Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

DIET SEHAT DAN TIDAK SEHAT PADA MASA REMAJA


DI ABIANTUBUH MATARAM

OLEH :
NABILA DWI SAPUTRI (221FI0006)

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Perumusan Masalah ....................................................................2
C. Tujuan penelitian.........................................................................2
D. Manfaat penelitian.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Remaja putri adalah masa perkembangan transisi dari anak-anak menjadi

perempuan dewasa yang pada umumnya berusia 10-21 tahun. Remaja putri

mengalami perubahan fisik, psikososial, dan kognitif yang signifikan pada masa

ini. Perkembangan fisik remaja putri yang ditandai dengan pertambahan berat

badan yang drastis terjadi selama masa pubertas akibat peningkatan komposisi

massa lemak, sedangkan pada remaja putra akibat meningkatnya komposisi

massa otot (Batubara, 2010). Peningkatan komposisi massa lemak pada remaja

putri sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya

sebagai pembentukan hormon seksual karena lemak adalah salah satu zat gizi

yang digunakan dalam kematangan seksual (Handayani et al., 2013). Remaja

putri yang mengalami pubertas memiliki tanda kelamin sekunder yang ditandai

dengan timbulnya lemak spesifik yang biasanya ditimbun di perut bagian bawah

lengan atas, payudara, paha, dan alat genital (Widyaningtyas & Kartini, 2013). Diet remaja yang tidak
optimal dan menyebabkan asupan gizi tidak terpenuhi

akan berhubungan dengan penurunan kualitas kesehatan (Rahman et al., 2016).

Potensi perilaku diet tidak sehat hingga menyebabkan perilaku makan

menyimpang dapat terjadi pada remaja. Penelitian Tantiani & Syafiq (2008)

mengenai perilaku makan menyimpang pada remaja di Jakarta menyatakan

bahwa individu yang memiliki metabolisme yang baik dapat menerapkan

perilaku diet sehat dan mendapat efek yang memuaskan, namun bagi individu

yang tidak memiliki metabolisme yang baik, metode diet hampir tidak pernah

berhasil. Individu yang tidak mendapat efek yang diinginkan inilah yang mulai

merasa putus asa dan mulai melakukan perilaku makan menyimpang (Eating

Disorder). Tiga major eating disorder adalah anorexia nervosa, anorexia

bulimia, dan binge eating disorder (Helgeson, 2017).

Faktor yang memengaruhi perilaku diet remaja yaitu, pendapatan orang tua,

teman sebaya, dan pengetahuan (Rahman et al., 2016). Penelitian yang


dilakukan oleh Safitri, Novrianto dan Marettih (2019) tentang body

dissatisfaction dan perilaku diet pada remaja perempuan didapatkan bahwa

beberapa faktor yang dapat memicu perilaku diet antara lain, pengaruh

hubungan keluarga, nilai kesehatan (health belief), ekonomi keluarga,

kepribadian, status sosial, dan body dissatisfaction. Guru di sekolah menjadi

faktor lain yang memengaruhi diet pada remaja. Penelitian dilakukan oleh

Parker et al. (2020) mengenai kualitas diet guru sekolah dasar dan menengah di

Amerika Serikat didapatkan bahwa responden memiliki kebiasaan diet pribadi

yang cukup tidak sehat. Responden yang memiliki diet paling tidak sehat lebih

cenderung terlibat dalam praktik kelas yang dapat berdampak buruk pada pola

diet siswa mereka.

Perilaku diet remaja juga tidak terlepas dari faktor media dan periklanan.

Remaja yang memiliki pengaruh terhadap media atau periklanan dan

melakukan perilaku diet yang sehat sebanyak 45 siswi (83,3%), sedangkan

remaha yang melakukan perilaku diet tidak sehat sebanyak 9 siswi (16,7%)dengan total 54
responden (Putri, 2014). Pengaruh teman sebaya sangat

berperan besar pada remaja terhadap perilaku diet (Nurjanah, 2017). Uang saku

dan status gizi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku diet,

sedangkan faktor psikologis memiliki hubungan dengan perilaku diet (Putri,

2014).

Perilaku diet remaja memiliki hubungan dengan status gizi yang buruk

dikarenakan pembatasan konsumsi makanan yang tidak sesuasi dengan kaidah

ilmu gizi seringkali dilakukan oleh remaja (Fresthy et al., 2020). Perubahan

fisik selama masa pubertas juga dapat memengaruhi citra tubuh karena masa ini

adalah masa peningkatan kesadaran diri. Citra tubuh yang dimunculkan

cenderung negatif sehingga remaja seringkali mengalami body dissatisfaction

atau ketidakpuasan pada bentuk tubuh (Mulgrew, 2020). Faktor lain yang

memengaruhi perilaku diet remaja adalah usia karena perhatian terhadap

pertumbuhan fisik dan citra tubuh yang cenderung salah mulai terjadi pada

remaja menengah usia 15 – 17 tahun (Krummel & Kris-Etherton, 1996).

Berdasarkan masalah di atas, pola hidup sehat dengan menerapkan perilaku diet
sehat pada remaja adalah salah satu upaya yang harus dilaksanakan dengan cara

yang tepat dan baik, agar tujuan yang diharapkan tercapai dengan maksimal dan

pemenuhan nutrisi pada masa remaja akan sangat memengaruhi pertumbuhan

pada masa selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk

mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pemilihan diet sehat atau

diet tidak sehat pada remaja putri.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu diet?
2) Jelaskan manfaat dan tujuan diet?
3) Apa yang di maksud masa remaja?
4) Apa saja bahaya diet dan dampaknya?
5) Bagaimana cara mengatur pola makan yang baik?
6) Bagaimana moment makan yang baik?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tentang difinisi diet pada masa remaja, dampak diet dan cara mengatur
pola makan yang baik pada saat diet.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti ,hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
gambaran perilaku diet penurunan berat badan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi diet penurunan berat badan remaja putri .
2. Bagi pihak pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
terhadap pihak pendidikan sehingga memberikan perhatian terhadap para
mahasiswa khususnya remaja putri dengan memberikan edukasi gizi untuk
meningkatkan pengetahuan gizi agar tidak menerapkan perilaku diet yang tidak
sesuai dengan gizi seimbang.
3. Bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan program
penanggulangan gizi pada remaja putri, sehingga terhindar dari masalah gizi yang
diakibatkan perilaku diet penurunan berat badan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi mereka.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Difinisi Diet
Diet menurut Mary E. Beck (2011) merupakan pilihan makanan yang dikonsumsi seseorang
atau suatu populasi.Pengertian lainnya diet merupakan pola makan sehat yang dilakukan
seseorang. Dapat disimpulkan pengertian diet adalah mengatur pola makan sehari-hari
dengan tujuan menyeimbangkan berat badan. Perilaku diet terbagi 2 macam yaitu diet tidak
sehat dan perilaku diet sehat. Berkembangnya budaya fesyen,masyarakat telah
diperkenalkan mengenai bentuk tubuh ideal. Tubuh ideal merupakan standar baru bagi
semua orang termasuk remaja. Remaja yang memiliki bentuk tubuh tidak ideal dianggap
tidak normal.
Remaja adalah individu yang berada diantara masa peralihan menuju dewasa dari anak-
anak. Pada saat ini minat terhadap penampilan sangat besar. Beberapa remaja yang
memiliki tubuh gemuk akan cenderung menutup diri dari orang-orang sekitar dibanding
remaja bertubuh kurus.Pada masa ini kekurangan nutrisi ataupun ketidakseimbangan
kebutuhan gizi dalam tubuh akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu,
masa remaja adalah masa perkembangan utama terhadap risiko penyakit-penyakit kronis
dan gangguan metabolisme yang akan muncul saat dewasa. Beberapa contoh penyakit yang
termasuk dalam sindrom metabolik yaitu Kolesterol, Hipertensi, Hiperglisemia, Diabetes
Mellitus (DM), Serangan Jantung, Stroke, dan Kanker.Herbalife yang merupakan perusahaan
Multi Level Marketing (MLM) diklaim mampu menurunkan berat badan. Produk ini
dipasarkan kepada konsumen yang memiliki masalah dengan berat badan. Produk ini
termauk suplemen herbal,tetapi beberpa penalties menyebutkan produk ini mengandung
senyawa efedrin yang berfungsi mempercepat metabolism dan menurunkan nafsu makan
sehingga bisa menimbulkan efek samping berbahaya jika digunakan tidak sesuai anjuran.
Hasil studi pendahuluan menujukkan, mayoritas konsumen hanya mengandalkan produk ini
dan sudah melakukan diet tanpa diimbangi olahraga dan menjaga pola makan sehingga
penurunan
berat badan akan berlangsung secara instan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan
program diet yang dianjurkan pemerintah yaitu
dengan makan-makanan gizi seimbang.

Anda mungkin juga menyukai