Anda di halaman 1dari 6

PROFIL DESA KLABAT

1.1 Sejarah Desa Klabat


Wanua Klabat (Desa klabat) dibuka sejak tahun 1924 oleh orang-orang yang berasal dari
Wanua Tatelu dan Airmadidi, dibawah pimpinan dua orang tua asal Wanua Tatelu yaitu :
DAUD SIBY biasa dipanggil Tete Nangki dan FRANS SUPIT biasa dipangggil Tete Mensi.
Kedua pimpinan di atas pada saat itu disebut TUNDUAN artinya : Pelopor dalam usaha
perombakan hutan untuk dijadikan sebuah Wanua.
Daud Siby adalah sebagai pemimpin pertama disebut Tunduan bersama dengan
pengikut-pengikutnya sekitar 60 (enam puluh) orang yang berasal dari Wanua Tatelu
membuka hutan untuk dijadikan

perkampungan yang kemudian diberi nama

KINALEOSAN, karena di tempat itu mereka temukan satu mata air besar yang memancar
ke atas. Sedangkan Frans Supit adalah sebagai pemimpin kedua disebut Tunduan bersama
dengan pengikut-pengikutnya yang berasal dari Airmadidi Mereka membuka hutan pada
lokasi yang hampir bersamaan, kemudian mereka namakan TETOODEN sebab di tempat
itu mereka temui sejumlah rumpun bambu yang cukup besar dan banyak.
Selama 2 (dua) tahun dari tahun 1924 sampai tahun 1926 mereka menetap di tempat
tersebut. Selanjutnya pada tahun 1926 Frans Supit dan para pengikutnya mereka pindah ke
tempat lain yang lebih dekat dengan Wanua Kasenangan dan tempat yang baru itu mereka
namakan KLABAT sebab jalan yang mereka buat mengarah ke Gunung Klabat. Kemudian
pada Tahun 1927 Wanua Klabat diresmikan oleh Pemerintah Hukum Besar Tonsea
Dumanaw dan Hukum Kedua Tatelu Gerungan langsung dengan pelantikan Hukum Tua
Kasenangan Klabat Pertama yaitu FRANS SUPIT.
Pada tahun 1930 oleh Pemerintah yang pada waktu itu Hukum Besar Pelengkahu dan
Hukum Kedua Gerungan menentukan Kasenangan dan Klabat menjadi Klabat Kasenangan.
Bertolak dari adanya pengresmian ini maka dapatlah dikatakan bahwa nama Wanua Klabat
yang sekarang dikenal oleh masyarakat umum sesungguhnya adalah Klabat Kasenangan,
kemudian pada tahun 1950 pada masa pemerintahan Hukum Tua dari Jan Kaseger, maka
nama Klabat Kasenangan berangsur-angsur hilang dan sampai pada saat ini yang dikenal
tinggal Wanua Klabat. Sejak berdirinya Desa Klabat telah terjadi 16 kali pergantian hukum
Tua. Berikut nama nama hukum Tua Desa klabat :

No
1
2
3
4
5
6.
7
8
9
10
11
12
13.
14
15
16
17

Masa bakti
1926 - 1929
1929-1931
1931-1938
1938-1946
1947-1950
1950-1953
1953-1965
1965-1970
1970-1979
1979-1984
1984-1986
1986-1987
1987-1991
1991-1998
1998-2006
2006-2012
2012-2018

Nama
Frans Supit
Alex longdong
Benyamin Tidajoh
Benyamin Tdajoh
Elkana pinontoan
Jan Keseger
Marthin Katuuk
Marthin Katuuk
Marthin Katuuk
Damopoli palenewen
Damopoli palenewen
Johanis Silimang
Oscar katuuk
Mozez londong
Alex dotulong
Piet hein katuuk
Vecky. Pinontoan

1.2 Gambaran Umum Wilayah


1.2.1 Letak dan Luas Wilayah
Desa Klabat adalah salah satu Desa yang ada di wilayah Kecamatan Dimembe. Desa
Klabat sendiri terbagi atas 8 jaga dengan jarak ke pusat pusat pemerintahan
diantaranya :
a. Jarak ke pusat pemerintahan kecamatan : 12 km
b. Jarak ke pusat pemerintahan kabupaten

: 25 km

c. Jarak ke pusat pemerintahan provinsi

: 37 km

1.2.2. Batas Wilayah

Desa Klabat berbatasan langsung dengan :


Sebelah utara

: Baris Kepolisian Desa Pinilih dan Hutan Mawiau

Sebelah selatan

: Gunung Klabat

Sebelah timur

: Kel. Karondoran, Perkebunan Kelurahan Kumersot Kota


Bitung

Sebelah barat

: Baris Kepolisian Desa Pinilih

1.2.3 Iklim
Iklim di Desa Klabat sebagaimana dengan desa desa lainnya, memiliki iklim
kemarau dan penghujan. Hal seperti ini juga sangat memiliki pengaruh langsung terhadap
pola tanaman yang ada di Desa Klabat Kecamatan Dimembe.
1.2.4. Peta Desa Klabat

1.3 POTENSI UNGGULAN DESA KLABAT

Potensi unggulan yang ada di desa klabat dalam sektor agrikultur ( pertanian) adalah
tumbuhan kelapa. Selama ini daerah minahasa dikenal sebagai negri nyiur melambai, hal ini
dapat dilihat dengan banyaknya komoditi kelapa yang ada di daerah minahasa.
Pada tahun 1946 merupakan awal munculnya usaha komoditi kelapa dengan dibukanya
lahan perkebunan kelapa dan koperasi kopra oleh masyrakat desa klabat, usaha perkebunan
kelapa ini masih ada dan dikembangakan oleh masyarakat setempat dikarenakan tumbuhan
kelapa yang mempunyai keunggulan tersendiri dapat dimanfaatkan hampir semua bagiannya
(Buah kelapa, air kelapa, daging kelapa, tempurung kelapa dan sabut kelapa) oleh manusia
sehingga dianggap sebagai Tumbuhan serba guna dan memiliki nilai ekonomis.
Cara pengelolaan Tumbuhan kelapa yang dilakukan para petani di desa klabat ini
sebagian besar adalah dengan memanfaatkan tempurung kelapa, sabut kelapa dan kopra. Ketiga
olahan bagian kelapa ini menjadi nilai ekonomis dan pendapatan bagi para petani. Belum ada
badan pengelelola atau organisasi yang menjadi wadah petani/pekebun di desa Klabat, semua
usaha perkebunan ini masih dijalankan sendiri sendiri. Satu satunya pengelola secara
keseluruhan adalah pamong tani. Untuk jumlah hasil panen dari perkebunan kelapa sendiri yang
didapatkan oleh petani di desa kelapa kelapa, dalam satu bulan untuk waktu panen memperoleh
rata rata sekitar 8000 10.000 kelapa.

Perkebunan kelapa di
Desa Klabat

Hasil Panen Petani perkebunan


kelapa

Hasil Panen Petani perkebunan


kelapa

Hasil Panen Petani perkebunan kelapa


yang distribusikan ke pasar

Anda mungkin juga menyukai