Anda di halaman 1dari 11

Akibat Makanan Siap Saji

Karya Ilmiah Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Oleh :

Yelly Hutagalung

1703010020

Agribisnis Hortikultura

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dengan judul “Akibat Makanan Cepat Saji” ini dapat tersusun hingga selesai . Adapun penulisan
makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas Bahasa Indonesia

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang telah saya
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Deli Serdang, 2 November 2018

(Yelly A. Hutagalung)
DAFTAR ISI

Bab I ................................................................................................................................................. 1
Pendahuluan ..................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................................................ 2
Bab II ................................................................................................................................................ 3
Permasalahan .................................................................................................................................... 3
2.1. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 3
Bab III .............................................................................................................................................. 4
Pembahasan ...................................................................................................................................... 4
1.1. Penyebab ............................................................................................................................ 4
1.2. Data .................................................................................................................................... 5
3.3. Penelitian ............................................................................................................................... 6
Kesimpulan ............................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 8
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, makanan mudah dijumpai di berbagai tempat. Pola hidup
masyarakat untuk mengonsumsi makanan cepat saji sudah menjadi kebiasaan. Makanan cepat
saji yang biasanya tinggi lemak dan gula, namun rendah vitaamin, serat, mineral serta
mikronutrien semakin disukai. Hal ini menjadi kebiasaan karena tuntutan pekerjaan yang
semakin meningkat seiring perkembangan zaman (Virgianto dan Purwaningsih, 2006).

Mahasiswa termasuk golongan remaja yang rentan terhadap gizi. Mahasiswa baru mulai
makan pada siang hari. Hal tersebut dipilih dikarenakan jadwal kuliah atau aktivitas laboratorium
yang cukup pagi, telat bangun (kesiangan), malas untuk sarapan, dan lain-lain, yang
menyebabkan mahasiswa memilih fast food sebagai menu untuk makan siang. Makanan cepat
saji dipilih karena penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan
dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis, dianggap makanan bergengsi, makanan
modern, juga makanan gaul bagi anak muda (Lutfi, 2011).

Makanan cepat (Fast food) didefinisikan sebagai makanan yang disajikan di restoran.
Bertram (1975) mendefinisikan fast food sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi
dalam waktu yang singkat. Oxford dictionaries mendefinisikan fast food sebagai makanan yang
dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan menit, terutama
di restoran dan toko-toko.

Pendapat lain mendefinisikan Fast food adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat
dan siap disantap, seperti fried chiken,hamburger dan pizza. Mudahnya memperoleh makanan
tersebut di pasaran yang menyediakan variasi makanan sesuai selera dan daya beli masyakat dan
penyajiannya lebih cepat, sangat membantu bagi mereka yang selalu sibuk dengan pekerjaannya
(Sulistijani, 2002).

1
Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Tetapi kebanyakan fast
food tinggi kalori dan rendah gizi, ada juga beberapa fast food yang relatif rendah kalori dan
tinggi gizi. Masalahnya sebagian besar konsumen terutama remaja dan anak-anak jarang
memesan makanan yang tergolong sehat pada saat di restoran makanan cepat saji. Masalah lain
adalah bahwa banyak makanan yang disebut sehat tetapi mengandung kalori, lemak dan garam
tinggi yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Mengkonsumsi fast food dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa minggu tubuh
akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari
mengkonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak
berolahraga. Lemak inilah yang tersimpan dan menumpuk dalam tubuh kemudian mengakibatnya
overweight (Septiyani, 2011).

Kehadiran fast food dalam industri makanan Indonesia dapat mempengaruhi pola makan
masyarakat. Fast food mengandung kalori, lemak,protein, gula dan garam yang relatif tinggi dan
rendah serat, jika dikonsumsi secara berkesinambungan dan berlebihan dapat mengakibatkan
masalah gizi lebih. Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan
pengeluaran energi.

1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi meningkatnya konsumsi terhadap


makanan cepat saji ( Fast food )
2. Untuk mengetahui akibat yang efek ditimbulkan makanan cepat saji ( Fast food )
terhadap kesehatan manusia.

2
Bab II

Permasalahan

2.1. Rumusan Masalah


1. Bagaimana makanan cepat saji (fast food) dapat mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat
2. Apa dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan tubuh dari mengonsumsi makanan cepat
saji (fast food)
3. Apa kandungan zat yang berdampak tidak baik dalam makanan cepat saji (fast food)

3
Bab III

Pembahasan

1.1. Penyebab
Salah satu faktor yang membuat fast food begitu populer di Indonesia yakni karena dampak
dari westernisasi yaitu salah satu ciri globalisasi dimana gaya hidup masyarakatnya berubah
menjadi kebarat-baratan. Orang-orang barat dikenal sangat sibuk dalam bekerja sehingga mereka
tak memiliki banyak waktu untuk memasak. Oleh karena itulah mereka mulai berpikir untuk
membuat sebuah makanan yang cepat saji agar mereka tak perlu membuang-buang waktu dan
masih dapat melakukan pekerjaan yang lain

Hal lain yang membuat masyarakat gemar mengonsumsi makanan cepat saji adalah peran media
yang mempromosikan makanan cepat saji yang membuat orang-orang merasa tertarik untuk
mengonsumsinya.

Sementara itu, makanan cepat saji bukanlah makanan yang baik buat kesehatan karena
mengandung tinggi lemak dan tinggi gula seperti fruktosa yang di metabolisme hati langsung
menjadi lemak. Selain itu, ada puluhan bahan kimia dalam setiap item makanan cepat saji, dari
bahan pengawet hingga bahan penambah rasa, tekstur, dan warna yang dapat memicu kanker.

Oleh karena itu terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) dapat
menyebabkan peningkatan risiko terkena demensia dan membuat bakteri yang ada di mulut
menghasilkan asam yang mampu menghancurkan enamel (email) gigi dan bisa membuat gigi
berlubang. Enamel yang telah hilang tidak bisa diganti, dan kesehatan mulut yang buruk bisa
menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Selain itu kandungan gula yang tinggi dalam makanan
cepat saji dapat memicu obesitas atau kelebihan berat badan.

Terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji bukan hanya menyebabkan kegemukan. Sebuah
studi terbaru menyebutkan, fast food juga mengandung phthalates, zat kimia yang bisa memiliki
efek mengganggu kadar hormon tubuh dan menurunkan jumlah sperma.

Phthalate sendiri biasanya ditemukan dalam produk pewangi, kosmetik, serta produk pembersih.
Laporan yang dimuat dalam jurnal Environmental Health Perspective itu menyebutkan, orang
4
yang sering mengonsumsi fast food memiliki konsentrasi tinggi dua zat kimia ketika phthalate
dipecah di tubuh. Dua jenis hasil olaharan phthalate ditemukan, yakni DEHP dan DiNP. Orang
yang sekitar 35 persen asupan kalorinya berasal dari makanan cepat saji dalam 24 jam terakhir,
memiliki kadar kedua zat kimia itu paling tinggi dibanding orang yang tidak makan fast food

1.2. Data

Berikut adalah data yang menunjukkan persentasi konsumen makanan cepat saji di
Indonesia

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa konsumen makanan cepat saji terbanyak di
Indonesia berada di wilayah mentropolitan seperti wilayah Jawa dan Sumatera dengan rentang
usia 15-34 tahun.

5
3.3. Penelitian
Contoh penelitian adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurul Nurlita salah satu
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul Pola Konsumsi Makanan Cepat
Saji (Fast Food), Status Gizi dan Kenaikan Berat Badan pada Mahasiswa FIK dan FT Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Beberapa hasil penelitiannya adalah sebagai berikut.

Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji (fast food) dengan Kenaikan Berat
Badan pada mahasiswa FIK
Frekuensi Konsumsi Makanan Kenaikan berat badan Total
Cepat Saji Naik Tidak naik ρ
Jumlah (%)
Jumlah (%) Jumlah (%)
Sering `10 100 0 0 10 100 0,000
Jarang 2 7,1 26 92,9 28 100

Sebagian besar mahasiswa yang sering mengkonsumsi fast food memiliki status gizi lebih
(90%), sedangkan mahasiswa yang jarang mengkonsumsi fast food sebagian besar memiliki
status gizi tidak lebih (57,1%). Hasil ini dapat dibuktikan dengan uji korelasi Rank Spearman
dengan nilai p sebesar 0,009<0,05 artinya H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
signifikan frekuensi konsumsi makanan cepat saji (fast food)terhadap status gizi mahasiswa FIK.

Pada tabel tersenut mahasiswa yang sering mengkonsumsi fast food akan mengalami gizi
lebih, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Leily (2014), bahwa ada hubungan antara
pola konsumsi fast food (berdasarkan frekuensi dan jumlah konsumsi) dengan kejadian
overweight. Faktor utama penyebab Overweight dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara
asupan energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan tubuh. Perkembangan
teknologi, tingkat sosial ekonomi dan faktor budaya menyebabkan terjadinya perubahan pola
makan yaitu lebih senang mengkonsumsi fast food (Mahdiah, 2004).

6
Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji (fast food) dengan
Kenaikan Berat Badan pada mahasiswa FT
Frekuensi Kenaikan berat badan Total
Konsumsi Naik Tidak naik
ρ
Makanan Cepat Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
Saji
Sering `17 60,7 11 39,3 28 100 0,100
Jarang 3 30 7 70 10 100

Persentase subjek yang memiliki berat badan naik sebesar 75% dan hasil tersebut berasal
dari subjek yang memiliki frekuensi konsumsi makanan cepat saji sering, dan berbeda dengan
sampel yang memiliki frekuensi konsumsi makanan cepat saji jarang yaitu sebesar 0%.
Persentase pada sampel yang mengalami kenaikan berat badan memiliki hasil lebih besar
dibanding sampel yang tidak mengalami kenaikan berat badan dengan frekuensi konsumsi
makanan cepat saji yang sama-sama sering yaitu sebesar 75% sedangkan yang tidak mengalami
kenaikan berat badan sebesar 25%. Sampel yang memiliki frekuensi konsumsi makanan cepat
saji akan mengalami kenaikan berat badan. Hasil ini dapat diperkuat dengan uji korelasi Rank
Spearmandengan nilai p sebesar 0,000 < 0,05, artinya bahwa ada hubungan antara frekuensi
konsumsi makanan cepat saji terhadap kenaikan berat badan pada mahasiswa FT.

Beberapa makanan cepat saji seperti mie instan dan mie ayam yang sering dikonsumsi
mahasiswa FT yaitu dengan frekuensi >3 kali seminggu. Konsumsi makanan cepat saji yang
tinggi dikarenakan mahasiswa sibuk dengan jadwal kuliah dan praktikum 10 sehingga
mendorong mahasiswa untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dengan alasan penyajian yang
cepat dan memiliki rasa kenyang lebih lama karena tingginya kandungan karbohidrat dan gula.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Oktaviani (2012), bahwa ada hubungan yang signifikan antara

7
kebiasaan konsumsi fast food dengan kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan yang terus
menerus maka akan mengakibatkan status gizi lebih.

Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil penelitian diatas, dapat diketahui bahwa pola hidup masyarakat
berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat yaitu konsumsi makanan cepat saji. Akibat dari
mengonsumsi makanan cepat saji adalah muncul berbagai macam penyakit seperti obesitas,
kerusakan gigi bahkan memicu kanker karena kandungan gula, lemak, dan zat berbahaya seperti
pewarna dan pengawet yang banyak dalam makanan cepat saji. Seperti hasil penelitian yang
dilakukan, bahwa mereka yang sering mengonsumsi makanan cepat saji cenderung cepat
mengalami kenaikan berat badan dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan cepat
saji.

Daftar Pustaka
1. Nurlita,Nurul. 2017. Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Status Gizi dan
Kenaikan Berat Badan pada Mahasiswa FIK dan FT Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Indriawati, Ratna dan Faerus Soraya. 2009. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan
Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia 11-13 Tahun. Edisi
Khusus Vol. 9 No. 2 : 121-128.
3. Padmiarti, Ida.A.E, Hadi. H. (2002).Konsumsi fast food sebagai factor resiko obesitas
Pada Remaja.Cermin Dunia Kedokteran No. 3

Anda mungkin juga menyukai