Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PLYOMETRIC TRAINING TERHADAP KEKUATAN PADA ANAK

USIA 6-8 TAHUN DI SDN SERIKAT 02 BOGOR

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

TISANINGRUM

1910702015

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM DIPLOMA TIGA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Plyometric Training Terhadap Kekuatan Pada Anak Usia 6-8 Tahun Di SDN
Serikat 02 Bogor”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Agustiyawan, SST.FT, M.Fis, Ftr selaku kepala program studi Fisioterapi program diploma
tiga UPN Veteran Jakarta, kepada Bapak Heri Wibisono, AMd.Ft., S.Pd, M.Si selaku dosen
pembimbing Karya Tulis Ilmiah, serta kepada seluruh dosen dan staff program studi
Fisioterapi program diploma tiga UPN Veteran Jakarta yang telah mendidik penulis hingga
sekarang.

Disamping itu, penulis juga menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada


keluarga, terutama untuk kedua orang tua yang selalu mengirimkan doa dan dukungan untuk
penulis. Terimakasih kepada sahabat dan teman-teman yang selaku memberikan doa dan
dukungan untuk penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kekurangn
dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna
melengkapi Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini memberikan
banyak manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 18 Desember 2021

Penulis

Tisaningrum
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Olahraga memiliki peran yang penting dalam menunjang kesehatan tubuh. Dengan
berolahraga, tubuh akan tetap sehat dan bugar. (Afrian et al., 2021) Tak sekadar
memberikan manfaat secara fisik, melakuka aktivitas olahraga dapat memberikan
manfaat lain, baik secara mental maupun sosial. Itulah mengapa olahraga telah menjadi
bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Olahraga memiliki tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Selain meningkatkan kebugaran fisik,
olahraga bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerja otak manusia sehingga dapat
bekerja lebih maksimal.

Olahraga adalah salah satu aktivitas menyenangkan bagi anak dengan segudang
manfaat, bukan hanya memberikan manfaat kesehatan, mengajarkan anak olahraga sejak
usia sekolah dasar (SD) akan memberikan keterampilan tambahan. Saat usia 6-8 tahun,
ada beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan. Pada usia ini, perkembangan fisik dan
perkembangan kekuatan anak biasanya sedang berkembang cukup pesat. Bahkan,
semakin sering anak melakukan aktivitas fisik, kemampuan fisiknya juga akan ikut
meningkat.

Strength atau kekuatan merupakan suatu kemampuan kondisi fisik manusia yang
diperlukan dalam peningkatan prestasi belajar gerak. Strength merupakan salah satu
unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam berolahraga karena dapat membantu
meningkatkan komponen-komponen seperti kecepatan, kelincahan dan ketepatan. Pate
(1989:181) menyatakan bahwa kekuatan diartikan sebagai tenaga yang dipakai untuk
mengubah keadaan gerak atau bentuk suatu benda. Harsono (1988:47) mengartikan
kekuatan sebagai energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk
membangkitkan tenaga atau tension. Dengan demikian kekuatan adalah kemampuan yang
sangat erat hubungannya dengan adanya proses kontraksi otot. Kekuatan berarti
kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal dalam satu usaha, kemampuan
kekuatan berarti terjadinya kontraksi otot pada manusia, menurut Thomas (2000: 5)
menyatakan bahwa kontraksi otot manusia terdapat tiga jenis kontraksinya yaitu ; statis,
konsentris dan eksentris. Latihan-latihan kekuatan cepat yang khusus dapat juga
diberikan parallel atau bersamaan dengan latihan-latihan untuk meningkatkan kekuatan
maksimal seperti Plyometric Training.
Plyometric Training merupakan latihan dengan memanfaatkan berat badan sendiri
atau menggunakan beberapa alat untuk merangsang latihan. Plyometric Training terdiri
dari bermacam-macam bentuk pembebanan latihan. Dalam melakukan Plyometric
training, gerakan dilakukan dengan kecepatan gerak tertentu yang melibatkan reflex
regang, dimana otot sudah berada dalam keadaan siap untuk berkontraksi lagi sebelum ia
berada dalam keadaan relaks sehingga dapat meningkatkan strength pada otot (Rusli,
2011).

Konsep plyometric training dilaksanakan berdasarkan tiga kelompok otot secara cepat
sebelum kontraksi eksentrik pada otot yang sama yaitu : 1) Latihan untuk anggota gerak
bagian bawah (Tungkai dan Pinggul), 2) Latihan untuk batang tubuh (Togok), 3) Latihan
untuk anggota gerak atas (Dada dan Lengan). Radcliefe dan Farentinous yang dikutip
oleh (Johansyah Lubis, 2009). (Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, 2016)

Dalam plyometric training pada dasarnya focus pada pengaktifan siklus peregangan
dan pemendekan (stretch-shorthening cycle) secara cepat untuk menghasilkan power
yang maksimal. Secara fungsinya otot ditarik sebelum kontraksi konsentrik yang
membantu menstimulasi propioseptor untuk memfasilitasi peningkatan mucle
recruitment dalam waktu yang minimal (Shah, 2012).

Untuk mengukur peningkatan strength dapat dilakukan sit to stand test (STST). Sit-to-
stand test merupakan alternative untuk mengukur kekuatan otot perifer pada tungkai
bawah. Variasi STST mencakup jumlah maksimum subjek dapat berdiri dan duduk di
kursi biasa dalam keadaan tertentu. Periode waktu, biasanya 30 detik atau 1 menit. Dan
menggunakan peralatan yang mudah dan cepat untuk dilakukan (Zanini dkk, 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang
Pengaruh Plyometric Training Terhadap kekuatan Pada Anak Usia 6-8 Tahun di SDN
Serikat 02 Bogor.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu “bagaimana
pengaruh plyometric training terhadap peningkatan tungkai bawah pada siswa kelas 1
sampai kelas 3 di SDN Serikat 02 Bogor.

I.3 Tujuan Penelitian


I.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengkaji pengaruh pemberian plyometric training terhadap peningkatan
strength pada otot tungkai bawah dengan pemberian latihan menggunakan
plyometric training pada siswa kelas 1 sampai kelas 3 di SDN Serikat 02 Bogor.
I.3.2 Tujuan Khusus Penelitian
a. Mengkaji gambaran karakteristik responden.
b. Mengkaji pengaruh plyometric training terhadap peningkatan strength otot
tungkai bawah.
c. Mengkaji perubahan strength otot tungkai bawah.

I.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
a. Mengetahui pengaruh plyometric training terhadap peningkatan strength.
b. Menambah pengetahuan tentang latihan dengan menggunakan metode
plyometric training.
c. Sebagai bahan penelitian menggunakan eksperimen dalam mengukur
kekuatan otot pada anak usia 6-8 tahun.
d. Sebagai penelitian untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan fakultas Ilmu
Kesehatan Jurusan Fisioterapi Program Diploma Tiga.
1.4.2 Bagi Institusi
a. Mendapat informasi mengenai program latihan plyometric training.
b. Mendapat informasi mengenai kemampuan fisik pada siswa kelas 1 sampai
kelas 3 SDN Serikat 02 Bogor guna membantu mengembangkan teknik dan
taktik dalam bermain.
1.4.3 Bagi Masyarakat
a. Menjadikan plyometric training sebagai salah satu program latihan.
b. Menambah referensi dalam menyusun program latihan.
c. Mengetahui cara meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah dengan
menggunakan metode plyometric training.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Plyometric

II.2 Strength
II.2.1 Definisi Strength
Strength atau kekuatan, yaitu suatu kemampuan kondisi fisik manusia yang diperlukan
dalam peningkatan aktivitas, maupun peningkatan dalam prestasi olahraga. Strength
merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam berolahraga
karena dapat membantu meningkatkan komponen-komponen seperti kecepatan,
kelincahan dan ketepatan. Strength adalah kemampuan untuk mengeluarkan tenaga
secara maksimal dalam satu usaha, kemampuan kekuatan berarti terjadinya kontraksi
otot pada manusia

Otot adalah salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan melalui kontraksi.
Otot memerlukan strength untuk menghasilkan performance yang tinggi. Kerja otot
yang maksimal dapat meningkatkan kemampuan kerja seseorang yang pada akhirnya
akan meningkatkan prestasi individu dalam berolahraga. Performa otot yang tinggi
tersebut ditentukan oleh muscle strength ( Subroto dan Kartiyani, 2016)

Muscle strength atau kekuatan otot adalah kemampuan otot atau grup
ototmenghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis
maupun statis. Otot skeletal manusia dewasa secara keseluruhan dapat menghasilkan
kekuatan otot kurang lebih 22000 kg. Otot dalam berkontraksi dan menghasilkan
tegangan memerlukan suatu tenaga/kekuatan. (Lesmana,2015). Hal ini mungkin
disebabkan oleh kontraksi isometrik atau statistik, kontraksi otot konsentris, dimana
otot berkosaat berkontraksi, terjadi ekstraksi otot eksentrik, dimana otot memanjang
saat berkontraksi (Glynn dan Fiddler ,2009: 63). Kekuatan otot merupakan komponen
yang sangat penting dalam penentuan keberhasilan seseorang terutama untuk olahraga
yang memerlukan kekuatan maksimal, daya ledak, dan daya tahan.

Dalam melakukan aktivitas olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi sangat
memerlukan komponen-komponen kondisi fisik yang sangat berperan penting
terhadap peningkatan prestasi atlet. Salah satu komponen kondisi fisik tersebut adalah
pada strength otot tungkai. Untuk cabang olahraga yang dominan dalam penggunaan
tungkai dan kecepatan dalam berlari sesperti sepakbola strength pada otot Quadriceps
femoris berperan sangat penting.

Daftar Pustaka

Afrian, M., Pratama, W., Bustamam, N., Zulfa, F., Universitas, K., Nasional, P., Jakarta, V., & Exercise,
M. (2021). Mckenzie Exercise Dan William ’ S Flexion Exercise. 42–52.

Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Laboratorium
Penelitian Dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mualawarman,
Samarinda, Kalimantan Timur, April, 5–24.

Anda mungkin juga menyukai