Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Analisis Pengaruh Makanan Instan Terhadap Kesehatan Remaja

DISUSUN OLEH
NABILA SADINA RANA
N10122110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TADULAKO2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dankarunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul
“Analisis Pengaruh Makanan Instan Terhadap Kesehatan Remaja”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkankritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi
khasana ilmu pengetahuan Indonesia.

Palu,14 Oktober 2022

Nabila Sadina Rana

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
2.1 Kandungan Berbahaya pada Makanan Instan...................................................... 4
2.2 Faktor yang Memengaruhi Remaja untuk Mengonsumsi Makanan Instan..........5
2.3 Gangguan Kesehatan yang Ditimbulkan dari Makanan Instan............................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................6
3.2 Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti saat ini, begitu banyak penemuan dan inovasi terbaru untuk
mempermudah pekerjaan secara praktis dan cepat. Tanpa disadari era globalisasi ini
berdampak pada munculnya perilaku konsumtif seseorang, yakni perilaku yang ditandai
adanya kehidupan mewah dan berlebihan termasuk dalam hal makan. Hal ini didukung
dengan banyaknya produsen makanan yang menyediakan makanan yang praktis dan
instan yang biasa disebut dengan makanan cepat saji. Makanan cepat saji atau fast food
juga dikenal masyarakat dengan istilah junk food. Secara harfiah, junk food diartikan
sebagai makanan sampah atau makanan tidak bergizi. Istilah tersebut berarti
menunjukkan makanan-makananyang dianggap tidak memiliki nilai nutrisi bagi tubuh
(Pamelia, 2018). Namun, makanan cepat saji sekarang ini menjadi makanan yang banyak
disukai oleh berbagai kalangan masyarakat,termasuk remaja. Banyaknya restoran
makanan cepat saji menjadi bukti bahwa makanan cepat saji telah menjadi hal baru yang
sudah melekat di kalangan masyarakat. Perilaku konsumsi makanan cepat saji diperkuat
dengan adanya iklan makanan di media massa yang menjadikan seseorang lebih up to
date terhadap informasi suatu produk atau jasa. Pesan yang terkandung dalam iklan
memiliki pengaruh luar biasa terhadap khalayak untuk memicu terjadinya konsumsi
produk. Bila dilihat dari golongan usia maka sasaran yang dituju iklan antara lain anak-
anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Pada kenyataannya, remaja merupakan kalangan
yang yang paling banyak mengonsumsi makanan cepat saji. Remaja memiliki kebutuhan
nutrisi yang spesial dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini karena pada saat
remaja terjadi pertumbuhan yang pesat dan perubahan kematangan fisiologis sehubungan
dengan masa pubertas. Sehingga remaja membutuhkan kebutuhan gizi yang berbeda
apabila ditinjau dari sisi biologis maupun psikologis (Hanum, Dewi and Erwin, 2009).
Namun, dengan perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak ragam gaya
hidup, termasuk dalam menentukan makanan apa yang akan dikonsumsinya. Selain itu,
mengonsumi makanan cepat saji secara berlebihan dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan gangguan kesehatan serta penimbunan zat aditif pada tubuh. Kurangnya
pemahaman yang didapatkan remaja terkait pengaruh makanan cepat saji, membuat
penulis tertarik untuk menulis makalah ilmiah yang berjudul “Analisis Pengaruh
Makanan Instan Terhadap Kesehatan Remaja”.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,maka yang menjadi rumusan masalahYaitu:

1. Kandungan berbahaya apakah yang terkandung dalam makanan instan?


2. Faktor - faktor apakah yang memengaruhi remaja untuk mengonsumsi makanan
instan?
3. Gangguan kesehatan apakah yang ditimbulkan dari makanan instan ?

1.3 Tujuan Adapaun tujuan dari penelitian


1. Mengatahui kandungan berbahaya yang terkandung dalammakanan instan.
2. Mengatahui faktor-faktor yang memengaruhi remaja untuk mengonsumsi makanan
instan.
3. Mengetahui berbagai gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari makananinstan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kandungan Berbahaya pada Makanan Instan


2.1.1 Monosodium glutamate (MSG)
Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat dengan rumus
kimia C₅H₈NO₄Na,sedangkan glutamat adalah asam amino alami yang ditemukan hampir
pada semua makanan, terutama pada makanan protein tinggi seperti produk susu, daging,
ikan, dan sayuran (Yonata and Indah, 2016).
MSG atau dikenal dengan istilah micin ini memiliki bentuk seperti butiran kristal yang
berwarna putih dan digunakan sebagai penguat dan penyedap rasa pada makanan termasuk
makanan instan. Namun mengonsumsi MSG secara berlebihan dapat berbahaya bagi tubuh
seperti, kerusakan akibat peningkatan aktivitas glutamat di otak dan timbulnya gejala seperti
rasa pusing dan mual yang disebut Chinese Restaurant Syndrome.

2.1.2 Butylated hydroxyanisole (BHA)


BHA adalah salah satu dari banyak antioksidan sintetik yang banyak digunakan dalam
berbagai kategori produk termasuk makanan, kemasan makanan, 4 obat-obatan dan kosmetik.
Dalam hal makanan BHA berperan untuk mencegah minyak dan lemak dalam makanan
teroksidasi. National Institute of Health Amerika Serikat melaporkan bahwa penggunaan
BHA dalam makanan dapat menjadi senyawa karsinogen berdasarkan efek karsinogeniknya
pada hewan percobaan. Pada manusia, penggunaan BHA dapat menyebabkan reaksi alergi
dan pada dosis besar dapat berefek pada fungsi ginjal dan hati. Hal ini dapat terjadi jika
mengonsumsi BHA melebihi kadar yang dianjurkan, yaitu sebesar 0-0,5 mg/kg.

2.1.3 Lemak Trans


Pada saat ini, banyak industri makanan banyak memproduksi lemak trans buatan dengan
cara menambahkan zat hidrogen pada minyak sayur atau minyakgoreng dengan tujuan untuk
membuat makanan lebih awet dan meningkatkan citarasa. Trans fat buatan dikenal juga
sebagai minyak terhidrogenasi parsial.
Keseringan mengonsumsi asam lemak trans dapat berdampak negatif yaitu meningkatkan
kadar kolestrol jahat (LDL). Efek yang ditimbulkan oleh asam lemak trans terhadap rasio
LDL berpengaruh 2 kali lebih besar daripada asam lemak jenuh. LDL yang meningkat dapat
menumpuk dan membentuk plak di dalam pembuluh darah jantung. Kondisi ini membuat
pembuluh darah tersebut menyempit, sehingga aliran darah ke jantung terhambat yang
berakibat pada stroke dan mengidap penyakit jantung koroner.

3
2.2 Faktor yang Memengaruhi Remaja untuk Mengonsumsi MakananInstan
2.2.1 Iklan Pada Media Massa
Hadirnya media massa dikalangan remaja, terkadang membuat remaja mudah
terpengaruhi oleh promosi atau iklan yang ditawarkan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Terlebih lagi, remaja yang sedang berada pada masa peralihan membuat mereka cenderung
belum bisa membedakan baik buruknya informasi yang diberikan dari iklan pada media
massa (Delvika and Mustafa, 2018). Tidak heran jika para produsen banyak memperkenalkan
produknya kepada remajakarena pada usia tersebut, mereka sangat mudah dipengaruhi untuk
hidup konsumtif.

2.2.2 Cepat dan Praktis


Banyaknya kegiatan remaja baik ekstrakurikuler maupun pendidikan formal pada
umumnya kadang membuat remaja memilih makanan instan untuk dikonsumsi. Remaja
hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk menunggu makanan yang dipesan datang
dan siap dimakan.
Selain itu, makanan cepat saji menjadi pilihan orang tua yang memiliki banyak
kesibukan sehingga terkadang tidak sempat untuk menyediakan bekal kepada anak. Orang tua
saat ini juga banyak yang mengajak anaknya untuk berkumpul bersama keluarga di restoran
makanan cepat saji. Makanan di restoran cepat saji selalu tersedia karena dibuat
menggunakan mesin, sehingga proses pembuatannya cepat dan terlihat bersih.
2.2.3 Harga yang Murah
Berbagai produsen makanan instan saat ini banyak menawarkan harga yang relatif murah
dan porsi yang banyak pada produknya sebagai strategi marketing dalam menarik perhatian
konsumen yang dapat berpengaruh pada kebiasaan mengonsumsi makanan instan. Selain itu,
banyaknya penawaran diskon dan paket hemat menjadikan semakin meningkatnya keinginan
masyarakat termasuk remaja untuk mengonsumsi makanan instan.
Rasa yang Enak Salah satu faktor yang membuat makanan instan banyak diminati
konsumen khususnya remaja tidak lain adalah rasanya yang enak sehingga dapat menggugah
selera makan. Hal ini karena adanya kandungan monosodium glutamat (MSG), garam
sodium, gula, lemak dan zat adiktif sehingga cenderung memberikan efek kecanduan dengan
rasanya yang enak dan gurih yang ditawarkan.

4
2.3 Gangguan Kesehatan yang Ditimbulkan dari Makanan Instan

2.3.1 Obesitas
Adanya kandungan kalori yang tinggi disertai rendahnya serat dalam makanan instan
dapat menjadi penyebab mengalami obesitas apabila dikonsumsi dalam waktu yang lama.
Peningkatan kasus obesitas pada saat ini semakin meningkat disetiap tahunnya
khususnya dikalangan remaja yang saat ini menjadi faktor risiko obesitas terbesar yang
disebabkan oleh gaya hidup yang tidak teratur seperti pola makan dan frekuensi makan yang
tidak sesuai (Nugroho and Hikmah, 2020). Remaja merupakan golongan yang paling mudah
terkena pengaruh budaya dari luar karena mereka sedang mencari identitas diri akibat periode
transisi yang dilalui. Perubahan yang terjadi bukan hanya tampak pada penampilan fisik,
tetapi juga pada perubahan pola konsumsi makan.

2.3.2 Diabetes
Konsumsi makanan berlemak dan manis memberikan hubungan yang signifikan dengan
angka diabetes melitus (Susilowati and Waskita, 2019). Makanan siap saji yang tinggi akan
kalori, lemak, dan karbohidrat mampu menyebabkan lonjakan gula darah dalam tubuh Anda
sehingga menyebabkan tubuh menghasilkan insulin ekstra. Akibatnya, sensitivitas terhadap
insulin turun dan tubuh tidak dapat memroses glukosa dengan benar. Kelebihan sisa glukosa
dalam darah akan memicu peradangan dan diabetes melitus

2.3.3 Kanker
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal pada sel–sel jaringan
tubuh yang kemudian berubah menjadi sel kanker dimana dalam perkembangannya sel-sel
kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kanker bisa menyerang semua orang dan pada semua golongan umur. Sebagian besar jenis
kanker banyak di latar belakangi oleh faktor genetika, kebiasaan hidup yang tidak sehat,
tingkat stress yang tinggi, kurang olah raga, pola makan yang tidak teratur dan makan
makanan yang tidak bergizi (cederung tinggi garam, lemak, kalori yang berasal dari gula
serta rendah serat). Walaupun genetika adalah hal yang tidak bisa lagi diubah, namun
setidaknya kita masih bisa meminimalkan risiko dengan mengatur makanan sehari-hari.
Junkfood dan fast food merupakan makanan yang cenderung tinggi garam, gula serta lemak
tetapi disisi lain rendah serat. Kondisi demikian menyebabkan ketidakseimbangan asupan
gizi, sehingga lambat laun akan memicu ketidaknormalan pekembangan sel jaringan tubuh
menjadi sel kanker.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun kesimpulan
yang dapat diperoleh, yaitu :
1. Adanya kandungan berbahaya bagi tubuh, seperti monosodiumglutamate(MSG),
butylated hydroxyanisole (BHA), lemak trans, propyl gallate (E310), dan
tartrazine menjadikan makanan instan bukanlah pilihan yang tepat untuk
dikonsumsi remaja dalam waktu yang lama ataupun dijadikan sebagai makanan
utama.
2. Remaja dalam fase peralihan, menjadikan mereka belum dapat menentukan apa
yang baik dan buruk bagi kehidupannya termasuk dalam pola makan. Berbagai
faktor, seperti iklan pada media massa, pengaruh teman sebaya, rasanya yang
enak, dan lain sebagainya menunjukkan bahwa remaja sangat mudah terpengaruhi
untuk mengonsumsi makanan instan tanpa memikirkan terlebih dahulu akibat
yang akan ditimbulkan terhadap kesehatannya.
3. Mengonsumsi makanan instan terlalu sering dalam kurun waktu yang lama dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, diantaranya obesitas, diabetes,
kanker, dan kerusakan pada gigi yang dapat menyerang semua kalangan usia
termasuk remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan.

3.2 Saran
1. Masih perlu adanya peranan lebih orang tua dalam mengawasi anaknya agar tidak
sering mengonsumsi makanan instan serta menggantinya dengan makanan sehat
yang dapat memenuhi kebutuhan tubuhnya.
2. Remaja sebaiknya mengurangi mengonsumsi makanan instan dan menjaga pola
makan yang sehat agar gizi dapat tercukupi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Susilowati, A., Nata Waskita, K., Studi, P. S., Bhakti Husada Mulia, S., & Studi, P. D. (2019). Pengaruh
Pola Makan Terhadap Potensi Resiko Penyakit Diabetes Melitus. Jurnal Mandala Pharmacon
Indonesia, 5(1). www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi

Delvika, Y., & Mustafa, K. (2017). Jurnal Prodikmas Hasil Pengabdian Masyarakat PENYULUHAN
PENGARUH MAKANAN INSTAN TERHADAP POLA MAKAN DAN KESEHATAN REMAJA DI DESA
MANUNGGAL.

Felter, S. P., Zhang, X., & Thompson, C. (2021). Butylated hydroxyanisole: Carcinogenic food additive to be
avoided or harmless antioxidant important to protect food supply? Regulatory Toxicology and
Pharmacology, 121, 104887. https://doi.org/10.1016/J.YRTPH.2021.104887

Hai Nguyen, V., Ngoc Le, M., Binh Nguyen, H., Oanh Ha, K., Ha Van Pham, T., Hong Nguyen, T., Suong
Huyen Dao, N., Giang Nguyen, V., Luyen Nguyen, D., & Trieu Trinh, N. (2021). molbank Propyl
Gallate. https://doi.org/10.3390/M1201

Nugroho, P. S., Uci, A., & Hikmah, R. (2020). Purwo Setiyo Nugroho. In Andi Uci Riatul Hikmah) 185 Jurnal
Dunia Kesmas (Vol. 9, Issue 2). Online. http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index

Pamelia, I., Kesehatan, D. P., Perilaku, I., & Kesehatan, F. (n.d.). PERILAKU KONSUMSI MAKANAN CEPAT
SAJI PADA REMAJA DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN Fast Food Consumption Behavior in
Adolescent and ITS Impact for Health.

Suhada, R., Wayan, N., & Asthiningsih, W. (n.d.). Hubungan Teman Sebaya dengan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Cepat Saji (Fast food) pada Siswa-Siswi Kelas XI di SMA Negeri Samarinda.

Yonata, A., & Iswara, I. (n.d.). Efek Toksik Konsumsi Monosodium Glutamate.

7
Constructive feedback
- Pada kalimat bagian 2.1.3 tentang Lemak Trans mengenai kalimat “banyak industri
makanan banyak memproduksi” kalimatnya sudah bagus, tapi alangkah lebih
bagusnya lagi jika kata “banyak” diganti menjadi kata “yang” agar bisa lebih bagus
lagi.

Anda mungkin juga menyukai