Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Rika Maya Sari, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 1
No Nama Nim
1 Mila Norma W 19613341
2 Silvie Rahma M 19613312
3 Arin Retno W 19613308
4 Ervin Saiful H 19613295
5 Wahyu Aji S 19613283
6 Imroatul Wirasati 19613266

PRODI D3 KEPERAWATAN C
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan, dan tak lupa sholawat serta salam terlimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. makalah ini mengulas
tentang kesehatan dan khususnya keperawatan.
Maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik dengan judul “MAKALAH KEBUTUHAN NUTRISI PADA
LANSIA”. Dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami tidak lupa menyampaikan
ucapan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Kekurangan dalam penyusunan makalah ini pasti ada, untuk itu masukan dan saran dalam
bentuk apapun senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Kami harap kepada dosen dan pembaca makalah ini bisa memberi masukan untuk
perbaikan makalah kami kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya insan keperawatan dan kesehatan.

Ponorogo, 31 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………..


KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………
C. TUJUAN…………………………………………………………………………..
BAB 2 PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA
1. Pengertian Nutrisi…………………………………………………………………
2. Etiologi……………………………………………………………………………
3. Manifestasi Klinis …………………………………………………………….
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi……………………………………………….

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian ……………………………………………………………………….
A. Anamnesia……………………………………………………………………..
B. Pola Kehidupan Sehari-hari……………………………………………………
C. Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………..
D. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………………..
E. Penatalaksanaan………………………………………………………………..
2. Pathway…………………………………………………………………………………
3. Diagnosa Keperawata..…………………………………………………………………
4. Intervensi Keperawatan…………………………………………………………………

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan
kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan
untuk penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada
penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh
dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).
Pemenuhan nutrisi pada usia lanjut sangat penting.Pada usia lanjut
menunjukkan bahwaasupan energi pada usia lanjut sangat mempengaruhi
ketahanan tubuh. Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah
satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan
lebih baik.
Perubahan status gizi pada lanjut usia disebabkan perubahan
lingkungan maupun faali dan status kesehatan mereka. Perubahan ini makin
nyata pada kurun usia dekade 70an. Faktor lingkungan antara lain meliputi
perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun,
isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan
rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya atau memburuknya
keadaan gizi lanjut usia.
Keluarga merupakan dukungan utama bagi lanjut usia dalam
mempertahankan kesehatannya. Peran keluatga dalam perawatan lanjut usia
adalah menjaga dan merawat lanjut usia, memberikan gizi yang dibutuhkan
lanjut usia. Peran keluarga sangat penting dalam pemenuhan gizi lanjut usia,
maka keluarga harus memperhatikan gizi untuk lanjut usia, serta keluarga bisa
memberikan gizi yang dibutuhkan oleh lanjut usia
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar kebutuhan nutrisi bagi lansia?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi pada lansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kebutuhan nutrisi bagi lansia?
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi pada lansia?
D. Manfaat
1. Menambah pemahaman tentang nutrisi lanjut usia
2. Menambah pengetahuan tentang nutrisi lanjut usia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat gizi dalam
makanan, nutrisi juga memiliki dampak besar bagi kesejahteraan, perilaku dan
lingkungan manusia (rosdahl dan kowalski, 2014)
Nutrisi berasal dari kata nutrien artinya bahan gizi yang merupakan proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari maknan yang penting untuk pembentukan,
pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (rahayu dan Harmanto 2016).
Pada nutrisi terdapat zat gizi/nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan dan perbaikan tubuh, dimana zat gizi tersebut terbagi atas makronutrien
yaitu karbohidrat, lemak serta protein dan mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan
mineral . nutrien adalah zat organik dan an organik dalam makanan yang diperlukan
tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas,
mencegah defisiensi, memeliharaan kesehatan dan mencegah penyakit memelihara
fungsi tubuh, kesehatan jaringan dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan
membentuk kekebalan (rahayu dan Harmanto, 2016)
2. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi
1) Mual / muntah
2) Gangguan intake makanan
3) Radiasi / kometerapi
4) Penyakit diare kronis
5) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
6) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
1) Kelebihan intake
2) Gaya hidup
3) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4) Penurunan laju metobolisme
5) Latihan / aktivitas yang tidak adekuat
3. Klasifikasi
a. Kurang dari kebutuhan nutrisi
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko
mengalami ketidakadekuatan asupan atau metobolisme nutrien untuk
kebutuhan metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan.
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami sesorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakekcukupan asupan nutrisi kebutuhan metabolisme.
b. Lebih dari kebutuhan nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan
berat badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan
metabolik.
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Kelebihan nutrisi
merupakan suatu keadaan yang dialami sesorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara lebih.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih 20 % berat badan normal. Munculnya resiko perubahan pola makan
normal yang mengakibatkan peningkatan berat badan.
d. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain – lain.
4. Manifestasi Klinis
a. Nafsu makan menurun
b. Cepat kenyang setelah makan
5. Faktor –faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a) Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi &
dan remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia
memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit
jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
b) Jenis & kelamin
Kebutuhan nutrisi adalah berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstuasi, wanita
memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause.
Wanita hamil dan menyususi memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan
cairan.
c) Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan
status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorakan yang menyakitkan karena struktur esofagus dapat menghambat
seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai
d) Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu
lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan
berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja.
e) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh
zat – zat yang dibutuhkan secara cukup.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengakjian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi
a) Anemnesia
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan
tipe makanan dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk
sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
1. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah
sakit
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di
masa lalu maupun sekarang
4. Riwayat penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga
ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
b) Pola kesehatan sehari hari
a. Pola nutrisi
Pola asupan makanan pasien meliputi, pola makan, minum, dan kecukupan
gizi pasien
b. Pola eliminasi
Pola pasien dalam BAK dan BAB yang meliputi, warna, frekuensi,
konsistensi.
c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Tingkat kesadaran. Dengan mengkaji menggunakan Skala Coma Glasglow
(GCS) dengan hasil 14-15 : normal, 11-13 : disfungsi sedang, 10 atau
kurang : disfungsi berat.
2) Pemeriksaan head to toe
a. Pemeriksaan kepala dan muka
1. Inspeksi : bentuk kepala, bentuk muka, bentuk hidung, warna
rambut, penyebaran rambut, dll
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan di pipi, dahi, hidung,
mata atau tidak.
b. Pemeriksaan telinga
1. Inspeksi : bentuk telinga kiri kanan
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi diluar dan
didalam telinga atau tidak
c. Pemeriksaan mata
1. Inspeksi : konjungtiva pucat, konjungtiva sianosis
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi, adanya
kelainan atau tidak
d. Pemeriksaan mulut dan faring
1. Inspeksi : membran mukosa kering
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan pada rahang, adanya
lesi atau tidak.
e. Pemeriksaan leher
1. Inspeksi : bentuk leher
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak.
f. Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Inspeksi : bentuk payudara, warna puting
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak.
g. Pemeriksaan thoraks
h. Pemeriksaan paru
1. Inspeksi : bentuk dada, inspirasi, ekspirasi
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak,
adanya benjolan atau tidak
3. Perkusi : bunyi suara paru (sonor,dll)
4. Auskultasi : adanya suara tambahan seperti wheezing, ronchi,
vesikuler,atau tidak
i. Pemeriksaan jantung
1. Inspeksi : icturcodis
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak.
3. Perkusi : bunyi pekak
4. Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 lub dub
j. Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi : bentuk perut
2. Auskultasi : bising usus tetrdengar atau tidak
3. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak.
4. Perkusi : bunyi perut seperti timpani
k. Pemeriksaan integument
1. Inspeksi : keadaan turgor kulit menurun, kelelahan, kelemahan
otot, tetani dan sensasi rasa
2. Palpasi : adanya odem, adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak.
l. Pemeriksaan ektremitas
1. Inspeksi : kaki kanan kiri, tangan kanan kiri kuat atau tidak
2. Palpasi : tidak / ada benjolan pada ekstremitas, ada nyeri tekan
pada punggung kaki
m. Pemeriksaan genetalia dan anus
1. Inspeksi : genetalia kotor/bersih, terdapat hiperpigmentasi disekitar
genetalia/tidak.
2. Palpasi : adanya nyeri tekan, adanya lesi atau tidak.
n. Pemeriksaan nervus
Nervus Olfaktorius, Nervus Optikus, Nervus Okulomotoris, Nervus
Troklearis, Nervus Trigeminus, Nervus Abdusen, Nervus Fasialis,
Nervus Auditori, Nervus Glosofaringeal, Nervus Vagus, Nervus
Aksesorius, Nervus hipoglosus.
3) Pengkajian status nutrisi berdasarkan ABCD
1. Antromteri
Secara umum antrometri artinya ukuran tubuh manusi. Ditinjau dari
sudut pandang gizi maka antrometri berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain :
berat badan, tinggi badan dll.
2. Biomekal
Penilaian status gizi dengan biomekal adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antar lain : darah, urine,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot
3. Clinis
Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan –
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel sperti kuli, mata, rambut
dan mukosa oral atau pada organ – organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid
4. Diet
Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi tahap awal terjadinya
masalah gizi. Jika memiliki asupan makanan atau zat gizi yang kurang,
maka secara langsung akan berdampak terhadap status gizinya.
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang berlangsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain – lain.
e) Penatalaksanaan keperawatan dan kolaborasi
1) Penatalaksanaan
a. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
b. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
2) Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
b. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
2. Pathway

3. Diagnosis Keperawatan
a. Defisit nutrisi
b. Obesitas
4. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA (SDKI) KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
O (SLKI)
1. D.0019 L.03028 1.03119
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
Definisi : intervensi keperawatan Mengindentifikasi dan
Asupan nutrisi tidak cukup selama 1x24 jam , mengelola asupan nutrisi
untuk memenuhi maka status nutrisi yang seimbang
kebutuhan metabolisme membaik dengan Tindakan
kriteria hasil : Observasi
Penyebab :  Berat badan  Identifikasi status
1. Ketidakmampuan membaik nutrisi
menelan makanan  Porsi makanan  Identifikasi alergi fan
2. Ketidakmampuan yang dihabiskan intoleransi makanan
mencerna makanan meningkat  Identifikasi makanan
3. Ketidakmampuan  Indeks massa yang disukai
mengabsorbsi nutrien tubuh(IMT)  Identifikasi kebutuhan
4. Peningkatan membaik kalori dan jenis nutrien
kebutuhan  Frekuensi makan  Identifikasi perlunya
metabolisme membaik penggunaan selang
5. Peningkatan  Nafsu makan nasogastrik
kebutuhan makan  Monitor asupan
metabolisme  Bising usus makanan
6. Faktor ekonomi membaik  Monitor berat badan
7. Faktor psikologis
 Tebal lipatan kulit  Monitor hasil
Tanda dan gejala
trisep membaik pemeriksaan
mayor
 Membran mukosa laboratorium
1. Cepat kenyang setelah
membaik Terapeuetik
makan
 Lakukan oral hygiene
2. Kram/nyeri abdomen
sebelum makan,jika
3. Nafsu makan
perlu
menurun
 Fasilitasi menentukan
Objektif
pedoman diet
1. Bising usus hiperaktif
 Sajikan makanan secara
2. Otot pengunyah
menarik dan suhu yang
lemah
sesuai
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa  Berikan makanan tinggi
pucat serat untuk mencegah
5. Sariawan konstipasi
6. Serum albumin turun  Berikan makanan tinggi
7. Rambut rontok kalori dan tinggi
berlebihan protein
8. Diare  Berikan suplemen
Gejala dan Tanda minor makanan jika perlu
Subjektif  Hentikan pemberian
1. Cepat kenyang setelah makanan selalu selang
makan nasogatrik jika asupan
2. Kram/nyeri abdomen oral dapat ditoleransi
3. Nafsu makan menurun Edukasi
Objektif  Anjurkan posisi duduk,
1. Bising usus hiperaktif jika perlu
2. Otot pengunyah lemah  Ajarkan diet yang
3. Otot menelan lemah diprogramkan
4. Membran mukosa pucat Kolaborasi
5. Sariawan
 Kolaborasi pemberian
6. Serum albumin turun
medikasi sebelum
7. Rambut rontok
makan
berlebihan
 Kolaborasi dengan ahli
8. Diare
gizi untuk menentukan
Kondisi Klinis :
jumlah kalori dan jenis
1. Stroke
nutrien yang
2. Parkinson
dibutuhkan, jika perlu
3. Mobius syndrom
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amvotropic lateral
Sclrerosis
2 D.0030 L.03018 I.03097
Definisi Setelah dilakukan MANAJEMEN BERAT
Akumulasi lemak berlebih intervensi keperawatan BADAN
atau ubnormal yang tidak selama 1x24 jam , Observas
sesuai usia dan jenis maka diharakan berat 1. Identifikasi kondisi
kelamin, serta melampaui badan membaik dengan kesehatan pasien
kondisi berat badan lebih kriteria hasil : yang dapat
(overweight) 1. Berat badan mempengaruhi
2. Tebal lipatan berat badan
Penyebab kulit Terapeutik
1. Kurang aktivitas 3. Indeks massa 1. Hitung berat badan
fisik harian tubuh ideal pasien
2. Kelebihan 2. Hitung presentase
konsumsi gula lemak dan oto
3. Gangguan pasien
kebiasaan makan 3. Fasilitasi
4. Gangguan persepsi menentukan target
makan berat badan yang
5. Kelebihan realistis
konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi Edukasi
kurang dari asupan 1. Jelaskam hubungan
7. Sering mengemil antara asupan
8. Sering memakan makanan, aktivitas
makanan fisik,
berminyak/berlema penambahanberat
k badan dan
9. Faktor penurunan berat
keturunan(mis, badan
distribusi jaringan 2. Jelaskan faktor
adiposa, resiko berat badan
pengeluaran energi, berlebih dan berat
aktivitas lipase badan kurang
lipoprotein, sintesis 3. Anjurkan mencatat
lipid, liolisis) berat badan tiap
10. Penggunaan minggu, bila perlu
makanan formula 4. Anjurkan
atau makanan pencatatan asupan
campuran pada makanan, aktivitas
bayi fisik dan perubahan
11. Asupan kalsium berat badan
rendah pada anak-
anak I.12365
12. Berat badan EDUKASI BERAT
bertambah cepat BADAN EFEKTIF
(selama masa anak- Observasi
anak, selama masa 1. Identifikasi
bayi, termasuk kesiapan dan
minggu pertama, 4 kemampuan
bulan pertama, dan menerima informasi
tahun pertama) Terapeutik
13. Makanan padat 1. Sediakan materi
sebagai sumber dan media edukasi
makanan utama 2. Jadwalkan
pada usia < 5 bulan pendidikan
kesehatan sesuai
Gejala dan tanda kesepakatan
Mayor 3. Beri kesempatan
DO keluarga untuk
1. IMT > 27kg/m² bertanya
(pada dewasa) atau Edukasi
lebih dari presentil 1. Jelaskan hubungan
ke 95 untuk usia asupan makanan,
dan jenis kelamin latihan,
(pada anak) peningkatan dan
penurunan berat
Minor badan
DO 2. Jelaskan kondisi
1. Tebal lipatan kulit medis yang dapat
trisep >25 mm mempengaruhi
berat badan
Kondisi klinis terkait 3. Jelaskan resiko
1. Gangguan genetik kondisi kegemukan
2. Faktor keturunan (overweight),dan
3. Hipotiroid kurus
4. Diabetes mellitus (underweight)
maternal 4. Jelaskan kebiasaan,
tradisi dan budaya,
serta faktor genetik
yang
mempengaruhi
berat badan
5. Ajarkan cara
mengelola berat
badan secara efektif

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita
bisasimpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting.
Banyaksekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi tubuh kita.
Kebutuhannutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain daandapat dicapai jika
terjadikeseimbangan dengan aspek aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga
dalamfungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu,
fungsienzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan
pemenuhankebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-
ancaman penyakit.
Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera diselesaikandengan tindakan-
tindakan yang tepat.Selain pemenuhan Nutrisi untuk orang yang sehat, kebutuhan
Nutrisiuntuk oorang sakit sangat dibutuhkan, dengan memberikan makanan secara
oral pada pasien yaitu NGT diharapkan kebutuhan Nutrisi untuk pasien
dengankeadaan tertentu tetap dapat mendapat asupan Nutrisi untuk kebutuhan
yangdibutuhkan tubuh.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan apalagi untuk lansia. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan
nutrisi lansia dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang
dengan diimbangidengan keadaan hidup bersihn untuk setiap individu. Hal tersebut
harus dilakukansetiap hari,karena jika tidak dilakukan setiap hari maka tubuh kita bias
terserang penyakit akibat immune tubuh yang menurun

DAFTAR PUSTAKA
“LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI”. course.com.19 Mei 2021.
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Kepearawatan Indonesia. Jakarta Selatan:DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:DPP PPNI
STUDI KASUS PADA Ny “S” UMUR 20 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH
KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
https://www.coursehero.com/file/38192294/LAPORAN-PENDAHULUAN-
KEBUTUHAN-NUTRISI

Anda mungkin juga menyukai