Anda di halaman 1dari 20

MENJELASKAN TENTANG KONSEP

KEBUTUHAN NUTRISI BAGI REMAJA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Kelompok II:
1
2
3
4
5
6
7
8

Adharian
Endang Lestari
Irma Nasrida
Mona Safira
Nurhijatul
Rauzatul Jannah
Rosiana
Vera Fajarini

DOSEN pembimbing : Wiqayatun Khazanah S.Gz

AKPER KESDAM IM BANDA ACEH


Banda Aceh tahun 2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan taklupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada

kami,

sehingga

kami

dapat

menyelesaikan

makalah

MENJELASKAN TENTANG KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI BAGI


REMAJA
Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Wiqa Selaku Dosen
mata kuliah Gizi dan diet ,ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai referensi buku dan referensi internet,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Banda Aceh, Maret 2016

Penyusun
Kelompok II

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Nutrisi pada remaja...............................................3
2.2 Penyebab terjadinya masalah gizi pada remaja........................ 9
2.3 Pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja..............11
2.4 Perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja sekolah..........12
2.5 Cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja...................14
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................16
3.2 Saran........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak


hingga masa awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga disebut sebagai
anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan
berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk
tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul
bersama keluarga.
Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan
atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah
kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif
pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi
belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah), penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
membuktikan banyak sekali remaja yang mengalami masalah gizi,
masalah tersebut antara lain Anemi (berkisar 40%) dan IMT kurang dari
batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa
menyebabkan hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor
penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya
penanggulangannya.

(Sumber : Siti Zulfah, DCN,


M.Kes)

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
A. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada remaja
B. Untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah gizi pada remaja
C. Untuk mengetahui pola makan dan kebutuhan energy pada masa
remaja
D. Untuk mengetahui perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaaj
sekolah
E. Cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja

1.3Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
A. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada remaja ?
B. Apa penyebab terjadinya masalah gizi pada remaja ?
C.

Bagaimana mengetahui pola makan dan kebutuhan energi pada


masa remaja ?

D. Bagaimana perilaku gizi yang salah pada remaja sekolah ?


E. Bagaiman cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan nutrisi pada remaja
A.

Pengertian Gizi Seimbang Bagi remaja


Gizi artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Dapat

juga di artikan sari makanan yang bermanfaat bagi kesehatan.


Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang di konsumsi remaja
yang mengandung zat sumber tenaga, zat pembangun,dan zat pengatur
serta beraneka ragam jenisnya.
Berikut ini faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia
remaja seperti

1.

Aktivitas fisik

2.

Lingkungan

3.

Pengobatan

4.

Depresi dan kondisi mental

5.

Penyakit

6.

Stres

Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang


beragam dan gizi seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis
olahan pangan dengan memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan
gizi pada usia tersebut dimana sangat membutuhkan makanan yang
sangat bergizi.

B.

Manfaat Gizi Seimbang Bagi Remaja

Manfaat gizi seimbang bagi remaja yaitu :


1. Membantu konsentrasi belajar
2. Beraktivitas
3. Bersosialisasi

4. Untuk kesempurnaan fisik


5. Tercapai kematangan fungsi seksual dan
6. Tercapainya bentuk dewasa.

C. Nutrisi bagi remaja


Kebutuhan Zat Gizi untuk Remaja
Beberapa alasan yang mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat
gizi adalah :
1. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat
2. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi
3. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi di banding
usia lainnya
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan
dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa
tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut:

Tinggi badan
1. Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.
2. Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak
ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan
linear dapat melambat atau terhambat bila kecukupan makanan /
energi sangat kurang atau energy expenditure meningkat misal pada
atlet.

Berat badan
1. Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa
remaja.
2. Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

Komposisi tubuh

1. Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun


massa ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan
perempuan sama.
2. Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot
lebih ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional,
demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.
3. Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23%
pada yperempuan dan 15% pada lelaki.
4. Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan
pada yakhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.
5. Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan
dengan ypubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah
pada masa dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan
yang turut menentukan awitan pubertas.
6. Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan
indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut
umur). Rumus IMT = BB/TB.
Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di
bawah ini:
1. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
4. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta
perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi
merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang

terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai
dewasa. Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:
Energi
Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal
dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang
masa remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan
jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki
lebih tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung
lemak lebih banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat
bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan
(TB) akan lebih sesuai.
Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi
dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada masa ini
dapat berakibat terjadinya keterlambatan pubertas dan atau hambatan
pertumbuhan.
Protein
Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk
rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan untuk
peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh.
Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi
(perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein
secara konsisten pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear
berkurang, keterlambatan maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi
massa tubuh tanpa lemak.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga
sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau
lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat
sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.
Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok
lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya
meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di

Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang
mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi
gizi lebih.
Lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai
negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi
lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10%
berasal dari lemak jenuh.
Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging (berlemak), keju,
mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es
krim, dan lain-lain.
Mineral
Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan
yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami
pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan
massa tulang berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan
kalsium menjadi sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta
mencegah risiko fraktur dan osteoporosis.
Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa
tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of
opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa
depan.
Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok
remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik,
disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang
difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada
susu (300mg per saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan farmasi
(dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar
25-35%. Preparat kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi
bersama makanan dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.
Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada
remaja baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya

pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja
perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan
pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam
bentuk neme yang
terdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme
yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.
Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses
metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen.
Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan
maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein,
kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan
kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan
sumber seng yang baik.
Vitamin
Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga
diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik.
Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber
vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber
- karoten sebagai pro-vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa
wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.
Vitamin E.
Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja
karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang
mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber
vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.
Vitamin C .
Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat
menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan
pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok
lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup
dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan vitamin
C hingga 35 mg per hari.
Folat.

Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga


kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada
masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina
bifida pada bayi.
Lain-lain
Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal usus dan
mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti kanker,
penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan serat yang
cukup juga diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga kadar
gula darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per
hari dapat dihitung dengan rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas
sebesar ( umur + 10 ) gram.
(Sumber : IDAI)

2.2 Penyebab terjadinya masalah gizi pada remaja


Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja sering terjadi.
Selain kekurangan energi dan protein, anemia gizi dan defisiensi
berbagai vitamin juga sering terjadi. Sebaliknya juga masalah gizi
berlebih (overnutrition) yang ditandai oleh tingginya angka obesitas
pada remaja terutama di kota-kota besar.
Berbagai faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia remaja
antara lain adalah:

1. Kebiasaan makan yang buruk


Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan
makan keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan
terus terjadi pada usia remaja. Mereka makan seadanya tanpa
mengetahui kebutuhan akan berbagai zat gizi dan dampak tidak
dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka.

2. Pemahaman gizi yang keliru

Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja


terutama remaja putri. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena
untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan
pembatasan makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka
tak terpenuhi.
Hanya makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak
makan nasi merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru
dan mendorong terjadinya gangguan gizi.

3. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu.


Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja
menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu
biasanya terkait dengan mode yang tengah marak dikalangan remaja.
Di tahun 1960an misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat
menggandrungi makanan berupa hotdog dan minuman bersoda.
Kebiasaan ini kemudian menjalar ke remaja-remaja di berbagai negara
lain termasuk di Indonesia.

4. Promosi yang berlebihan melalui media massa


Usia remaja merupakan usia disana mereka sangat mudah tertarik
pada hal-hal yang baru. Kondisi itu dimanfaatkan oleh pengusahan
makanan dengan mempromosikan produk makanan mereka, dengan
cara yang sangat mempengaruhi para remaja. Lebih-lebih jika promosi
itu dilakukan dengan menggunakan bintang film yang menjadi idola
mereka.

10

5. Masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari


negara lain secara bebas membawa pengaruh terhadap
kebiasaan makanan para remaja.
Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara
barat seperti hotdog, pizza, hamburger, fried chichken, dan french fries,
berbagai jenis makanan berupa kripik yang tergolong junk food sering
dianggap sebagai tren yang harus dikuti oleh para remaja.
Berbagai jenis fast food dan junk food berbahaya untuk
kesehatan karena kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi
disamping kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai
penyakit kardiovaskuler pada usia muda.

( Sumber : id.shvoong.com)

2.3 Pola makan dan kebutuhan energi pada masa


remaja

1.

Pola makan masa remaja


a.

b.
c.
d.

2.

Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut


terlambat
sekolah.
Mengakibatkan
anak
sering
menyimpang dari kebiasaan makannya.
Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
Anak yng memiliki aktivitas tinggi di luar rumah
cenderung melupakan waktu makan.
Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt
(buth zat gizi yang relative tinggi).

Kebutuhan energi untuk remaja

Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung


aktifitas sehari-hari serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh.

11

Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi


(AKG)
Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas
kecukupan beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur
bayi sampai lansia.
Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy
sebesar :
a) Umur 10-12 tahun : 2050 kkal
b) Umur 13-15 tahun : 2400 kkal
c) Umur 16-18 tahun : 2600 kkal

Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badan


Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja
ialah dengan menggunakan rumus berikut :

Remaja putri
a) Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari
b) Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari

Remaja putra
a) Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari
b) Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

(Sumber : Rini Andriani)

2.4 Perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja


sekolah
Ketidaktahuan akan gizi yang benar pada usia remaja ataupun
sekolah yang menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku
komsumsi gizi yang salah. Berikut beberapa perilaku konsumsi gizi
yang salah pada remaja / anak sekolah :

12

a. Tidak mengkonsumsi menu gizi seimbang


Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan , ini biasanya
hanya gemar pada makanan seperti mie , padahal jelas mie goring itu
hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja. Tidak ada sumber
protein , vitamin dan mineral .

b.

Kebiasaan tidak sarapan pagi

Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang


khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi dipagi hari
dimana para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang
sangat padat disekolah apabila anak-anak terbiasa sarapan pag, maka
akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutaa daya ingat sehingga
dapat mendukung prestasi belajar anak/remaja tersebut kearah yang
baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling
baik agar dapat berkonsentrasidsekolah.
Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena
semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit
berkonsentrasi disekolah/ dikampus.

c.

Jajan tidak ehat disekolah/ dikampus

Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan


disekolah. Hal ini merupakan upaya utuk memenuhi kebutuhan dan
energi karena aktivitas disekolah yang tinggi. Biasanya para remaja
sekolah ini menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari
lemak dan gula. Padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan
serat dan kalorinya yang tidak terlalu tinggi.

d. Kurang mengonsumsi buah dan sayur


Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apabila
mengonsumsi buah dan sayur.
Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat gizi vitamin,
serat dan mineral. Yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan
kecerdasan remaja atau anak tersebut

13

e. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food


Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast
food dan junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang
ada ditelevisi sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk
food menunjukan status sosial yang tinggi dan mengadung gizi yang
baik.

f.

Konsumsi Gula Berlebihan

Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan


yang serba manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. Pada
umumnya menggunakan pemanis yang tidak aman untuk tubuh.

g.

Konsumsi Natrim Berlebihan

Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka


membeli jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan
ringan yang rasanya asin. Kelebihan natrium menyebabkan kadar
natrium dalam darah meningkat. Akibatnya volume darah juga
meningkat karena kelebihan air disebabkan osmosis. Peningkatan
volume darah menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi
hipertensi.

h.

Konsumsi Lemak Berlebihan

Pada remaja lebih suka makanan jajanan seperti bakso, mie


ayam, dan soto yang mengandung tinggi lemak ketimbang makan
makanan yang di masak oleh orang tua dirumah. Sehingga tubuh remaja
tersebut tinggi akan lemk dan kolesterol.

i.

Mengkonsumsi Makanan Beresiko

Mengkonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berebihan, kafein


dan pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. Untuk kesehatan
dan berdampak buruk bagi tubuh di masa depan.
(Sumber : Indah Verawati)

2.5 Cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja


Cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja

14

Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan


penanggulangan masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara
lain:
1. Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif
dilakukan di sekolah, khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa
ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah
pertumbuhan pada masa balita.
2. Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada
keadaan yang biasa terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat
gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan sehari-hari dengan
harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil
besi dan vitamin A.
3. Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan
makanan dengan tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi
(kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang ditambahkan
adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara
bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan
fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun
fortifikasi besi pada tepung.
(Sumber : Indriana Herawati)

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses
kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan
berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara
asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu
berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja
akan di pengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah satu area
penting dalam kesehatan remaja adalah kesehatan reproduksi remaja.
Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health) adalah upaya
kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang
berperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksi remaja adalah status gizi.

3.2 Saran
1. Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walaupun mempunyai
aktivitas yang sangat padat.
16

2. Sadar bahwa kesehatan itumahal harganya, lebih baik menjegah daripada


mengatasi.
3. Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin
banyak prestasi yang dihasilkan di negara ini. Karena dengan remaja yang
terpenuhi zat gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam belajar dan
berkreasi.

DAFTAR PUSTAKA
http://rini-andriani.blogspot.co.id/2012/04/gizi-remaja.html

http://indahverawati.blogspot.co.id/2015/04/makalahgizi-pada-usia-remaja.html
indriana112.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja
Zulfah, Siti.Impilikasi Gizi Dalam Kehidupan,Rineka Cipta,Jakarta,2004

17

Anda mungkin juga menyukai