Anda di halaman 1dari 3

Judul Cerpen : PERTANYAAN MISTERIUS AYAH

Hari ini ayah tidak pergi kerja, saya pun sedang libur sekolah. Kulihat ayah sedang sibuk membenarkan
sepeda motornya. Lantas kudekati ayah, “butuh bantuan, Yah?", tanyaku polos.

Saat itu saya masih kecil dan duduk di bangku SD. “eh, tersedia dede’ kecil. Boleh-boleh", jawab ayah.
Kami banyak berbincang selama membenarkan sepeda motor ayah.

Ayah banyak bercerita perihal sepeda motor padaku, saya menikmatinya. “kalo dede’ udah besar nanti
sudi jadi apa?’, tanya ayah padaku. “dede’ mengidamkan jadi pembalap yah, layaknya Valentino Rossi",
jawabku secara spontan. “oh ya?, wah hebat.

Tapi pembalap mesti mengerti anggota yang terpenting berasal dari motor, dede’ tahu?", tanya ayah
padaku. Aku pun berfikir, apa ya yang paling penting?.

Keesokan harinya kala sarapan, saya menjawab pertanyan ayah kemarin. Bagian terpenting berasal dari
sepeda motor adalah roda, karena tanpa roda motor tidak mampu berjalan.

Mendengar jawabanku ayah berkata: “wah pintarnya, namun sayangnya bukan itu sayang", jawab ayah.
Aku pun tidak menyerah, tiap-tiap hari saya senantiasa mencoba menjawabnya.

Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak bakal mampu menyala dan
diamankan. Tapi ayah senantiasa berkata: “smakin hari dede’ smakin pintar ya, namun jawabannya
masih belum tepat".

Aku belum menyerah. Sampai saya duduk SMP pun, Sesekali ayah bertanya pertanyaan jaman kecilku itu,
dan tiap-tiap ku jawab pasti ayah berkata: “kamu benar-benar cerdas, namun bukan itu jawaban yang
tepat, konsisten mencoba ya". Karena konsisten layaknya itu, lama-kelamaan saya jadi bosan. Karena
jawabanku senantiasa belum tepat.
Sejak kecil sampai sekarang, ayah tak pernah sudi memberikanku jawaban yang sebenarnya. “jangan
anda suntuk mencoba menjawabnya, karena ini pertanyaan yang benar-benar mudah, teruslah
berusaha", kata ayah tiap-tiap kali saya mengeluh.

Sesudah lulus SMP, saya melanjutkan ke SMK dan saya menyita jurusan otomotif. Kutanyakan pada
guruku, anggota terpenting berasal dari sepeda motor itu apa. Jawaban guruku adalah Accu, karena
motor takkan mampu menyala tanpa Accu. Aku percaya jawaban kali ini pasti benar.

Sepulang sekolah sambil menunggu ayah menjemputku. Ku tanyakan pada teman-temanku, apa yang
paling penting berasal dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban kudapatkan berasal dari mereka,
jadi berasal dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.

Saat diperjalanan saya menjawab pertanyaan ayah, satu persatu jawaban yang ku dapat, kuceritakan
pada ayah, dan hasilnya senantiasa saja “coba lagi".

Aku jadi berpikir ayah pasti mempermainkan aku. Selama perjalanan saya tak berkata sepatah katapun
padanya. Sampai disebuah lampu merah, kami melihat seorang nenek tua bersama dengan cucunya
sedang mengemis ditepi jalan.

Ayah merogoh kantongnya, mengimbuhkan sejumlah duwit dan berkata: “tolong berikan ini pada
mereka, senyampang kami masih diberi rezeki, kami mesti saling menopang dan berbagi". Kuberikan
duwit itu pada nenek yang sedang memelas dan mengemis itu. Hatiku tersentuh melihatnya.

Malam harinya diruang tamu, ayah menyuruhku duduk disampingnya. Beliau menasehatiku sehingga
saya jadi anak yang baik dan ramah sepertinya.

Akupun mendengarkan bersama dengan cermat. “jadi kau benar-benar mengidamkan mengerti jawaban
berasal dari pertanyaan ayah?", kata Ayah secara tiba-tiba. Aku yang sedikit bingung mengangguk,
karena saya udah menyerah dan suntuk dihatui pertanyaan misterius ayah.
“kau tahu, di antara seluruh jawaban yang kau berikan pada ayah, sebenarnya tidak tersedia satupun
yang salah. namun ayah mengidamkan kau studi suatu hal berasal dari pertanyaan ini. Kau tahu, anggota
yang paling penting berasal dari sepeda motor adalah ‘Sadel’ “, jawab ayah. Aku sedikit terkejut. “apa
alasannya yah?", tanyaku penasaran.

Ayah tersenyum kearahku dan berkata: “kau mengerti kenapa?, karena bersama dengan sadel, kami
mampu membonceng dan kami mampu sharing kebahagiaan bersama dengan siapa saja diatas sepeda
motor kita. Seperti itu pula harusnya kami hidup, senantiasa sharing dan berikan selama kami masih
diberi kala dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini “.

— Bersambung —

Anda mungkin juga menyukai