Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA SERTA MANAJEMEN MPASI

Dosen Pengampu:
Teguh Akbar, M. Gizi

Di Susun Oleh
Kelompok 5:

Julia Meiristamara [311121026]


Asri maulani [311121027]
Arinda Firly Melandri [311121028]
Fitri Nurnabilah [311121029]
Ekhsita Monica [311121030]
Yultia Nur Amanah [311121031]

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, 10 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………....4
B. Tujuan Umum………………………………………………………….……………4
Tujuan Khusus………………………………………………………………………4
C. Rumusan Masalah……………………………………………………………….…..5
D. Manfaat……………………………………………………………………………...5
BAB 2 TINJAUAN PUSAKA …………………………………………………………….6
BAB 3 PEMBAHASAN …………………………………………………………………...7
 Kebutuhan Gizi Pada Bayi Dan Balita Meliputi; ……………………………… 7
A. Prinsip gizi pada bayi dan balita ……………………………………………………7
B. Standar kebutuhan gizi bayi dan balita …………………………………………….. 8
C. Tahapan perkembangan pemberian makan bayi dan balita …………………………8
D. Kekurangan gizi bayi dan balita ……………………………………………………. 8
E. Paket interfensi gizi efektif …………………………………………………………. 9
 Manajemen MPASI Meliputi …………………………………………………….. 9
A. Dasar pentingnya MPASI …………………………………………………………... 9
B. Mitos dan prilaku masyarakat ………………………………………………………. 9
C. Teknik dan strategi pemberian MPASI pada anak yang tidak mau makan ………….10
D. Penyiaapan MPASI
…………………………………………………………………..11
E. Mpasi pada kaki kondisi khusus ……………………………………………………..11
BAB IV PENUTUPAN ……………………………………………………………………..
12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 12
B. Saran …………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………………...12
DAFTAR LAMPIRAN
……………………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia yang menjadi perhatian utama saat ini adalah gizi kurang
pada anak balita yang tergolong dalam periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Program 1000 HPK dapat dilihat dari peningkatan status gizi pada bayi dan
balita dan penurunan angka stunting. Angka stunting di Indonesia masih relatif tinggi,
faktor resiko penyebab stunting di Indonesia kekurangan asupan gizi terutama pada
bayi dan balita. Akibatnya menyebabkan meningkatnya resiko kematian, gangguan
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Masalah gizi pada balita dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, ternama yaitu
asuhan gizi yang tidak optimal. Salah asuhan gizi sejak awal kehidupan diakibatkan
dari tidak optimalnya pemberian makanan pada ibu hamil dan meyusui, pemberian
ASI eksklusif, serta makanan pendamping ASI pada anak.
Penyebab sclanjutnya adalah daya beli keluarga yang rendah serta pengetahuan gizi
yang kurang juga dapat mempengaruhi masalah gizi pada anak. Selain itu penyakit
infeksi yang menyerang anak seperti diare yang dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan
buruk, personal hygne ibu yang kurang serta pelayanan kesehatan yang tidak
memadai juga dapat mempengaruhi gizi pada anak (Nugroho, 2016).
keadaan gizi seseorang Dipengaruhi oleh perilaku pola makan, Hal tersebut
dikarenakan adanya kuantitas dan Kualitas makanan minuman yang dikonsumsi
sehingga akan memberikan dampak pada tingkat kesehatan seseorang. Maka dari itu,
untuk meningkatkan kesehatan seseorang maka harus menjaga kualitas dan kuantitas
makanan yang dikonsumsi agar dapat mengarahkan pada gizi yang seimbang.
Gizi yang seimbang memiliki peran penting khususnya pada pertumbuhan,
perkembangan fisik dan kecerdasan seseorang. Kondisi tersebut berlaku untuk semua
umur baik pada bayi,Anak-anak, dewasa dan lansia (Kemkes, 2014).
Gizi pada bayi atau balita dapat dikatakan Suatu yang harus dijaga karena pada saat
itu Terjadi suatu pertumbuhan serta perkembangan Pada fisik yang tinggi dan rawan
terjadi hal Yang buruk. Balita dengan gizi yang tidak Seimbang dikhawatirkan mudah
mengalami Penyakit infeksi yang dapat berujung pada Penyakit kronis dan kematian
(Kemkes, 2014).
Gizi tidak seimbang bukan hanya membuat Pertumbuhan bayi menjadi terhambat dan
Menurunkan berat badan, akan tetapi juga dapat Mengakibatkan obesitas karena
mengalami Kelebihan gizi.
B. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah
1. Kebutuhan gizi pada bayi dan balita
2. Manajemen MPASI
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami Prinsip.gizi pada bayi dan balita
2. Untuk mengetahui dan memahami standar kebutuhan gizi bayi dan balita
3. Untuk memahami dan mengetahui Tahapan perkembangan pemberian makan
bayi dan balita
4. Untuk mengetahui dan memahami kekurangan gizi bayi dan balita
5. Untuk memahami dan mengetahui paket interfensi gizi efektif
6. Untuk memahami dan mengetahui Dasar pentingnya MPASI
7. Untuk memahami dan mengetahui Mitos dan prilaku masyarakat
8. Untuk memahami dan mengetahui Teknik dan strategi pemberian MPASI
pada anak yang tidak mau makan
9. Untuk memahami dan mengetahui Penyiaapan MPASI
10. Untuk memahami dan mengetahui Mpasi pada kaki ndisi khusus
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termuat dalam kebutuhan gizi pada bayi dan balita ?
2. Bagaimana manajemen Mpasi mengenai dasar, mitos dan perilaku
masyarakat, teknik, penyiapan mpasi serta mpasi pada kondisi khusus?
D. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah GKR
2. Sarana untuk melatih penulis dalam pembuatan makalah
3. Mengetahui apa saja kebutuhan gizi pada bayi dan balita serta bagaimana
manajemen mpasi
4. Mengetahui dan memahami prinsip gizi pada bayi dan balita
5. Mengetahui standar kebutuhan gizi bayi dan balita
6. Mengetahui tahapan perkembangan pemberian makan bayi
7. Mengetahui bagaimana kekurangan gizi bayi dan balita serta mengetahui
pakeg intervensi gizi efektif
8. Mengetahui dan memahami bagaimana dasar pentingnnya mpasi, mitos dan
perilaku masyarakay serta teknik dan strategi penyiapan mpasi dan mpasi pada
kaki kondisi khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Adisasmito (2007), pengetahuan tentang gizi akan membantu dalam mencari
berbagai alternatif pemecahan masalah kondisi gizi keluarga. Untuk menanggulangi
kekurangan konsumsi yang di sebabkan oleh daya beli yang rendah, perlu di usahakan
peningkatan penghasilan keluarga dengan memanfaatkan pekarangan sekitar rumah.
Perawatan atau pola pengasuhan ibu terhadap anak yang baik merupakan hal yang sangat
penting, karena akan mempengaruhi proses tumbuh kembang
balita. Pola pengasuhan ibu terhadap anak nya berkaitan erat dengan keadaan ibu
terutamakesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan tentang pengasuhan anak
(WHO, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2005), keadaan sosial ekonomi merupakan aspek sosial budaya yang
sangat mempengaruhi status kesehatan dan juga berpengaruh pada pola penyakit, bahkan juga
berpengaruh pada kematian, misalnya obesitas lebih banyak di temukan pada golongan
masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi dan sebaliknya. Malnutrisi lebih banyak
ditemukan dikalangan yang berstatus ekonominya rendah.Penyebab mendasar atau akar
masalah gizi adalah terjadinya krisis ekonomi. Politik dan sosial termasuk bencana alam,
yang mempengaruhi ketidak seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soeharjo, 2003).

Asupan nutrisi seperti ASI dan MP-ASI memegang peranan penting dalam optimalisasi
tumbuh kembang pada anak. Keadekuatan asupan nutrisi pada anak dapat dinilai dengan
keadaan status gizi yang ditandai dengan anak kurus, normal, dan gemuk
(Sulistyoningsih, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN

 PRINSIP GIZI PADA BAYI DAN BALITA

A. Konsep dan Prinsip Gizi Pada Bayi


Masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik secara fisik
maupun psikologis, dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak hanya terjadi dalam
penampilan tetapi juga dalam kemampuan.Berkurangnya ketergantungan pada orang lain
merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi
duduk, berdiri, berjalan, menggerakkan benda-benda dan lain-lain.
Pengelolaan makan yang baik dan benar pada bayi sangat diperlukan untuk mendapatkan
tumbuh kembang yang optimal. Pemberian makan selain dari sisi makanan itu sendiri juga
perlu melibatkan lingkungan dimana bayi tersebut tinggal, jadwal waktu makan yang tepat
serta prosedur pemberian yang benar.
 Pengertian Bayi
Bayi adalah sebutan untuk anak usia 0-1 tahun dan makhluk hidup yang baru saja dilahirkan
dari rahim ibu. Pada masa ini merupakan masa yang menyenangkan baik fisik maupun dalam
tingkah lakunya, karena pada masa ini adalah masa yang polos dan unik bagi seorang
manusia, namun demikian masa bayi juga merupakan suatu tahap perkembangan manusia
setelah dilahirkan sehingga merupakan masa yang cukup menegangkan karena bayi harus
mulai hidup mandiri dan lepas dari ketergantungannya didalam rahim selama ini.
1. Perkembangan fisik
Pada saat dilahirkan panjang rata-rata bayi adalah 50 cm dengan berat 3,4 kg, akan terjadi
penurunan berat badan secara fisiologis antara 5%-10% setelah 10-14 hari berat badan akan
kembali normal, bayi mengalami empat penyesuaian utama yang dilakukan sebelum dapat
memperoleh kemajuan dalam perkembangan yaitu perubahan suhu,pemapasan, menghisap,
menelan dan cara pembuangan melalui organ-organ sekresi.
2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan
dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologi yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Pemikiran bayi termasuk kedalam pemikiran sensorik motorik, tahap sensori motorik
berlangsung dari kelahiran hingga berumur 2 tahun, pada tahap ini berkembang mental
ditandai dengan perkembangan pesat dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasi sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan fisik.
3. Perkembangan psikososial
Perkembangan emosi, beberapa bayi lebih banyak emosi senang dari pada tidak senang
bergantung terutama pada kondisi fisik dan lingkungan. Pola emosi kemarahan yang
ditunjukkan pada bayi yaitu dengan gerakan seperti menendang kaki atau apa saja yang di
dekatnya, mengibaskan tangan, menjerit, meronta-ronta, pola emosi ketakutan pada bayi
disebabkan karena suara keras, ruang gelap, tempat tinggi dan binatang, lalu bayi
menanggapinya rasa takut dengan merengek ataupun menangis.

B. Standar Kebutuhan Gizi Bayi Dan Balita


Gizi merupakan asupan yang teramat penting bagi tumbuh kembang anak. Kecukupan gizi
untuk anak akan mendorong perkembangan anak secara optimal. Sebaliknya kekurangan gizi
atau malnutrisi akan menimbulkan berbagai risiko kesehatan anak, diantaranya adalah
hambatan pertumbuhan tulang, lemah otot, degeneratif otak serta gangguan mental. Orang tua
harus memahami standar kebutuhan gizi anak yang harus terpenuhi.
Gizi pada Bayi Di usia 0 hingga 6 bulan, sumber gizi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI
mengandung gizi yang sangat lengkap sehingga sudah mencukupi standar kebutuhan gizi
bayi. Sementara bagi bayi di usia lebih dari 6 bulan memerlukan asupan makanan
pendamping ASI sebagai tambahan sumber gizi bayi.
Standar kebutuhan gizi bayi untuk memenuhi angka kecukupan kalori:
- Karbohidrat yang diperlukan tubuh bayi berkisar antara 40% dari kebutuhan kalori
bayi.
- Protein yang diperlukan sebesar 10% dari jumlah kebutuhan kalori bayi per hari.
- Lemak yang diperlukan sebanyak 40 sampai 50% dari total kebutuhan kalori.

C. Tahapan Perkembangan Pemberian Makan Bayi Dan Balita


Ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI. Tahap pertama pada
usia 6 bulan, bayi sudah siap menerima makanan dengan tekstur yang lebih padat. Seiring
dengan memiliki kemampuan mengunyah dengan otot-otot disekitar mulutnya dalam
mengolah makanan. Pada usia ini, bayi sudah bisa membalikkan makanan dengan lidahnya.
Untuk tahap selanjutnya, makanan yang diberikan harus bertahap, di mana tekstur pure dapat
dijadikan sebagai permulaan. Jenis makanan ini berbentuk padat namun konsistensinya cair
yang di mana dapat mudah dicerna. Setelah itu supaya makanan mudah dicerna pemberian
MPASI bertahap juga bertujuan agar tidak menimbulkan efek samping pada bayi. Seperti
tidak kembung, diare maupun alergi ( Innatika, 11: 2014 ).

MPASI juga sekiranya lebih baik diberikan dengan hasil buatan rumah (homemade) dari pada
menggunakan yang instant atau dibeli dipasar yang sudah tersedia. Selain dapat menghemat
membuat MPASI sendiri memiliki manfaat yang baik buat anak, yakni sebagai orang tua kita
dapat memastikan kandungan apa yang di konsumsi si kecil. Tanpa adanya tambahan bahan
yang seharusnya belum diberikan kepada anak. Misalnya seperti gula atau garam. Dan juga
kita dapat menggunakan bahan-bahan sederhana tapi menyehatkan
Kegiatan memberikan pengetahuan lebih mengenai pentingnya MPASI sangat diperlukan
oleh orangtua. Tak hanya para ibu namun para ayah pun diharapkan memiliki pengetahuan
dalam hal seperti ini.

D. Kekurangan Gizi Bayi Dan Balita


Faktor penyebab kurang gizi, Pertama makanan dan penyakit infeksi yang mungkin di derita
anak, kedua Ketahanan pangan di keluarga, pola Pengasuhan anak, pelayanan kesehatan Dan
kesehatan lingkungan. Ketiga faktor tingkat pendidikan, pengetahuan dan Keterampilan,
terdapat kemungkinan Semakin baik tingkat ketahanan pangan Keluarga, pola pengasuhan
anak, dan Keluarga memanfaatkan, pelayanan Kesehatan yang ada. Munculnya masalah gizi
ada anak-anak balita dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung di
pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
pada usia balita, anak tidak mendapatkan asuhan gizi yang memadai dan anak menderita
penyakit infeksi. Kemiskinan juga merupakan salah satu penyebab munculnya kasus gizi
buruk terkait ketersediaan dan konsumsi pangan keluarga (Depkes RI, 2010)

E. Paket Interfensi Gizi Efektif


Intervensi yang Terkait dengan praktik-praktik pemberian Makanan anak dan gizi ibu yang
merupakan Kunci untuk menangani gizi kurang pada Anak-anak. Untuk menangani gizi
kurang, Intervensi gizi perlu ditingkatkan yang Dinyatakan dengan bukti ilmiah. Intervensi
Ini merupakan paket Intervensi Gizi Efektif (IGE) yang memberikan sebuah rangkaian
Layanan sejak pra-kehamilan sampai usia dua Tahun yang mencakup 1000 hari kehidupan.
Adapun yang seharusnya dimasukkan dalam Paket Intervensi Gizi Efektif salah satunya
Yaitu konseling bagi ibu anak-anak muda dan Penulisan artikel ini merupakan suatu kajian
pustaka yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang pemberian MP-ASI yang benar
dan tepat

 MANAJEMEN MPASI MELIPUTI

A. Dasar Pentingnya MPASI


Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas
dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang
sangat pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI
tersebut. Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi
mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun waktu 4-6
bulan pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan produksi
ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan
tambahan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut. yi tersebut
Makanan pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau makanannya sama
dengan makanan keluarga, namun tekturnya disesuaikan dengan usia bayi dan kemampuan
bayi dalam menerima makanan

Tujuan Pemberian MP-ASI


Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan, ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi,
namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan makanan tambahan selain ASI yang
disebut makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping ASI mempunyai tujuan
memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikomotorik yang optimal, selain itu untuk mendidik bayi supaya
memiliki kebiasaan makan yang baik.

B. Mitos Dan Prilaku Masyarakat


Pengetahuan para ibu juga Berhubungan dengan sumber Informasi yang ibu dapatkan dari
Mitos dan media massa. Ibu Menyatakan bahwa penyebab Pemberian MP-ASI dini pada bayi
Mereka dikarenakan adanya Kebiasaan ibu dalam memberikan MP-ASI turun temurun dari
orang Tuanya seperti pemberian bubur nasi Dan bubur pisang pada saat upacara bayi (aqiqah)
yang telah mencapai Usia tiga bulanan. (Yulianti, 2015).
Rendahnya pengetahuan ibu Yang memiliki bayi tentang MP-ASI Menjadi salah satu
pengyebab Pemberian MP-ASI pada usia dini Dan juga pemberian jenis makanan Yang tidak
memenuhi kebutuhan gizi Bayi.

C. Teknik Dan Strategi Pemberian MPASI Pada Anak Yang Tidak Mau Makan
Menurut World Health Organization (WHO), ada empat strategi pemberian MPASI yang
baik.
1. Tepat Waktu
Tepat waktu di sini artinya adalah ketika ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Secara umum, ketika bayi sudah berusia 6 bulan, ASI saja tidak bisa
mencukupi kebutuhan zat gizi makro dan zat gizi mikro bayi. Sejak usia 6bulan ada
kesenjangan energi yang tak bisa lagi terpenuhi lagi dari ASI. Sehingga pemberian MPASI
perlu dilakukan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi tidak mengalami gangguan.
2. Adekuat
adalah MPASI yang diberikan harus mengandung zat gizi lengkap dan seimbang. Selain itu,
MPASI harus memenuhi kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein
serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
3. Aman
MPASI harus aman dan higienis. Proses persiapan, pembuatan, dan penyajian perlu
menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman serta higienis. Pastikan selalu menjaga
kebersihan dalam setiap prosesnya. Pisahkan bahan yang masih mentah dan bahan yang
sudah dimasak. Selalu gunakan air bersih dalam memasak. Selain itu, makanan perlu dimasak
sampai matang dan jangan menyimpan MPASI pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
4. Diberikan Secara Responsif
MPASI perlu diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar dan kenyang bayi.
Penting untuk memastikan jadwal makan bayi teratur, yaitu dengan durasi kurang dari 30
menit per kali makan, serta tak ada camilan yang ditawarkan di luar jadwal makan.

D. Penyiapan MPASI
Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar Sesuai dengan
bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka
makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

1. Makanan bayi umur 0-6 bulan


a) Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit
pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi,
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan
menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak
b) Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-
kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
c) Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI
diberikan 8-10 kali setiap hari.

2. Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan


 Makanan bayi umur 6-9 bulan
a) Pemberian ASI diteruskan
b) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap, karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga
c) Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-
lain.
d) d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti lauk
pauk
dan sayuran secara berganti-gantian.
 Makanan bayi umur 12-24 bulan
a) Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kkali sehari dengan
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
c) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan.
Misalnya nasi diganti dengan mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti
dengan telur, tahu, tempe dan ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat.
Bubur susu diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lain- lain.
d) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.

F. MPASI Pada Kondisi Khusus


MPASI diberikan pada usia yang tepat, yaitu ketika ASI saja tidak mencukupi kebutuhan
nutrisi bayi. IDAI dan WHO merekomendasikan pemberian MPASI selambat-lambatnya usia
6 bulan. Namun pada kondisi tertentu, misalnya kenaikan berat badan (BB) yang kurang baik,
anak dapat mulai diberikan MPASI setelah dievaluasi penyebabnya dan setelah kesiapan
makannya dinilai oleh dokter.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Kesimpulan dari isi makalah diatas mengenai kebutuhan gizi pada bayi dan balita
yaitu masa dimana pertumbuhan dan perubahan tidak hanya memang terjadi pada
penampilan saja tetapi dalam kemampuan serta bagaimana proses perkembangan
mengenai standar kebutuhan gizi agar terpenuhi sehingga tumbuh dengan atau hidup
dengan optimal, kemudian faktor yang mempengaruhi gizi pada bayi dan balita paling
besar itu dari faktor keluarga atau lingkungannya.
Selanjutnya manajemen Mpasi dimana dasar penting Mpasi dimana Mpasi merupakan
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau
anak usia 6-24 bulan selain asi. Kemudian tujuan dari pemberian Mpasi agar
kebutuhan zat gizi pada bayi tercukupi untuk perkembangan dan pertumbuhannya.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran yang mungkin
bermanfaat yaitu:
1. Bagi penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
dalam kebutuhan gizi pada bayi dan balita dan manajemen MPASI
2. Bagi instuisi pendidikan
Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran teori.Agar
Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang teori teori pada
kebutuhan gizi pada bayi dan balita dan pada teori manajemen MPASI

DAFTAR PUSAKA

Aritonang. E. (2010). Pengaruh Pemberian Mie Instan Fortifikasi Pada Ibu Menyusui
Terhadap Pertumbuhan Bayi; Sumatra Barat: Univeritas Sumatra Barat
Prihutama. N. Y & Rahmadi. F. A. & Hardaningsih. G. (2018). Pemberian Makanan
Pendamping Asi Dini Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun;
Diponerogo: Jurnal Kedokteran Diponegoro
Mahmudy. W. F. (2017). Article Optimasi Kebutuhan Gizi untuk Balita Menggunakan
Hybrid Algoritma Genetika dan Simulated Annealing; Universitas Briwijaya
Handayani. R. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Anak
Balita; Padang: STIKes YPAK Padang
Mufida. L, dkk & Widianingsih. T. D & Maligan. J. M. (2015). Prinsip Dasar Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Untuk Bayi 6 – 24 Bulan; Malang: Universitas Briwijaya
Kumala. D & Sianipar. S. S. (2019). Pengaruh Pemberian Makanan Bayi Dan Anak (PMBA)
Sesuai Tahapan Pada Balita Usia 0 – 24 Bulan Dalam Upaya Penurunan Resiko Stunting
Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan; Palangka Raya: STIKes Eka Harap

LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman

1. Jurnal Kebidanan Dan Keprawatan………………………………………… 583


2. Jurnal Pangan Dan Agroindustri……………………………………………. 1651
3. Journal Endurance 2(2)……………………………………………………... 224
4. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer…………. 1677
5. Jurnal Kedokteran Diponegoro……………………………………………… 1430
6. Artikel Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat……………………… 72

Anda mungkin juga menyukai