Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MAKANAN CEPAT SAJI DAN KONSUMSINYA


DI KALANGAN PELAJAR

Disusun oleh:

Masahul Muthahira
(1805113374)

Dosen Pengampu :
Elvrin Septyanti, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
nikmat kesempatan dan kesehatan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah penulis dengan judul “ Makanan Cepat Saji dan Konsumsinya di Kalangan
Pelajar”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW,sebagai
nabi junjungan umat islam sedunia, nabi dengan akhlak mulia yang menjadi suri
tauladan kita semua.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak
pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah yang penulis susun. Oleh
karena itu penulis berterima kasih kepada :

1. Ayah dan Ibu yang selalu memberi do’a dan dukungan, serta kakak, abang,
dan adik penulis yang selalu memberi semangat dalam proses penulisan
makalah penulis.
2. Ibu Elvrin Septiyanti, S.pd, M.pd selaku dosen bidang studi bahasa Indonesia
yang telah membimbing dan memberi arahan selama proses penulisan
makalah hingga selesai.
3. Pihak perpustakaan yang menyediakan sumber referensi yang penulis
butuhkan untuk penulisan makalah.
4. Kakak-kakak dan teman-teman kos yang bersedia menjadi sebagian
responden dari peneltian penulis terkait materi yang penulis susun. Dan
pengertian yang diberikan selama penulisan, sehingga penulisan makalah
penulis dapat terselesaikan dengan semestinya.
5. Dwi Atifa yang bersedia membantu penulis mecarikan responden untuk
pengisisan lembar penelitian terhadap makalah yang penulis susun.
6. Teman-teman Pendidikan kimia 18B yang sama-sama saling membantu dan
menyemangati setiap proses penulisan makalah.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah yang penulis susun, masih terdapat
kesalahan dan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
berharap saran dan kritikan yang membangun dari pembaca. Dan semoga
makalah yang penulis susun dapat bermanfaaat bagi pembaca dan semua pihak.

Wassalamu’alaykum Wr.Wb

Pekanbaru, 5 November 2018

Penulis

7.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam usaha mempertahan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha
memenuhi kebutuhan pokok atau primernya, dan salah satu kebutuhan itu adalah
makanan. Pada zaman nenek kita dulu peranan makanan cepat saji belum ada,
karena pada zaman itu semua makanan merupakan olahan sendiri yang begizi
tinggi dari hasil cocok tanam ataupun beternak. Saat sekarang semakin canggih
teknologi maka masyarakat dituntut untuk produktif tanpa terluang waktu untuk
mengolah sendiri makanannya, masyarakat dimanjakan oleh makanan cepat saji
tersebut.
Makanan cepat saji “Fast food” sudah menjadi makanan konsumsi yang
popular. Dimanapun dapat kita jumpai makanan cepat saji ini menjadi mata
pencarian dan dikonsumsi oleh masyarakat sekitarnya, terutama dikalangan
pelajar dari tingkat pendidikan yang rendah hingga tingkat universitas yaitu
mahasiswa. Banyak faktor pendorong pekonsumsian makanan cepat saji ini
setelah dilakukan penelitan. Faktornya pengkonsumsian makanan cepat saji
sifatnya praktis sehingga mudah dikonsumsi, terutama bagi yang beraktifitas
seharian, ekonomis sehingga dapat dibeli oleh siapa saja, dapat menghemat
pengeluaran, dan cita rasanya juga enak.
Namun, makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan. Dampak dari perilaku
makan yang salah sejak dini akan memberi efek pada fase kehidupan dewasa
nantinya. Perilaku mengkonsumsi makanan yang salah pada masa remaja dapat
menyebabkan ketidakseimbangan gizi dari kadar gizi yang dianjurkan. Selain itu
makanan cepat saji menyebabkan kekurangan zat gizi lain seperti protein,
vitamin, dan serat. Dengan kandungan kalori yang cukup tinggi namun rendah
kandungan gizi merupakan penyebab obesitas yang mendunia. Bahan tambahan
pada makanan cepat saji ini juga perlu diperhatikan seperti pemanis, pengawet,
pewarna dan penguat rasa. Umumnya remaja kurang menyadari konsumsi
makanan cepat saji berdampak negatif bagi kesehatan. Efek makanan cepat saji
pada tingkat yang lebih berbahayanya dapat menyebabkan kanker.
Dari penelitian yang dilakukan, contoh makan cepat saji adalah : mie instan,
burger,bakso, pangsit, mie ayam, gorengan, sandwich, KFC, tela-tela, pop mie,
nugget, snack, roti bakar, Somay, kentang goreng, hot dog, donat, keripik atau
kerupuk, es krim, pizza, dan berbagai macam makanan lainnya yang rendah akan
nilai gizinya. Dengan 40 responden mahasiswa menghasikan data sebagai berikut

Tabel 1.1 Hasil penelitian konsumsi makanan cepat saji

Rentang Waktu Pengkonsumsian Jumlah

Dalam 1 hari ada 13

Beberapa hari dalam 1 minggu 16

1 minggu sekali 6

1 bulan sekali 4

1 tahun sekali 0

40

Oleh akarena itu, peneltiti tertarik untuk mengetahui besarnya tingkat


pengkonsumsian makanan cepat saji dikalangan pelajar pada tingkat mahasiswa dan
pengaruh makanan cepat saji tersebut terhadap kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah makanan cepat saji berpengaruh pada kesehatan?


2) Apa penyebab pengkonsumsian makanan cepat saji?
3) Bagaimana menyikapi makanan cepat saji yang popular di kalangan terpelajar?
4) Berapa besarkah pengkonsumsian makanan cepat saji di kalangan pelajar pada
tingkat mahasiswa?

1.3 Tujua

1) Mengetahui apakah makan cepat saji berpengaruh terhadap kesehatan.


2) Mengetahui sebab pengkonsumsian makanan cepat saji dikalangan pelajar.
3) Pelajar dapat menyikapi pekonsumsian makanan cepat saji yang menjadi tren di
kalangan pelajar.
4) Mengetahui tingkat pengkonsumsian makanan cepat saji dikalangan pelajar pada
tingkat mahasiswa.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

Sejarah Makanan Siap Saji atau Fast Food

Sejarah fast food sendiri telah ada sejak lama bahkan sebelum
namanya menjadi fast food. Sabelumnya fast food dikenal sebagai quick
service restoran. Ide restoran cepat saji ini berasal dari budaya romawi kuno,
dimana konsep makanan cepat saji itu ada selama permainan dan aktivitas
budaya. Salah satu fakta sejarah mengatakan tentang makanan cepat saji yang
akan membuat kamu kagum adalah bahwa indusrti bisnis makanan cepat saji
global yang tumbuh sebesar 4.7% pada tahun 2006 dan raja raja makanan
cepat saji sepeti McDonald’s memiliki gerai makanan hamper 31.000 berjalan
di 126 negara dan 6 benua.

Selain itu, di Negara berkembang seperti India, bisnis makanan cepat saji
tumbuh pada tingkat yang luar biasa dengan tingkat pertumbuhan sebesar
41% per tahun. Sesuai kronologi sejarah makanan cepat saji ,beberpa pelopor
yang mengubah bisnis makanan cepat saji dan endirikan monopoli dalam
bisnis ini yang dimulai pada awal 1920-an . pertumbuhan mereka sangatlah
luar biasa yang ada dimana-mana serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan manusia modern.

Tapi, awal mula makanan cepat saji tersebut ternyata bukan bermula dari
restoran burger gaya Amerika yang ada sekarang. Kehidupan kaum urban di
zaman tersebut telah membuat munculnya banyak apartemen bertingkat, yang
hanya dimiliki area dapur yang sempit atau tidak sama sekali. Oleh karena
itu,banyak bermunculan pedagang kaki lima dan retoran yang menjual
makanan.

Lalu pada abad pertengahan, makanan cepat dan murah banyak tersedia di
kota-kota besar di Eropa, termasuk London dan paris yang menjual makanan
cepat saji untuk penduduk local dan turis hingga saat ini. Mengunjungi tempat
suci menjadi popular dan sector parawisata mengaami perkembangan pesat
daripada sebelumnya. Makanan cepat saji yang murah inilah yang kemudian
menjadi favorit di kalangan wisatawan.

Abad ke-20 menjadi awal mula munculnya restoran cepat saji. Restoran cepat
saji ini pertama kali berdiri di Amerika pada tahun 1912 dan merupakan jenis
automat atau restoran yang mnenggunakan mesin penjual untuk melayani
pelanggannya dan dioperasikan dengan koin. Inilah yang kemudian membuat
automat muncul diseluruh dunia. McDonald’s memng restoran restoran cepat
saji yang terkenal namun, restoran tersebut bukan restoran vepat saji pertama
di dunia. Restoran cepat saji pertama adalah white castle, yang meyediakan
hamburger yang berdiri di Kansas pada tahun 1916. Tahun 1919, Roy W.
Allen dan Frank Wright mendirikan A&W yang menerapkan layanan drive
true untuk pertama kalinya di Sacramento, California.

Tahun 1923, mereka mulai mejual system franchise yang menyediakan


hamburger, kentang goreng, dan hotdog. Tahun 1960, A&W tersebar di 2000
tempat dan memiliki 1200 restoran hingga saat ini. Lalu bagaimana makanan
cepat saji bisa menyebar ke seluruh dunia? Tahun 1950-an, industri makanan
cepat saji mengalami perkembangan yang pesat. Restoran cepat saji terus
melakukan kolaborasi dan penyempurnaan strategi pemasarannya.Istilah
makanan fast food mulai diabadikan di Amerika lewat kamus Merriam-
Webster pada tahun 1951. Tahun tersebut juga menjadi penanda searah ketika
McDonald’s menjadi makanan pokok warga Amerika yang mengidentifikasi
loho McDonald’s dengan hamburger. (https://pitriajuliani.wordpress.
com/2012/12/15/dampak-makanan-siap-saji-dalam-kesehatan/ )

Pada tahun 1960-an, sejarah makanan cepat saji menjadi bagian


penting ketika mereka menambahkan menu anak-anak sebagai bagian standar
dari beberapa rantai restoran dan pengiklanan yang berfokus pada upaya
pemasaran makanan anak-anak. sejak saat itu, makanan cepat saji jadi
semakin favorit di semua kalangan. (https://lifestyle.kompas.com/
read/2018/03/16/141907920/begini-awal-mula-makanan-cepat-saji-muncul)

2.2 Makanan Cepat Saji

”Makanan cepat saji adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat
dan siap disajikan. Makanan cepat saji mudah diperoleh di pasaran kuliner
atau tempat-tempat khusus yang sudah menyediakannya.” (Sulistiani dalam
Sinaga, 2016:20). Selain itu penyajian juga lebih udah dan cepat

Makanan cepat saji terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, dan


konsumsi terhadap makanan makanan cepat saji terus meningkat. Bagi
masyarakat kota, makanan cepat saji merupakan solusi atas sedikitnya waktu
yang dimiliki di dalam rumah daripada di luar rumah. Menurut kaushik
dalam Suswanti (2012:15) makanan cepat saji mengacu pada makanan yang
dapat siap dimakan. Penggunaan istilah makanan cepat saji biasa dikenal
denagn sebutan fast food dan junk food. Sebagian fast food adalah junk food
tetapi tidak semua fast food adalah junk food,terutama jika fast food itu
bergizi.

Suswanti (2012:16) mengatakan bahwa makanan cepat saji merupakan


makanan yang paling digemari oleh pelajar khususnya mahasiswa, karena
mudah dikonsumsi dalam kondisi apapun, dan mudah ditemukan.
“Sayangnya, dibalik itu terdapat kekurangan yaitu komposisi bahan
makanannya kurang memenuhi syarat makanan sehat berimbang, antara lain
kandungan lemak jenuh berlebihan karena unsur hewani lebih banyak
dibanding nabati, kurang sehat, kurang vitamin, dan terlalu banyak sodium”
(Suswanti, 2016:24).

Jenis makanan fast food yang sering dikonsumsi adalah


jenis makanan dengan gizi yang kurang seimbang. Selain
rendah karbohidrat, makanan ini juga rendah kandungan
seratnya. Serat yang dimaksud adalah serat makanan yang
berasal dari sayuran dan buah-buahan. Keadaan ini juga
diperburuk dengan tidak adanya perubahan pola makan
sehat saat berada di rumah. (Khomsan dalam Suswanti,
2016:24)

Dan makanan cepat saji tidak berbahaya selama pengkonsumsiannnya dalam


batas wajar. Makan makanan cepat saji lebih dari dua kali perminggu dapat
menyebabkan 10-pound kenaikan berat badan rata-rata orang dewasa muda
dari waktu ke waktu (Asnaini, 2016:28 ). Beberapa yang diartikan sebagai
fast food menurut Khausik dalam Suswanti (2013:15)

Tabel 2.1 kelompok fast food

Tipe Defenisi Contoh


Makanan
Fast food Merupakan istilah yang Burger, pizza, KFC,
digunakan untuk setiap makanan dll.
yang penyajiannya cepat.

Junk food Merupakan makanan cepat saji Snack,eskrim,keripik,


yang memiliki nilai rendah gizi dll.
yaitu minim nutrisi,mineral
vitamin,dll.
Instan food Makanan yang mengalami Mie instand, pop mie,
pengolahan khusus untuk siap bubur instan, spagety,
disajikan dalam sekali makanatau dll.
terdispesi dalam cairan.

Street food Makanan siap saji yang dijual Siomay, batagor,


oleh pedagang di jalan-jalan atau donat, tela-tela, otak-
tempat umum. otak, gorengan, bakso
bakar, nugget,
sosis,dll.

2.3 Kesehatan dan Kualitas Makanan

Kesehatan telah didefenisiskan sbagai pencapaian dan pemeliharaan


atas keadaan tertinggi berupa kekuatan mental dan jasmani yang mampu
dilakukan setiap individu. Organisasi kesehatan dunia mendefenisikan
kesehatan sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang
lengkap. Makanan dapat memberikan kontribusi pada semua komponen ini.
Makanan harus menyenangkan sekaligus fungsional jika makanan
didefenisikan sebagai sarana untuk mengoptimalkan kesehatan.

Kesehatan tidak hanya dari memakan makanan tepat, tetapi dari sikap,
pendekatan, dan gaya konsumen terhadap makanan. Dalam mengkonsumsi
makananan perlu diperhatikan kualitas makanan tersebut. Makanan yang
rusak adalah makanan yang apabila dikonsumsi menyebabkan tidak sehat
terhadap tubuh. Makanan yang rusak atau tidak sehat dapat diartikan juga
sebagai makanan yang rendah akan nilai gizi, dan nutrisi.

Sinaga (2016:35) mengatakan bahwa pertumbuhan tubuh dipengaruhi oleh


asupan energi, jika asupan berkurang dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan tidak stabil antara lain derajat metabolism yang buruk, tingkat
afektifitas, tampilan fisik dan kematangan seksual. Masalah gizi yang utama
dialami diantaranya yaitu anemia, obesitas, dan kekurangan zat gizi.
Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji sejak dini dapat memengaruhi
kesehatan saat dewasa dan usia lanjut.

Pada dasarnya junk food tetap memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh
tubuh. Misalnya saja es krim banyak mengandung kalium yang baik untuk
tulang, Hambugger mengandung karbohidrat didalam roti dan protein
didaging panggangnya serta vitamin dan mineral dari sayuran.

Tidak semata-mata semua bahan makanan yang dicap junk food selamanya
buruk untuk kesehatan. Dengan pengolahan yang benar serta takaran bahan
yang benar pun makanan yang di cap junk food juga menyehatkan. Selain itu
para konsumen juga harus memperhatikan pola konsumsinya, segala sesuatu
yang berlebihan tentu akan ada dampaknya untuk kesehatan, begitu juga pada
makanan.

Dalam mengolah makanan olahan daging seperti daging ham dan steak,
sebaiknya menggunkan teknik memanggang. Bukan memanggang diatas bara
atau arang melainkan memanggang menggunakan oven, karena jika kita
memanggang menggunakan bara atau arang dapat memicu munculnya zat
kaksinogen pada daging yang kita olah. Selain itu tambahkanlah sayuran lebih
banyak sebagai asupan serat dan vitamin pendamping daging.

Saat ini merebak minuman milkshake fload, coffe fload, cola fload dan lain
sebagainya. Ingatlah bahwa fload mengandung banyak lemak. Sebaiknya
belilah minuman tanpa embel-embel fload. Jika makan fried chicken
sebaiknya buanglah kulitnya, kulit ayam apalagi kulit ayam ras merupakan
sumber lemak jenuh.
Ingin makan french fries? Ingatlah, selalu pesan salad sebagai pelengkap, agar
asupan serat tetap ada. Salad adalah salah satu makanan yang sehat karena
berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan mentah, sehingga nilai gizi dan
seratnya masih sangat tinggi.

Gunakan minyak sehat untuk menggoreng nugget atau gorengan lain. Contoh
dari minyak yang sehat adalah minyak sayur, minyak zaitun, dan minyak
kelapa sawit yang melalui berkali-kali tahap penyaringan. Minyak goreng
tidak boleh digunakan lebih dari 3kali proses penggorengan. Namun ada
beberapa ahli yang berpendapat bahwa minyak goreng boleh digunakan lebih
dari 3 kali asalkan tidak digunakan dalam suhu yang tinggi. Perbanyak minum
air putih serta olahraga yang teratur. Air merupakan zat pelarut yang paling
efektif untuk tubuh. Dan olahraga adalah cara terbaik untuk menjaga
kebugaran tubuh kita.

2.4 Zat Aditif dan Efeknya


Rohmawati (2011) mengatakan bahwa pada makanan cepat saji itu banyak
mengandung pewarna makanan seperti :
1. Rhodami B,D,dan C
Zat ini tidak boleh digunakan untuk mewarnai makanan karena zat ini
digunakan dalam industri tekstil dan kertas. Rhodamin B sering
disalahgunakan pada pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-
agar, manisan, sosis, sirup, dan minuman. Cirri cirri- suatu makanan
mengandung rhodamin adalah warna makanan tersebut cerah mengkilap
dan mencolok, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit pahit. Efek yang dapat
ditimbulkan dapat berakiba keracunan pada pencernaan.
2. Methanil Yellow
Jenis pewarna ini menghasilkan warna kuning yang tidak mudah larut dala
air. Pewarna ini seharusnya digunakan untuk mewarnai pakaian dan cat
kayu namun, banyak juga yang menggunakan zat ini sebagai pewarna
kue-kue. Pewarna ini berefek yang sama dengan rhodamin B.
3. Ponceau 4R
Warna yang dihasilkan dari zat ini adalah merah hati keunguan. Zat satu
ini memiliki efek hiperaktivitas pada anak dan menyebabkan kanker
namun, banyak yang menggunakan zat sebagai pewarna pada selai, kue
agar-agar dan minuman.
4. Tetrazine
Adalah pewarna yang banyak digunakan pada makanan dan obat-obatan.
Efek yang ditimbulkan dari pewarna ini adalah hiperaktivitas pada anak
dan hipersensitif seperti kelelahan , pandangan kabur, perasaan sesak
nafas, gatal yang hebat,asma, dan kulit lebam.
5. Sunset Yellow
Zat ini adalah pewarna yang digunakan dalam makanan seperti jus jeruk,
es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda, dan obat-obatan. Efek
dari pewana ini adalah sakit perut, mual, muntah, dan alergi.
6. Allura Red
Adalah pewarna sintesis merah jingga yang banyak digunakan pada
permen dan minuman. Efeknya seperti gatal gatal atau ruam.
7. Quinoline Yellow
Pewarna makanan ini digunakan pada produk seperti es krim, dan
minuman energy. Zat ini sudah dilarang di banyak Negara karena
dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
2.5 Dampak Negatif Makanan Cepat Saji
Septiyanti dalam Sinaga (2016:22) megatakan bahwa dampak nagatif
mengonsumsi makanan cepat saji, yaitu

1) Risiko serangan jantung yang tinggi karena makanan saji mengandung


kadar kolesterol tinggi, sehingga terjadi penyumbatan pembuluh darah.
Oleh sebab itu peredaran darah tidak lancar.
2) Ketagihan, karena makanan cepat saji mengandung zat aditif sehingga
konsumen terus menerus mengonsumsi makanan tersebut.
3) Risiko berat badan bertambah. Hal inilah yang menyebabkan obesitas
karena lemak yang didapat dari makanan cepat saji tersebut tidak
digunakan dengan baik oleh tubuh.
4) Gangguan pernafasan. Obesitas berkaitan dengan masalah
penafasan.Obesitas dapat menyebabkan sesak nafas, bahkan anak-anak
yanag makan setidaknya 3 kali sehari memiliki risiko asma dan rhinitis.
5) Aterosklerosis yaitu, resiko atau dampak pada arteri karena mengonsumsi
makanan dengan kandungan kolesterol tinggi dan lemak jenuh. Semakin
banyak menumpuk di arteri, akan mempersempit aliran darah, mengurangi
jumlah oksigen ke arteri dan penyumbatan aliran darah.
6) Risiko kanker, makanan cepat saji yang dikonsumsi berlebihan dapat
menyebabkan kanker seperti kanker payudara, dan kanker rahim.
7) Memicu tekanan darah tinggi. Makann cepat saji umumnya memiliki kadar
garam yang tinggi yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal. Garam
mengandung natrium yang menarik dan menahan air, sehingga ginjal harus
bekerja lebih keras dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
8) Risiko pada tulang. Ketika mengonsumsi makanan berkabohidrat dan gula,
bakteri di mulut akan memproduksi asam yang berpengaruh kepada gigi.
Itulah yang menyebabkan gigi sering berlubang. Dan kelebihan sodium
menyebabkan osteoporosis.
9) Gangguan pada system syaraf pusat. Gejalanya seperti sering mengalami
sakit kepala. Hal ini dapat disebabkan dalam makanan cepat saji
ditemukanbseperti garam, daging, dan monosodium glutamate.
10) Diabetes tipe 2. Penyakit kegemukan, obesitas, tekanan darah tinggi, dan
kadar gula darah tinggi dikelompokkan dalam diabetes tipe 2. Dengan berat
badan yang extra meningkatkan risiko seseorang mengembangkan
resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
11) Kerusakan hati. Makanan fast food yang dikonsumsi tidak semuanya
terdistribusi merata dalam tubuh, lemak cenderung terakumulasi dalam hati
dan meyebabkan kerusakan permanen dan peradangan.

2.5 Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Fast Food


Nurhilal (2013) mengatakan bahwa Untuk mengurangi dan meminimalisasi
dampak negatif zat aditif makanan cepat saji (fast food) dapat di upayakan
dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal

Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi

sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin

diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E

banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli,

bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam

bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati,

beras dan ikan. Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif,

mengawasi, mengontrol  pemberian dan penggunaan uang jajan dan

membiasakan membawa bekal  makanan sehat dari rumah.


2. Secara Eksternal

Produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap

penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan

informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang

ditambahkan. Pemerintah melakukan pengawasan dan menindak tegas

produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-

AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan

sumber makanan lokal.

Non-pemerintah (LSM) memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen,

mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik,

mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan

pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen. Tepat jika disadari

pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus kondisi-kondisi

gangguan kesehatan tersebut. Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam

memilih makanan, serta dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat

lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur akan memberikan hasil lebih

optimal pada kesehatan tubuh.

2.6 Faktor-Faktor Konsumsi Makanan Cepat Saji


Debora dan Stella dalam sinaga (2016: 22) mengatakan bahwa factor- factor
yang mempengaruhi konsumsi makanan cepat saji itu adalah :

1. Uang Saku
Uang saku sebagai alat untuk membeli apa yang diinginkan. Semakin
banyak uang saku yang dimiliki maka semakin ada keinginan untuk membeli
sesuatu. Begitu juga dengan hubungannya dengan konsumsi makanan cepat
saji.

2. Nongkrong
Adalah duduk-duduk di suatu lokasi atau tempat secara bersama sama (Andre,
2012: 23). Semakin lama seseorang itu berada di suatu tempat khususnya
tempat belanja, ada kemungkinan seseorang itu memiliki keingginan untuk
mengonsumsi makanan dari tempat tersebut.
3. Waktu
Semakin sibuk seseorang maka akan semakin sempit waktu yang dimiliki
untuk mengolah sendiri makanannya, sehingga untuk memenuhi rasa lapar
seseorang tersebut akan mengonsumsi makanan yang tersedia disekitarnya,
yaitu makanan yang sudah tersaji atau instan.
4. Ekonomis
Semua kalangan mampu untuk membeli jajanan disekitarnya. Dibandingkan
dengan mengolah makanan sendiri akan menghabiskan lebih banyak biaya
daripada membeli makanan yang sudah tersedia yang dijual disekitar.
5. Cita rasa yang enak
Dikarenakan factor inilah yang sebagai penunjang popularnya makanan cepat
saji. Semakin enak makanan yang dijual tersebut maka akan sering seseorang
untuk mengonsumsinya

4.7 Cara mengurangi mengkonsumsi Fast Food

Ambil langkah-langkah untuk diet dan pola makan yang lebih baik, tidak

peduli betapa sedikit waktu yang  dimiliki. Dengan beberapa trik baru, akan

bermanfaat pada diet harian dan mungkin akan meningkatkan energi secara
keseluruhan. Untuk memulai pola makan sehat, butuh meluangkan sedikit waktu

untuk membuat perencanaannya, tetapi jika sudah tersusun maka akan sangat

membantu untuk ke depannya.

Persiapan adalah segalanya, buat daftar saat berbelanja, jangan mengambil apa

saja yang tertangkap oleh mata. Daftar belanja akan mengontrol nafsu belanja

dan mungkin juga bisa menghemat uang. Untuk hasil yang lebih maksimal,

biasakan belanja untuk keperluan 2 minggu ke depan, dengan berisi bahan

makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga kita tidak

mudah sakit. Pilih bahan makanan yang mudah disiapkan. Lalu mulailah

meluangkan waktu untuk memasak makanan sendiri di rumah, baik untuk

makanan utama maupun snack. Jika merasa perlu untuk memesan makanan di

luar, usahakan untuk memilih makanan yang sehat, lebih baik memilih makanan

seperti ayam dan salad daripada burger atau kentang goreng. Beberapa restoran

cepat saji mulai menyediakan pilihan makanan yang sehat, seperti makanan yang

dipanggang, buah-buahan dan salad.

Coba untuk membatasi minuman soda dan minuman ringan lainnya, minuman

seperti ini dapat memiliki efek buruk pada diet yang dilakukan. Cobalah untuk

tetap makan makanan yang sehat, meski selalu dibutuhkan persiapan kecil,

namun pasti semua itu dapat dilakukan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa makanan cepat saji memberi dampak kepada


konsumen jika telah telah melewati batas normal pengonsumsian. Dampak yang
ditimbulkan seperti kanker, diabetes, obesitas, maagh, sakit kepala, kerusakan
pada tulang, dan lain sebagainya. Factor pengonsumsian tersebut disebabkan oleh
kurangnya waktu seseorang, ekonomisnya suatu makanan, seringnya duduk-
duduk suatu di tempat makan dan berbagai factor lainnya.

Makanan cepat saji yang telah menjadi polpuler di semua kalangan dapat disikapi
mengonsumsiannya dengan cara program diet, rutin berpuasa, setiap akan
berbelanja list terlebih dahulu yang akan dibeli, akar tidak terjadi perilaku
konsumtif dan belanja sembarangan.

3.2 Saran

Semoga dalam penulisan makalah penulis selanjutnya dapat lebih baik lagi
sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik tanda baca, pengutipan dan hal-
hal lain yang berkaitan dengan penulisan baik makalah, laporan, skripsi, jurnal,
dan lain lain.

Penulis juga berharap apa yang penulis tulis dapat bermanfaat bagi diri sendiri
dan pembaca karena tema yang aenulis angkat yaitu makanan cepat saji
merupakan suatu hal yang sangat popular dan banyak terdapat disekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini , Ariska Puspita. 2018. Begini Awal Mula Makanan Cepat Saji Muncul.
https://lifestyle.kompas.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
Asnaini,siti azizah. 2016.”Perilaku Konsumsi Fast Food Pada Anak Dengan
Kelebihan Berat Badan di SD Islam Athirah 1 Makassar”. Skripsi. Makassar :
Fakultas Kedokteran Dan Imu Kesehatan UIN Alauddin.
Hardikna, Galuh Putri. 2013. Sintasis makanan. Yogyakarta : Ardana Media.
Juliani, putria. 2012. “Dampak-makanan-siap-saji-dalam-kesehatan”. https://wordpress.com
di akses tanggal 18 November 2018.

Lean, Michael E.J. 2013. Ilmu Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Nurhilal, Rizka Amalia. 2014. “Fast Food”. Makalah Ilmiah.

Rohmawati, dini. 2011. “Bahaya Pewarna Sintetik dalam Makanan”. Jurnal


Yogyakarta: FMIPA Universitas Yogyakarta.

Sinaga, Lediani. 2016. “Pengaruh Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji Terhadap
Kadar Kolesterol Siswa Kelas XI SMA 8 dan Pengudi Luhur Yogyakarta”.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Sanata
Dharma.
Suswanti, ike. 2012. “Faktor-Faktor Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada
Mahasiswa Kedokteran dan Ilmu Kesehatan”. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Widiyani, Eka. 2013. “Bahaya Junk Food”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai