Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR ILMU GIZI “PUBLIC HEALTH NUTRITION”

MATA KULIAH : ILMU GIZI

OLEH

NAMA : SARI AGUSTINA (G1D123231)

: GRECIA ENJELINA (G1D123217)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PUBLIC HEALTH
NUTRITION”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah ilmu gizi di
Universitas Jambi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada segenap pihak yang berkontribusi atas proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan kesehatan, penerapan di
lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin

Jambi, februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kesehatan Gizi Masyarakat ...................................................................................6
2.2 Konsep Gizi Seimbang .......................................................................................................8
2.3 Angka Kecukupan Gizi (AKG) ........................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
3.2 Saran ......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSATAKA ............................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi lebih merupakan salah satu masalah gizi yang terjadi di Indonesia. Persentase orang
yang mengalami gizi lebih semakin meningkat, termasuk pada anak sekolah dasar. Gizi kurang
dapat menimbulkan dampak tidak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Gizi
kurang pada anak sekolah dapat menyebabkan kurang energi yang menyebabkan tubuh mudah
lelah ketika beraktivitas, mudah terserang penyakit, menghambat prestasi pembelajaran,
pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak-anak, akan menurunkan potensi sumber
daya pembangunan masyarakat selain itu gizi yang kurang juga akan membuat sistem imun pada
anak lemah. Status gizi digunakan untuk mengetahui kebutuhan gizi anak berdasarkan usianya
(Nugraheni et al., 2018). Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena remaja masih mengalami
masa pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi
dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Remaja
memiliki kebutuhan nutrisi yang unik apabila ditinjau dari sudut pandang biologi, psikologi, dan
dari sudut pandang sosial. Secara biologis kebutuhan nutrisi mereka selaras dengan aktivitas
mereka. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan mineral per unit dari setiap
energi yang mereka konsumsi dibanding dengan anak yang belum mengalami pubertas. Adapun
apabila ditinjau dari sudut pandang sosial dan psikologis, remaja sendiri meyakini bahwa mereka
tidak terlalu memerhatikan faktor kesehatan dalam menjatuhkan pilihan makanannya, melainkan
lebih memerhatikan faktor lain seperti orang dewasa yang ada di sekitarnya, budaya hedonistik,
lingkungan sosial, dan faktor lain yang sangat memengaruhinya. Masa remaja kebutuhan
nutrisi/gizi perlu mendapat perhatian karena kebutuhan akan nutrisi yang meningkat karena
adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan, berubahnya gaya hidup dan
kebiasaan makan pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan asupan gizi/nutrient, kebutuhan
khusus nutrient perlu diperhatikan pada kelompok remaja yang memiliki aktivitas olahraga,
mengalami kehamilan, gangguan perilaku makan, retriksi asupan makan, konsumsi alkohol,
obat-obatan maupun hal-hal lain yang biasa terjadi pada remaja (Adriani & Wirjatmadi, 2016).
4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang menjadi landasan pembuatan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa konsep dan pendekatan public health nutrition ?


2. Apa perbedaan antara public health nutrition, community nutrition, clinical nutrition ?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep gizi seimbang ?
4. Bagaimana ketentuan angka kecukupan gizi?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep dan pendekatan public health nutrition


2. Mengetahui perbedaan antara public health nutrition, community nutrition, clinical
nutrition
3. Mengetahui yang dimaksud dengan konsep gizi seimbang
4. Mengetahui ketentuan angka kecukupan gizi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kesehatan Gizi Masyarakat

Gizi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari segala sesuatu terkait sesuati makanan
dalam hubungan dengan kesehatan yang optimal. Gizi berkaitan dengan kesehatan tubuh dimana
berfungsi untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jaringan tubuh serta
mengatur proses kehidupan. Selain itu gizi sangat berperan penting untuk menumbuhakan
pembangunan dikarenakan berpengaruh dengan berkembang dan tumbuhnya sumber daya
manusia. Ilmu gizi itu sendiri berperan sebagai sumber energi yang berfungsi untuk
menggerakkan tubuh dan proses metabolisme dalam tubuh. Sumber energi yaitu karbohidrat,
protein dan lemak yang memiliki ikatan orgaik mengandung karbon untuk dapat dibakar.
Protein, lemak, vitamin dan mineral yang berperan sebagau membentuk sel-sel pada jaringan
tubuh berfungsi sebagai untuk proses pertumbuhan dan mempertahankan jaringan. (Almatsier,
2011).

Definisi Public health nutrition menggunakan penerapan gizi untuk mendorong


pertumbuhan populasi yang sehat. Tanpa nutrisi yang tepat, masyarakat menjadi lebih rentan
terhadap penyakit, penyakit, dan masalah kesehatan lainnya. Gizi kesehatan masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gizi secara keseluruhan di antara suatu populasi. Hal ini
dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui layanan kesehatan, pengembangan
program, dan advokasi kebijakan. Ahli gizi kesehatan masyarakat adalah seorang ahli yang
bekerja di bidang ini, memberikan pendidikan dan sumber daya terkait nutrisi. Karier di bidang
nutrisi dapat berarti merancang program nutrisi publik, penilaian pasien, pembuatan rencana pola
makan-kesehatan, dan pendidikan masyarakat umum tentang cara menjaga pola makan bergizi
seimbang. Ini semua merupakan strategi penting dalam menjaga tingkat kesehatan gizi yang
tinggi bagi banyak orang.

Sedangkan community nutrition adalah proses membantu individu dan kelompok


mengembangkan kebiasaan makan yang sehat untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit. Tujuan gizi masyarakat adalah untuk mengedukasi individu dan kelompok agar
6
menerapkan kebiasaan makan yang sehat. Ahli gizi dan ahli gizi bekerja sama dengan banyak
profesional kesehatan lainnya dalam mempromosikan peningkatan gizi masyarakat. Upaya
mereka menekankan pendekatan preventif dalam mendidik individu tentang bagaimana
perubahan kebiasaan makan akan mengurangi risiko penyakit. Nutrisi komunitas berfokus pada
semua kelompok umur. Kelompok yang menjadi sasaran berkisar dari bayi, wanita hamil, hingga
orang dewasa yang lebih tua. Misalnya, seorang wanita hamil muda mungkin tidak menyadari
betapa kebiasaan makan yang buruk mempengaruhi perkembangan janinnya atau dia mungkin
tidak menyadari pentingnya menyusui. Orang lanjut usia mungkin kehilangan minat makan
karena kesepian, ketidakmampuan menyiapkan makanan, atau kondisi fisik seperti kesulitan
mengunyah. Penderita diabetes mungkin tidak memahami perlunya mengontrol kadar glukosa
darah melalui pola makan dan pengobatan.

Lain halnya dengan clinical nutrition, Nutrisi klinis berpusat pada pencegahan, diagnosis,
dan pengelolaan perubahan nutrisi pada pasien yang terkait dengan penyakit dan kondisi kronis
terutama di layanan kesehatan . Klinis dalam pengertian ini mengacu pada penatalaksanaan
pasien, termasuk tidak hanya pasien rawat jalan di klinik dan praktik swasta, tetapi juga pasien
rawat inap di rumah sakit. Ini terutama mencakup bidang ilmiah nutrisi dan dietetika . Selain itu,
nutrisi klinis bertujuan untuk menjaga keseimbangan energi yang sehat , sekaligus memberikan
nutrisi yang cukup seperti protein, vitamin, dan mineral kepada pasien. Biasanya, individu
memperoleh nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh mereka melalui pola makan normal sehari-
hari yang memproses makanan sesuai kebutuhan di dalam tubuh. Namun demikian, ada keadaan
seperti penyakit, kesusahan, stres, dan sebagainya yang dapat menghalangi tubuh memperoleh
nutrisi yang cukup melalui makanan saja. Dalam kondisi seperti itu, suplementasi makanan yang
diformulasikan secara khusus untuk kondisi individu mungkin diperlukan untuk mengisi
kekosongan yang disebabkan oleh kondisi tertentu. Hal ini bisa datang dalam bentuk Nutrisi
Medis. Di antara cara pemberian, cara nutrisi yang disukai adalah, jika memungkinkan,
pemberian oral. Alternatifnya termasuk pemberian enteral (dalam pemberian makanan
nasogastrik) dan intravena (dalam nutrisi parenteral).

7
2.2 Konsep Gizi Seimbang

Pengetahuan gizi seimbang merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber–sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak
menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak
hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmodjo, 2003). Gizi Seimbang adalah susunan pangan
sehari- hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. (Kemenkes RI,
2014).

Gizi seimbang adalah susunan keanekaragaman pangan sehari- hari yang mengandung
zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan, serta memperhatikan aktivitas fisik, perilaku hidup bersih
dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Depkes, 2013).
Menurut Sulistiyo (2011) bahwa pola makan adalah karakteristik kegiatan yang berulang kali
dalam memenuhi kebutuhan akan makan termasuk macam dan jumlah bahan makanan yang
dimakan setiap hari serta cara memilih makanan. Pola makan seimbang adalah susunan makanan
yang biasa dimakan mencakup jenis dan jumlah bahan yang dikonsumsi seseorang atau
kelompok orang/penduduk dalam frekuensi dan jangka waktu tertentu dengan seimbang
(Kemenkes, 2012).

Menurut devi (2012) merumuskan bahwa pola makan seimbang untuk anak sekolah harus
memenuhi zat gizi makro dengan karbohidrat 45-65 persen total energi, protein 10-25 persen
total energi dengan perbandingan protein phewani dan nabati = 2:1, lemak 25-40 persen total
energi, selain itu harus memenuhi kebutuhan zat gizi mikro seperti halnya vitamin dan mineral.

Berdasarkan Kemenkes RI (2014) adapun metode pengenalan Pedoman Gizi Seimbang


yang sering dipakai saat ini dalam dunia kesehatan, yakni :

A. 10 Pesan Gizi Seimbang


1) Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam Makanan

8
Cara menerepakan pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima kelompok pangan
setiap hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan
pokok, lauk-pauk, sayuran, buah- buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu
jenis untuk setiap kelompok makanan (Makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-
buahan) setiap kali makan akan lebih baik. Setiap orang diharapkan selalu bersyukur dan
menikmati makanan yang dikonsumsinya. Bersyukur dapat diwujudkan berupa berdoa
sebelum makanan. Nikmatnya makanan ditentukan oleh kesesuaian kombinasi aneka
ragam dan bumbu, cara pengelolahan penyajian makanan dan suasana makan. Cara makan
yang baik adalah makan yang tidak tergesah-gesah. Dengan demikian makanan dapat
dikunyah, dicerna dan diserap oleh tubuh dengan lebih baik.

2) Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah-Buahan

Buah dan sayur merupakan sumber zat pengatur, yaitu sumber vitamin dan
mineral. Sayuran merupakan salah satu sumber vitamin A, Vitamin C, Vitamin B, Ca, Fe,
menyumbang sedikit kalori serta sejumlah mikronutrien. Vitamin dan mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh, apabila kekurangan dalam susunan hidangannya sehari-hari dalam
waktu yang lama, maka akan menderita berbagai penyakit kekurangan vitamin dan
mineral. Selain itu buah dan sayuran juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber)
serta sejumlah antioksidan yang telah terbukti mempunyai peranan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh. (Fatimah, 2020).

3) Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk Yang Mengandung Protein

Lauk-pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein
nabati. Kelompok pangan lauk-pauk sumber protein hewani meliputi daging (daging sapi,
kambing, Rusa dan lain-lain), unggas (daging ayam, daging bebek dan lain-lain), ikan,
telur dan susu serta olahaannya. Kelompok pangan lauk-pauk sumber protein nabati
meliputi kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti kedelai, tahu, tempe, kacang hijau,
kacang merah, kacang tanah, kacang hitam, kacang tolo dan lain-lain. Meskipun kedua
kelompok pangan tersebut (pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein

9
nabati) sama-sama menyediakan protein, tetapi masing-masing kelompok pangan
tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan.

4) Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok

Salah satu cara mengangkat citra pangan karbohidrat lokal adalah dengan
mencampur makanan karbohidrat lokal dengan terigu, seperti pengembangan produk boga
yang beragam misalnya, roti atau mie campuran tepung singkong dengan tepung terigu,
pembuatan roti gulung pisang, singkong goreng keju dan lain-lain.

5) Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin dan Berlemak

Peraturan Kemenkes no 30 tahun 2013 tentang pencantuman informasi kandungan


gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji
menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 gr (4 sdm), natrium lebih dari 200 mg (1
sendok teh) dan lemak/ minyak total lebih dari 67 gr (5 sdm) per orang per hari akan
meningkatkan resiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung. Informasi
kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan yang tercantum pada label
pangan dan maknan siap saji harus diketahui dan mudah di baca dengan jelas oleh
konsumen.

6) Biasakan Sarapan

Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi
sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi)
dalam rangka mewujudukan hidup sehat, aktif , dan produktif. Masyarakat Indonesia
masih banyak yang belum membiasakan sarapan. Padahal dengan tidak sarapan akan
berdampak buruk terhadap proses belajar di sekolah bagi anak sekolah, menurunkan
aktivitas fisik, menyebabkan kegemukan pada remaja, orang dewasa, dan meningkatkan
resiko yang tidak sehat.

7) Biasakan Minum Air Putih Yang Cukup dan Aman

Fungsi air dalam tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dalam
tubuh, mengatur suhu tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam
10
tubuh dan melancarkan pembuangan kotoran tubuh baik buang air besar ataupun air
bersih. Maka dari itu air yang diminum harus bersih dan aman, maksud aman yakni
terbebas dari kuman atau bakteri.

8) Biasakan Membaca Label Pada Kemasan Pangan

Label adalah tulisan, tag, gambar, atau deskripsi yang lain mengenai keterangan
isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang di
cantumkan pada suatu wadah atau kemasan. Semua keterangan yang rinci pada label
makanan yang dikemas sangat sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-
bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan bahaya
yang mungkin terjadi pada konsumen yang beresiko tinggi karena punya peyakit tertentu.
Oleh karena itu dianjurkan untuk membaca label pangan yang dikemas terutama
keterangan tentang informasi kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli
atau mengonsumsi makanan tersebut.

9) Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Air Bersih dan Mengalir

Peggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat
disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal. Perilaku hidup bersih harus dilakukan
atas dasar kesadaran oleh setiap anggota keuarga agar terhindar dari penyakit, karena 45%
penyakit diare bisa dicegah dengan mencuci tangan.

10) Lakukan Aktivitas Fisik Yang Cukup dan Peratahankan Berat Badan Normal

Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran


tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila
seseorang melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal
3-5 hari dalam seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain
aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel
dan naik turun tangga. Kegiatan memantau berat badan yakni dengan menimbang berat
badan setiap bulannya (Suhaimi, 2019).

B. Isi Piringku

11
Pada konsep Pedoman Gizi Seimbang Isi Piringku terdapat empat jenis porsi pola
makanan sehat dalam piring sekali makan. Selain itu, juga menganjurkan melakukan tiga
jenis kegiatan untuk menyeimbangkan pola hidup sehat. 4 jenis porsi pola makanan sehat
dalam piring sekali makan, yaitu :

1) Makanan pokok
Makanan pokok adalah pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi atau telah
menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di Indonesia sejak lama. Porsi
makanan pokok dalam sekali makan sebanyak 2/3 dari ½ piring. Makanan pokok sangat
beragam, sesuai dengan keadaan budaya setempat contoh beras, singkong, jagung, talas,
ubi, sagu dan produk olahannya seperti roti, pasta, mie dan lain- lain.
2) Lauk-pauk
Lauk-pauk terdiri dari pangan bersumber protein hewani dan pangan sumber protein
nabati. Porsi makan untuk lauk-pauk sebanyak 1/3 dari ½ piring sekali makan. Lauk-
pauk hewani seperti daging (sapi, kambing, rusa dan lain-lain), unggas (ayam, bebek
dan lain-lain), ikan dan hasil laut, telur, susu dan olahannya. Sumber protein hewani
mengandung asam amino lengkap sehingga mudah diserap tubuh. Lauk-pauk nabati
seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau
dan lain-lain). Sumber protein nabati memiliki kandungan lemak tak jenuh yang tinggi.
3) Buah-buahan
Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (Vit A, B, B1, B6, C), mineral dan
serat pangan. Sebagian vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah-buahan
berperan sebagai anti oksidan dalam tubuh. Porsi makan untuk buah-buahan sebanyak
1/3 dari ½ piring sekali makan. Manfaat buah-buahan untuk tubuh sangat benyak dan
beragam, buah umumnya merupakan salah satu cara mencegah penyakit kanker dan
merupakan salah satu cara menghilangkan jerawat yang paling ampuh dan alami.
4) Sayur-sayuran
Sayuran merupakan bahan pangan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki
kandungan air tinggi, besumber vitamin dan mineral terumata karoten, Vit A, Vit C, Zat
besi dan fosfor. Beberapa diantara sayuran tersebut ada yang dapat dikonsumsi langsung
12
tanpa dimasak, namun ada juga yang memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu
seperti direbus atau ditumis. Porsi makan untuk sayur-sayuran sebanyak 2/3 dari ½
piring sekali makan.

2.3 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi
sedangkan pada tingkat produksi dan penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan
penggunaan lainnya dari tingkat produksi sampai tingkat konsumsi. AKG ditulis dalam bentuk
tabel. Pada kolom pertama, tertulis kelompok umur dan jenis kelamin mulai dari bayi hingga usia
lanjut serta tambahan energi dan zat gizi untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Pada kolom
berikutnya tertulis BB (kg) dan TB (cm) yang merupakan rata-rata BB dan TB pada kelompok
umur tersebut. Pada kolom keempat dan seterusnya berisi kecukupan energi dan zat gizi sehari
untuk kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. Zat gizi yang dicantumkan terdiri dari zat gizi
makro yaitu karbohidrat, protein, lemak, serat dan air, serta vitamin dan mineral (Pritasari dkk,
2017).

Manfaat AKG adalah pertama sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi; kedua
sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan makanan di institusi;
ketiga sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat regional
maupun nasional; keempat sebagai acuan pendidikan gizi serta sebagai acuan label pangan yang
mencantumkan informasi nilai gizi (Pritasari dkk, 2017).

Kebutuhan gizi pada usia dewasa berubah sesuai kelompok usia tersebut. Peranan gizi
pada usia dewasa adalah untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih
sehat. Makanan merupakan salah satu kesenangan dalam kehidupan, pemilihan makanan secara
bijak di masa usia ini dapat menunjang kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan fisik,
emosional, mental dan mencegah penyakit. Tujuan utama kesehatan dan gizi usia dewasa adalah
meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, mencegah penyakit dan memperlambat proses
menua (Pritasari dkk, 2017).
13
Untuk melakukan evaluasi, perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan penduduk rata-rata secara makro nasional dan berbagai kebutuhan
lainnya, dalam AKG ditetapkan estimasi rata rata angka kecukupan energi dan rata-rata angka
kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia. Rata-rata angka kecukupan energi bagi
masyarakat Indonesia sebesar 2100 (dua ribu seratus) kilo kalori per orang per hari pada tingkat
konsumsi. Rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia sebesar 57 (lima puluh
tujuh) gram per orang per hari pada tingkat konsumsi (Permenkes RI, 2019). Dalam sehari
jumlah kalori tersebut dibagi menjadi makan pagi sekitar 20%, makan siang dan makan malam
30% dan sisanya adalah snack. Snack bisa dikonsumi 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore
dengan masing – masing 10%.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah menjabarkan pembahasan dari masalah makalah ini, maka dapat disimpulkan
bahwa Gizi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari segala sesuatu terkait sesuati makanan
dalam hubungan dengan kesehatan yang optimal. Gizi berkaitan dengan kesehatan tubuh
dimana berfungsi untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jaringan tubuh
serta mengatur proses kehidupan. Selain itu gizi sangat berperan penting untuk
menumbuhakan pembangunan dikarenakan berpengaruh dengan berkembang dan tumbuhnya
sumber daya manusia. Ilmu gizi itu sendiri berperan sebagai sumber energi yang berfungsi
untuk menggerakkan tubuh dan proses metabolisme dalam tubuh. Sumber energi yaitu
karbohidrat, protein dan lemak yang memiliki ikatan orgaik mengandung karbon untuk dapat
dibakar. Protein, lemak, vitamin dan mineral yang berperan sebagau membentuk sel-sel pada
jaringan tubuh berfungsi sebagai untuk proses pertumbuhan dan mempertahankan jaringan.

3.2 SARAN

Semoga melalui makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Oleh karena
itu, kritik dan saran kami butuhkan demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2016). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Prenadamedia
Group.

Angraini, W., Amin, M., Pratiwi, B. A., Febriawati, H., & Yanuarti, R. (2021). Pengetahuan Ibu,
Akses Air Bersih dan Diare Dengan Stunting di Puskesmas Aturan Mumpo Bengkulu
Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 8(1), 19–102.

Angraini, W., Betrianita, Pratiwi, B. Ag., Yanuarti, R., & Permana, F. (2019). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Frekuensi Konsumsi
Makanan Jajanan di Kota Bengkulu. Jurnal Kesmas Asclepius (JKA), 1(1), 1–13.

Anita, B., Febriawati, H., Suryani, D., Yandrizal, Pratiwi, B. A., Angraini, W., & Yanuarti, R.
(2019). Enhancing the role of public health center as gatekeeper on the national health
insurance. Indian Journal of Public Health Research and Development, 10(4), 353–356.

Chisty, J., & Lamtiur, B. J. (2020). Status Gizi Lansia. CV. Budi Utama.

Festi, W. P. (2018). Buku Ajar dan Diet. UM Surabaya Publishing.

Nugraheni, H., Indarjo, S., & Suhat. (2018). Buku Ajar Promosi Kesehatan Berbasis Sekolah.
CV. Utama Budi.

Pratiwi, B. A., Angraini, W., Oktarianita, Febriawati, H., & Wati, N. (2020). PKM
Meningkatkan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Masyarakat Dusun I desa Sri Kuncoro
Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Bumi Rafflesia, 3(1), 283–290.

Pratiwi, B. A., Yanuarti, R., Febriawati, H., Angrainini, W., & Tobing, M. A. (2020). Analysis
Of The Implemantation Exclusive Breastfeeding Program In Nusa Indah Public Health
Center And Lingkar Barat Public Health Center Bengkulu City. Amerta Nutrition, 4(4),
280–290.

16
Suryani, D., Rizal, Ah., Eliana, Darwis, Pratiwi, B. T., & ANgraini, W. (2019). The Effect of
Counseling in Efforts to Prevent and Control Non-Communicable Diseases. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 14(3), 297–302.

Suryani, D., Yosephin, B., Miratulhaya, Dailin, Yandrizal, Bintang Agustina, P., & Angraini, W.
(2018). Policy and Determinant Analysis in Effort to Control Stunting Case in Bengkulu
Province. Indian Journal of Public Health Research and Development, 9(10), 17–22.

17

Anda mungkin juga menyukai