Dosen Pengampu:
Teguh Akbar, M. Gizi
Di Susun Oleh
Kelompok 5:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia yang menjadi perhatian utama saat ini adalah gizi kurang
pada anak balita yang tergolong dalam periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Program 1000 HPK dapat dilihat dari peningkatan status gizi pada bayi dan
balita dan penurunan angka stunting. Angka stunting di Indonesia masih relatif tinggi,
faktor resiko penyebab stunting di Indonesia kekurangan asupan gizi terutama pada
bayi dan balita. Akibatnya menyebabkan meningkatnya resiko kematian, gangguan
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Masalah gizi pada balita dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, ternama yaitu
asuhan gizi yang tidak optimal. Salah asuhan gizi sejak awal kehidupan diakibatkan
dari tidak optimalnya pemberian makanan pada ibu hamil dan meyusui, pemberian
ASI eksklusif, serta makanan pendamping ASI pada anak.
Penyebab sclanjutnya adalah daya beli keluarga yang rendah serta pengetahuan gizi
yang kurang juga dapat mempengaruhi masalah gizi pada anak. Selain itu penyakit
infeksi yang menyerang anak seperti diare yang dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan
buruk, personal hygne ibu yang kurang serta pelayanan kesehatan yang tidak
memadai juga dapat mempengaruhi gizi pada anak (Nugroho, 2016).
keadaan gizi seseorang Dipengaruhi oleh perilaku pola makan, Hal tersebut
dikarenakan adanya kuantitas dan Kualitas makanan minuman yang dikonsumsi
sehingga akan memberikan dampak pada tingkat kesehatan seseorang. Maka dari itu,
untuk meningkatkan kesehatan seseorang maka harus menjaga kualitas dan kuantitas
makanan yang dikonsumsi agar dapat mengarahkan pada gizi yang seimbang.
Gizi yang seimbang memiliki peran penting khususnya pada pertumbuhan,
perkembangan fisik dan kecerdasan seseorang. Kondisi tersebut berlaku untuk semua
umur baik pada bayi,Anak-anak, dewasa dan lansia (Kemkes, 2014).
Gizi pada bayi atau balita dapat dikatakan Suatu yang harus dijaga karena pada saat
itu Terjadi suatu pertumbuhan serta perkembangan Pada fisik yang tinggi dan rawan
terjadi hal Yang buruk. Balita dengan gizi yang tidak Seimbang dikhawatirkan mudah
mengalami Penyakit infeksi yang dapat berujung pada Penyakit kronis dan kematian
(Kemkes, 2014).
Gizi tidak seimbang bukan hanya membuat Pertumbuhan bayi menjadi terhambat dan
Menurunkan berat badan, akan tetapi juga dapat Mengakibatkan obesitas karena
mengalami Kelebihan gizi.
B. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah
1. Kebutuhan gizi pada bayi dan balita
2. Manajemen MPASI
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami Prinsip.gizi pada bayi dan balita
2. Untuk mengetahui dan memahami standar kebutuhan gizi bayi dan balita
3. Untuk memahami dan mengetahui Tahapan perkembangan pemberian makan
bayi dan balita
4. Untuk mengetahui dan memahami kekurangan gizi bayi dan balita
5. Untuk memahami dan mengetahui paket interfensi gizi efektif
6. Untuk memahami dan mengetahui Dasar pentingnya MPASI
7. Untuk memahami dan mengetahui Mitos dan prilaku masyarakat
8. Untuk memahami dan mengetahui Teknik dan strategi pemberian MPASI
pada anak yang tidak mau makan
9. Untuk memahami dan mengetahui Penyiaapan MPASI
10. Untuk memahami dan mengetahui Mpasi pada kaki ndisi khusus
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termuat dalam kebutuhan gizi pada bayi dan balita ?
2. Bagaimana manajemen Mpasi mengenai dasar, mitos dan perilaku
masyarakat, teknik, penyiapan mpasi serta mpasi pada kondisi khusus?
D. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah GKR
2. Sarana untuk melatih penulis dalam pembuatan makalah
3. Mengetahui apa saja kebutuhan gizi pada bayi dan balita serta bagaimana
manajemen mpasi
4. Mengetahui dan memahami prinsip gizi pada bayi dan balita
5. Mengetahui standar kebutuhan gizi bayi dan balita
6. Mengetahui tahapan perkembangan pemberian makan bayi
7. Mengetahui bagaimana kekurangan gizi bayi dan balita serta mengetahui
pakeg intervensi gizi efektif
8. Mengetahui dan memahami bagaimana dasar pentingnnya mpasi, mitos dan
perilaku masyarakay serta teknik dan strategi penyiapan mpasi dan mpasi pada
kaki kondisi khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Adisasmito (2007), pengetahuan tentang gizi akan membantu dalam mencari
berbagai alternatif pemecahan masalah kondisi gizi keluarga. Untuk menanggulangi
kekurangan konsumsi yang di sebabkan oleh daya beli yang rendah, perlu di usahakan
peningkatan penghasilan keluarga dengan memanfaatkan pekarangan sekitar rumah.
Perawatan atau pola pengasuhan ibu terhadap anak yang baik merupakan hal yang sangat
penting, karena akan mempengaruhi proses tumbuh kembang
balita. Pola pengasuhan ibu terhadap anak nya berkaitan erat dengan keadaan ibu
terutamakesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan tentang pengasuhan anak
(WHO, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2005), keadaan sosial ekonomi merupakan aspek sosial budaya yang
sangat mempengaruhi status kesehatan dan juga berpengaruh pada pola penyakit, bahkan juga
berpengaruh pada kematian, misalnya obesitas lebih banyak di temukan pada golongan
masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi dan sebaliknya. Malnutrisi lebih banyak
ditemukan dikalangan yang berstatus ekonominya rendah.Penyebab mendasar atau akar
masalah gizi adalah terjadinya krisis ekonomi. Politik dan sosial termasuk bencana alam,
yang mempengaruhi ketidak seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soeharjo, 2003).
Asupan nutrisi seperti ASI dan MP-ASI memegang peranan penting dalam optimalisasi
tumbuh kembang pada anak. Keadekuatan asupan nutrisi pada anak dapat dinilai dengan
keadaan status gizi yang ditandai dengan anak kurus, normal, dan gemuk
(Sulistyoningsih, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
MPASI juga sekiranya lebih baik diberikan dengan hasil buatan rumah (homemade) dari pada
menggunakan yang instant atau dibeli dipasar yang sudah tersedia. Selain dapat menghemat
membuat MPASI sendiri memiliki manfaat yang baik buat anak, yakni sebagai orang tua kita
dapat memastikan kandungan apa yang di konsumsi si kecil. Tanpa adanya tambahan bahan
yang seharusnya belum diberikan kepada anak. Misalnya seperti gula atau garam. Dan juga
kita dapat menggunakan bahan-bahan sederhana tapi menyehatkan
Kegiatan memberikan pengetahuan lebih mengenai pentingnya MPASI sangat diperlukan
oleh orangtua. Tak hanya para ibu namun para ayah pun diharapkan memiliki pengetahuan
dalam hal seperti ini.
C. Teknik Dan Strategi Pemberian MPASI Pada Anak Yang Tidak Mau Makan
Menurut World Health Organization (WHO), ada empat strategi pemberian MPASI yang
baik.
1. Tepat Waktu
Tepat waktu di sini artinya adalah ketika ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Secara umum, ketika bayi sudah berusia 6 bulan, ASI saja tidak bisa
mencukupi kebutuhan zat gizi makro dan zat gizi mikro bayi. Sejak usia 6bulan ada
kesenjangan energi yang tak bisa lagi terpenuhi lagi dari ASI. Sehingga pemberian MPASI
perlu dilakukan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi tidak mengalami gangguan.
2. Adekuat
adalah MPASI yang diberikan harus mengandung zat gizi lengkap dan seimbang. Selain itu,
MPASI harus memenuhi kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein
serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
3. Aman
MPASI harus aman dan higienis. Proses persiapan, pembuatan, dan penyajian perlu
menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman serta higienis. Pastikan selalu menjaga
kebersihan dalam setiap prosesnya. Pisahkan bahan yang masih mentah dan bahan yang
sudah dimasak. Selalu gunakan air bersih dalam memasak. Selain itu, makanan perlu dimasak
sampai matang dan jangan menyimpan MPASI pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
4. Diberikan Secara Responsif
MPASI perlu diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar dan kenyang bayi.
Penting untuk memastikan jadwal makan bayi teratur, yaitu dengan durasi kurang dari 30
menit per kali makan, serta tak ada camilan yang ditawarkan di luar jadwal makan.
D. Penyiapan MPASI
Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar Sesuai dengan
bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka
makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
A. Simpulan
Kesimpulan dari isi makalah diatas mengenai kebutuhan gizi pada bayi dan balita
yaitu masa dimana pertumbuhan dan perubahan tidak hanya memang terjadi pada
penampilan saja tetapi dalam kemampuan serta bagaimana proses perkembangan
mengenai standar kebutuhan gizi agar terpenuhi sehingga tumbuh dengan atau hidup
dengan optimal, kemudian faktor yang mempengaruhi gizi pada bayi dan balita paling
besar itu dari faktor keluarga atau lingkungannya.
Selanjutnya manajemen Mpasi dimana dasar penting Mpasi dimana Mpasi merupakan
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau
anak usia 6-24 bulan selain asi. Kemudian tujuan dari pemberian Mpasi agar
kebutuhan zat gizi pada bayi tercukupi untuk perkembangan dan pertumbuhannya.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran yang mungkin
bermanfaat yaitu:
1. Bagi penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
dalam kebutuhan gizi pada bayi dan balita dan manajemen MPASI
2. Bagi instuisi pendidikan
Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran teori.Agar
Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang teori teori pada
kebutuhan gizi pada bayi dan balita dan pada teori manajemen MPASI
DAFTAR PUSAKA
Aritonang. E. (2010). Pengaruh Pemberian Mie Instan Fortifikasi Pada Ibu Menyusui
Terhadap Pertumbuhan Bayi; Sumatra Barat: Univeritas Sumatra Barat
Prihutama. N. Y & Rahmadi. F. A. & Hardaningsih. G. (2018). Pemberian Makanan
Pendamping Asi Dini Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun;
Diponerogo: Jurnal Kedokteran Diponegoro
Mahmudy. W. F. (2017). Article Optimasi Kebutuhan Gizi untuk Balita Menggunakan
Hybrid Algoritma Genetika dan Simulated Annealing; Universitas Briwijaya
Handayani. R. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Anak
Balita; Padang: STIKes YPAK Padang
Mufida. L, dkk & Widianingsih. T. D & Maligan. J. M. (2015). Prinsip Dasar Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Untuk Bayi 6 – 24 Bulan; Malang: Universitas Briwijaya
Kumala. D & Sianipar. S. S. (2019). Pengaruh Pemberian Makanan Bayi Dan Anak (PMBA)
Sesuai Tahapan Pada Balita Usia 0 – 24 Bulan Dalam Upaya Penurunan Resiko Stunting
Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan; Palangka Raya: STIKes Eka Harap
LAMPIRAN