Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN

“EVALUASI PEMBELAJARAN”

DISUSUN OLEH:
Dwicha Novalentia 1805113451

Jenni Cornelia. L 1805124415

Masahul Muthahira 1805113374

Mahendra Saputra 185110485

Nelly Nurhayati 1805111167

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Hj. Erviyenni, M.Pd


Sri Haryati , S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wassalam
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Inovasi pendidikan tentang evalusi
pembelajaran? Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Pekanbaru, 10 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1..............................................................................................................Lat
ar Belakang..........................................................................................1
1.2..............................................................................................................Ru
musan Masalah……………………………………………………2
1.3..............................................................................................................Tu
juan………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
2.1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran......................................................3
2.2.Jenis-Jenis Alat Evaluasi Pemebalajaran.............................................3
2.3 Penyusunan Alat Evalusi pembelajaran……………………………...8
2.4 Contoh Evaluasi Pembelajaran dari Jurnal…………………………..13
2.5 Perbedaan Soal HOTS dan LOTS…………………………………...15
2.6 Contoh Soal………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP.................................................................................................
3.1. Kesimpulan................................................................................................20
3.2. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan

keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan

mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan

pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam

kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui

perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social,

sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta keberhasilan sebuah program.

Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah yang sering

digunakan, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah

pengukuran. penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan.

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri

atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis
evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan,

proses dan hasil pembelajaran.

Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek

pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada

evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Hal ini didasarkan pada

pemikiran bahwa pelaksanaan kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen

system pembelajaran yang sangat penting.

Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya

masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar

memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju keperbaikan kualitas hasil

pembelajaran. Untuk itu, penulis dalam makalah ini akan memberi gambaran

mengenai Evaluasi Pembelajaran agar para tenaga pendidik dapat mengetahui

hasil pembelajaran yang telah dilakukan dan sebagai bahan untuk memperbaiki

kualitas hasil pembelajaran tersebut

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan Evalusi Pembelajaran?
2) Bagaimana penerapan evalusi pembelajaran dalam pemberian soal terhadap
peserta didik?
3) Bagaimanakah penyususnan alat evalusi pembelajaran
4) Apa saja jenis-jenis alat evalusi pembelajaran

1.3 Tujuan
1) Memberi pemahaman terhadap evalusi pembelajaran
2) Mengetahui penerapan evalusi pembelajaran pada pemberian soal terhadap
peserta didik
3) Mengetahui bagaimana penyususnan alat evalusi pembelajaran
4) Mengetahi apa saja jenis-alat evalusi pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Pembalajaran


Istilah evaluasi berkaitan dengan suatu program. Evaluasi adalah proses
penetapan suatu program yaitu apakah suatu program terencana dengan
sempurna, terlaksana dengan baik, tercapai dengan sempurna, dan berdampak
sangat luas. Evaluasi program pembelajaran dalam arti luas berupa penetapan
apakah kurikulum (termasuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran/RPP)
sudah tersusun dengan sempurna.
Evaluasi pembelajaran dimaknai bagaimana program pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan oleh pendidik sudah menghasilkan meningkatkan
kompetensi peserta didik sebagai peserta program pembelajaran yang
dielenggarakan pendidik.

2.2 Jenis-jenis Alat Evaluasi Pembelajaran


1. Teknik Nontes
Yang tergolong teknik nontes adalah.
a.Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada
skala dengan jarak yang sama. Meletakannya secara bertingkat dari yang rendah
ke yang tinggi. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya,
kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Tentang macam kuesioner, dapat ditinjau dari
beberapa segi yaitu.
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada.
a) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi langsung oleh
responden.
b) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan
responden. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari
informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dan sebagainya.
Ditinjau dari segi cara menjawab, terdiri dari.
a) Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan
jawaban lengkap sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban
yang dipilih.
b) Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga
responden bebas mengemukakan pendapatnya
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check lisit) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-
singkat, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v)
di tempat yang sudah disediakan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
sebenarnya skala bertingkat dapat digolongkan ke dalam daftar cocok karena
dalam skala bertingkat, responden juga diminta untuk memberikan tanda cocok
pada pilihan yang tepat.
d. Wawancara (interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab
sepihak. Dikatan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi
kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
e. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi:
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini
pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah
didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan
observasi partisipan, maka dalam observasi sistematik ini pengamat berada di luar
kelompok.
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok.

f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan
dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari
objek yang dinilai.

2. Teknik Tes
Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Menurut Amir Daien
Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, tes adalah suatu
alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat.
Selanjutnya, menurut Muchtar Bukhori dalam buku Teknik-Teknik Evaluasi,
mengatakan , tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.
Definisi terakhir yang dikemukakan disini yakni menurut Webster’s Collegiate,
yang dalam bahasa Indonesia tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Definisi-definisi di atas disajikan dalam buku Encyclopedia of Education
Evaluation yang di dalam buku tersebut diterangkan pula bahwa pengertiannya
dipersempit dengan menyederhanakan definisi yaitu tes adalah penilaian yang
komprehensif terhadap seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi
program.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu
alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Apabila tes dikaitkan
dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khusunya di suatu kelas maka tes
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur
siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tes diagnostic
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan – kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat
dilakukan penanganan yang tepat.
b. Tes formatif
Evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. Tes ini diberikan pada
akhir program atau biasa disebut dengan post test.
Evaluasi formatif memiliki manfaat baik bagi siswa, guru, maupun program
itu sendiri.
1) Manfaat bagi siswa
a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi
program secara menyeluruh.
b) Merupakan penguatan (reinforcement) nagi siswa.
c) Usaha perbaikan.
d) Sebagai diagnosis.
2) Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah dapat diterima oleh
siswa.
b) Mengetahui bagian – bagian mana dari materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
c. Tes Sumatif
Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah
program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes ini disamakan
dengan ulangan harian atau ulangan umum akhir semester.
Keterangan:
F = tes formatif
S = tes sumatif

Ada beberapa manfaat tes sumatif, 3 diantaranya yang terpenting adalah sebagai
berikut.
1) Untuk menentukan nilai.
2) Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalam menerima program berikutnya.
3) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang
tua, pihak bimbingan dan penyuluhan sekolah, pihak – pihak lain apabila
siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain melanjutkan sekolah, atau
memasuki lapangan kerja.

2.3 Penyusunan Alat Evaluasi


1. Kriteria Tes yang Baik
Secara umum, tes yang baik harus memenuhi kriteria validitas, reabilitas, dan
objektivitas. Pengertian yang sederhana tentang ketiga kriteria tersebut adalah:
a. Suatu tes dikatakan valid jika tes itu mengukur apa yang sesungguhnya ingin
diukur. Jika suatu tes dimaksudkan untuk mengukur kemampuan berhitung,
maka soalnya harus dibatasi pada kemampuan berhitung, jangan menuntut
kemampuan yang lain, seperti kemampuan berbahasa, dan sebagainya.
b. Suatu tes dikatakan reliabel jika tes itu memperlihatkan hasil yang sama
(tetap) ketika diberikan pada waktu yang berbeda terhadap individu/
kelompok yang sama.
c. Suatu tes dikatakan objektif jika penilaian dari dua orang atau lebih terhadap
suatu jawaban yang diberikan sama atau menunjukkan hasil yang sama.

Dalam hubungan dengan kriteria tersebut, khusus bagi tes yang disusun untuk
menilai efektivitas programpengajaran, ada dua hal yang perlu diperhatikan,
terutama berkenaan dengan kriteria validitas:
a. Kesesuaian soal dengan TIK
b. Kesesuaian soal dengan kaidah-kaidah konstruksi tes.

2. Kesesuaian Soal dengan TIK


Kesesuaian soal dengan TIK meliputi kesesuaian dilihat dari jenjang
kemampuan dan kesesuaian dilihat dari lingkup isi.
a. Kesesuaian Jenjang Kemampuan
Dalam penyusunan butir tes, hendaknya diperhatikan kesesuaian dengan
jenjang kemampuan yang terkandung dalam TIK. Jika jenjang kemampuan dalam
TIK mencerminkan jenjang ingatan, misalnya, maka soal tes hendaknya juga
mengukur jenjang ingatan.
Di bawah ini ditampilkan contoh TIK untuk masing-masing jenjang disertai
dengan contoh soal yang sesuai.
Jenjang TIK Soal
Ingatan Siswa dapat menyebutkan Sebutkan ciri-ciri surat
ciri-ciri surat yang yang baik!
baik.
Pemahama Siswa dapat menemukan Pelajari contoh surat
n kesalahan-kesalahan berikut dan tunjukkan
aturan yang terdapat kesalahan-kesalahan
dalam sebuah surat. aturan yang terdapat di
dalamnya!
Aplikasi Siswa dapat membuat Ambil selembar kertas dan
contoh surat-surat yang buatlah suatu contoh
baik. surat permohonan izin
tidak masuk sekolah!

b. Kesesuaian Lingkup Isi


Di samping kesesuaian dalam jenjang kemampuan, antara TIK dan tes
hendaknya terdapat pula kesesuaian dalam lingkup isi. Perhatikan contoh soal tes
berikut.
1) Sebutkan ciri-ciri surat yang baik!
2) Sebutkan berbagai jenis surat yang Anda ketahui!
Sekalipun kedua contoh di atas mencerminkan jenjang kemampuan yang sama
(ingatan), lingkup isi yang terkandung di dalamnya berbeda karena yang pertama
tentang ciri-ciri surat, sedangkan yang kedua tentang jenis-jenis surat. Jika TIK-
nya berbunyi “Murid dapat menyebutkan ciri-ciri surat yang baik”, maka dilihat
dari lingkup isinya, contoh soal 1) lah yang tepat, bukan contoh soal 2).

3. Kesesuaian Soal dengan Kaidah-Kaidah Konstruksi Tes


Di samping kesesuaian dalam jenjang kemampuan dan lingkup isi, dalam
menyusun soal-soal tes perlu pula diperhatikan kesesuaian dengan kaidah-kaidah
yang berlaku dalam penyusunan/konstruksi tes, baik tes berbentuk uraian maupun
tes berbentuk objektif.
a. Tes Bentuk Uraian
Dalam soal-soal tes berbentuk uraian, siswa diminta merumuskan,
mengorganisasikan, dan menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian. Soal-soal
bentuk uraian ini terbagi atas dua jenis, yaitu uraian bebas dan uraian terbatas.
b. Tes Bentuk Objektif
Dalam soal-soal tes berbetuk objektif ini dikenal bentuk benar-salah, pilihan
ganda, menjodohkan, dan melengkapi/isian. Kaidah-kaidah yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan masing-masing jenis/bentuk soal tersebut antara
lain:
1) Benar-Salah
Ini adalah bentuk tes yang soalnya berupa pernyataan. Setiap pernyataan
mengandung dua kemungkinan, yaitu benar atau salah. Biasanya soal ini
berisi pernyataan tentang fakta, definisi dan prinsip-prinsip. Adapun kaidah-
kaidah konstruksi tesnya sebagai berikut:
a) Menghindari pernyataan-pernyataan yang mengandung perkataan: kadang-
kadang, pasti, pada umumnya, dan sejenisnya, yang dapat memberi indikasi
benar tidaknya pernyataan tersebut.
b) Menghindari pengambilan kalimat langsung dari buku pelajaran.
c) Menghindari suatu pernyataan yang merupakan suatu pendapat yang masih
dapat diperdebatkan kebenarannya.
d) Penyusunan pernyataan Benar-Salah dalam tes dilakukan secara acak,
misalnya: B, B, S, B, S, S ... dan seterusnya.
2) Pilihan Ganda
Bentuk soal pilihan ganda menyediakan sejumlah kemungkinan jawaban, satu
diantaranya adalah jawaban yang benar. Adapun kaidah-kaidah konstruksi tesnya
adalah sebagai berikut:
a) Pokok soal merupakan masalah yang dirumuskan dengan jelas.
b) Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya dibatasi pada hal-hal
yang diperlukan.
c) Hanya terdapat satu kemungkinan jawaban yang benar.
d) Alternatif jawaban harus logis dan pengecoh harus berfungsi.
e) Usahakan tidak menggunakan option yang berbunyi “semua jawaban salah”.

3) Menjodohkan
Bentuk soal ini berisi pernyataan yang terdiri atas dua kelompok yang paralel
(pernyataaan dan jawaban), yang harus dijodohkan satu sama lain. Adapun
kaidah-kaidah konstruksi tesnya adalah sebagai berikut:
a) Hendaknya materi yang diajukan berasal dari hal yang sama, sehingga
pertanyaan yang diajukan bersifat homogen.
b) Usahakan agar pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti.
c) Jumlah jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah pertanyaaan.
d) Gunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban, misalnya 1,2,
dan seterusnya untuk pertanyaan serta a, b, dan seterusnya untuk jawaban.

4) Melengkapi
Bentuk melengkapi merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk
kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai dengan
benar atau salah. Adapun kaidah-kaidah konstruksi tesnya adalah sebagai berikut:
a) Tidak menggunakan pernyataan yang langsung diambil dari buku.
b) Pernyataan hendaknya mengandung hanya satu kemungkinan jawaban yang
dapat diterima.

4. Langkah-Langkah Menyusun Tes


Secara garis besar ada tiga langkah pokok yang perlu ditempuh dalam
menyusun tes, yaitu pembuatan kisi-kisi, penyusunan soal, dan perakitan soal-soal
menjadi sebuah tes.
a. Pembuatan Kisi-Kisi
Agar terdapat kesesuaian antara TIK dan soal tes baik dalam aspek jenjang
kemampuan maupun lingkup isi, perlu dibuat kisi-kisi atau blue-print, yang
kolomnya berisi pokok-pokok bahan dan lajurnya berisi jenjang kemampuan
(ingatan, pemahaman, aplikasi, dan seterusnya), seperti terlihat dalam contoh
berikut:
Pokok Bahan Jenjang
Ingatan Pemahama Aplikasi Dst.
n
1.Konsep 3 4 2
lingkungan

2.Lingkungan alam 3 5 2
3.Lingkungan sosial 2 4 3
Dan seterusnya
Angka-angka yang terdapat dalam contoh kisi-kisi menunjukkan butir/soal tes
yang akan dikembangkan dalam suatu unit bahan tertentu.
b. Penyusunan Soal
Berdasarkan TIK yang telah dirumuskan dengan mengacu pada kisi-kisi yang
ada, kini disusun soal-soal tes untuk menilai taraf pencapaian masing-masing
TIK, dengan memperhatikan:
1) Kesesuaian dalam jenjang kemampuan;
2) Kesesuaian dalam lingkup isi;
3) Kaidah-kaidah konstruksi tes.

c. Perakitan Tes
Setelah setiap soal selesai disusun dan ditelaah serta diperbaiki, antara lain
berdasarkan patokan-patokan di atas, maka dilakukan perakitan untuk
menghasilkan suatu tes yang utuh disertai dengan petunjuk pelaksanaanya.
Dalam merakit tes tersebut, perlu diperhatikan tata urutan soal-soalnya,
dengan mempertimbangkan urutan bahan serta jenjang kemampuan yang
terkandung dalam setiap soal.Jika bentuk soal yang digunakan adalah bentuk
objektif, perlu diperhatikan pula agar jawaban benar dan salah tidak terurut secara
teratur sehingga memudahkan penerkaan oleh siswa, melainkan disusun secara
acak.

2.4 Contoh Evaluasi Pembelajaran Dari Jurnal

Gambar 2.4.1
Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) dalam
pembelajaran merupakan aplikasi proses berpikir untuk situasi yang kompleks dan
memiliki banyak variabel. Semua siswa dapat berpikir, tetapi kebanyakan dari siswa
membutuhkan dorongan dan bimbingan untuk proses berpikir tingkat tinggi. Test
yang mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi diperlukan untuk mendorong
siswa memiliki kemampuan ini. Instrumen tes Two-tier Multiple Choice mendorong
siswa untuk berpikir tingkat tinggi dan memiliki keterampilan penalaran.

Gambar 2.4.2

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelas dengan nilai rata-rata tinggi
memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih baik dibandingkan dengan
kelas dengan nilai rata-rata sedang dan rendah. Persentase keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang terbagi kedalam 5 kategori adalah sebanyak 7,4% siswa memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat rendah, 25,2% rendah, 52,7% sedang, 14,
7% tinggi dan 0% sangat tinggi.

2.5 Perbedaan Soal HOTS dengan Soal LOTS


2.6 Contoh Soal
1) Soal HOTS (Hight Order Thinking Skills)

2) Soal LOTS (Low Order Thinking Skills)


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Kata alat biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Sehingga alat evaluasi
dikenal dengan intrumen evaluasi. Alat evaluasi dikatan baik apabila mampu
mengeevalusi sesuatu dengan hasi seperti keaadan yang dievaluasi.

2. Evaluasi pembelajaran terdapat beberapa jenis, yaitu :

 Teknik Nontest : Skala bertingkat, Qoestioner, Daftar cocok(Checklist),


Wawancara/ Interview, Pengamatan / Obsevation, Riwayat Hidup.
 Teknik Test. Ditinjau dari segi Kegunaan untuk mengukur siswa tes dibagi
3 :Diagnostic, Formatif, Sumatif.
3. Penyususnan Alat Evalusi Pembelajaran

(1) Kriteria test yang baik

Harus memenuhi kriteria validitas, rebilitas, dan objektivitas

a. Test dikatakan valid jika test mengukur apa yang ingin diukur

b. Test dikatakan reliable jika test memperlihatkan hasil yang sama ketika
diberikan pada waktu yang berbeda

c. Test dikatakan objektif jika penilaian dari dua orang atau lebih terhadap suatu
jawaban yang diberikan adaah sama.

(2) Kesesuaian soal dengan TIK : Kesesuaian jenjang kemampuan, dan kesesuaian
lingkup isi

(3)Kesesuanan soal dengan kaedah-kaedah kontruksi test : Test bentuk uraian, dan
test bentuk objektif

4. langkah-langah menyususn test : Pembuatan kisi-kisi, penyususnan soal, perakitan


test

3.2 Saran

Dalam Pendidikan memang sebaiknya dilakukan pembaharuan, karena dunia


global semakin jauh meninggalkan kita. Guru juga dihadapkan pada tantangan yang
dimana harus menciptakan suatu evaluasi dalam pembelajaran tersebut.

Pada makalah ini kami mengkaji tentang evaluasi pembelajaran dalam


pemberian latihan soal HOTS dan LOTS kepada peserta didik. Tetapi, mekalah yang
kami susun ini belumlah sempurna. Kami mengharapkan pembaca untuk dapat
mencari sumber lain yang berkaitan dengan materi evaluasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Narendra, Fricelia Dermawati. 2019. “Pengembangan Instrumen Penelitian Berbasis


HOTS Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Buku Jurnal Kelas X Akutansi
SMK”. Jurnal. Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta.

Shiddiq, Ari Syahidul.,dkk. 2015. Analisis Higher Order Thinking Skills (Hots)
Menggunakan Instrumen Two-Tier Multiple Choice Pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan Untuk Siswa Kelas XI SMA N 1 Surakarta”. Jurnal.
Program Studi Pendidikan Kimia: Surakata.

Subali, Bambang. 2014. “Evaluasi Pembelajaran (Proses dan Produk)”. Jurnal.


Universitas Muhammadiyah: Purwokerto.

Widiarsih, Tasya. 1971. “Alat Evaluasi Pembelajaran”. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai