Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MATA KULIAH

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


KESEHATAN KELUARGA “ GIZI SEIMBANG
PADA BALITA ”

Anggota Kelompok :

Friska Prima Dewi 2213201063


Putri Sari Maharani 2213201068
Mutia Rahmayani 2213201080
Windy Rahmadhani 2213201072

Dosen Pengampu :
Maisyarah M, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2022 / 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang disajikan
berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada penyusun
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga penyusun ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam
pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman-teman
atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, dan semoga dengan adanya tugas ini
Allah SWT senantiasa meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.

Sawahlunto, 23 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................................ 2
C. Manfaat.......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Gizi Seimbang.................................................................................. 4


B. Definisi Makanan........................................................................................... 5
C. Kebutuhan gizi pada balita............................................................................. 8
D. Masalah gizi pada balita...............................................................................24
E. Contoh Menu Seimbang Pada Balita........................................................... 27
BAB III HASIL
A. Satuan Acara Penyuluhan................................................................................ 29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 35
B. Saran.................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu
penyakit, dan tubuh tetap sehat (Ira Mafira, 2012). Pemenuhan kebutuhan gizi
merupakan indikator penting dalam proses tumbuh kembang balita. Anak di
bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram
berat badannya. Permasalahan gizi balita adalah kurangnya pemenuhan gizi
seimbang yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi
yang harus dipenuhi balita pada masa pertumbuhan (Sibagariang, 2010: 98).
Jika masalah gizi pada balita tidak mampu teratasi maka akan menyebabkan
berat badan kurang, mudah terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi
gizi, malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun
psikomotor dan mental (Widodo, Rahayu, 2010: 45).
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak
usia di bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari
anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang
normal (WHO, 2013). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,
2013) pada tahun 2007 prevalensi gizi kurang pada balita angkanya sebesar
18,4 %, terjadi peningkatan pada tahun 2013 angkanya yaitu 19,6%. Di
Indonesia jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi sebesar 3,7 juta.
Sampai saat ini belum di ketahui bagaimanakah persepsi ibu balita tentang gizi
seimbang pada balita. Hal ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor
lingkungan, dan ketidak tahuan orang tua dalam memenuhi gizi seimbang pada
anaknya (Sibagariang, 2010). Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan
untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita
cermati pemenuhan gizi pada anak tidak mahal, terlebih lagi apabila
dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah
1
Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak,
sebagai contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan”. Faktor
yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan
tidak mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi (Eva
Ellya, 2010: 96).
Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator
yang diharapkan. Perhatian orangtua yang seharusnya bertanggung jawab
penuh dalam memenuhi kebutuhan gizi pada anakanaknya belum sepenuhnya
diwujudkan. Dua alasan pokok yang secara rasional sulit untuk diterima,
anggapan mereka menyiapkan makanan khusus pada anak diusia balita hanya
sampai usia 1 tahun, selebihnya mengikuti makanan orang dewasa mereka
menganggap tidak perlu secara khusus disiapkan makanannya. Hal tersebut
akibat dari ketidaktahuan orangtua dalam memenuhi gizi seimbang pada balita
(Marimbi, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki
balita tentang gizi seimbang pada balita

2. Tujuan khusus
 Ibu-ibu yang memiliki balita memahami mengenai gizi seimbang pada
balita
 Ibu-ibu balita mengetahui contoh menu seimbang pada balita
 Mahasiswa mampu membuat satuan acara penyuluhan
 Mahasiwa mampu membuat leaflet tentang gizi seimbang pada balita

2
C. Manfaat
1. Ibu-ibu yang memiliki balita mendapat pengetahuan tentang gizi
seimbang pada balita dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Ibu-ibu yang memiliki balita mendapat pengetahuan tentang menyiapkan
menu seimbang pada balita dan dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari
3. Mahasiswa mendapat pengalaman penyuluhan langsung di masyarakat

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI GIZI SEIMBANG


Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung
zatzat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal (Koalisi Fortifikasi Indonesia, 2011).
Bahan makanan yang dikonsumsi anak sejak usia dini merupakan fondasi
penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Dengan kata
lain,kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) hanya akan optimal, jika gizi dan
kesehatan pada beberapa tahun kehidupannya di masa balita baik dan seimbang.
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas inilah yang akan mendukung
keberhasilan pembangunan nasional disuatu negeri.
Secara global, tercapainya keadaan gizi dan kesehatan yang baik serta
seimbang ini merupakan salah satu tujuan utama Millennium Develpoment
Goals (MDGs) 2015 yang dicanangkan oleh UNICEF (Soekirman, 2006 dalam
Jafar, 2010). Menurut Koalisi Fortifikasi Indonesia dalam Wahyuningsih 2011,
PGS memperhatikan 4 prinsip, yaitu :
a. Variasi makanan
b. Pedoman pola hidup sehat
c. Pentingnya pola hidup aktif dan olahraga
d. Memantau berat badan ideal.
Prinsip Gizi Seimbang adalah kebutuhan jumlah gizi disesuaikan dengan
golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak hanya itu,
perlu diperhatikan variasi jenis makanan. Bahan makanan dalam konsep gizi
seimbang terbagi atas tiga kelompok, yaitu :
a. Sumber energi/tenaga : Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan, sagu,
jagung, dan lain-lain
b. Sumber zat Pengatur : Sayur dan buah-buahan
c. Sumber zat pembangun: Ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom,susu kedelai (Candra, 2013).

4
B. DEFINISI MAKANAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah :


1. Segala sesuatu yg dapat dimakan (seperti lauk-pauk, kue)
2. Segala bahan yg kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk
atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua
proses dalam tubuh. Didalam Buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan, makanan mengandung banyak unsur seperti karbohidrat,
lemak, vitamin, protein, air, mineral dan lain sebagainya yang
dikelompokkan sesuai kegunaannya menjadi 3 yaitu :

1. Sumber Tenaga
a. Karbohidrat
Adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan
serat yang mengadung atom C, H dan O dengan rumus kimia
Cn(H2O)n yang terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,
gandum, umbi-umbian dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam
tumbuhan.

b. Lemak
Adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alcohol organic yang disebut gliserol atau gliserin.lemak yang dapat
mencair dalam suhu biasa disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk
padat disebut lemak. Sperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas
molekul C, H dan Obdengan jumlah atom lebih banyak misalnya
stearin C57 H10 O6.
c. Protein
Adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas
atom-atom C,H, O dan N.

2. Sumber Zat Pembangun


Zat yang tergolong sebagai zat pembangun adalah, diantaranya.

5
a. Protein
Disebut juga zat putih telur karena protein pertama kali ditemukan
pada putih telur (ewit). Protein merupakan zat pembentuk sel
tumbuhan, hewan dan manusia, kurang lebih ¾ zat padat tubuh
adalah protein. Oleh karena itu protein disebut zat pembangun.
b. Air
Merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia.
Kurang lebih 60-70% berat badan tubuh orang dewasa berupa air

sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi mereka


yangmemerlukan kegiatan olahraga atau kegiatan berat.

3. Sumber Zat Pengatur


A. Vitamin
Adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti
pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari
bahan makanan. Vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu :
1. Vitamin larut dalam air
Terdiri dari vitamin B dan vitamin C. jenis vitamin ini tidak
dapatdisimpan dalam tubuh. Kelebihan vitramin ini akan dibuang
melalui urine.
2. Vitamin larut dalam lemak
Terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. jenis vitamin ini dapat
disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar terutama
dalam hati.
B. Mineral
Adalah zat organik tang diperlukan oleh tubuh dalam jumalah kecil
untuk membantu reaksi funsional tubuh misalnya untuk memelihara
keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia
tersiri dari mineral.
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan
6
gigi.
2. Membantu fungsi organ, memlihara irama jantung, kontraksi
otot, konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.
3. Memelihara keteraturan metabolisme

7
C. KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA

1. Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan nutrisi pada balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan balita.
Berikut beberapa kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh balita adalah sebagai berikut :

a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di
setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun.. apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat yangcukup dapat diperoleh dari
susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.
Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal
dari KH ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utamayang
terjangkau oleh masyarakat. KH disimpan terutama dalam bentuk glikogen
dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tdk terdapat dari KH, maka diambil
dari protein dan lemak.
KH didapat dalam bentuk :

a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)


b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)

8
b. Lemak
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah
besar kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada
anak usia bayi sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber
gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak
berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalamlemak yaitu
vitamin A, D, E dan K.
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui
kandungan kalori atau energi yang dimiliki dan peranan asam- asam lemak
tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi, sumber lemakyang ideal dalam
air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen energi yang yang terkandung dalam
ASI berasal dari lemak susu. Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus
dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan
lemak, terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan
tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka.
Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika
konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari total
energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang
dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat juga dari
segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan
kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram pada
semua organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat
terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang dangat dibutuhkan oleh
jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang esensial.Asam
lemah yang esensial adalah asamlemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh
sehingga harus diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat
dan arakhidonat.

9
ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk
keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung
faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah dicerna, juga komposisi
kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga memberikan suplai yang
seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3.
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut (1)
sedapat mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak dalam
formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam
lemak yang terkandung dalam ASI, dan (3) selama masa sapihan atau paling
sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus
sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan
komposisi asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein terdiri dari dua puluh
empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino esensial (treonin, valin,
leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan
selebihnya asam amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi
dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat
menyebabkan kwshiorkor(kurang protein) dan marasmus (kurang protein dan
kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging,
ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian

10
d. Air
Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting,mengingat
kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh
berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler.

e. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro, yaitu :
1. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur
tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja
jantung dan produksi susu. Kalsium akan dieksresikN 70% dalam tinja,
10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan tergantung dalam
keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta
keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam, daging,
susus dan telur.
3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam
insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh dari
hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gii
dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies gigi.
Sumber flour terdapat dsalam air, makananlaut, dan tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperolehdari
garam.
7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur
hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat besi
dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan kelebihan dapat
mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat diperoleh dari hati,
daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan tumbuhan.

11
8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat
dan sangat penting dalam proses metabolisme.kekurangan mangnesium
menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia,maknesium dapat diperoleh
dari biji-bijian, kavang-kacangan,daging dan susu.
9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh kacang-
kacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan
gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat
diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-kacangan,padi-padian dan lain-
lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus
saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium dapat
diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan
keseimbangan asam dan basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat
mengakibatkan kram otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat
diperoleh dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
13. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses
metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
14. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase
yang penting dalam pertukaran CO2. Seng dapat diperoleh dari
daging ,padi-padian, kacang-kacangan

12
f. Vitamin
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut
Recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkanoleh
departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 merencanakan pengaturan makan
untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak menentukan makanan yang
tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient denganmenggunakan
data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk
menterjemahkan nutrient dari berbagai macam bahan makanan.
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan(menu)
yang dikehendaki.
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan .Perlu pula
ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa,
dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain.
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut.Perlu
dipertimbangkan kemungkinan factor kesukaan dan ketidaksukaan
terhadap suatu makanan.

Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan yang


tepat adalah:
a. Umur
b. Berat Badan
c. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaaan penyakit
d. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
e. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitasdari
makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut


di atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam
mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.

13
2. Total Energi dan Parenteral nutrisi
Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa
rekruitmen dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama
masa pertumbuhan.
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan
tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi
perbedaan dari permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen
dari nutrient lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :
a. Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian
pada usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30
kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan
suhu 10C.
b. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang
diperlukan diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh
peristiwa makan dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-
8% dari seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5%
bila diberikanmakanan biasa.
c. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih
dari10%.
d. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat
mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat
berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya).
e. Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk
keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

14
Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira 20-40
kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masabayi menjadi
15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk
pertumbuhan akan menigkat lagi.Kalori dalam makanan berasal dari
nutrient protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan
4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori.

3. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI BALITA


Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Balita ini adalahsebagai berikut:
1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya
2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik
3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan tentang
makan dan makanan yang baik pada balita

4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NUTRISI


PADA BALITA
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEFdan telah
digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab
timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung,
akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi
Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut :

15
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan
yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang mendapat makanan yang
baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi.
Demikian pada Balita yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh
akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan
maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola
pengasuhan Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya.
Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya,
perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik, mental, dan sosial.Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan
adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan,
dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan
terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik
pola pengasuhan Balita dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan
yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan,
harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan.

5. PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL


1. Bayi (0-12 Bln)
 Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir :

16
BBI = (USIA : 2) + 3 S/D 4 kg
Bila diketahui Berat Badan Lahir :

Usia 6 bulan : 2 X BBL


Usia 12 bulan: 3 X BBL
 Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
1) Energi = 100-120 kalori/ kg BBI
2) Protein = 10 % X Energi atau= 2,5 – 3 gr/kg BBI
3) Lemak = 10- 20 % X Energi
4) KH = 60- 70 % X Energi

2. Balita
 Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8 kg
 Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
a. Energi:
1000 + (100 X usia dalam tahun) Usia 1-3
tahun : 100 kalori/ kg BBI Usia 4-6 tahun :
90 kalori/ kg BBI
b. Protein = 10 % X Energi atau= 1,5 -2,0 gr/kg BBI
c. Lemak = 10- 20 % X Energi
d. KH = 60- 70 % X Energi

Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut :


Contoh pertama :

anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini dimasukan rumus terlebih
dahulu usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan
dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena n adalahusia dalam tahun dan bulan
maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun 2 bulan). Selanjutnya
baru dimasukan kedalam rumus yaitu:

17
(Usia anak dalam tahun*28)+(2 x
1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4
Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14 bulan
adalah 10,4 kg.

Contoh pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati, agak sedikit rumit
seperti contoh kedua dibawah ini:

Contoh kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas ini ditulis
dengan n=2,10 dan selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi
hasilnya adalah 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8, karena
4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20
berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka Berat badan
Idealnya adalah 13,8 kg.

Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
1) Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus :
BBL(gr) +(usia x 600 gram)
2) Untuk usia 7-12 bulan dapat menggunakan rumus
BBL (gr) + (usia x 500 gram )
(usia/2) +3
Dimana : BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam
bulan

6. INTEPRETASI BERAT BADAN IDEAL ANAK BALITA

Sebagaimana halnya dengan intepretasi Berat Badan Ideal Orang dewasa(usia


15 tahun keatas) adalah +10 % BBI ini juga dapat berlaku untuk BBI anak balita.
Dimulai dari kisaran normalnya yaitu rumus diatas = (2n +8 ) +

18
10% (2n+8). Yaitu antara 9.6 -11.44. Orang tua perlu hati-hati bila presentase
Berat Badan Real telah berada dibawah atau diatas 20 % dapat dikatakan bahwa
anak balita tersebut mempunyai keadaan gizi yang tidak seimbang, Bila berada
diatas 20 % anak balita bisa dikatakan kegemukan dan bila berada di bawah 20 %
bisa dikatakan kurang gizi dan bisa berlanjut ke Keadaan gizi buruk untuk
balita/anak dan busung lapar untuk orang dewasa.
Sebenarnya untuk mengukur Berat Badan Normal anak balita sudah ditentukan
secara internasional yaitu dengan menggunakan standar WHO- NCHS atau juga
bisa dengan melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) tumbuh kembang balita, seperti
terlihat pada gambar disamping, setiap anak mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan berat badan ideal (baik), yang penting adalah bertambah umur
bertambah berat badan dan pola terlihat jelas, tidak tiba-tiba naik berat badan
bulan ini, bulan berikutnya turun lagi kemudian naik lagi. Cara diatas
menentukan BBI anak balita hanya cara praktis yang bisa langsung digunakan
tampa harus melihat pedoman seperti pada standar WHO-NCHS atau juga kartu
menuju sehat yang biasa dilihat di posyandu.

7. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BAYI DAN


BALITA
Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Usia Berat badan Tinggi badan (cm) Protein (gr)


(kg)
0-6 bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18

1-3 tahun 12 90 25

4-5 tahun 18 110 39

Table 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

19
Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan
RI,1968). Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk
semua umur.

Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit


Umur (g) (g) sebagai (mg) (mg) (mg) (mg) D
Karotin (mg
(mg) )

Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (40


6-12bln 0)

Balita 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30


1-3 thn
0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
4-5 thn
0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50

Table 2. kebutuhan akan zat nutrisi.

Kebutuhan energi rata-rata dari bayi.

Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)


FAO (1971) Nelson (1969)

3 bulan 120

3-5 bulan 115

6-8 bulan 110

9-11 bulan 105

Rata-rata selama masa bayi 112 110(100-120)

Table 3. Keb. Energy Rata-Rata

20
Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan
RI,1968). Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk
semua umur.

Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit


Umur (g) (g) sebagai (mg) (mg) (mg) (mg) D
Karotin (mg
(mg) )

Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (40


6-12bln 0)

Balita 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30


1-3 thn
0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
4-5 thn
0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50

Table 2. kebutuhan akan zat nutrisi.

Kebutuhan energi rata-rata dari bayi.

Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)


FAO (1971) Nelson (1969)

3 bulan 120

3-5 bulan 115

6-8 bulan 110

9-11 bulan 105

Rata-rata selama masa bayi 112 110(100-120)

Table 3. Keb. Energy Rata-Rata

Kebutuhan energi Balita diatas 1 tahun.


21
Umur Anak Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)
FAO (1971) Nelson (1969)

1 112 110
1-3 101 100
4-5 91 90

Table 4. Keb. Energy Balita

Gizi balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh
orang tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya
maksimal.Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan
karena hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama
pada 5 tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama
tersebut sangat menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan
perkembangannya. Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang
tua untuk berusaha agar Gizi Balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.
Tapi apa saja sih zat gizi yang dibutuhkan oleh anak kita agar tumbuh
kembangnya maksimal?
Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang
sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

22
1. Vitamin A, D, E dan K
Ke-4 vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi,
usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita
ketahui, vitamin A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit
balita kita, sedangkan vitamin D berperan penting dalam meningkatkan
penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak.
Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan
sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan
darah.

2. Kalsium
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk
membentuk tulang yang kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah
tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan
harian balita akan kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber
makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu, brokoli, tomat,
oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.

3. Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan
imun tubuh balita Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur
metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.

23
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain
beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara
untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda dapat
memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.

4. Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu
perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak
terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi
kerja otak. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain
daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.

D. MASALAH GIZI PADA BALITA


Masalah kesehatan yang biasa terjadi pada anak balita yang berhubungan
denganmasalah pemenuhan gizinya yaitu, diantara lain.
1. Anemia Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam
makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu
sehingga menegendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Untuk
mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi zat besi (jika
dokter menganggap ini perlu), anak harus pula diberi dan dibiasakan
menyantap makanan yang mengandung banyak besi. Sementara itu, sebagian
susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak mengandung besi, air
jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi.
2. Penyakit Kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika
berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan
nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit yang menguras
cadangan vitamin A.

24
3. Berat Badan Berlebih
Jika tidak tertasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai
obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang
dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu
sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat
anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju
pertambahan berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proposi
berat terhadap tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai
dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.

4. Pica
Yaitu mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal debu, tergolong
ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia
tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan ‘kebiasaan’ anak,
terutama balita, memasukkan barang kedalam mulut. Pada masa balita, anak
menggunakan mulut untuk belajar, misal menggigiti kelereng, dan ini bukan
pica.
5. Televisi
Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi,
melainkan dampak tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak.
Pemirsa anak yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir
seketika menyukai, misalkan keripik kentang, permen, atau makanan lain
yang “tak bergizi” yang iklannya dibintangi oleh sebaya mereka. Iklan
makanan anak bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sulit sekali diatasi.
Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan “buruk” itu
adalah dengan mematikan TV atau memindahkan ke saluran lain, yaitu
saluran yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan

25
itu tampil di layar TV. Jika anak (besar) sudah dapat diajak berkomunikasi,
berikan pengajaran tentang dampak negative makanan yang diiklankan.

6. Berat Badan Kurang


Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
yang buruk. Sama seperti masalah klebihan berat, langkah penanganan harus
didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.

7. Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal
terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan
tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka
yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi. Angka kejadian ini
akan terus meningkat sama seperti kasus alergi lain semisal atopic atau asma.
Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi
bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu,
kedelai, telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri, sementara yang
disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan
alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan
pada susu sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi. Alergi ini
didapat mereda sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang
memang bersifat ‘atopik’.

Prevalensi alergi terhadap telur diperkirakan sekitar 1,6-2,6% dari


populasi anak. Dikalangan penderita dermatitis atopic, angka ini lebih tinggi
lagi. Reaksi alergi terlihat kira-kira 30 menit setelah santap, yang
termanifestasi sebagai gangguan kulit (85%), saluran cerna saluran cerna
(60%), dan pernapasan (40%). Memasuki usia sekolah, sebagian anak (44%)
kembali dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi, sementara sisanya
(56%) tidak.

26
Angka prevasi terhadap kacang hanya menyentuk angka 0,6%. Gejala
yang muncul pada kali pertama menyantap kacang terjadi kurang dari 30
menit (90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit hingga pernapasan.
Gejala akan semakin berat (40% pada santapan berikutnya). Sementara 20%
anak yang tadinya alergi justru dapat mengunyah kacang dengan aman pada
santapan berikutnya.

E. CONTOH MENU SEIMBANG PADA BALITA


Berikuta dalahsatucontoh menu makanansehatbayiusia 1 – 2 tahun:
Makanan Sehat Bayi Tim Tahu Lezat
Bahan :
1. 50 gr wortel yang sudah di parut
2. 50 gr tahu yang sudahdihancurkan
3. 50 gr tepungberasmerah/ putih
4. Garamdapursecukupnya
5. 500 cc air
6. 20 gr daunbayam yang diirishalus
7. 50 gr tomatdiiris kecil-kecil
8. Gulapasirsecukupnya
Menu makananbalitausia 2 sampai 5 tahun :
1. Pagi Bubur beras atau roti oles mentega/margarinTelur, daging atau ikan satu gelas
susu.
2. Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
3. Siang nasi daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe sayur , tomat,wortel, bayam.
4. Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
5. Malam nasi atau roti oles mentega/margarin daging, ayam, ikan, tahu atau tempe
sayur – mayur Buah atau puding satu gelas susu contoh menu.
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara
lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
27
a) Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya
terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
b) Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.
Waktu-waktu yang disarankan adalah:
1. Pagi hari waktu sarapan.
2. Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu.
3. Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
4. Pukul 16.00 sebagai selingan
5. Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
6. Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
7. Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun. Perlu diketahui,
jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
1. Pukul 06.00 : Susu
2. Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
3. Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
4. Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
5. Pukul 14.00 : Susu
6. Pukul 16.00 : Makanan selingan
7. Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
8. Pukul 20.00 : Susu

28
BAB III
HASIL

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan ; Gizi Seimbang

Sub topik : Gizi Seimbang Pada Balita

Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai anak balita

Hari / tanggal : Senin 26 Desember 2022

Tempat : Gedung pertemuan

Pukul : 10.00 wib

Anggota Kelompok : Friska Prima Dewi


Putri sari maharani
Mutia Rahmayani
Windy Rahmadhani

A. Latar Belakang
Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu
penyakit, dan tubuh tetap sehat (Ira Mafira, 2012). Pemenuhan kebutuhan gizi
merupakan indikator penting dalam proses tumbuh kembang balita. Anak di
bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram
berat badannya. Permasalahan gizi balita adalah kurangnya pemenuhan gizi
seimbang yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi
yang harus dipenuhi balita pada masa pertumbuhan (Sibagariang, 2010: 98).
Jika masalah gizi pada balita tidak mampu teratasi maka akan menyebabkan
berat badan kurang, mudah terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi
gizi, malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun
psikomotor dan mental (Widodo, Rahayu, 2010: 45).
29
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak
usia di bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari
anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang
normal (WHO, 2013). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,
2013) pada tahun 2007 prevalensi gizi kurang pada balita angkanya sebesar
18,4 %, terjadi peningkatan pada tahun 2013 angkanya yaitu 19,6%. Di
Indonesia jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi sebesar 3,7 juta.
Sampai saat ini belum di ketahui bagaimanakah persepsi ibu balita tentang gizi
seimbang pada balita. Hal ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor
lingkungan, dan ketidak tahuan orang tua dalam memenuhi gizi seimbang pada
anaknya (Sibagariang, 2010). Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan
untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita
cermati pemenuhan gizi pada anak tidak mahal, terlebih lagi apabila
dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah
Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak,
sebagai contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan”. Faktor
yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan
tidak mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi (Eva
Ellya, 2010: 96). Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari
indikator yang diharapkan. Perhatian orangtua yang seharusnya bertanggung
jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan gizi pada anakanaknya belum
sepenuhnya diwujudkan. Dua alasan pokok yang secara rasional sulit untuk
diterima, anggapan mereka menyiapkan makanan khusus pada anak diusia
balita hanya sampai usia 1 tahun, selebihnya mengikuti makanan orang dewasa
mereka menganggap tidak perlu secara khusus disiapkan makanannya. Hal
tersebut akibat dari ketidaktahuan orangtua dalam memenuhi gizi seimbang
pada balita (Marimbi, 2009).

B. Tujuan

30
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki
balita tentang gizi seimbang pada balita

2. Tujuan khusus
 Ibu-ibu yang memiliki balita memahami mengenai gizi seimbang pada
balita
 Mahasiswa mampu membuat satuan acara penyuluhan
 Mahasiwa mampu membuat leaflet tentang gizi seimbang pada balita

C. Pokok bahasan

Gizi seimbang pada balita

D. Metode
a. Tanya jawab
b. Ceramah
E. Media dan alat
leaflet
F. Sasaran : ibu yang mempunyai anak balita
G. Waktu dan tempat
Hari / tanggal : Senin, 26 Desember 2022 ( pukul 10.00 – 10.30)

H. Proses Pelaksanaan
NO Tahapan dan Kegiatan Penyaji Kegiatan Audiens
Waktu

31
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan kontrak waktu,  Mendengarkan dan
tempat, dan tujuan pertemuan memperhatikan
 Mengkaji pengetahuan
masyarakat tentang gizi  Mengemukakan
seimbang pada balita. pendapat

2 Kegiatan  Menggali pengetahuan audien  Mendengarkan dan


( 20 menit ) tentang gizi seimbang pada memperhatikan
balita.  Mendengarkan dan
 Menjelaskan pengertian gizi memperhatikan
 Manfaat pentingnya  Mendengarkan dan
pengetahuan ibu tentang gizi memperhatikan
seimbang pada balita
 Mendengarkan dan
memperhatikan
Proses Tanya Jawab
 Memberikan kesempatan audien  Mendengarkan dan
untuk bertanya memperhatikan
 Menjawab pertanyaan
 Audien menjawab
pertanyaan yang
diajukan
3 Penutup (5 menit) Penutup
 Mengulang kembali
 Melakukan penilaian dan
evaluasi peserta  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Bersama audien menyimpulkan
materi  Menjawab salam

 Memberi salam

32
A. Setting tempat

Keterangan :

: penyuluh

: peserta penyuluhan / audiens

: dokumentasi

B. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Peserta penyuluhan hadir 20 orang dari jumlah sasaran penyuluhan

b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik

c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu


yang direncanakan

b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti penyuluhan

c. Peserta tidak keluar masuk, tenang, dan tertib saat penyuluhan

d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak


meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai

3. Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan selama 30 menit peserta mampu :

a) Peserta mampu memahami menjelaskan pengertian gizi seimbang pada

33
balita
b) Peserta mampu memahami kebutuhan gizi seimbang pada balita
c) Peserta mampu memahami contoh menu seimbang pada balita

34
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu
penyakit, dan tubuh tetap sehat. Pemenuhan kebutuhan gizi merupakan indikator
penting dalam proses tumbuh kembang balita. Anak di bawah 5 tahun (balita)
merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat, sehingga
memerlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram berat badannya.Dalam
pemenuhan kebutuhan zat gizi tersebut, terdapat kendala yang dihadapi. Misalnya
saja anemia defisiensi besi, penyakit kronis, berat badan berlebih, berat badan
kurang, alergi dan masih banyak hal lagi yang menjadi kendala dalam pemenuhan
zat gizi tersebut.
Dengan penyusunan makalah ini mahasiswa mampu membuat satuan acara
penyuluhan, menyusun menu balita, dan juga membuat leaflet untuk balita. Satuan
acara penyuluhan dibuat oleh mahasiswa untuk memperlancar jalannya penyuluhan
agar baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan, dan dengan adaya leaflet
diharapkan ibu lebih mengerti apa yang disampaikan. Contoh menu seimbang yang
diberikan mahasiswa diharapkan ibu mampu memberikan gizi seimbang pada
anaknya.

B. SARAN
Para ibu-ibu yang memiliki balita lebih meningkatkan pengetahuan mengenai
pentingnya gizi bagi tumbuh kembang seorang balita terutama pada masa tumbuh
kembangnya dan kebutuhan zat gizinya karena itu juga akan berpengaruh pada
perkembangan stimulus maupun respon baik pada anak balita dan semoga para ibu-
ibu dapat menerapkan menu gizi seimbang dalam memenuhi kebutuhan gizi
balitanya.

35
Lampiran

36
DAFTAR PUSTAKA

Sediaoetama, 2010, Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta, Dian Rakjat
Proverawati, 2010, Buku Ajara Gizi untuk Kebidanan, Yogjakarta, Nuha Meidka
Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC Gabe Mirkin,
M.D. dan Marshall Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta:PT.Grafidian Jaya
Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media
Wiryo, Hananto. (2002), Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui denganMakanan
Lokal. Jakarta: Sagung Seto

37
38

Anda mungkin juga menyukai