Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

GIZI DALAM KOMUNITAS

(GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

Devi Utari
Lurike Apriyani
Maya
Melanda Puspita A.
Rahmi Sundari

Dosen Pembimbing:

Yuliana Lubis, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

D4 KEBIDANAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “gizi pada anak usia
sekolah “Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Gizi dalam Komunitas atas
terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang tidak bisa disebut satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
keterbatasan pengetahuan penulis oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya 99mikian
penulis berharap, semoga apa yang sudah penulis persembahkan ini dapat bermanfaat
khususnya pada penulis dan pembaca pada umumnya.

Bengkulu, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL ....................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Gizi Pada Anak Sekolah ..............................................3
B. Perbaikan Gizi Anak Sekolah ....................................................3
C. Kebutuhan Gizi Untuk Anak Sekolah ........................................8
D. Contoh Makanan Bervariasi Untuk Anak Sekolah ....................9
E. Upaya Peningkatan Gizi Pada Anak Sekolah ............................14
F. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Anak Sekolah Dan
Alasan Mengapa Kebutuhan Gizi Anak Sekolah Sangat
Perlu Diperhatikan ....................................................................14
G. Faktor Yang Mempengaruhi Anak Mengonsumsi Jajanan
Tidak Sehat ................................................................................21
F. Perhitungan Kebutuhan Gizi Untuk Anak ................................

BAB III PENUTUP


A. Simpulan .......................................................................................23
B. Saran .............................................................................................23

Daftar pustaka .........................................................................................24


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ciri anak usia sekolah (6-12 tahun) yang sehat diantaranya adalah banyak bermain
diluar rumah, melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber
penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Pada tahapan usia ini, anak masih tumbuh
sehingga kebutuhan zat gizi juga meningkat. Karena sebagian besar waktu anak disiang
hari berada di sekolah, menurut survey BPOM pangan jajanan menyumbang 31,1%
energy dan 27,4% protein.
Di antara perilaku resiko anak sekolah adalah kegemukan, yaitu ketika terjadi
kelebihan konsumsi pangan kaya energy, lemak jenuh, gula, dan garam, tetapi cenderung
sedikit mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan serealia. Asupan zat gizi yang
berlebihan tersebut tidak diiringi dengan pengeluaran energy yang cukup karena anak
kurang melakukan aktivitas fisiik akibat game online, televise, gadget, atau terbatasnya
lapangan disekitar rumah dan sekolah untuk bermain.
Pedoman gizi seimbang (PGS) dapat digunakan sebagai panduan dalam perilaku ntuk
anak dapat hidup bergizi dan sehat. PGS tersebut ditetapkan oleh kementereian kesehatan
dengan keputusan No.41 tahun 2014. PGS untuk kelompok anak usia sekolah adalah :
1. Biasakan makn tiga kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga
2. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya
3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan
4. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah
5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan, dan makanan selingan yang manis,
asin, dan berlemak.
6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah makan pagi dan
sebelum tidur
7. Hindari merokok
Status gizi anak usia sekolah Pada saat ini tidak hanya terbatas pada masalah
kelebihan gizi ( obesitas). Selain obesitas, perilaku jajan diperkotaan yang tidak sehat
menjadi masalah utama terutama terkait dengan resiko konsumsi pangan yang tidak
aman dan higienis. Sebagian besar masalah gizi lain pada anak sekolah adalah
kekurangan gizi, seperti anak yang pertumbuhannya terhambat (tinggi dan berat
badan tidak sesuai standar normal). Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa selain
kekurangan gizi, prevalensi anak sekolah yang menderita anemia masih tinggi, dan
hasil tes urine pada anak sekolah juga masih ditemukan defisiensi yodium.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja masalah gizi pada anak sekolah ?
2. Bagaimana perbaikan gizi pada anak sekolah ?
3. Apa saja kebutuhan gizi pada anak sekolah ?
4. Bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah dan alasan mengapa
kebutuhan gizi anak sekolah sangat perlu diperhatikan.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja masalah gizi pada anak sekolah


2. Untuk mengetahui bagaimana perbaikan gizi pada anak sekolah
3. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan gizi pada anak sekolah
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah
dan alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah sangat perlu diperhatikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Gizi Pada Anak Sekolah


Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan
besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup, ada
beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh masalah
gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi dan pangan yang dikonsumi.
Seorang anak yang mengalami defisieni zat gizi dapat berdampak pada berbagai aspek
fisk maupun mental. Masalah ini dapat ditanggulangi secara cepat, jangka pendek, dan
jangka panjang, serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan klasifikasi
dampak defisieni zat gizi, antara lain melalui pengaturan makanan yang benar.
Kekurangan energy dan protein (KEP) merupakan masalah gizi global terutama
dinegara-negara berkembang yang banyak terjadi pada usia sekolah (6-12 tahun). Sebear
70%, anak-anak di Asia mengalami kekurangan zat gizi (khor, 2003 ). Berdasarkan data
hasil Riskesdas (2013) kejadian status gizi pendek dan kurus pada anak-anak usia ekolah
( 5-12 tahun ) masih tinggi. Di Indonesia sebesar 30,7% anak-anak usia 5-12 tahun
mengalami status gizi pendek dan sebesar 11, 2% memiliki status gizi kurus (Kemekes
RI, 2013).
Anemia merupakan masalah gizi mikro yang banyak terjadi diseluruh dunia, termasuk
didalam kelompok beresiko, diantaranya juga pada anak ekolah. World health
organization (WHO) melaporkan 305 juta anak sekolah diseluruh dunia menderita anemia
( WHO,2008). Secara global , pravelensi anemia pada anak usia sekolah menunjukkan
angka yang tinggi, yaitu 37% edangkan di Thailand 13,4%, dan di india 85,5%.
Pravelensi anemia di kalangan anak-anakdi Asia mencapai 58,4%, angka ini lebih tinggi
dari rata-rata di Afrika (49,8%). Adapun di Indonesiaberdasarkan alnalisis data Riskesdas
(2013) prevalensi anemia pada usia anak 5-12 tahun adalah sebesar 29%.
Secara global, ebanyak 29,8% dari keseluruhan anakusia sekolah (241 juta)
diperkirakan memiliki asupan yodium tidak mencukupi. Asia Tenggara memiliki jumlah
terbesar anak usia sekolah dengan asupan yodium rendah (76 juta) dan ada sedikit
kemajuan diafrika, yaitu sebanyak 39% (58juta) memeiliki asupan yodium yang tidak
cukup ( Anderson, et al, 2012). Analisis data SUSENAS di 33 provinsi di Indonesia dan
semua kabupaten/kota menunjukkan bahwa 13% anak usia sekolah kekurangan yodium
dan 22% memiliki resiko kelebihan yodium (Kartono, 2014).
Kekurangan yodium pada seseorang dapat diukur dengan ekspresi yodium dalam urin
(EIU). Kondisi di Indonesia ialah prevalensi anak sekolah dengan resiko kekurangan
yodium ebanyak 14,9%, cukup yodium 29,9% lebih dari cukup 24,8% dan resiko
kelebihan yodium 30,4%. Nilai median EIU adalah 215, dengan EIU perkotaan (237)
lebih tinggi dari pedesaan (210) (Rikesdas,20130.
Di Indonesia, pravelensi kurangvitamin A pada balita secara signifikan terus
mengalami penurunan. Pada tahun 1992, pravelensi xeroftalmia sebesar 0,35% turun
secara signifikan dibandingkan dengan tahun 1978, yaitu sebesar 1,3%. Pravelensi kurang
vitamin A subklinis (serum retional <20) juga menunjukkan penurunan, yaitu dari 14,6%
pada tahun 2007 ( survey national gizi mikro) menjadi 0,8% pada tahun 2011 (south east
asia nutrition survey/SEANUTS)(Kemenkes RI,2013 ).
Anak sekolah dasar di Indonesia seperti kelompok usia lainnya juga menghadapi
masalah gizi ganda. Di satu sisi menghadapi kelebihan gizi, yaitu akibat mengkonsumi
pangan berlebih, yang secara nasional jumlahnya sekitar 100%. Di sisi lain juga masih
banyak di jumpai anak yag mengalami kekurangan gizi akibat mengkonsumsi pangan
dengan jumlah dan kualitas rendah. Hail Riskedas tahun 2013menunjukkan bahwa secara
nasional masalah gizi lebih pada anak umur5-12 tahun sangat tinggi, yaitu terdiri dari
overweight 10,8%, dan obesitas 8,8%. Selain mulai meningkatnya masalah kegemukan,
sejatinya Indonesia masih mengalami masalah beban ganda, yaitu masih terdapatnya
status gizi kurang bahkan gizi buruk.

1. Kurang energy-protein (KEP)


Kekurangan energy-protein (KEP) pada anak usia sekolah dasar akan
berdampak paa pertumbuhan dan perkembangan. Kurang mencukupinya asupan
energy dan protein akan menghambat pertumbuhan anak-anak sehingga menyebabkan
terjadinya stunting atau wasting. Selain itu, KEP juga dapat berdampak pada
perkembangan kognitif pada anak-anak usia lebih dari lima tahun.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya KEP baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penyebab langsung KEP adalah tidak cukupnya asupan gizi
baik secara kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan data hasil riskesdas (2010) pada
anak usia sekolah (7-12 tahun), rata-rata tingkat kecukupan energy berkisar antara
71,6-89,1% dan sebesar 44,4% mengonsumsi energy di bawah kebutuhan minimal
(<70%). Selain konsumsi pangan , penyebab langsung terjadinya KEP adalah adanya
penyakit. Anak yang terkena penyakit infeksi menyebabkan berkurangnya asupan
pangan akibat menurunnya selera makan sehingga kecukupan asupan zat gizi tidak
terpenuhi.
Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya mengonsumsi makanan yang
mengandung energy dan protein yang bermutu tinggi ( ikan,telur,daging) serta
mineral terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Gangguan pertumbuhan
pada usia anak-anak ini juga dapat terjadi akibat berat badan bayi lahir rendah
(BBLR) dan gizi kurang pada usia balita. Kekurangan gizi secara umum ( makanan
kurang secara kualitas maupun kuantitas ) menyebabkan gangguan pada proses
pertumbuhan.
Jika seorang anak mengalami kekurangan gizi karena tidak tercukupinya
asupan gizi, ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Untuk itu,
mereka dianjurkan banyak mengkonsumi banyak makanan yang kaya akan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Adapun penyebab tidak langsung kejadian KEP dipengaruhi oleh ketahanan
pangan keluarga, pola pengasuhan anak, dan pelayanan kesehatan. Ketahan pangan di
keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk menyediakan kebutuhan pangan
seluruh anggota keluarga dari segi jumlah maupun kualitas gizi.

2. Kegemukan atau gizi lebih


Gizi lebih merupaka kondisi saat konsumsi makanan yang mengandung
energy, protein, dan lemak melebihi kebutuhan. Gizi lebih dapat menyebabkan
obesitas, yaitu suatu keadaa ketika kelebihan energy disimpan di alam jaringan berupa
lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya berbagai penyakit
degenerative, seperti hipertensi,atau tekanan darah tinggi, penyakit diabetes, jantung
koroner, hati, dan kandung empedu.

3. Anemia Gizi Besi


Anemia adalah kurangnya jumlah sel darah. Anemia gizi besi yang terus
menerus dialami anak akan memberikan dampak jangka pendek maupun panjang.
Dampak anemia bagi siswa sekolah dasar adalah menurunnya kemampuan dan
konsentrasi belajar, terganggunya pertumbuhan sel tubuh maupun sel otak, timbulnya
gejala pucat, letih, lesu dan cepat lelah sehingga dapat menurunkan prestasi belajar,
kecerdasan inteklektual, dan kebugaran serta kesehatan tubuh.
Anemia yang menderita anemia mempunyai kemampuan belajar yang rendah.
Anemia juga menyebabkan rendahnya daya ingat dan konsentrasi. Penelitian ASIA
Development Bank (ADB) menyatakan bahwa anak yang anemia dapat menyebabkan
kehilangan angka kecerdasan intelektual 5-15 poin. Setiap penambahan 1% kadar
hemoglobin dapat meningkatkan kecerdasan intelektual anak sekitar 6-7 poin. Selain
itu, status anemia memiliki hubungan bermakna dengan fungsi kognitif, dalam hal ini
prestasi belajar matematika.

4. Kurang Vitamin A
Kurang vitamin A (KVA) menyebabkan kerusakan sel yang menghasilka
metaplasi keratinasi pada jaringan epitel, seperti pada saluran pernapasan dan
pencernan. KVA dapat terjai karena menurunnya cadangan vitamin A di hari serta
menurunnya kadar serum vitamin A. vitamin A diperlukan oleh retina mata untuk
pembentukkan rodopsin dan pemeliharaa diferensiasi jaringan epitel. KVA pada anak-
anak terutama terjai karena terkait dengan masalah kemisikinan, pendidikan rendah,
dan kurangnya asupan makanan sumber citamin A.
Makana yang rendah kandungan vitamin A biasanya juga rendah kandungan
protein dan lemak. Pangan sumber vitamin A ialah sayur dan buah-buahan berwarna,
seperti dan singkong, bayam, tomat, kankung, daun ubi jalar, wortel, papaya, daun
sawi hijau, buncis, daun katuk, mangga, jeruk,jambu biji, telur, ikan dan hati.

5. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Gejala yang timbul akibat kekurangan yodium dapat berupa sikap serta rasa
malas dan lamban. Pada anak-anak dapat menyebabkan kecerdasan (IQ) yang lebih
rendah disbanding yang seharusnya sesuai usianya. GAKY dapat disebabkan oleh
kurangnya konsumsi makanan yang mengandung yodium sehingga dapat terjadi
penyakit gondok.
Kekurangan yodium memiliki efek negative terhadap pertumbuhan dan
perkembangan yang disebabkan tidak mencukupinya produksi hormone tiroid
sehingga terjadi gangguan pada tubuh dalam spectrum yang cukup ( Zimmermann, et,
al, 2013). Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) termasuk hipotiroidsme,
keterbelakangan mental, keruaskana otak ireversibel, kretinisme, berkurangnya fungsi
motorik kongintif ( Morreale 20014) dan zimmermann, et, al, 2009). Kekurangan
yodium pada anak usia sekolah juga dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi
belajar dan kuragnya prestai ( zimmermann, et, al 20016 ). Kelebihan yodium juga
mengakibatkan terjdainya kelainan ( Zimmermann, et, al, 2013).
Goitrogen dapat menghambat pemanfaatan yodium oleh kelnjar tiroid. Zat
goitrogen terdapat dalam beberapa sayuran seperti kol, lobak, tauge, singkong,
jagung, dan buncis. Goitroen biasanya aktif hanya jika asupan yodium kurang dan
atau jika asupan goitrogen dalam waktuyang panjang. Selain itu, faktor penting
lainnya berkaitan dengan metabolism yodium adalah kurangnya asupan energy-
protein, defisiensi selenium, zat besi dan vitamin A, yang dapat memperparah efek
defisiensi yodium ( Vanderpan, et, al, 1990 dan Zimmermann, et, al, 2000).
B. Perbaikan Gizi Anak Sekolah
Penelitian membuktikan bahwa “education and learning depend on good nutrition and
health”, Negara-negara maju, seperti amerika serikat, jerman , perancis, jepang adalah
Negara Negara yang sejakmemulai pembangunanya mendudukkan gizi anak sekolah dan
pendidikan sebagai prioritas utama. Dinegara tersebut makan anak sekolah atau dikenal
dengan school feeding sangat diperhatikan penyelenggaraanya.
Banyak intervensi yang telah dilakukan pada beberapa tahun terakhir ini, yang
bertujuan meningkatkan kemampuan siswa, terutama bagi mereka yang kurang giizi.
Diantara intervensi tersebut yaitu.Pemberian sarapan disekolah sering dianggap sebagai
intervensi yang efektif untuk meningkatkan efiisensi pendidikan di sekolah-sekolah
miskin dinegara berkembang (cleuto,2008) Program sarapan disekolah ditargetkan untuk
mengurangi kelaparan dan meningkatkan status gizi anak-anak terutama mereka yang
kurang gizi (powell et al, 1998).
Program sarapan ataupun makan siang disekolah dipersiapkan dan diolah di dapur-
dapur sekolah atau diluar gedung sekolah. Hal ini bergantung pada bahan yang tersedia di
sekolah tersebut. Sekolah dengan jumlah siswa yang banyak di kota-kota sering
mempergunakan dapur produksi terpusat dan mengirimkan makanan jadi ke sekolah yang
lebih kecil yang berada disekitarnya ( palacio& theis,2009). Program sarapan telah
terbukti bermanfaat, diantaranya :
1. Meningkatkan focus atau konsentrasi belajar
2. Meningkatkan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh
3. Meningkatkan status gizi dan kesehatan
4. Mengurangi risiko kegemukan
5. Mencegah jajan sembarang
6. Melatih displin dan kebersamaan

C. Kebutuhan Gizi Untuk Anak Sekolah


Pada usia sekolah, tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk proses kehidupan,
tetapi lebih dari itu, juga untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Oleh sebab itu,
anak memerlukan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein dan juga zat gizi
mikro seperti vitamin dan mineral. Dalam siklus kehidupan, tubuh seorang anak masih
akan mengalami pertumbuhan, yaitu badan menjadi bertambah tinggi dan membesar.
Sesuai dengan grafik pertumbuhan tanner, seorang anak masih akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat ( growth spurt) kedua setelah masa kanak-kanak.
Dalam kesehariannya, anak secara fisik akan sangat aktif bergerak , berlari, melompat
dan sebagainya. Anak yang sehat ditandai dengan tubuh yang bergerak aktif, baik
disekitar rumah maupun disekolah, sebaliknya, anak yang banyak diam justru diduga
sedang mengalami gangguan kesehatan.
Jumlah kebutuhan zat gizi anak Indonesia ditetapkan dalam Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (2014), anak 7-9 tahun dengan ukuran tinggi badan (TB) 130 cm dan
berat badan (BB) 27 kg, dan anak usia 10-12 tahun pada nak laki-laki dengan BB 34 kg
dan TB 142 cm serta pada anak perempuan dengan BB 36 kg dan TB 145 cm.
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, jika makanan tidak dipilih dengan
baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial
adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makananan.
Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi energy.
sebagai Sumber energy zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh
dan proses metabolism di dalam tubuh. Zat-zat gizi yang dapat memberikan
energy adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Osidasi zat-zat gizi ini
menghasilkan energy yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas. Bahan pangan
yang berfungsi sebagai sumber energy antara lain nasi, jagung, dan talas yang
merupakan sumber karbohidrat, margarine, dan mentega yang merupakan
sumber protein. Ketiga zat gizi ini memberikan sumbangan energy bagi tubuh.
Zat-zat gizi tersebut merupakan penghasil energy yang dapat dimanfaatkan
untuk bergerak dan aktivitas fisik serta aktivitas metabolism di dalam tubuh.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Salah satu fungsi zat gizi ialah sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan
tubh manusia. Zat gizi yang di maksud adalah protein. Kekurangan konsumsi
protein akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, fungsi lainnya ialah untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak
dan mempertahankan fungsi organ tubuh.

3. Mengatur proses tubuh.


Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses
tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf
dan otot, serta banyak proses lain yang terjadi didalam tubuh termasuk proses
penuaan.
Secara umum, zat gizi makanan yang termasuk kedalam tubuh manusia
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari sebagai sumber tenaga, pembangun,
dan pengatur. Selain ketiga jenis zat gizi terebut, anak sekolah yang banyak
aktivitas fiik juga memerlukan air minum agar terhindar dari dehidrasi.
1) Energi
Kebutuhan energy bgi anak ditenrtukan oleh metabolism basal,
umur, aktivitas, fisik, suhu lingkungan, dan kesehatan. Zat-zat gizi
yang mengandung energy disebut makronutrien ( zat gizi makro ) dan
terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, tiap gram protein maupun
karbohidrat mengandung 4 kkal, sedangkan tiap gram lemak
mengandung 9 kkal.
2) Protein
Kebutuhan protein per kilogram berat badan anak adalah tinggi
karena pertumbuhannya yang sangat cepat, untuk kemudian berkurang
eiring bertambahnya umur. Protein dkatakan adekuat jika mengandung
semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup, serta mudah
dicerna dan diserap oleh tubuh. Oleh sebab itu, sebagian protein yang
diberikan harus protein berkualitas tinggi seperti protein hewani. Susu
sapi merupakan salah satu umber protein yang baik, sednagkan daging,
ikan dan telur mengandung protein berkualitas tinggi. Tambahan
protein dapat diperoleh dari tahu, tempe, dan juga sereal.
3) Mineral dan vitamin
Mineral dan vitamin esensial merupakan zat gizi yang penting
bagi pertumbuhan dan kesehatan. Mineral seperti kalsium dan fosfo\r
berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Susu sapi mengandung
vitamin AA dan B kompleks. Namun, susu sapi tidak mengandung zat
besi dan flour sehingga kebutuhan zat tersebut harus disuplai oleh
bahan makanan lain seperti daging, sayuran, dan buah.
4) Cairan
Jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh harus diperhatikan
dengan benar, terutama bagi anak sekolah yang mudah dehidrasi .pada
umumnya anak sehat memerlukan 1000-1500 ml air setiap hari. Dalam
keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu badan yang tinggi, diare, dan
muntah, masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghidari
memburuknya keadaan.

 Kebutuhan zat gizi makro dan mikro untuk anak sekolah


Usia
Usia 10-12 tahun
Zat gizi
7-9 tahun
Laki laki perempuan

1600-1850 2100
Energy (kkal)
2000

Protein (g)
60
35-49 56
Karbohidrat (g)
275

Lemak (g) 289


220-254
67

Vitamin A (mcg) 70
600
62-72
Vitamin C (mg) 600
50

Vitamin B (mg) 50
450-500
1,0

Besi (mg) 1,1


20
45
Zink (mg) 13
13

Yodium (mcg) 14
0,8-0,9
120

120
8-9

5-11

120

Sumber AKG,2013.

 Kebutuhan pangan untuk anak sekolah berdasarkan pedoman gizi seimbang


Bahan makanan Anak Usia Usia
sekolah 10-12 tahun
7-9 tahun
(1900kkal) Laki laki perempuan

nasi 4½p 5p 4p
sayuran 3p 3p
2-3 p
buah 4p 4p
tempe 3p 3p 3p
daging 2½p 2p
2-3p
susu 1p 1p
minyak 2p 5p 5p
gula 2p 2p
1p

4-5p

2p

Keterangan p=porsi

Kementerian kesehatan RI menerjemahkan AKG menjadi prsi makanan agar


mudah diterapkan oleh masyarakat. Seorang ibu akan mempersiapkan porsi makanan
anaknya berdasarkan kelompok pangan, yaitu smber karbohidrat (nasi), sayuran,
buah, lauk-pauk ( nabati atau hewani), susu jika mampu, dan bumbu olahannya.
Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energy berdasarkan kelompok umur
masing-masing.
D. Contoh Makanan Bervariasi Untuk Anak Sekolah
Untuk hidup sehat, tumbuh, belajar dan bermain dengan aktif, seorang anak usia 10-
12 tahun setiap hari memerlukan energy 2050 kkal dan zat gizi berupa protein 50 g,
vitamin A 600 RE, zat besi 13 mg, dan vitamin C 50 mg. untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi tersebut,setiap hari seorang anak dianjurkan makan sebagai berikut.
1. Nasi 5 porsi (@ 100 g)
2. Tempe 3 potong ( @50 g)
3. Daging 2,5 potong (@ 50 g)
4. Sayur 3 porsi ( @ 100 g)
5. Buah 4 porsi (@ 50 g)
6. Minum air putih minimal 6 gelas.
Untuk anak yang suka makan jajanan, porsi nasi dapat dikurangi dan digantikan
dengan jajanan yang mengandung jumlah zat gizi relatif sama yang diistilahkan dengan
bahan pangan penukar. Sebagai contoh 1 porsi nasi serta dengan, roti tawar 4 iris atau mie
instan ¾ bungkus atau 1 mngkunk kolak pisang/ubi.

E. Upaya Peningkatan Gizi Pada Anak Sekolah


Pedoman gizi seimbang (PGS) oleh ditetapkan kementerian kesehatan dengan
keputusan nomor 41 tahun 2014. PGS dapat digunakan sebagai panduan perilaku agar
anak dapat hidup bergizi dan sehat.
1. Biasakan makan tiga kali sehari ( pagi,siang, dan malam ) bersama keluarga.
Pangan yang dikonsumsi untuk kebutuhan tubuh ialah yang mengandung
energy, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Sesuai dengan kapasitas
sistem pencernaan, pengaturan diet pangan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu makan
pagi, siang, malam dan disertai jajanan sehat. Sekitar 40% anak sekolah tidak
makan pagi (sarapan) yang mengakibatkan prestasi belajar kurang optimal.
2. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya.
Protein hewani memiliki kualitas lebih baik karena komposisi asam amino
yang lebih lengkap. Ikan merupakan sumber protein hewani, termasuk daging dan
telur, sedangkan tempe dan tahu sebagai sumber protein nabati. Ikan juga sumber
asam lemak tidak jenuh dan zat gizi mikro. Konsumsi protein sebaiknya sebanyak
30% protein hewani dan 70% protein nabati.
3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan.
Jenis sayuran dan buah sangat beragam. Selain sebagai sumber vitamin, sayur
dan buah juga merupakan sumber mineral, serat, dan antioksidan. Suumber
vitamin A dibedakan menjadi du, yaitu : (1) preformed vitamin A ( vitamin A
berbentuk jadi atau bentuk aktif vitamin A), yaitu vitamin A bentuk jadi atau
retinol yang bersumber dari pangan hewani seperti daging, susu dan olahannya
(mentega dan kej ), kuning telur, hati ternak, ikan, dan minyak ikan, (2)
Provitamin A ( bahan baku vitamin A/prekusor), yaituu sayuran berdaun hijau
gelap ( bayam, singkong, sawi hijau ) wortel, waluh, ubi jalar kuning atau merah,
buah-buahan berwarna kuning ( papaya, mangga, apricot dan peach )
4. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah.
Pada saat jadwal sekolah anak sampai sore hari, makan siang harus memenuhi
syarat dari segi keamanan, jumlah, dan keragaman, anak cenderung akan jajan
ketika tidak membawa bekal dari rumah, termasuk air minum.
5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan, dan makanan selingan yang
manis, asin, dan berlemak.
Perilaku menyantap makanan cepat saji sudah menjadi bagian hidup
masyarakat perkotaan. Makanan tersebut mengandung terlalu tinggi gula, garam,
dan lemak yang berhubungan dengan penyakit kronis, seperti diabetess mellitus,
tekanan Darah tinggi, dan penyakit jantung sehingga konsumsi makanan dan
jajanan cepat saji harus sangat dibatasi.
6. Biasakan menyikat gigi sekurang –kurangnya dua kali setelah makan pagi dan
sebelum tidur.
Sisa makanan disela-sela gigi akan dimanfaatkan bakteri yang menghasilkan
asam, yang dapat menyebabkan kerusakan gigi. Membersihkan gigi setelah makan
dan sebelum tidur adalah
upaya untuk menghindari pengeroposan atau kerusakan gigi.
7. Hindari merokok
Perilaku merokok usia dini juga sudah mulai ditemukan pada anak sekolah.
Perokok aktif maupun pasif anak sebaiknya dihindari. Lingkungan anak sekolah
harus dinyatakan bebas dari asap rokok, merokok dapat menganggu kesehatan,
seperti paru dan kesehatan reproduksi.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, yaitu jenis kelamin,
umur, dan status kesehatan. Gizi seimbang bagi anak sekolah dipenuhi setiap hari
dengan makanan yang beraneka ragam. Perubahan komposisi tubuh dan
peningkatan aktivitas fisik anak sekolah memerlukan asupan gizi seimbang.
Secara umum, menu makanan yang seimbang adalah komposisi energy dari
karbohidrat 50-65%, protein 10-20%, dan lemak 20-30%.
Selain gizi seimbang, pada anak-anak, pola asuh yang baik akan memberikan
pengaruh yang baik pula terhadap status gizi. Pola asuh yang baik akan
memperhatikan kecukupan asupan zat gizi dan pencegahan terjadinya penyakit.
Selanjutnya, pola asuh, asupan gizi, dan kejadian penyakit infeksi sangat
dipengaruhi oleh akar masalah yang meliputi faktor sosial, ekonomi, dan budaya.
Pendekatan lain yang lebih komprehensif adalah dengan menggunakan 4 pilar
gizi seimbang, yaitu :
1. Makan beraneka ragam.
Makan secara bervariasi sangat penting karena tidak ada satu jenis
makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan anak
sekolah. Dalam satu hari, anak sekolah sebaiknya mengonsumsi makanan
yang mengandung zat sumber tenaga, pembangun, dan pengatur.
2. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Penerapan prinsip dan kebiasaan hidup bersih sangat penting untuk
mewujudkan gizi seimbang kebiasaan hidup tidak bersih berisiko terhadap
timbulnya penyakit infeksi yang merupakan salah satu faktor penting dan
berpengaruh terhadap status gizi. Untuk mendukung pola hidup bersih dan
sehat, disusunlah program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
indicator sebagai berikut.
 Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun
 Mengonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah
 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
 Olahraga yang teratur dan terukur.
 Memberantas jentik nyamuk.
 Tidak merokok.
 Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
 Membuang sampah pada tempatnya.
3. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran tenaga/energy dan pembakaran energy. Aktivitas
fisik mampu merangsang perkembangan otot-otot sehingga berpengaruh
terhadap pertumbuhan yang optimal. Gerak motorik kasar yang dilakukan
pada usia pertumbuhan sangat banyak manfaatnya, diantaranya membuat
tubuh menjadi lentur,otot dan tulang semakin kuat, serta menjaga kebugaran.
Aktivitas fisik yang sering dilakukan pada usia 7-12 tahun adalah bermain dan
berolahraga seperti loncat tali, petak umpet, sepak bola, bulu tangkis,
bersepeda, dan jogging.
4. Monitor berat badan ideal.
Salah satu indicator yang menunjukkan keseimbangan zat gizi di
dalam tubuh adalah berat badan ideal. Oleh sebab itu, perlu membiasakan
menimbang berat badan secara rutin. IMT dibawah normal mengindikasikan
bahwa anank kurus sehingga perlu meningkatkan asupan gizi makanan,
sebaliknya IMT yang menunjukkan angka diatas normal mengindikasikan
bahwa anak mengalami kegemukan sehingga sebaiknya mengurangi makanan
sumber lemak dan karbohidrat. Pola hidup sehat untuk mencegah kegemukan
adalah sebagai berikut :
1. Konsumsi buah dan sayur lebih dari 5 porsi perhari.
2. Mengurangi makanan dan minuman manis.
3. Mengurangi makanan berlemak dan gorengan.
4. Kurangi makan diluar.
5. Biasakan makan pagi dan membawa bekal ke sekolah.
6. Makan sesuai waktunya.
7. Membatasi menonton televise, bermain computer dan video game kurang
2 jam/hari.
8. Tidak menyediakan televise dikamar anak
9. Tingkatlan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari.
10. Melibatkan keluarga untuk perbaikan gizi hidup untuk pencegahan gizi
lebih
11. Target penurunan berat badan ideal.

Beberapa hal yang menjadi catatan dalam penerapan gizi seimbang pada anak
sekolah :

1. Keseimbangan gizi diperoleh apabila hidangan sehari hari terdiri dari tiga
kelompok bahan makakanan sekaligus, dengan jumlah yang cukup.
2. Makanan umumnya hanya mengandung satu atau bebeapa zat gizi.
3. Makanan dikatakan memenuhi gizi seimbang jika jumlahnya seimbang dan
jenisnya sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Seorang anak harus makan berbagai jenis makanan (beragam) agar dapat
memperoleh semua zat gizi tersebut.
5. Berbagai jenis makanan artinya tidak hanya makan makanan yang
disenangi (favorit) misalnya lauk pauk tidak hanya makan daging sapid an
ayam saja, tetapi juga makan tahu, tempe oncom, ikan, atau telur.
6. Untuk memperoleh semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
7. Keseimbangan makanan diperoleh dengan pola makan 3 kali sehari, yang
terdiri dari makan pagi (sarapan), makan siang, dan makan malam. Jenis
makanan yang dikonsumsi terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran,
buah dan minum air putih paling sedikit 6 gelas per hari.
8. Hindari makan pagi, siang, dan malam dengan jenis yang sama misalanya
untuk makan pagi, siang dan malam hanya makan bakso atau mie instan.

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipahami dalam kelompok pangan
sebagai penyusun gizi seimbang.

1. Nasi dan pangan pokok


Nasi merupakan salah satu makanan pokok dan merupakan
sumber karbohidrat. Nasi sebaiknya dimakan dalam jumlah yang lebih
banyak dari pada lauk dan sayuran.
2. Lauk pauk
Lauk pauk merupakan pangan sumber protein, vitamin, dan
mineral. Lauk pauk diperlukan tubuh untuk dapat tumbuh (bertambah
tinggi) dan mengganti jaringan tubuh yang rusak.
3. Sayur dan buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan
mineral, yang berperan untuk melancarkan kerja dan fungsi organ –
organ tubuh.
4. Air
Air diperlukan agar tubuh dapat beraktivitas dengan baik dan
tetap sehat ( tidak sakit ), mengindari tubuh kekurangan cairan (
dehidrasi ) dan menjaga agar suhu tubuh teta p normal. Dehidrasi yang
terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kematian.
5. Gula
Gula dan pemanis buatan sama-sama memberikan rasa manis
pada makanan /minuman. Gula merupakan sumber tenaga yang dapat
segera digunakan tubuh, sedangkan pemanis buatan seperti siklamat,
sakarin, aspartame, gula stevia, dan xilitol, sedikit menghasilkan tenaga
(rendah kalori). Oleh sebab itu, pemanis buatan tidak sama baiknya
dengan gula karena gula baik sebagai sumber energy, sedangkan
pemanis buatan tidak. makanan atau minuman manis harus dikonsumsi
secukupnya Karena apabila terlalu banyak, akan membebani kerja tubuh,
menimbulkan kegemukan, kerusakan gigi, dan penyakit lain akibat
kegemukan.
Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO ( world health
organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Oleh sebab itu,
keduanya perlu mendapatkan perhatian khusus untuk masalah asupan
gizi dan konsumsi makanan sehari-hari.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Anak Sekolah Dan Alasan Mengapa
Kebutuhan Gizi Anak Sekolah Sangat Perlu Diperhatikan
1. Usia sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan
paling pesat kedua setelah masa balita. Kesehatan yang optimal akan menghasilkan
pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangat diperlukan
.pendidikan juga digalakkan untuk perkembangan mental yang mengacu pada
kemampuan anak di masa sekarang yang akan datang. Asupan gizi diperlukan untuk
memenuhi keduanya, yaitu fisik dan mental anak. Fisik dan mental merupakan dua
hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan.
2. Selalu aktif
Semakin tinggi tingkat aktivitas tubuh, energy dan zat gizi yang diperlukan
juga akan semakin banyak. Anak usia SD atau usia sekolah merupakan usia yang
senang bermain. Anak senang menghabiskan waktunya untuk belajar memahami
lingkungan sekitar sehingga diperlukan asupan energy dan zat gizi yang banyak
untuk menunjang aktivitas fisik.
3. Perubahan sikap terhadap makanan
Anak usia SD tidak dapat ditebak terkait selera makan yang saat ini sedang ia
sukai. Perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pengaruh diluar, seperti teman sebaya, keluarga, maupun media.
4. Anak lebih suka pangan dengan organoleptik yang tegas.
Anak usia sekolah telah terbukti sangat sulit untuk mengonsumsi makan-
makanan yang sedang ia menyukai makanan yang disukai.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Anak Mengonsumsi Jajanan Tidak Sehat


Terdapat kecenderungan bahwa anak sekolah sangat menyukai jajanan disekolah
sehingga kemungkinan kontribusi jajanan terhadap total asupan gizi adalah antara 20-
30% dalam sehari. Anak tersebut menyukai jajanan diluar rumah lebih menarik, terbiasa
mengemil, atau memiliki uang jajan yang cukup. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi anak mengonsumsi jajanan tidak sehat adalah sebagai berikut :
1. Orang tua cenderung kurang mengawasi perilaku anak-anaknya yang senang
mengonsumsi jajanan.
2. Produsen atau penjual makanan hanya memikirkan keuntungan yang didapatkan
dibandingkan efek buruk yang mengakibatkan oleh jajanan yang diproduksinya
apabila menggunakan campuran zat-zat berbahaya dalam proses produksi.
3. Anak-anak dalam hal ini sebagai konsumen yang tidak mengetahui bahaya
mengonsumsi tersebut.
4. Pihak sekolah terkadang membiarkan siswa-siswi membeli jajanan diluar area
sekolah.

H. Perhitungan Kebutuhan Gizi Untuk Anak


CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN GIZI ANAK

Kebutuhan gizi ( requirement), menggambarkan banyaknya zat gizi minimal yang


diperlukan oleh masing-masing individu sehingga ada yang rendah dan tinggi yang
dipengaruhi oleh faktor genetik. Di indonesia, angka kebutuhan gizi ini disusun setiap 5
thn sekali dalam widyakarya nasional pangan dan gizi (wnpg)

Secara umum dalam ilmu Biologi, gizi bisa dibagi menjadi lima kelompok utama, yakni
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kelima zat gizi tersebut sangat
dibutuhkan bagi manusia untuk proses pertumbuhan, metabolisme tubuh, dan proses-
proses di dalam tubuh lainnya.
Kebutuhan gizi bayi dan anak relatif lebih besar bila dibandingkan dengan orang dewasa,
hal ini dikarenakan pada usia bayi dan anak pertumbuhan terjadi secara pesat.

Untuk tiap 3 tahun pertambahan umur, maka kebutuhan energi / kalori mengalami
penurunan sebanyak 10 kkal/kg BB

Menghitung Kebutuhan Gizi Balita

Cara Hitung Berat Badan Ideal (BBI) pada usia kurang dari 10 th
BAYI (umur dlm bln : 2) + 4
ANAK (umur dlm th * 2) + 8

Contoh:
jika balita kita berusia 2 tahun, maka BBI nya adalah:
(2 thn x2)+8 =12kg

Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari

Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (WKPG), Kebutuhan Energi

usia 0-1 th :
P: 110 – 120(kkal/kg Bb)
W: 110 – 120(kkal/kg Bb)

usia 1-3 th :
P: 100(kkal/kg Bb)
W: 100(kkal/kg Bb)

usia 4-6 th :
P: 90(kkal/kg Bb)
W: 90(kkal/kg Bb)

usia 6-9 th :
P: 80-90(kkal/kg Bb)
W: 60-80(kkal/kg Bb)

usia 10-14 th :
P: 50-70(kkal/kg Bb)
W: 40-55(kkal/kg Bb)

usia 14-15 th :
P: 40-50(kkal/kg Bb)
W: 40(kkal/kg Bb)

Contoh Kebutuhan Kalori Anak usia 2 th :


100 kal/kg BBI (WKPG), dengan BBI 12 yaitu 100×12 kg = 1200 kal/hari
ATAU

Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus :


Kebutuhan Kalori = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
Contoh Kebutuhan Kalori Anak usia 2 th:
1000 + (100 x usia dalam tahun ), yaitu 1000 + (100 x 2 thn) = 1200 kal/hari

Kebutuhan protein, angka kebutuhan protein tergantung mutu protein, semakin baik mutu
protein semakin rendah angka kebutuhan protein.

Kebutuhan Protein Bayi dan Anak (WKPG)


Usia 0-1 th : 2.5 (g/kg BB/hari)
Usia 1-3 th : 2 (g/kg BB/hari)
Usia 4-6 th : 1.8 (g/kg BB/hari)
Usia 6-10 th : 1.5 (g/kg BB/hari)
Usia 10-18 th : 1-1.5 (g/kg BB/hari)

Contoh Kebutuhan Protein Anak usia 2 th sesuai WKPG:


12 (BBI) * 2 (WKPG) = 24 g
Menurut WKPG, protein tidak boleh melebihi 30% total kalori

ATAU

Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung
dengan rumus :
Kebutuhan Protein = (10% x Total Energi Harian) : 4 = x gram
Contoh Kebutuhan Kalori Anak usia 2 th:
Protein 10% dari total kalori = (10% x 1200 kal) : 4 = 30 gram

Kebutuhan Lemak
Kebutuhan lemak adalah sebesar 20% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung
dengan rumus :
Kebutuhan lemak = (20% x Total Energi Harian) : 9 = x gram

Contoh Kebutuhan Lemak Anak usia 2 th:


Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1200 kal) : 9 = 27 gram

Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein
dan lemak.
Contoh Kebutuhan Kalori Anak usia 2 th:
Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentase protein dan lemak =
(70% x 1200 kal) : 4 = 210 gram

Jumlah kebutuhan yang seharusnya dikonsumsi anak secara garis besar sebagai berikut :
Pembagian Makanan Sehari Diet 1200 kalori 30 gram Protein :

Nasi 3P = 300 gram (2 1/4 gelas)


Protein hewani 3P = 120 gram ( 3 potong sedang)
Protein nabati 2,5P = 75 gram tempe/30 gram kacang hijau (1,5 potong tempe/2,5
sendok kacang hijau)
Sayuran 1,5P = 150 gram (1 1/4 gelas sayuran masak)
Buah 3P = +/- 300 gram
Minyak 2,5P = 12,5 gram (2,5 sendok teh)

Ket. P=Satuan Penukar, 1P = 1 Satuan Penukar

Jika dilihat dari susunan diatas, bahan makanan terbesar yang dikonsumsi adalah nasi.
Namun tidak lantas nasi menjadi patokan utama konsumsi anak. Karena pada dasarnya
sumber karbohidrat tidak hanya berasal dari nasi.

Jika balita anda tergolong anak yang sulit makan nasi, alternatif bahan penukar dari
golongan sumber karbohidrat :

Ket. : 1 Satuan Penukar mengandung = 175 kalori, 4 gram protein, 40 gram karbohidrat

1P Nasi = 3/4 gelas / 100 gram dapat digantikan dengan:


Jagung segar = 3 biji sedang / 125 gram
Kentang = 2 buah sedang / 210 gram
Makaroni = 1/2 gelas / 50 gram
Mi Kering = 1 gelas / 50 gram
Mi Basah = 2 gelas / 200 gram
Roti = 3 iris / 70 gram
Singkong = 1 1/2 potong / 120 gram
Ubi jalar kuning = 1 biji sedang / 135 gram
Sukun = 3 potong sedang / 150 gram

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan
besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup, ada
beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi ntuk anak.
Pada usia sekolah, tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk proses kehidupan,
tetapi lebih dari itu, juga untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Oleh sebab itu,
anak memerlukan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein dan juga zat gizi
mikro seperti vitamin dan mineral. Dalam siklus kehidupan, tubuh seorang anak masih
akan mengalami pertumbuhan, yaitu badan menjadi bertambah tinggi dan membesar.
Sesuai dengan grafik pertumbuhan tanner, seorang anak masih akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat ( growth spurt) kedua setelah masa kanak-kanak.

B. Saran

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk dapat
menambah pengetahuan dalam hal sistem nilai budaya, norma, hukum, perubahan
kebudayaan karena pengaruh dari luar dan peran mahasiswa dalam kebudayaan.

Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyusunan makalah berikutnya yang lebih sempurna lagi

DAFTAR PUSTAKA

Hardiansyah,supariasa nyoman dewa .2017. ilmu gizi teori dan aplikasi, Jakarta :EGC

Arisman,2004, gizi dalam daur kehidupan, Jakarta : EGC

Almatsier sunita,dkk, 2011, gizi seimbang dalam daur kehidupan, Jakarta : gramedia
pustaka utama
Santoso soegeng, ranti lies anne, 1998 kesehatan gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Beck E Mary, 1995, ilmu gizi dan diet, Jakarta : yayasan essentia medica

Persatuan ahli gizi Indonesia, rumah sakit Dr.cipto mangunkusumo, 1988, penuntun
diit anak, Jakarta : Gramedia pustaka utama

Anda mungkin juga menyukai