Oleh :
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, atas karunianya Sehingga makalah
ini dapat kami selesaikan. Tak lupa pula kami haturkan sholawat dan salam kepada junjungan
umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk dan jalan bagi umat
Keberhasilan makalah ini tidak lain juga disertai referensi-referensi serta bantuan dari pihak-
pihak yang bersangkutan. Makalah ini juga masih memiliki kekurangan dan kesalahan, baik
dalam penyampaian materi atau dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini juga
Sehingga kriitik dan saran yang membangun yang sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
A. LATAR BELAKARANG
Makanan cepat saji merupakan makanan yang mengandung tinggi kalori, tinggi
lemak dan rendah serat. Konsumsi tinggi makanan cepat saji diduga dapat
menyebabkan obesitas karena kandungan dari makanan cepat saji tersebut (Janah &
gaya junk food yang populer di Amerika dan Eropa. Budaya makan pun telah berubah
menjadi tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, rendah serat dan rendah zat
gaya hidup dan kebiasaan makan (Junaidi & Noviyanda, 2016). Kebiasaan makan
merupakan salah satu faktor terjadinya gizi lebih pada anak terutama kebiasaan
makan junk food. Kebiasaan makan junk food cenderung dilakukan oleh anak yang
memiliki status sosioekonomi yang tinggi. Meningkatnya daya beli para orang tua
cenderung memanjakan anak-anak mereka dengan junk food (Amalia, Sulastri, &
Samiarty, 2016). Saat ini pola makan pada anak-anak terutama di kota besar, berganti
dari pola makan tradisional ke pola makan modern (terutama dalam bentuk junk food)
Makanan junk food tergolong makanan yang sangat digemari oleh masyarakat
terutama bagi para remaja. Makanan ini sangat beragam dari mulai makanan ringan
hingga makanan yang termasuk dalam makanan utama, karena di dalam kemasan
sering kita lihat bahan yang disertakan mengandung karbohidrat. Tetapi makanan ini
belum tentu bergizi bagi tubuh kita karena kita tidak mengetahui apa saja bahan yang
terkandung di dalamnya (Sutrisno, Pratiwi, Istiqomah, & dkk, 2018). Remaja berada
yang banyak dilakukan di luar rumah membuat seorang remaja sering dipengaruhi
teman sebayanya untuk makan makanan siap saji. Pemilihan makanan tidak lagi
didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi untuk kesenangan diri
sendiri. Perubahan gaya hidup pada remaja memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kebiasaan makannya. Remaja menjadi lebih aktif, lebih banyak makan di
luar rumah dan lebih banyak pengaruh dalam memilih makanan yang akan
dimakannya. Remaja juga lebih suka mencoba-coba makanan baru, salah satunya
Junk Food merupakan sebutan untuk makanan modern yang diperkenalkan oleh
Michael Jacobson pada tahun 1972.Junk food adalah semua makanan yang
dapat pula makanan yang sebenarnya sehat tetapi dikonsumsi berlebihan.Junk food
merupakan semua jenis makanan yang mengandung gula, lemak, dan kalori dalam
jumlah yang tinggi tetapi memiliki sedikit kandungan mikronutiren seperti vitamin,
mineral, asam amino, dan serat. Junk food disebut juga makanan sampah. Hal ini
dikarenakan kandungan gula dan lemak jenuhnya yang tinggi dan ditambah dengan
kandungan zat adiktif seperti monosodium glutamate, tatrazine yang memiliki efek
negatif bagi tubuh jika dikonsumsi. Makanan yang dikategorikan sebagai junk food
biasanya mengandung sodium, saturated fat, dan kolesterol. Beberapa junk food juga
mengandung gula dan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh (Maditias,
2015).
perubahan pola makan serta kebiasaan makan pada remaja. Adanya kenaikan
penghasilan keluarga secara bertahap dapat mempengaruhi pola makan dan kebiasaan
makan junk food pada remaja. Pergaulan dengan teman sebaya serta kemampuan
membeli makanan junk food mendorong remaja untuk dapat mengkonsumsi berbagai
jenis makanan yang diinginkan. Media massa, baik media cetak maupun elektronik
dapat dikatakan juga sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan
2017).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah nya adalah :
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Meskipun restoran siap saji sering dilihat sebagai representasi teknologi modern, konsep
"makanan yang siap dibawa" sama tuanya dengan kota-kota sendiri. Variasi-variasi yang unik
dapat ditemukan dalam sejarah berbagai kebudayaan. Kota-kota Romawi kuno memiliki stand-
stand roti dan minyak zaitun. Budaya Asia Timur memiliki toko-toko mie. Roti pipih dan falafel
banyak dijual di toko-toko seperti ini di Timur Tengah. Makanan siap saji populer di India
termasuk Vada pav, Papri chaat, Bhelpuri, Panipuri dan Dahi vada. Di negara-negara berbahasa
Prancis di Afrika Barat, sementara stand-stand kaki lima di dalam dan di sekitar kota-kota besar
terus menjual berbagai jenis makanan siap saji, sate yang dibakar, yang dikenal sebagai
"brochette" (jangan dikacaukan dengan roti snack dengan nama yang sama di Eropa).
Makanan siap saji adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan dilayankan
dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat disiapkan dengan segera dapat disebut
makanan siap saji, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran
atau toko dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan dalam
sebuah bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah "makanan siap saji" diakui dalam bahasa kamus
Penjualan makanan seperti ini bisa berupa kios yang mungkin tidak memiliki naungan atau
tempat duduk,[2] atau restoran siap saji (juga dikenal sebagai restoran layanan cepat). Operasi
waralaba yang merupakan bagian dari rantai restoran telah membakukan bahan-bahan makanan
Persyaratan modal untuk memulai sebuah restoran siap saji relatif kecil. Restoran-restoran siap
saji kecil yang dimiliki individu telah menjadi lazim di seluruh dunia. Restoran-restoran dengan
rasio tempat duduk yang lebih banyak, yang pelanggannya dapat duduk dan membawa pesanan
mereka ke meja untuk dimakan dengan suasana yang lebih mewah dikenal sebagai restoran siap
saji kasual.