Anda di halaman 1dari 4

Eksistensi Budaya dan Perubahan Budaya pada Era Globalisasi

(Oleh : Latifah Nur Azizah)

Eksistensi Budaya di Masyarakat pada Masa Kini

Globalisasi pada saat ini, dapat dikatakan menjadi keuntungan maupun bayang-
bayang terikisnya kebudayaan asli Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa selain profit dari
adanya globalisasi, terdapat juga kemungkinan buruk yang mungkin tidak hanya menjadi
bayang-bayang namun sudah mulai terjadi di Indonesia. Pengikisan kebudayaan lokal yang
ada, akan menjadi cikal bakal masalah yang lebih besar apabila tidak segera diatasi.
Kebudayaan Indonesia merupakan sebuah ciri khas dan permata Indonesia yang memiliki
banyak nilai luhur maupun nilai lokal yang termuat didalamnya. Gambaran tentang Indonesia
dan manusianya, adat istiadat serta kepribadian Indonesia semuanya tertuang dalam
kebudayaan.

Kebudayaan tidak hanya yang berupa karya seni. Kebudayaan di Indonesia ada
bermacam-macam. Di dalam kebudayaan, terdapat beberapa unsur yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat dan banyak kemampuan lain yang
ada dan sangat kompleks. Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring dengan perkembangan
teknologi, beberapa aspek kebudayaan ikut serta berkembang. Memang masyarakat lebih
banyak mengenal tentang kebudayaan yang ada di Indonesia itu kebanyakan berupa aspek
seni seperti seni musik, tari maupun seni rupa. Padahal, jauh diluar itu, banyak sekali aspek
kebudayaan yang melekat pada diri manusia dan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh
adalah adat-istiadat yang berkembang, hal ini merupakan cikal bakal kebudayaan dan jati diri
manusia.

Eksistensi kebudayaan pada era globalisasi seharusnya terus dikembangkan,


mengingat pada saat ini keberadaan dan pengakuan tentang kebudayaan di Indonesia seakan
mulai terkikis sedikit demi sedikit. Tidak jarang generasi muda yang tidak begitu mengerti
dan paham mengenai kebudayaan yang ada di Indonesia. Minat serta pengetahuan
masyarakat mengenai kebudayaanlah yang akan menyebabkan eksistensi kebudayaan yang
ada akan semakin berkurang. Masalah budaya tradisional yang ada di Indonesia tidak dapat
diremehkan begitu saja. Masalah dimana banyak budaya Indonesia yang dicuri oleh negara
lain merupakan topik yang banyak dibicarakan pada saat ini. Renungan mengenai tercurinya
kebudayaan serta pengakuan kebudayaan oleh negara lain seharusnya dapat menjadi
cerminan bagi setiap individu untuk senantiasa menjaga maupun melestarikan kebudayaan
agar tetap berdiri kokoh di Indonesia.

Kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebudayaan, juga menjadi sala satu faktor
penghambat dikenalnya kebudayaan Indonesia secara luas. Bangsa Indonesia pada saat ini
cenderung sedikit meremehkan kebudayaan yang ada di Indonesia, maka tidak jarang dari
kebudayaan itu yang diakui oleh negera lain sebagai kebudayaan mereka. Meski begitu, tidak
sedikit pula kebudayaan Indonesia yang sudah diakui oleh dunia dan diakui oleh UNESCO.
Tidak sedikit warga masyarakat Indonesia yang langsung merasa marah apabila salah satu
kebudayaan Indonesia dicuri oleh negara lain, tanpa memikirkan dan refleksi terhadap diri
sendiri mengenai apa yang sudah dia lakukan demi meningkatkan eksistensi kebudayaan di
Indonesia.

Beberapa kebudayaan di Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO diantaranya


Angklung. Wujud dari eksistensi angklung baik di Indonesia maupun di luar yaitu dengan
adanya pentas yang mempergunakan angklung sebagai salah satu instrumen utama. Selain itu
karya batik juga sudah sangat mendunia, dapat dilihat dari banyaknya orang yang
menggunakan batik maupun macam-macam corak batik yang ada di Indoesia. Eksistensi
budaya Indonesia juga terlihat dari banyaknya minat wisatawan dunia terhadap kebudayaan
yang ada di Indonesia. Semakin banyak orang asing yang dengan sengaja pergi ke Indonesia
hanya untuk mempelajari tentang kebudayaan yang ada didalamnya.

Perubahan Budaya Era Globalisasi

Apabila membicarakan tentang budaya, tentu saja tidak akan terlepas dari adanya
perubahan budaya. Budaya sendiri yaitu tata cara atau suatu pola hidup yang merupakan
proses dari pemikiran manusia yang tersusun dan dikembangkan dalam kehidupan.
Perubahan dalam kebudayaan yang ada di Indonesia tentu saja tidak dapat dihindari.
Pengaruh perkembangan teknologi di era globalisasi semakin mendunia, menyebabkan
banyaknya kebudayaan baru maupun pengetahuan baru yang masuk dalam kehidupan. Hal
inilah yang sebenarnya menjadi tantangan. Bukan menghindari perubahan tapi
mengantisipasi perubahan sehingga tidak mengikis identitas kebudayaan tetapi malah
memperkuat identitas kebudayaan nasional. Kebudayaan, tidak hanya menjadi aset yang
hanya disimpan, tetapi dapat dipertunjukkan kepada dunia dengan digabungkan dengan apa
yang ada pada saat ini tanpa menghilangkan aspek inti dari suatu kebudayaan.

Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga
pemerintah masih sebatas unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan
kesenian yang bersangkutan. Perubahan yang ada dalam kehidupan dimana sebenarnya
diniatkan agar menjadi lebih baik dengan adanya akulturasi budaya tanpa menghilangkan
aspek penting dalam setiap kebudayaan yang ada, malah beralih menjadi suatu masalah
dimana kesenian asli terlihat tergeser dengan perubahan budaya yang ada pada masa kini.

Pengetahuan tentang kesenian daerah saat ini relatif rendah, padahal dengan adanya
globalisasi itu masyarakat sedang diuji dalam menghadapi penetrasi budaya dan bagaimana
cara mereka tetap menjaga eksistensi kebudayaan daerah. Sayangnya, sejauh ini daya tahan
terhadap budaya lokal masih rendah sehingga semakin terlihat lunturnya warisan budaya
yang ada di Indonesia. Bukti nyata yang dapat dilihat dari perubahan dan pergeseran budaya
yaitu dapat dilihat dari cara berpakaian, gaya bahasa maupun pengetahuan masyarakat
mengenai kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Meski semakin banyak masyarakat asing
yang tertarik dengan kebudayaan yang ada di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa apa
yang terjadi di Indonesia malah berkebalikan dengan hal tersebut. Banyak terjadi akulturasi
budaya di Indonesia dan juga.

Keputusan Menteri tentang Budaya dan Pengajaran Budaya

Pergantian susunan pemerintah tentu saja menjadi salah satu harapan bagi para penggiat
seni yang sebelumnya kurang diakui eksistensinya di Indonesia. Banyak aktivis budaya dan
juga seniman di Indonesia yang merasa karyanya sama sekali tidak dihargai oleh Indonesia.
Padahal, hasil dari kebudayaan baik yang berupa arsip maupun dokumentasi kebudayaan,
berdaya guna dalam upaya peningkatan dan pelestarian warisan budaya yang ada di
Indonesia.

Namun, kebijakan menteri Pendidikan dan Kebudayaan soal pengembangan


kebudayaan di Indonesia yang belum ada, menyebabkan kekecewaan dari aktivis dan
penggiat seni semakin memuncak. Padahal, dari menteri baru tersebutlah diharapkan adanya
perubahan menuju sesuatu yang lebih baik dengan adanya kebijakan yang dibuat berkaitan
dengan kebudayaan yang ada di Indoenesia, namun nyatanya hal tersebut hanya menjadi
angan-angan mereka saja karena pemerintah belum menggalakan salah satu kebijakan ampuh
untuk meningkatkan eksistensi kebudayaan di Indonesia.

Perhatian pemerintah terhadap kebudayaan dan pelestarian kebudayaan di Indonesia


memunculkan efek baru bagi seniman dan penggiat seni. Mereka seakan-akan dilupakan
eksistensinya oleh pemerintah sendiri. Pengekalan ataupun klaim pemerintah terhadap
kebudayaan yang ada di Indonesia yang kurang tegas, memunculkan perhatian dan juga
tindakan negara lain yang sebenarnya tidak boleh terjadi yaitu adanya klaim kebudayaan oleh
negara lain. Barulah, setelah ada klaim dari negara lain, masyarakat maupun pemerintah
Indonesia baru mulai berekasi untuk mengambil kembali kebudayaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai