OLEH:
TINGKAT 3.1
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peran Nutrisi pada Lansia......................................................... 3
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebutuhan Gizi Pada Lansia..................................................... 6
2.3 Masalah Gizi Pada Lansia......................................................... 6
2.4 Pemantauan Status Gizi Dan Nutrisi Pada Lansia ................... 7
2.5 Perencanaan Makanan Untuk Lansia........................................ 8
2.6 Pemenuhan Gizi Dan Nutrisi Pada Lansia................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan................................................................................... 12
3.2 Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana peran nutrisi pada lansia ?
1.2.2 Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia?
1.2.3 Apa sajakah masalah gizi pada lansia ?
1.2.4 Bagaimanakah cara pemantauan status gizi dan nutrisi pada lansia ?
1.2.5 Bagaimanakah cara melakukan perencanaan makanan untuk lansia ?
1.2.6 Bagaimanakah pemenuhan gizi nutrisi pada lansia ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui peran nutrisi pada lansia.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada
lansia.
1.3.3 Untuk mengetahui masalah-masalah gizi pada lansia.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pemantauan gizi dan nutrisi
pada lansia.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan perencanaan makanan
untuk lansia.
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan gizi pada lansia .
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoretis
Tulisan ini diharapkan dapat menambah sumber pustaka dalam
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pemenuhan gizi dan
masalah gizi pada lansia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman
pendamping dalam penyusunan asuhan keperawatan gerontik.
Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan bagi para lansia agar terpenuhinya
kebutuhan jasmani , rohani, sosial dan psikologis secara memadai serta
teratasinya masalah-masalah akibat usia lanjut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
peningkatan kolesistokininyang dapat memengaruhi keinginan untuk
makan dan peningkatan rasa kenyang.
Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses
penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-
laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi
vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada
wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai
salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari
untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat
kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru menyarankan
sedikitnya 1000 mg kalsium per hari untuk seluruh lansia dan 1500 mg
per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan esterogen.
Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena
perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai,
kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan
bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.
Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose
secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh
total. Meskipun hasil studi memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika
mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi obesitas telah meningkat 133%
dalam 10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan sebaiknya akan
merugikan lansia. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan
tentang pentingnya mempertahankan berat badan yang stabil dan
mengikuti program diet dan olahraga yang tepat dalam seluruh rentang
waktu kehidupan.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Pencegahan Primer
Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status
nutrisi pada 30 juta lansia, 6 juta dari mereka berisiko tinggi
terhadap malnutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa lansia yang
memiliki penghasilan kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang
4
dari 35 dolar per minggu untuk komsumsi makanan dan para lansia
yang mengunjungi rekan atau keluarganya kurang dari dua kali per
minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan sebesar 25 kg
atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang
beresiko tinggi mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orang yang
mengalami kekurangan nutrisi. Faktor-faktor sosioekonomi, juga
penderita penyakit kronis dan polifarmasi, turut berperan terhadap
masalah malnutrisi yang actual atau potensial bagi lansia. Instrument
pengkajian sebagaimana yang telah di kembangkan oleh program
Nutrition Screening Initiative untuk menentukan status nutrisi
direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh pemberi pelayanan
kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia melalui Nutrition
Screening Initiative, 1010 Wisconsin Avenue NW, Washington, DC
2007. Suatu upaya yang konsisten untuk mengidentifikasi lansia
dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk resiko gangguan
nutrisi yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit ingin di capai.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang seksama
terhadap klien dan upaya-upaya untuk mengidentifikasi sumber
masalah gisi. Kesalahan pengaturan metabolisme seharusnya di
perbaiki dan pemberian obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis
dapat di sesuaikan untuk mengurangi efek samping yang
mengganggu nutrisi yang normal. Depresi yang tidak terditeksi
asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian nutrisi
adalah penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat
pada lansia dengan masalah nutrisi. Pelayanan ahli diet akan
menguntungkan bagi klien. Banyak lansia tidak mengetahui
bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami perubahan sebagai
akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan
perluh di siapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan
5
terbaru tentang nutrisi normal, demikian juga tentang kebutuhan
nutrisi yang menyertai proses penyakit.
a) Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan
kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda
menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan
kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan
makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi
makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
b) Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social
ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori
terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang
dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,
6
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
c) Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan
ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu
makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan
menjadi lesu dan tidak bersemangat.
7
c. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan
sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang
mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati,
susu dan produk olahannya.
8
f. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan
sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah
nafsu makan.
g. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur,
daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
h. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus,
direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng
9
mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan
kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya bila menu hari ini lauknya
sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang tidak
bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini
sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau
ditim.
e. Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa
menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi.
Contoh bahan makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi
adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan
yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin,
ikan pindang. Mengapa lansia harus menghindari makanan yang
mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada
lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan
tadi bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi
penebalan di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya
terkena hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada lansia mulai
berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-
pun terasa masih kurang bagi mereka, lalu makanan ditambah garam
yang banyak, hal ini akan meningkatkan tekanan darah pada lansia.
Jadi kita memang perlu sampaikan kepada lansia bahwa panduan rasa
asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan
panduan asin dari lansia, untuk kita yang belum lansia akan terasa asin
sekali.
f. Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur
dan buah banyak mengandung vitamin, mineral dan serat. Lansia
sering mengeluhkan tentang konstipasi/susah buang air besar, nah
dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat maka
akan melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang
bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak perlu lagi
mengkonsumsi suplemen makanan.
10
g. Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih.
Kebutuhan air yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini
sangat besar artinya karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah
timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal
dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan
engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan
dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk
mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus
memerlukan air.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Manula memiliki kebutuhan nutrisi secara khusus karena sistem jaringan
dan organ mereka mengalami penuaan. Kesehatan nutrisi membantu manula
menjaga hidup yang lebih aktif dan menyenangkan, melindungi mereka dari
penyakit, mengurangi keparahan penyakit, dan mempercepat pemulihan
penyakit. Banyak faktor yang mempengauhi gizi pada lansia akibatnya dapat
terjadi masalah gizi seperti gizi lebih, gizi kurang dan kekurangan vitamin.
Pemantauan nutrisi pada lansia sangat penting dilakukan untuk mengetahui
status nutrisi dengan cara penimbangan berat badan, kekurangan kalori protein
dan kekurangan vitamin D. Perencanaan makan sangat penting bagi lansia
terutama dalam pemenuhan gizi yang tepat.
3.2 Saran
a. Saran bagi lansia
Sebaiknya lansia tidak mengabaikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari
dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat atau memaksakan diri.
b. Saran bagi keluarga lansia
Sebaiknya keluarga lansia lebih memperhatikan asupan nutrisi, kesehatan,
dan mengontrol aktivitas lansia.
c. Saran bagi pemerintah
Sebaiknya pemerintah ikut serta memberikan bantuan tambahan asupan
makanan yang bergizi kepada masyarakat kurang mampu khususnya lansia
yang sangat rentan terhadap penyakit.
12
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC
Mardalena, Ida. 2017. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu Gizi. Di akses
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Ilmu-Gizi-Keperawatan-Komprehensif.pdf (10
oktober 2018)
13