Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GIZI DAN DIET

“Menentukan Status Gizi dan Diet Pada Diri Sendiri”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet

DOSEN PENAMPU:
Lia Melianingsih,S.Kp.M .Kep.Sp.Kom
DISUSUN OLEH:
Karina Laksmita Aurillia Putri
P1732012019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI D3 KEPERAWATAN BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Menentukan Status Gizi
dan Diet Pada Diri Sendiri. Penulisan makalah ini saya lakukan dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini, banyak
pihak yang turut membantu dan mendukung. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman
seperjuangan, dan semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca yang hendak memperdalam pemahaman tentang peran teknologi
informasi dalam era digitalisasi.
Akhir kata, saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam makalah
ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di
masa mendatang.

Bandung, 25 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................4
Runusan Masalah.................................................................................................5
Tujuan...................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
Bagaimana pola makan yang sehat dapat dipromosikan di kalangan remaja......6
Faktor - faktor yang mempengaruhi status gizi remaja........................................7
Bagaimana caranya meningkatkan asupan nutrisi harian pada diri sendiri secara
seimbang...............................................................................................................7
Bagaimana mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT) pada diri sendiri..................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
Kesimpulan...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diet merupakan mengatur asupan makanan dan minuman yang masuk
ke dalam tubuh seseorang berguna untuk menjaga kesehatan serta berat
badan yang lebih terkontrol dan cara yang aman saat melakukan diet
adalah dengan petunjuk dari dokter ahli gizi. Dimana kondisi tubuh setiap
orang berbeda – beda saat menerima diet yang dilakukan, terdapat kondisi
tubuh yang masih bisa menerima dan juga terdapat kondisi tubuh yang
tidak bisa menerima saat melakukan diet tersebut. Diet dibagi menjadi
dua, yaitu diet sehat dan diet tidak sehat. Tetapi pada jaman sekarang
orang menyebut diet tidak sehat itu dengan kata diet ekstrem. Melakukan
diet ekstrem juga dapat menimbulkan beberapa penyakit setelah
melakukannya, yaitu ketidakseimbangan elektrolit dimana saat tubuh tidak
menerima cukup mineral seperti natrium, glukosa, kalium, kalsium, zat
besi dan lainnya. Hal itu dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit
yang pada akhirnya membuat mundah, demam, diare dan sebagainya.
Ketidakteraturan menstruasi dimana tubuh tidak menerima cukup nutrisi,
ketidakseimbangan hormon akan terjadi di dalam tubuh. Sehingga dapat
merusak siklus menstruasi dan kesuburan perempuan. Penyakit jantung,
ketika tubuh tidak mendapat nutrisi yang cukup maka tekanan darah dari
tubuh menjadi sangat rendah. Dan jantung juga harus bekerja ekstra untuk
memompa darah ke berbagai bagian tubuh, ini dapat menyebabkan
sejumlah gangguan jantung bahkan gagal jantung. Dan masih banyak lagi
penyakit yang dapat timbul setelah melakukan diet ekstrem.
Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur keadaan tubuh akibat mengonsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu gizi kurang,
gizi baik dan gizi lebih dan obesitas. Konsumsi seseorang berpengaruh
pada status gizi seseorang dimana status gizi baik atau status gizi optimal
terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara
efisien, sehingga kemungkinan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum berada pada tingkat yang
optimal. Status gizi kurang akan terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial atau zat gizi yang tidak dapat
diproduksi sendiri oleh tubuh. Status gizi lebih terjadi akibat dari tubuh
memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan atau asupan zat gizi
yang melebihi kebutuhan tubuh perharinya (Almatsier, 2010).Remaja
merupakan salah satu subjek Rencana Pembangunan Kesehatan mengenai
status gizi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015-2019.
Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa
atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja
akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi pada remaja tersebut
(Sulistyoningsih, 2011). Remaja dikategorikan kelompok rentan masalah
gizi sehingga berisiko terhadap kesehatannya. Pada usia remaja percepatan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi lebih banyak
selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup dan kebiasaan yang
suka mencoba- coba makanan sehingga terjadi ketidak sesuaian asupan
energi dan zat gizi lainnya (Marmi, 2013).Permasalahan gizi banyak
dijumpai pada usia remaja, diantaranya gizi lebih, obesitas, gizi kurang,
anemia, pola makan yang salah dan sebagainya. Berdasarkan riset
kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) menunjukkan prevalensi gizi kurang
pada remaja di Provinsi Bali sebesar 11,1% terdiri atas 3,3% sangat kurus
dan 7,8% kurus dan prevalensi gizi lebih sebesar 13,9% yang terdiri dari
9,7% gemuk dan 4,2% sangat gemuk (obesitas). Kabupaten Karangasem
sendiri memiliki prevalensi status gizi sangat kurus pada remaja dengan
rentang usia 13- 15 tahun dan 16-18 tahun sebesar 3,3% dan 1,8%, status
gizi kurus sebesar 7,8% dan 6% , status gizi gemuk sebesar 6,5% dan
3,5% serta remaja dengan status gizi obesitas pada rentang usia 13-15
tahun dan 16-18 tahun sebesar 0,6% dan 0,3% (Riskesdas, 2013).
1.2 Runusan Masalah
2. Bagaimana pola makan yang sehat dapat dipromosikan di kalangan
remaja?
3. Apa faktor - faktor yang mempengaruhi status gizi remaja?
4. Bagaimana caranya meningkatkan asupan nutrisi harian pada diri
sendiri secara seimbang?
5. Bagaimana mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT) pada diri sendiri?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini agar dapat kebutuhan gizi dan pola
makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan, gaya hidup, dan tujuan
pribadi, Menganalisis kebiasaan makan saat ini dan merumuskan strategi
untuk mengubahnya agar lebih sehat dan seimbang, Mengidentifikasi
strategi diet yang efektif untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
yang sehat sesuai dengan kebutuhan individu. Meneliti hubungan antara
pola makan dan kinerja fisik untuk meningkatkan performa dalam olahraga
atau aktivitas fisik lainnya, Memahami peran pola makan dalam mencegah
penyakit tertentu, serta strategi diet untuk mengelola kondisi medis yang
sudah ada, seperti diabetes atau hipertensi. Membagikan pengetahuan dan
pengalaman pribadi tentang gizi dan diet kepada orang lain dalam upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang
sehat, Dengan menetapkan tujuan yang jelas, makalah tentang gizi dan diet
pada diri sendiri dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan
kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana pola makan yang sehat dapat dipromosikan di kalangan


remaja
Promosi pola makan yang sehat di kalangan remaja memerlukan
pendekatan yang holistik dan inklusif. Beberapa langkah yang dapat diambil
untuk mempromosikan pola makan yang sehat di kalangan remaja antara lain:
1. Pendidikan Gizi
Menyediakan informasi yang tepat dan mudah dipahami tentang
pentingnya
nutrisi, sumber makanan sehat, dan dampak buruk dari makanan tidak
sehat.
2. Peran Model
Mendorong peran model positif, termasuk orangtua, guru, dan tokoh
masyarakat, yang mempraktikkan pola makan sehat dan mempromosikan
gaya hidup sehat.
3. Ketersediaan Makanan Sehat
Membuat makanan sehat lebih mudah diakses di lingkungan sekolah,
seperti
kantin sekolah yang menyediakan pilihan makanan sehat dan menyediakan
air minum yang terjangkau.
4. Promosi Gaya Hidup Aktif
Mengintegrasikan promosi pola makan sehat dengan promosi gaya hidup
aktif dan olahraga untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya aktivitas
fisik dalam kesehatan holistik.
5. Keterlibatan Remaja
Melibatkan remaja dalam proses pengambilan keputusan terkait menu
makanan di sekolah, serta mengorganisir kegiatan atau program yang
membangun kesadaran akan pentingnya pola makan sehat.
6. Pendekatan Positif
Fokus pada pengembangan hubungan yang positif dengan makanan,
mengajarkan keterampilan memasak, dan mempromosikan konsep
makanan sebagai sumber energi dan nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
7. Kampanye Pemasaran yang Sehat
Mengawasi iklan dan promosi makanan yang ditujukan kepada remaja,
serta
mempromosikan kampanye pemasaran yang sehat untuk mendorong
konsumsi makanan sehat.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, pola makan yang sehat dapat
dipromosikan di kalangan remaja dengan cara yang efektif dan berkelanjutan.
2.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi status gizi remaja
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi remaja, termasuk:
1. Pola Makan
Kebiasaan makan yang tidak seimbang, seperti konsumsi makanan cepat
saji yang tinggi lemak dan gula, serta kurangnya konsumsi sayuran, buah-
buahan, dan sumber protein berkualitas dapat memengaruhi status gizi
remaja.
2. Aktivitas Fisik
Tingkat aktivitas fisik yang rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan
seperti obesitas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi status gizi.
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Ketersediaan dan aksesibilitas makanan bergizi, pendapatan keluarga, dan
status sosial ekonomi dapat memengaruhi kemampuan remaja untuk
memenuhi kebutuhan gizi mereka.
4. Pendidikan Gizi
Tingkat pengetahuan remaja tentang gizi dan keterampilan memasak juga
dapat mempengaruhi keputusan makan mereka.
5. Faktor Psikologis
Stres, tekanan teman sebaya, dan citra tubuh yang tidak realistis dapat
memengaruhi pola makan dan status gizi remaja.
6. Faktor Kesehatan
Kondisi kesehatan tertentu seperti gangguan makan, gangguan pencernaan,
atau gangguan metabolisme dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dan
status gizi.
7. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti lingkungan tempat tinggal, sanitasi, dan
aksesibilitas terhadap sumber makanan juga dapat mempengaruhi status
gizi remaja.
Memahami faktor-faktor ini penting untuk merancang intervensi yang efektif
dalam meningkatkan status gizi remaja dan mendorong pola makan yang
sehat.
2.3 Bagaimana caranya meningkatkan asupan nutrisi harian pada diri
sendiri secara seimbang
Meningkatkan asupan nutrisi harian secara seimbang memerlukan
perhatian terhadap berbagai jenis makanan dan nutrisi yang diperlukan tubuh.
Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan asupan nutrisi harian secara
seimbang:
1. Makan Beragam Jenis Makanan
Pastikan untuk mengonsumsi berbagai macam makanan, termasuk buah-
buahan, sayuran, biji-bijian, protein hewani dan nabati, serta produk susu.
2. Perhatikan Porsi dan Frekuensi Makan
Bagi asupan makanan Anda menjadi beberapa porsi yang lebih kecil
sepanjang hari, dan hindari makan berlebihan dalam satu waktu.
3. Prioritaskan Makanan Utuh
Pilih makanan utuh dan minimally processed yang kaya akan nutrisi,
seperti biji-bijian utuh, buah-buahan dan sayuran segar, serta sumber
protein yang sehat.
4. Konsumsi Protein yang Cukup
Pastikan untuk mendapatkan cukup protein dalam pola makan Anda, baik
dari sumber hewani maupun nabati, seperti daging tanpa lemak, ikan,
kacang-kacangan, dan produk kedelai.
5. Perhatikan Kualitas Lemak
Pilih lemak sehat seperti lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda
yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun, dan
hindari lemak jenuh dan trans
6. Sertakan Serat
Konsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran, buah-buahan, biji-
bijian utuh, dan kacang-kacangan untuk memperbaiki pencernaan dan
merasa kenyang lebih lama.
7. Minum Air yang Cukup
Pastikan untuk minum cukup air setiap hari untuk menjaga hidrasi yang
baik dan mendukung fungsi tubuh yang optimal.
8. Kurangi Konsumsi Gula dan Garam Berlebih
Batasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula tambahan dan
garam untuk mendukung kesehatan jantung dan menjaga tekanan darah
normal.
Dengan memperhatikan pola makan yang seimbang dan beragam, Anda
dapat meningkatkan asupan nutrisi harian Anda secara optimal untuk
mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
2.4 Bagaimana mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT) pada diri sendiri
IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan
kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan
tinggi badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu :
Berat badan (kg)
IMT = ----------------------------------------------
Tinggi Badan 2 (meter)
Dimana berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam satuan
meter. Untuk menentukan status gizi anak balita (usia 0-60 bulan), nilai IMT-
nya harus dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006);
sedangkan pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus
dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007).
 Menghitung status gizi diri sendiri
Berat Badan (Bb): 55 kg
Tinggi Badan (Tb): 155 cm2 IMT= 55/(1,55)2 =22,9
Setelah dilihat dari hasil IMT saya, dapat dikategorikan bahwa nilai
status gizi saya normal
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha
untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud
pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit. Penting untuk memastikan diet mencakup berbagai
macam makanan yang seimbang, mengandung cukup protein, lemak sehat,
karbohidrat kompleks, serta vitamin dan mineral yang diperlukan.
Monitoring asupan kalori juga penting untuk menjaga berat badan yang
sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, S. N. (2013). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih
Pada Remaja Di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health,
2(1), 2–8.
Ahli Gizi Indonesia, P. d. (2019). Penuntun Diet Dan Terapi Diet. Jakarta: EGC.
Almatsier, S. (2010). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Escott-Stump, S. (Ed.). (2017). Nutrition and Diagnosis-Related Care. Lippincott
Williams & Wilkins.
Mahan, L. K., & Raymond, J. L. (2016). Krause's Food & the Nutrition Care
Process. Elsevier Health Sciences.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RINEKA
CIPTA.

Anda mungkin juga menyukai