Disusun oleh :
KELOMPOK 6 (B13-B)
1. Taksonomi
4. Pengolahan Informasi
Pengertian teori proses pengolahan informasi menurut para tokoh
a. Pandangan Robert M Gagne
Menurut Robert M Gagne, belajar dipandang sebagai
proses pengolahan informasi. Robert M Gagne adalah seorang
psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal
dengan penemuannya berupa condition of learning. Teori informasi
psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori
matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan
meninngkatkan pengiriman pesan. Pembelajaran di kelas
merupakan teori proses informasi yang berkaitan secara langsung
dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan perspektif
baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan
belajar yang efektif. Dalam teori pengolahan informasi terdapat
persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka
panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk
memecahkan masalah.
Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang
berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran Modern.
Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran menjadi semakin
hidup.
Robert M Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori
ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh
informasi, mengolah informasi, serta mengingat Kembali informasi
yang dikontrol oleh otak. Asumsu yang mendasari teori
pemrosesan informasi. Robert M Gagne menyebutkan bahwa
pembelajaran merupakan factor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesaninformasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi
internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal
yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai
hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan
yang memengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut
Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase, yaitu :
1) motivasi;
2) pemahaman;
3) pemerolehan;
4) penyimpanan;
5) ingatan kembali;
6) generalisasi;
7) perlakuan;
8) umpan balik.
5. Pandangan Slavin
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang
belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175).
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah
informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang
dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak
melalui beberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori
yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi
penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar
informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat
singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses
terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan,
maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register
penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan.
Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu
informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang
memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat
dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000:
176). Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai
persepsi. Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan
stimulus, karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman
masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain. Informasi
yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer
ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka
pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan
informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu
cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek
adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya
berkali-kali. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem
memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang.
6. Pandangan Tulving
Tulving dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka
panjang menjadi tiga bagian:
a. Memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang
menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi
kita.
b. Memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka
panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum.
c. Memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi
tentang bagaimana melakukan sesuatu.
7. Pandangan Ausubel
Ausubel mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru
merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu.
Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata di
dalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan
yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh
individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang
rinci. Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari
proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan
penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan
dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi
yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara
hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke
informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang
diinginkan diperoleh. Teori belajar pemrosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang
mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa
pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi
mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah:
a. Menarik perhatian
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
c. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
d. Menyajikan bahan peransang
e. Memberikan bimbingan belajar
f. Mendorong unjuk kerja
g. Memberikan balikan informative
h. Menilai unjuk kerja
i. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori
pemrosesan informasi:
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol;
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek;
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap;
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan
yang ingin dicapai;
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya;
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-
masing individu;
g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas
tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan
dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Menurut Nur (2000) (dalam Erman 2003: 24) peta konsep ada
empat macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events
chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba
(spider concept map).
a. Pohon Jaringan
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata
lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis
penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat
mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar
konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan
mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam
suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang
berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-
garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25)
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
1) Menunjukan informasi sebab-akibat
2) Suatu hirarki
3) Prosedur yang bercabang
b. Rantai Kejadian
Nur (dalam Erman 2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai
kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian,
langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu
proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen. Rantai kejadian
cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
1) Memerikan tahap-tahap suatu proses
2) Langkah-langkah dalam suatu prosedur
3) Suatu urutan kejadian
c. Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan
suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan
kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu
menghubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan
sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok
diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian
kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang
berulang-ulang.
d. Peta Konsep Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam
melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral,
sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk.
Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun
belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya
dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah
menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna
dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba
cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
1) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
2) Kategori yang tidak parallel
3) Hasil curah pendapat.
Craven, R. F., & Hirnle, C. J., (2009). Fundamentals of nursing : human health
and function (6th ed.). Philadelphia : wolters kluer health/lippincot
Williams & wilkins
Dahar, Ratna W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta
Peta Konsep. Jakarta: Makalah Disajikan Dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan
Depdiknas
Maryam, R.Siti, S.Kep.,Ns. Santun Setiawati, S.Kep,. Ns. Mia Fatma Ekasari,
S.Kep.,2008. Buku Ajar Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan.Jakarta
; EGC.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.