Anda di halaman 1dari 18

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DAN NUTRISI

DALAM SIKLUS KEHIDUPAN

DOSEN PENGAMPUH :
YULITA, SKM., MPH

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUZANA RUSMA DEWI


NIM : 1902031058

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ilmiah tentang “1000 Hari Pertama Kehidupan dan Nutrisi Dalam Siklus
Kehidupan”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya
makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Medan, 07 Mei 2021

Suzana Rusma Dewi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1. Nutrisi Penting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan........................ 3
2.2. Terapkan Pola Hidup BerGizi seimbang........................................... 7
2.3. Konsep Dasar Gizi dalam Siklus Kehidupan.................................... 10
2.4. Peran Gizi dalam Siklus Hidup Manusia........................................... 11
2.5. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan............................................. 12
BAB III PENUTUP......................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan........................................................................................ 14
3.2. Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu doublebarden yang
berimplikasi terhadap kualitas sumber daya manusia. Perbaikan gizi dengan cara
peningkatan mutu gizi individu dan komunitas tertuang dalam Undang-Undang
no. 36 tahun 2009 dan peraturan presiden no. 42 tahun 2013 tentang percepatan
perbaikan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).1 Rencana Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 dengan 4 program yaitu :
penurunan AKI dan AKB, perbaikan gizi terutama stunting/pendek serta
penurunan angka penyakit menular dan tidak menular.
Seribu hari pertama kehidupan anak (1000 HPK) adalah sejak hari
pertama kehamilan sampai anak umur dua tahun yang dapat menentukan masa
depan manusia. Fase ini disebut sebagai periode emas karena pada masa ini
terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Masalah gizi yang sering terjadi
pada 1000 HPK adalah BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), anak balita pendek
(stunting), gizi kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight) (Bappenas,
2013).
Masalah gizi merupakan masalah yang kompleks, terdapat beberapa
faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit gizi. Faktor tersebut adalah
faktor diet, faktor sosial, faktor kepadatan penduduk, infeksi, kemiskinan, dan
faktor lain seperti pendidikan dan pengetahuan. Timbulnya masalah gizi pada
anak balita terjadi karena penyebab langsung dan tidak langsung (Waryana,
2016).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan 2018, proporsi status gizi buruk dan gizi kurang berdasarkan indikator
BB/U pada balita sebesar 3,9% dan 13,8%. Proporsi status gizi berdasarkan
indikator TB/U adalah 11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek. Sedangkan
status gizi balita berdasarkan indikator BB/TB adalah 3,5% sangat kurus, 6,7%
kurus, dan 8,0% gemuk.

1
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan masalah gizi tersebut
adalah terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan, terganggunya
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme tubuh. Dalam jangka panjang
dapat menimbulkan penurunan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, dan risiko tinggi untuk
penyakit degenerative.
1000 HPK atau the first thousand days merupakan suatu periode didalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang di mulai sejak konsepsi
sampai anak berusia 2 tahun. Asupan makanan selama 1000 HPK memberi
konsekuensi kesehatan untuk masa depan agar anak tumbuh sehat dan cerdas
maka gizi sejak anak dini harus
terpenuhi dengan tepat dan optimal.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nutrisi Penting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan


Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional ke-59 dengan mengangkat
sub-tema Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif. Dalam hal ini,
pemerintah ingin menekankan serta meningkatkan kesadaran keluarga mengenai
pentingnya gizi yang seimbang.
Instalasi Humas & Pemasaran bekerja sama dengan Instalasi Gizi
mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat
topik: “Nutrisi Penting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan” Acara ini
dilaksanakan di Klinik Anak dengan narasumber Tantri Warachesti
Prihardani ,AMG pada hari Jumat, 25 Januari 2019, Pukul 09.00 s/d 10.00 WIB.
Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang berada
di Ruang Tunggu Klinik Anak. Dalam kegiatan PKRS yang mengangkat tema
Hari Gizi Nasional 2019 “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi”.
Narasumber menjelaskan, tujuan dari materi ini adalah Mewujudkan Kemandirian
keluarga dalam 1000 hari Pertama Kehidupan  (HPK) untuk pencegahan Stunting.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita
stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan
WHO (20%).  Stunting : gagal pertumbuhan pada anak  akibat kekurangan gizi
dalam  waktu lama   à anak lebih pendek dari anak normal seusianya. Kekurangan
gizi ini dimulai dari janin masih dalam kandungan sampai awal kehidupan anak 
1000 hari pertama kehidupan. Saat ini, pemerintah juga tengah menggalakkan 
program pemenuhan gizi untuk 1000 hari pertama kehidupan, dimulai sejak masa
kehamilan dalam rangka menekan angka stunting di Tanah Air.
1000 hari kehidupan pertama dihitung dari proses pembuahan janin dalam
rahim sampai 2 tahun setelah melahirkan atau gizi 1000 hari pertama kehidupan
itu gizi yang diberikan selama 9 bulan ibu hamil atau 270 hari dalam kandungan,
serta pada 2 tahun pertama pertumbuhan anak atau selama 730 hari.”, kata Prof dr.
Fasli Jalal Phd, pakar gizi dari Universitas Andalas.

3
Dalam masa-masa tersebut disitulah awal kehidupan yang mencetak
perkembangan otak, pertumbuhan badan yang tentunya akan berdampak pada
jangka panjang seperti prestasi belajar, tidak rentan terkena penyakit tidak
menular seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker
dan distabilitas lansia.
Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu
selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus
kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi
pada periode ini. Oleh karena itu asupan makanan selama kehamilan sangatlah
perlu untuk diperhatikan.
9 Pesan inti 1000 hari pertama kehidupan:
1. Selama hamil, makan makanan beraneka ragam.
a. Sumber Karbohidrat seperti nasi, roti gandum, kentang, ubi, singkong, dll.
b. Protein Hewani dan nabati seperti  Ikan, daging, telur, ayam, tempe, tahu,
kacang-kacangan.
c.  Sayuran  seperti bayam, kangkung, wortel, dll.
d.  Buah seperti  pepaya, jeruk,apel, mangga, dll.
e. Vitamin C Pembentukan kolagen dan anti oksidan juga bermanfaat
mendapatkan berat badan ideal saat kelahiran dan menurunkan resiko bayi
lahir premature. Sumber Vitamin C diantaranya adalah  buah-buahan dan
sayuran segar.
f.  Asam Folat dan zat besi. Ibu hamil perlu menambah asupan asam folat
dan zat besi, selama kehamilan untuk membantu  mencegah kecacatan
tabung syaraf. Kecacatan tabung syaraf dapat berakibat buruk pada tulang
belakang dan tengkorak janin. Zat besi bermanfaat menghasilkan cadangan
darah. Sumber : asam folat terkandung dalam sayuran hijau dan kacang-
kacangan. Zat besi terkandung di daging sapi dan bayam.
g. Kalsium.  Selain bermanfaat untuk pertumbuhan gigi janin dan sang ibu,
kalsium juga dapat mengurangi resiko pre eklamsia dan untuk
mempertahankan kepadatan tulang serta mencegah osteoporosis. Bumil

4
membutuhkan minimal 1500 mg kalsium perhari. Sumber : tahu, sayuran
berdaun hijau, salmon, susu,  teri,   rebong.
h. Vitamin E Sebanyak 15 mg setiap hari untuk membantu tubuh membentuk
dan menggunakan sel darah merah dan juga otot. Sumber : gandum,
kacang-kacangan, minyak sayur, bayam dan juga  sereal.
i. Vitamin B2 Kebutuhan B2 minimal 1,4 mg / hari untuk menjaga
energinya, menjaga kesehatan kulit dan mata. Sumber : daging, produk
olahan susu, telur, ikan.
j. Kolin, pembentukan membran sel, sinyal sel-sel, penghantar impuls
saraf. Sumber : hati sapi, daging ayam, ikan, kuning telur, kacang kedelai, 
gandum. Pemberian 450 mg/hari
2. Memeriksa kehamilan tiap bulan. Sejak awal kehamilan, nutrisi ibu pun
harus diperhatikan. “ Nutrisi yang baik adalah syarat mutlak untuk
pertumbuhan janin yang baik.”
a. Kunjungan pertama, dilakukan sedini mungkin sejak ibu diketahui
mengandung. Kunjungan pertama meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik,
USG untuk mengetahui posisi hamil, pemeriksaan Lab.
b. Kunjungan berikutnya, setelah pemeriksaan pertama, interval kunjungan
selanjutnya sebaiknya dilakukan setiap empat minggu sekali atau sebulan
sekali hingga kandungan berusia 28 minggu. Sementara mulai dari
kandungan berusia 29 hingga 36 minggu, pemeriksaan sebaiknya
dilakukan setiap 2-3 minggu sekali. Lewat dari minggu ke-36, kandungan
sudah harus diperiksa setiap seminggu sekali.
3. Minum tablet tambah darah
Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tablet dan bermanfaat bila diminum secara
teratur,  setiap hari selama kehamilan, tablet tambah darah diminum dengan
air putih dan jangan diminum dengan air teh, susu atau kopi karena dapat
menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaat nya menjadi
berkurang ( Depkes, 2011).

5
Tablet tambah darah sebaiknya diminum setelah makan malam atau menjelang
tidur, akan tetapi lebih baik bila setelah minum tablet tambah darah disertai
makan buah-buahan seperti pisang ambon ( Nuri, 2005 ).
4. Bayi yang baru lahir Inisiasi Menyusui Dini ( IMD)
Inisiasi Menyusui Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan,
dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri ( tidak disodorkan
ke puting susu ). IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan
pemberian ASI ekslusif dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan
terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. 
Setelah  usia  usia 6 bulan, bayi  mulai  diberikan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI)
IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia satu
bulan, dengan IMD selama 1 jam pertama kehidupan, maka bayi dapat
langsung kontak kulit antara ibu dan bayinya dimana bayi akan merasa hangat,
kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karena kedinginan,
bayi mendapatkan kolostrum ( ASI pertama ), cairan berharga yang kaya akan
antibodi ( zat kekebalan tubuh ).
5. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan
Manfaat ASI Eksklusif 6 bulan : Melindungi dari infeksi gastrointestinal. Bayi
yang ASI eksklusif selama 6 bulan tingkat pertumbuhannya tidak sama
dengan yang ASI eksklusif hanya 4 bulan. ASI Eksklusif 6 bulan ternyata
tidak menyebabkan kekurangan zat besi.
6. Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan
sampai 5 tahun di Posyandu. Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk
membantu pertumbuhannya  setiap bulan.
7. Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi.
Ada 5 imunisasi dasar bagi bayi, tujuannya agar bayi terhindar dari penyakit
dan kematian akibat terpapar virus atau bakteri.

6
a. Hepatitis B, Imunisasi pertama dapat diberikan 12 jam setelah bayi lahir
atau pada bayi usia 0-7 hari. Dosis kedua pada saat anak berusia 1-2 bulan
dan dosis selanjutnya saat berusia 6-18 bulan.
b. BCG, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit TBC. Dilakukan
sekali pada bayi dengan usia sebelum 3 bulan.
c. Polio, merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio yang dapat
menyebabkan kelumpuhan atau kecacatan. Imunisasi ini diberikan
sebanyak 4x, yaitu saat bayi berusia 1-4 bulan.
d. DPT-HB, merupakan imunisasi untuk menegah penyakit Difteri, Pertusis
dan Tetanus. Dilakukan saat bayi usia 2,3, dan 4 bulan.
e. Campak, merupakan imunisasi yang bertujuan menegah penyakit campak.
nya sekali saja yaitu pada saat anak berusia 9 bulan.
8. Lanjutkan pemberian ASI hingga berusia 2  tahun
Alasannya, mengurangi biaya! mengurangi kerepotan! IQ lebih tinggi / cerdas
dan  mengeratkan hubungan kasih sayang antara bayi dan ibu.
9. Pola pemberian ASI dan MP ASI
Berikan MP ASI sesuai umur agar bayi tetap sehat  dan tumbuh kembang
optimal. Berikan MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap
memberikan ASI. Berikan MP ASI sesuai umur agar bayi tetap sehat  dan
tumbuh kembang optimal.
Berikan anak Balita makanan dengan gizi seimbang agar tumbuh sehat dan
memiliki masa depan yang baik.

2.2. Terapkan Pola Hidup BerGizi seimbang


4 PilarGiziSeimbangdalam TGS:
1. Makanmakanan beragam (dalam jumlah yang cukup dan proporsional)
2. Menerapkan Pola Hidup Bersih
3. Melakukan AktivitasFisik
4. Memantau Berat Badan Ideal

7
Gambar Tumpeng Gizi Seimbang panduan konsumsi sehari-hari

A. Sajian Sekali Makan BerGizi Seimbang


1. Piring berisi sajian makan tdd: makanan
pokok, sayuran, laukpauk dan Buah - buahan dg proporsi seimbang
untuk kebutuhan tubuh
2. Minum air putih
3. Batasi gula, garam dan minyak/ lemak
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan

Gambar Piring makan sekali makan

B. Gerakan Global Gizi


Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 2010 telah
melaksanakan program gerakan Scaling up Nutrition yang kemudian
berkembang menjadi Scaling up Nutrition movement (SUN) movement yaitu
gerakan perbaikan gizi untuk semua khususnya wanita dan anak-anak, dengan

8
menghilangkan berbagai kondisi malnutrisi yang berdampak terhadap kualitas
sumber daya manusia (SDM).
Dampak malnutrisi akibat defisiensigizi selama kehamilan tidak hanya
pada masa bayi dan kanak- kanak akan tetapi berdampak sampai dewasa
sebab anak yang malnutrisi cenderung menjadi ibu yang malnutrisi dan akan
melahirkan bayi BBLR, siklus ini akan terus terjadi selama perbaikan nutrisi dan
kesehatan belum teratasi.
C. Target Scaling Up Nutrition
1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) diatas 40%
2. ASI Ekslusif diatas 50% pada tahun 2025
3. MP – ASI diatas 80%
4. Suplement tablet Fe diatas 90%
5. Fortifikasi makanan
6. Pemberian vitamin dan mineral
7. Gizi tinggi prestasi
8. Cakram informasi tentang edukasi gizi seimbang sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam pemilihan menu sehari-hari
Kecukupan gizi yang optimal selama 1000 HPK membuat kemampuan anak
untuk tumbuh dan berkembang serta belajar lebih baik. Hasil pemeriksaan IQ
anak usia 22 bulan dapat menjadi indikator kemampuan akademik di usia dewasa.
Gerakan nasional sadar gizi bertujuan menyamakan pemahaman dan
peningkatan komitmen seluruh pengambil kebijakan untuk memenuhi kebutuhan
pangan, kesehatan dan gizi pada ibu hamil dan anak usia 2 tahun.
Nutrisi ibu hamil cukup maka akan lahir bayi dengan berat dan tinggi badan
normal, ini akan berlanjut sampai bayi usia 6 bulan dengan pemberian ASI
Ekslusif dan MP–ASI serta melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun.
D. Pelayanan Kesehatan Dan Gizi Ibu
1. Timbang berat badan dan tinggi badan
2. Lingkar lengan atas kiri (LILA) 23,5 cm
3. Konseling gizi dan perencanaan persalinan
4. Ukur tekanan darah, tinggi fundus uteri

9
5. Tablet Fe dan tetanus toksoid
6. Periksa hemoglobin dan urin
7. Denyut jantung janin
8. Mencegah komplikasi dan family planning pasca persalinan

2.3. Konsep Dasar Gizi dalam Siklus Kehidupan


Siklus kehidupan manusia berkaitan erat dengan proses tumbuh kembang
yang dimulai dari proses pembuahan (fertilisasi) yang berlanjut pada masa bayi
dan anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Pertumbuhan merupakan suatu
proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel dalam tubuh manusia sedangkan
perkembangan berarti peningkatan fungsi sel, jaringan, dan organ tubuh dalam
bentuk yang kompleks1. Proses pertumbuhan dan perkembangan ini terjadi secara
bersamaan dan menjadi satu kesatuan pada setiap tahapan dalam siklus kehidupan
manusia.
Zat gizi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan di setiap tahapan dalam siklus kehidupan. Apabila terjadi
kondisi malnutrisi di satu tahapan dalam siklus kehidupan, hal ini akan
berdampak pada tahapan kehidupan selanjutnya. Sebagai contoh, berbagai
penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kondisi anemia dan kurang energi kronik
(KEK) pada ibu hamil merupakan salah satu faktor risiko kejadian bayi lahir
dengan berat badan rendah (kurang dari 2,500 gram) serta kejadian stunting dan
underweight pada anak usia dua tahun.2-4 Apabila balita dengan kondisi stunting
dan atau underweight tersebut tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka
akan berdampak pada kondisi gizi dan kesehatan mendatang yakni pada masa
anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Hal ini secara umum digambarkan pada
Gamba

10
Gambar Keterkaitan Masalah Gizi dalam Siklus Kehidupan (Sumber:
Rajagopalan, S., 2003 dalam Pritasari et al., 2017)

Dengan demikian, asupan gizi yang adekuat dan berkualitas sangat penting
dalam setiap tahapan kehidpan. Secara umum, siklus kehidupan manusia dibagi
menjadi masa kehamilan, bayi dan ibu menyusui, balita, anak sekolah dan remaja,
serta lansia. Setiap tahapan kehidupan memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-
beda. Sebagai contoh, kebutuhan kalori dalam sehari untuk wanita dewasa secara
umum adalah 1.900 kkal sementara untuk ibu hamil dengan kehamilan pada
trimester I membutuhkan tambahan sekitar 180 kkal/hari dan 300 kkal/hari pada
trimester II dan III.6 Untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam setiap tahapan
kehidupan, penerapan pola hidup sehat dengan prinsip gizi seimbang adalah kunci
keberhasilan untuk mewujudkan kondisi kesehatan yang optimal untuk saat ini
dan masa yang akan datang.

2.4. Peran Gizi dalam Siklus Hidup Manusia


Siklus kehidupan manusia dimulai dari fase di dalam kandungan sampai
dengan  masa usia lanjut. Dalam setiap fase kehidupan tersebut, setiap individu
memerlukan dukungan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal. Gizi dalam siklus kehidupan manusia meliputi gizi untuk ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa dan usia lanjut.
Agar seseorang dapat tumbuh secara optimal pada setiap siklus kehidupan, maka
setiap individu membutuhkan makanan atau gizi yang sesuai dengan ciri-ciri
tumbuh kembang pada setiap siklus tersebut. Pengaturan makanan pada setiap

11
siklus kehidupan manusia membutuhkan pemahaman tentang peran atau fungsi
zat gizi dalam tubuh. Keterampilan dalam penyusunan menu yang sesuai dengan
kebutuhan pada setiap tingkatan kehidupan.juga menjadi salah satu kompetensi
yang diperlukan untuk membuat menu yang seimbang.
Bahasan buku ajar ini meliputi angka kecukupan gizi yang dianjurkan
(AKG), faktor yang berpengaruh pada daur kehidupan, pengaruh gizi terhadap
kehamilan, masa laktasi, bayi, anak balita, anak sekolah dan remaja, orang
dewasa, lansia, perhitungan kebutuhan energi, zat gizi makro, dan zat gizi mikro,
serta penyusunan menu yang sesuai dengan kebutuhan gizi pada tiap fase
kehidupan. 
Buku ajar ini mendukung mata kuliah Gizi Daur Kehidupan yang
merupakan mata kuliah inti meskipun bukan merupakan mata kuliah kompetensi
di Program Studi Ilmu Gizi.  Adapun materi yang tercakup dalam buku ajar ini
antara lain :
1. Konsep dasar tumbuh kembang dalam kehidupan
2. Gizi Ibu Hamil
3. Gizi Ibu Menyusui
4. Gizi Bayi
5. Gizi Balita
6. Gizi Anak Sekolah
7. Gizi Remaja
8. Gizi Dewasa
9. Gizi Lansia

2.5. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan


Peranan gizi pada tumbuh kembang anak terutama dalam kaitannya
dengan lingkungan anak sejak dalam kandungan hingga masa remaja. Pola makan
dan kualitas makanan khususnya di negara tropis seperti indonesia ini merupakan
tantangan tersendiri yang pelru diteliti secara mendalam; terutama kaitannya
dengan kualitas gizi untuk tumbuh kembang atau siklus kehidupan generasi baru
Indonesia di masa mendatang.

12
Kecukupan asupan gizi sangat penting peranannya dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan anak sejak konsepsi dalam rahim, masa pubertas,
dan diakhiri dengan masa lanjut usia. faktor kecerdasan menjadi tolok ukur
kesuksesan generasi di masa depan. Itulah mengapa orang tua dan keluarga
berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pusat
pengendalian berbagai aktivitas fisik dan mental anak, yakni otak.
Kebutuhan gizi untuk anak usia balita perlu diperhatikan secara serius,
terutama kualitas ASI dan kemampuan memberi asupan ASI eksklusif hingga
enam bulan usia bayi. Perubahan asupan makanan dan kesulitannya menjelang
dua tahun merupakan akhir kritis yang sangat menentukan. Untuk membatu
mencukupi kebutuhan gizi anak diperlukan asupan makanan pendamping ASI
yang mengandung protein, vitamin, dan mineral.
Untuk memahami peranan gizi dalam siklus kehidupan manusia – dari ibu
hamil hingga lanjut usia – disajikan secara komprehensif dalam buku yang sangat
menarik ini. Diawali dengan bab tentang Ibu hamil, bab tentang Ibu Menyusui,
bab tentang Bayi, bab tentang Balita, bab tentang Usia Anak Sekolah, bab tentang
Remaja, bab tentang Dewasa, dan bab tentang Lanjut Usia.
Buku ini tidak saja penting untuk para mahasiswa ilmu gizi, perawat atau
bidan, dosen, dokter, tetapi juga penting untuk orang tua dan keluarga rumah
tangga sejahtera.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Nutrisi pada 1000 HPK memberi peluang untuk upaya perbaikan
sumber daya manusia, sehingga menjadi prioritas bagi seluruh lintas
sektor terkait
2. Malnutrisi pada periode 1000 HPK akan bersifat permanen dan
berdampak jangka panjang (trans-generasi)
3. Investasi pada 1000 HPK merupakan cost effective untuk investasi
SDM di masa depan
4. Status gizi ibu hamil dan ibu menyusui sangat menentukan masa depan
anak.

3.2. Saran
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu doublebarden yang
berimplikasi terhadap kualitas sumber daya manusia. Perbaikan gizi dengan cara
peningkatan mutu gizi individu dan komunitas tertuang dalam Undang-Undang
no. 36 tahun 2009 dan peraturan presiden no. 42 tahun 2013 tentang percepatan
perbaikan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).1 Rencana Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 dengan 4 program yaitu :
penurunan AKI dan AKB, perbaikan gizi terutama stunting/pendek serta
penurunan angka penyakit menular dan tidak menular.
Siklus kehidupan manusia dimulai dari fase di dalam kandungan sampai
dengan  masa usia lanjut. Dalam setiap fase kehidupan tersebut, setiap individu
memerlukan dukungan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal. Gizi dalam siklus kehidupan manusia meliputi gizi untuk ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa dan usia lanjut

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI, 2016; Biro Komunikasi dan Pelayanan


Masyarakat. 1000 HPK
2. Kementerian Kesehatan RI, 2015; Pusat Komunikasi Publik
3. Achadi, EL; 2014, Periode Kritis 1000 HPK dan Dampak Jangka Panjang
Terhadap Kesehatan dan Fisiknya FKM Universitas Indonesia
4. http/k.g.m Bappenas/go.id/Dampak 1000 HPK (akses 17 Desember 2017)
5. Yuni, Z ; 2016. Penanggulangan Stunting Pada
6. Anak Balita. Bina Gizi Mikra
7. Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
8. Figueiredo, Ana Claudia Morais Godoy et al. 2019. Maternal anemia and birth
weight: A prospective cohort study. PloS one, 14(3), p.e0212817.
9. Black, Robert E, Prof et al. 2013. Maternal and child undernutrition and
overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet (British
edition), 382(9890), pp.427–451.
10. Shanklin, D.R., 2000. Maternal nutrition and child health 2nd ed.,
Springfield, Ill.: Charles C. Thomas.
11. Brown, J.E. & Lechtenberg, E. 2017. Nutrition through the life cycle 6th ed.,
Boston, MA: Cengage Learning.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Permenkes No. 28 Tahun
2019 tentang Angka Kecukupan Gizi.

15

Anda mungkin juga menyukai