi dua sel muda dan
penelitian yang dilakukan 11. berkembang menjadi sel otot dewasa. Bila sel
Teori progressive overload adalah dirangsang baik secara kimia, fisik, dan,
teori pelatihan dengan memberikan beban mekanik 14. Pembelahan sel otot bisa secara
55
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 48-57