Disusun Oleh.
Kelompok 5
Toberindah (PO71201200005)
Fadilah (PO71201200035)
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen
penulis yaitu Bapak Egy Sunanda Putra, S.Gz., M.Gz . Dalam penyusunan makalah ini,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas bagi penulis dan juga pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat kelebihan maupun kekurangannya sehingga penulis mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja faktor resiko yang menyebabkan obesitas?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2. Mrnambah informasi dan wawasan penulis mengenai obesitas yang disebabkan oleh
fast food
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas,diabetes, hipertensi, dan
gangguan lemak darah atau dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu
yang lama juga akan mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki
kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang (Icha Pamelia,
2015 : 146)
4
berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang. Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar
energi dalam tubuh (!4). Bila pemasukan energi berlebihan dan tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik yang seimbang akan memudahkan seseorang menjadi gemuk
(Wirakusumah, 1994).
Pola asupan makan
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang
optimal apabila tubuh memperoleh cukup zat – zat gizi yang dapat digunakan secara
efisien (Almatsier, 2009).Obesitas muncul pada usia remaja cenderung berlanjut ke
dewasa dan lansia (Arisman, 2010).
Sosial ekonomi
Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam konsumsi pangan adalah pendapatan
keluarga dan harga pangan. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk
membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan
pendapatan keluarga akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara
kualitas maupun kuantitas (Nurfatimah, 2014).
5
Selain itu, remaja lebih senang makan bersama teman- temannya daripada makan di
rumah, sehingga dapat menyebabkan remaja memiliki kebiasaan makan yang buruk
Harga yang murah
Harga yang murah pada fast foo juga berpengaruh berpengaruh terhadap kebiasaan
mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu, banyaknya penawaran diskon oleh restoran
cepat saji juga meningkatkan keinginan masarakat untuk membeli makanan tersebut.
Diskon dan paket hemat yang ditawarkan membuat konsumen, khususnya remaja menjadi
semakin tertarik untuk datang dan mengonsumsi makanan cepat saji.
Brand makanan cepat saji
Brand dari suatu restoran cepat saji dapat mempengaruhi seseorang mengonsumsi
makanan cepat saji ini. Remaja cenderung mengonsumsi makanan yang memiliki brand
atau merk yang terkenal sebagai ekspresi diri dalam pergaulan dan menjadi ajang
bergengsi. Hal yang menjadi trend pada remaja saat ini adalah berfoto di tempat makan
dengan brand tersebut untuk ditunjukkan ke teman-teman mereka melalui media sosial.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka telah mengunjungi dan makan di restoran
dengan brand tersebut.
6
sering memiliki risiko 2,03 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan dengan
remaja yang jarang mengonsumsi makanan cepat saji (Icha Pamelia, 2018 : 148)
Remaja yang mengalami obesitas memiliki frekuensi konsumsi makanan cepat saji
lebih sering dibandingkan remaja yang tidak mengalami obesitas, perbandingannya
yaitu 61,1% dan 38,9%. Remaja yang sering mengonsumsi makanan cepat saji berisiko
2,47 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan remaja yang jarang mengonsumsi
makanan cepat saji. Berdasarkan wawancara pada penelitian tersebut, remaja yang
mengalami obesitas makan di restoran yang menyediakan makanan cepat saji sebanyak 1
sampai 2 kali dalam satu minggu. Kegemukan yang dialami anak-anak maupun
remaja dapat disebabkan karena gaya hidup masa kini, seperti mengonsumsi
makanan cepat saji atau fast food modern yang mengandung tinggi lemak dan kalori
namun memiliki kandungan serat, vitamin, dan mineral yang rendah. Makanan tersebut
diantaranya seperti burger, pizza, dan french fries (Icha Pamelia, 2018 : 149)
7
dari makan makanan cepat saji yang pada umumnya memiliki kandungan gizi yang
rendah.Risiko menderita diabetes melitus akan meningkat secara liniersesuai dengan
peningkatan indeks massa tubuh (IMT). Orang denganoverweightatau IMT diatas rata-
rata akan menigkatkan angkakejadiandiabetes melitus sebesar 3-4 kalidibangingkan
dengan orang dengan IMT yang normal (Icha Pamelia, 2018 : 150)
Meningkatkan faktor risiko penyakit jantung
Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian yang menakutkan.
Ketersediaan makanan cepat saji yang tinggi dikaitkan dengan kematian dan penyakit
jantung koroner akut, serta kelebihan berat badan dan obesitas yang tinggi.Salah
satu penyebab terjadinya penyakit jantung adalah obesitas yang dialami seseorang.
Hal ini karena obesitasmeningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.Seseorang yang
memiliki berat badan diatas rata-rata atau obesitas akan mengalami risiko penurunan
fungsi jantung, termasuk fungsi jantung menjadi tidak normal (Icha Pamelia, 2018 : 150).
Meningkatkan faktor risiko stroke
Pola makan yang salah seperti makan makanan cepat saji dapat memicu
terjadinya stroke pada usia muda. Hal ini disebabkan karena kandungan kolesterol
yang tinggi. Kolesterol tidak baik bagi kesehatan, yaitu apabila terjadi penyumbatan
pembuluh darah. Apabila mengenai pembuluh darah otak,maka akan mengakibatkan
stroke. Kasus stroke di negara maju meningkat akibat kejadian kegemukan dan
semakin banyaknya konsumsi makanan cepat sajipada masyarakat. Peningkatan jumlah
penderita stroke di Indonesia juga identik dengan kegemukan akibat pola makan makanan
yang mengandung tinggi lemak atau kolesterol (Icha Pamelia, 2018 : 150).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan cepat saji merupakan makanan yang kurang baik bagi remaja apabila dikonsumsi
terlalu sering. Banyaknya remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji disebabkan karena
beberapa faktor, di antaranya adalah pengetahuan, pengaruh teman sebaya, tempat nyaman
untuk berkumpul, cepat dan praktis,uang saku, harganya murah, dan brand dari makanan
cepat saji dikonsumsi secara berlebihan, maka akan berdampak pada kesehatan remaja.
Masalah kesehatan tersebut adalah pbesitas,meningkatkan faktor risiko hipertensi,diabetes,
kanker, penyakit jantung, dan stroke.
Remaja memiliki asupan zat gizi ,akro berlebih (energi, protein, dan karbohidrat),
konsumsi fast food yang sering, aktivitas fisik ringan, memiliki riwayat orang tua dengan
status gemuk,berisiko lebih terhadap terjadinya obesitas.
3.2 Saran
Sebagai remaja harus bijak dalam memilih makanan. Jika terpaksa memilih makanan cepat
saji maka perhatikanlah kandungan yang terdapat pada makanan tersebut. Jangan
mengonsumsi fast food terlalu banyak,cukup satu macam saja. Dampak mungkin tidak terlalu
terasa pada saat itu, tapi nantinya akan sangat berpengauh. Maka hindarilah makanan cepat
saji.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ali R, Nuryani. 2018. Sosial ekonomi, konsumsi fast food dan riwayat obesitas sebagai
faktorrisiko obesitas remaja. MGI. 13(2)
Hollands S, Campbell K, DKK. 2014. Association between neighborhoods fast food and
full service restaurant density and body mass index. Canadian Journal of Public
Health. 105(3)
Suryandari BD, Widyastuti N. 2015. Hubungan asupan protein dengan obesitas remaja.
Pamelia I. 2018. Perilaku konsumsi makanan cepat saji pada remaja dan dampaknya
bagikesehatan. Jurnal IKESMA. 14(2)
10