Anda di halaman 1dari 14

GIZI DAUR HIDUP

Kebutuhan dan Masalag Gizi Pada Bayi, Balita, dan Anak Sekolah
Dosen Pengampu : Ony Linda, M. KM

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Adra Nasdariza 2005015195


Anisa Mutia Rizky 2005015156
Faisal Al-Hakim 2005015084
Nurhayati 2005015058
Putri Aulia Latifah 2005015076
Rozzan Allif Syabana 2005015048
Yayah Nurhayati Slamet 2005015237

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Gizi daur hidup” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kami dari
Dosen Bu Ony Linda, M. KM pada Program Studi Kesehatan Masyarakat mata kuliah Dasar Ilmu
Gizi Kesehatan Masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Gizi daur hidup yang membahas Kebutuhan dan Masalah Gizi Byi, Balita, dan Anak
Sekoalah” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bu Ony Linda, M. KM selaku


dosen mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah wawasan terkait gizi daur hidup. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini. .

Jakarta, 5 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. iI
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1
C. tujuan nkjs

BAB II ........................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 2
A. Kategori usia, kondisi fisiologis, dan Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui .................. 2
B. Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui .............................................................................. 3
a. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil .................................................................................................. 5
b. Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui ............................................................................................ 5
C. Masalah gizi pada ibu hamil dan menyusui ..................................................................................... 6
a. Masalah Gizi pada Ibu Hamil ........................................................ Error! Bookmark not defined.
b. Masalah gizi pada ibu menyusui ................................................... Error! Bookmark not defined.
D. Cara menilai status gizi ................................................................................................................... 7
E. Integrasi Pembelajaran Al-islam Kemuhammadiyahan ...................................................................... 7
BAB III ..................................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan gizi dalam penentuan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan
datang sangatlah penting. Dalam program pemerintah mengenai 1000 hari pertama
kehidupan, status gizi dan kesehatan ibu dan anak menjadi fokus utamanya. Seribu hari
pertama kehidupan disebut juga sebagai periode emas yang dimulai sejak masa kehamilan
(270 hari) sampai anak berusia 2 tahun (Direktorat Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2012).
Pada masa kehamilan, kebutuhan gizi ibu hamil mengalami peningkatan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Status gizi ibu hamil yang
baik akan berdampak positif terhadap status kesehatan, penurunan resiko kematian saat
kehamilan dan kondisi janin dalam kandungan. Janin yang mengalami malnutrisi sejak
dalam kandungan akan lebih beresiko mengalami perlambatan atau retardasi pertumbuhan
(Achadi, 2010).
Panjang lahir pendek merupakan suatu keadaan tubuh yang pendek ditentukan
berdasarkan indeks panjang badan menurut umur (PB/U). Bayi yang dikatakan memiliki
panjang lahir pendek adalah jika panjangnya kurang dari 48 cm (Kemenkes, 2010).
Panjang lahir bayi merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menilai
keberhasilan pemenuhan kebutuhan janin dalam kandungan. Faktor yang mempengaruhi
panjang lahir bayi antara lain usia kehamilan, pertambahan berat badan ibu hamil, tingkat
pendidikan, tinggi badan orang tua, paritas, status sosial ekonomi, 2 pekerjaan, dan
lingkungan tempat tinggal. Selain itu, faktor dari janin sendiri

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi fisiologis pada bayi, balita, dan anak sekolah?
2. Apa saja kebutuhan gizi pada bayi, balita, dan anak sekolah?
3. Apa saja masalah gizi bayi, balita, dan anak sekolah?
4. Bagaimana cara menilai status gizi pada bayi, balita, dan anak sekolah?

C. Tujuan
1. Mengetahui kondisi fisiologis pada bayi, balita, dan anak sekolah.
2. Mengetahui kebutuhan gii pada bayi, balita, dan anak sekolah.
3. Mengetahui masalah gizi pada bayi, balita, dan anak sekolah.
4. Mengetahui nilai status gizi pada bayi, balita, dan anak sekolah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kategori usia, kondisi fisiologis, dan Kebutuhan Gizi pada Bayi, Balita, dan Anak
Sekolah
 Kategori Usia

Berdasarkan gambar tersebut tahapan daur atau siklus kehidupan terdiri dari masa
kehamilan, masa menyusui, masa bayi, masa balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa usia
dewasa dan masa usia lanjut.
Pada usia tertentu terjadi puncak pertumbuhan di mana pembentukan sel lebih banyak
daripada pemecahan sel. Setelah puncak pertumbuhan tersebut tercapai jumlah pemecahan sel
lebih banyak dari pembentukan sel, pada saat ini proses penuaan atau aging dapat mulai terjadi.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat Gambar 1.2 sebagai berikut. Pada daur atau siklus kehidupan
manusia, masa pertumbuhan yang paling cepat adalah masa pertumbuhan bayi dan remaja.
Sebagai contoh berat badan bayi sehat akan naik 300% pada usia 1 tahun. Pada usia remaja
berat badan (BB) naik 50% dan tinggi badan (TB) naik 20%.

 Kondisi Fisiologis

2
Pendekatan siklus atau daur kehidupan penting dipelajari karena kondisi kesehatan pada
satu tahap dapat dipengaruhi oleh tahap sebelumnya. Sebagai contoh keadaan remaja putri
yang sehat, tidak anemia akan mempengaruhi kondisi pada wanita usia subur (WUS) yang
sehat dan tidak anemia juga. Lebih jauh kondisi wanita usia subur yang sehat akan
mempengaruhi kondisi ibu hamil yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat. Sebaliknya ibu
hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK) akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR jika tidak diintervensi dengan baik dapat
menjadi anak balita yang menderita Kurang Energi Protein (KEP). Balita perempuan dengan
KEP berpotensi tumbuh menjadi remaja putri dengan gangguan pertumbuhan atau KEK yang
pada akhirnya berisiko menjadi ibu hamil yang KEK. Demikian seterusnya siklus ini dapat
terjadi seperti pada Gambar 1.3. Berdasarkan pendekatan ini maka intervensi pada tahapan
tertentu misalnya pada ibu hamil yang KEK atau remaja putri yang anemia dan kurang gizi
dapat membantu memecahkan masalah pada kelompok populasi pada tahapan berikutnya.

B. Kebutuhan Gizi Pada Bayi, Balita, dan Anak Sekolah


Apa itu kebutuhan gizi? Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang
dibutuhkan oleh setiap individu, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia. Kebutuhan
gizi setiap orang ditentukan oleh banyak faktor, yakni usia, jenis kelamin, berat badan, dan
tinggi badan.
Zat gizi yang dibutuhkan tubuh di antaranya adalah protein, karbohidrat, dan lemak.
Zat-zat gizi tersebut diperlukan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh,
metabolisme, dan untuk mendapatkan energi.
Bukan hanya ketiga zat gizi di atas, tubuh juga perlu mineral dan vitamin untuk
pertumbuhan tulang, mengatur cairan (elektrolit) tubuh, membantu proses metabolisme,
pembentukan sel-sel darah, dan membentuk hormon maupun enzim. Untuk lebih jelasnya,
berikut penjelasan soal zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
 Karbohidrat
Gizi yang dibutuhkan tubuh ini memiliki dua macam jenis, yakni karbohidrat simpleks
dan kompleks. Karbohidrat simpleks adalah karbohidrat yang cukup mudah diserap
oleh tubuh dan bila glukosa yang terbentuk tidak segera digunakan, akan disimpan
oleh tubuh dan menjadi lemak. Sementara, karbohidrat kompleks adalah karbohidrat
yang diserap secara perlahan dan meningkatkan kadar glukosa di tubuh secara
perlahan. Dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks
dibandingkan dengan karbohidrat simpleks.

 Protein
Gizi yang dibutuhkan tubuh selanjutnya adalah protein. Makanan yang
mengandung lebih banyak protein di antaranya susu, telur, keju, daging, biji-bijian
yang masih berkulit ari, kacang tanah, dan kedelai. Susu dan sejenisnya menjadi
sumber protein terbaik. Kedelai juga menjadi salah satu sumber protein yang perlu

3
dikonsumsi. Selain itu, kedelai mengandung protein yang lengkap, kandungan
proteinnya dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein yang dikandung
oleh daging, dan lebih banyak empat kali daripada telur. Makan putih telur setiap
hari juga dianjurkan, karena di dalam putih telur tidak mengandung kolesterol yang
tinggi.
 Lemak
Lemak selalu diidentikkan sebagai zat jahat dalam tubuh. Padahal, beberapa jenis
lemak masuk ke dalam kategori gizi yang dibutuhkan tubuh. Lemak berguna untuk
memproduksi energi dan pertumbuhan, baik badan maupun otak, serta memelihara
pergantian jaringan. Lemak dibagi menjadi 3 golongan, yakni asam lemak jenuh,
asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam lemak tak jenuh ganda.
Mengurangi konsumsi lemak tak jenuh dalam porsi makanan membantu
meningkatkan kesehatan Anda. Beberapa asam lemak jenuh (lemak jahat) yang
harus dihindari adalah lemak dari daging berkaki empat seperti domba, kambing,
sapi, dan babi. Selain itu, lemak trans seperti margarin, biskuit, dan krim juga
termasuk dalam lemak jahat. Sementara itu, lemak yang sebaiknya kamu peroleh
yakni minyak dari biji bunga merah, minyak dari biji bunga matahari, minyak
jagung, minyak kacang kedelai, dan minyak kacang tanah

4
a. Kebutuhan Gizi pada Bayi
Dalam mmemenuhi tumbuh kembang optimal, WHO/UNICEF memberikan
rekomendasi empat hal penting yang harus dilakukan antara lain :
 Menganjurkan untuk memberi ASI untuk bayi yanng baru lahir segera dalam
waktu 30 menit.
 Cukup memberikan air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif
pada bayi sampai berusia 6 bulan.
 Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6
bulan sampai 24 bulan.
 Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.

Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat
bervariasi menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan
pertama, yaitu masa pertumbuhan cepat, adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara
umum, selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar kira-
kira 115-120 kkal/kg/hari. Kemudian berkurang sampai sekitar 105 – 110
kkal/Kg/hari pada 6 bulan sesudahnya.

Bayi membutuhkan lemak yang tinggi dibandingkan usia yang lebih tua, sebab
lemak digunakan sebagai penyuplai energi. Air Susu Ibu memasok sekitar 40-50%
energi sebagai lemak (3- 4g/100cc). Berdasarkan berat badan, kebutuhan protein
bayi adalah 2,2 g/kg/hari pada usia <6 bulan dan 2 g/kg/hari pada usia 6-12 bulan.
Asupan protein yang berlebihan dapat menyebabkan intoksikasi protein, yang
gejalanya seperti letargi,dehidrasi,& diare.

b. Kebutuhan Gizi pada Balita


Usia balita tidaklah tumbuh sepesat pada masa bayi, tetapi kebutuhan nutrisi
mereka tetap merupakan prioritas yang utama. Di masa balita ini, nutrisi memegang
peranan yang penting dalam perkembangan anak. Masa balita adalah masa transisi
terutama pada usia 1 – 2 tahun dimana anak akan mulai memakan makanan yang
padat dan menerima rasa sertatekstur makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia, besar tubuh,
dan tingkat aktivitas yang dilakukannya.
1. Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400 kalori per
hari.
2. Kalsium : dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.
3. Zat besi : anak balita membutuhkan 7 mg per hari.
4. Vitamin C dan D.

5
c. Kebutuhan GIzi pada Anak Sekolah
Kebutuhan zat gizi makro maupun mikro untuk anak balita dibutuhkan untuk
mempercepat pembelahan sel dan sintesis DNA selama masa pertumbuhan.
 Energi
Penggunaan energi dalam tubuh adalah sebesar 50% untuk metabolisme basal, 5
– 10 % untuk SDA, 12% untuk pertumbuhan, 25 % untuk aktivitas fisik dan 10%
terbuang melalui feses. Anjuran pemenuhan energi sehari diperoleh dari 50 -60%
karbohidrat, 15 – 35% lemak dan 10 – 15% protein.
 Protein
Merupakan sumber asam amino essensial untuk pertumbuhan dan pembentukan
serum, Hemoglobin, enzim, serum, serta antibodi, mengganti sel-sel tubuh yang
rusak, mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh serta sebagai sumber energi.
Kualitas protein yang diberikan harus berkualitas baik seperti protein hewani. Jumlah
yang diberikan sesuai kebutuhan (10-15% total kebutuhan) dan mengandung semua
unsur asam amino essensial, mudah dicerna dan diserap tubuh.
 Lipid
Merupakan substansi yang terdiri dari lemak, minyak dan kolesterol. Asam lemak
merupakan bagian terbesar dari lipid sehingga harus disediakan dalam diet karena
tidak disintesis oleh tubuh sendiri. Asupan lemak pada anak sekolah dianjurkan
berasal dari sumber lemak essensial seperti kacang-kacangan, minyak nabati, beras
merah.
 Karbohidrat
Berfungi untuk sumber utama energi, pertumbuhan dan aktivitas, membentuk
jaringan tubuh bersama protein. Kebutuhan karbohidrat untuk balita adalah 45 – 60%
total kebutuhan energi. Beberapa sumber gula sebagai komponen karbohidrat harus
dibatasi tidak lebih dari 10%, antara lain gula murni, kue, permen cokelat, dll.
 Mikronutrient
Digunakan untuk Pertumbuhan sel epitel, metabolisme karbohidrat dan
keseimbangan cairan tubuh, proses oksidasi dalam sel, penyerapan kalsium dan
fosfor oleh vit D, mencegah perdarahan dan pembelahan sel (vitamin E),
pembentukan protrombin dalam proses pembekuan darah (vitamin K).

C. Masalah gizi pada Bayi, Balita, dan Anak Sekolah


 Masalah gizi berat badan bayi lahir rendah(BBLR)
Masalah ini terjadi pada saat bayi yang baru lahir memliki berat badan dibawah
rentang normal, pada umumnya bayi baru lahir yang normal memiliki berat badan
direntang 2,5 kg-3,5 kg. Oleh karena itu, jika ada bayi baru lahir yang memiliki berat badan
dibawah 2,5 kg, bayi tersebut tergolong BBLR

6
 Masalah gizi bayi kurang
Gizi kurang termasuk satu dari beberapa masalah gizi pada bayi yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dan kebutuhan gizi harian. Dengan kata lain,
asupan harian bayi dengan gizi kurang cenderung lebih sedikit dan tidak mampu
mencukupi kebutuhan tubuhnya. Normalnya, bayi dikatakan memiliki gizi baik saat berat
badan berdasarkan tinggi badannya berada di rentang -2 SD sampai dengan 2
SD.Sementara jika si kecil mengalami gizi kurang, pengukurannya berada di rentang -3
SD sampai kurang dari -2 SD. WHO menjelaskan lebih lanjut bahwa masalah kurang gizi
pada bayi dapat mencakup stunting, wasting, berat badan rendah, hingga kekurangan
vitamin dan mineral.

 Masalah gizi buruk pada bayi


Masalah gizi lainnya pada bayi yakni gizi buruk. Gizi buruk adalah keadaan saat
berat badan berdasarkan tinggi badan bayi berada jauh dari rentang yang seharusnya.
Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak menjabarkan bahwa
pengukuran bayi dengan kategori gizi buruk yakni kurang dari -3 SD. Sama halnya seperti
gizi kurang yang mencakup beberapa masalah, gizi buruk pun demikian. Masalah gizi
buruk pada bayi dapat dibagi menjadi kwashiorkor, marasmus, dan maramus-kwashiorkor

D. Cara menilai status gizi


Status gizi menurut Kemenkes RI dan WHO adalah adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan
tubuh untuk metabolisme.Sementara indikator status gizi adalah tanda-tanda yang dapat
diketahui untuk menggambarkan tingkat gizi seseorang. Seseorang dikatakan memiliki gizi
seimbang jika memenuhi kriteria tertentu setelah menjalani penilaian gizi.Sebaliknya, ketika
penilaian status gizi menunjukkan Anda mengalami gizi kurang maupun gizi lebih, dokter atau
tenaga medis akan menyarankan pola hidup sehat untuk memperbaiki gizi Anda. Dengan
berada pada gizi seimbang, risiko terhadap penyakit tertentu juga akan berkurang.

a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung


Penilaian gizi secara langsung ini juga terbagi lagi menjadi beberapa cara, yaitu sebagai
berikut ini.
 Antropometri
Cara menghitung status gizi dengan antropometri dilakukan melalui pengukuran
dimensi dan komposisi tubuh seseorang sesuai dengan umurnya. Metode
antropometri sudah lama dikenal sebagai indikator sederhana untuk penilaian status
gizi perorangan maupun masyarakat dan biasanya dipakai untuk mengukur status gizi
yang berhubungan dengan asupan energi serta protein.
Dengan antropometri, Anda akan menjalani pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, dan lingkar perut. Menurut Kementerian Kesehatan, orang dewasa

7
juga bisa menjadikan lingkar perut, lingkar pinggang, hingga indeks massa tubuh untuk
menentukan status gizinya.

 Pemeriksaan klinis
Ini merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang berhubungan
dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis ini biasanya
dilakukan dari mulai pemeriksaan bagian mata, hingga kaki. Meliputi konjungtiva
mata, mukosa mulut, pemeriksaan dada, abdomen, hingga deteksi bengkak pada bagian
kaki.
Dokter juga akan mempelajari riwayat medis pasien serta melakukan pemeriksaan fisik
lainnya. Beri tahu dokter jika merasakan gejala tertentu yang Anda duga berhubungan
dengan status gizi Anda.

 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan biokimia dikenal juga dengan istilah cek lab. Pemeriksaan ini bisa
berupa pemeriksaan darah, kadar albumin, pemeriksaan urine, pemeriksaan tinja
pemeriksaan vitamin dan mineral yang berkaitan dengan kondisi pasien.

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung


Penilaian gizi secara tidak langsung dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut
ini:
 Survei konsumsi makanan
Penilaian status gizi ini dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat dapat berupa data
kuantitatif (jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi) maupun kualitatif (frekuensi
maupun kebiasaan dalam makan).
 Data statistik yang berkaitan dengan nutrisi
Data yang dimaksud misalnya angka kematian menurut umur tertentu, angka
penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, hingga angka
penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi.
 Faktor ekologi
Penilaian status gizi dengan faktor ekologi dipilih karena masalah gizi dapat
muncul akibat interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, fisik, dan
lingkungan budaya. Metode ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi
salah (malnutrisi) di suatu masyarakat, agar selanjutnya bisa segera ditangani.

8
E. Integrasi Pembelajaran Al-islam Kemuhammadiyahan
Q.S Al-baqarah 233

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,
maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.

Dan Qs. An-Nisa ayat 9

َ ‫ضعٰفا ذ ُ ِريَّة خ َْل ِف ِه ْم ِم ْن ت ََر ُك ْوا لَ ْو الَّ ِذيْنَ َو ْل َي ْخ‬


‫ش‬ ِ ‫ّللا فَ ْل َيتَّقُوا َعلَيْ ِه ْم خَافُ ْوا‬
َ ٰ ‫َس ِديْدا قَ ْول َو ْل َيقُ ْولُ ْوا‬

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Tingkat kesegaran jasmani berperan penting dalam aktivitas anak terutama dalam
kegiatan belajar mengajar. Pemenuhan kebutuhan gizi anak akan mewujudkan tingkat
kesegaran jasmani anak. Diharapkan juga bagi orang tua untuk selalu memperhatikan
status gizi anak supaya kesegaran jasmani anak tetap dalam kondisi yang bagus. Guru
berperan memberikan informasi kepada anak didiknya agar banyak mengkonsumsi
makanan-makanan yang bergizi namun tetap mempertimbangkan keseimbangan asupan
makanan yang diperlukan oleh tubuh agar tidak kekurangan atau kelebihan zat gizi, baik
dalam bentuk karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

B. Saran
Untuk memberikan nutrisi seimbang ini ke anak, orang tua harus memberikan
variasi makanan yang beragam. Dengan memberikan variasi makanan yang baik, anak
tidak hanya akan mendapatkan nutrisi seimbang, mereka juga tidak cepat bosan dengan
makanannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://staff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/material/penilaianstatusgizibalitaantropo
metri.pd

https://www.scribd.com/document/375136356/BALITA-FISIOLOGIS

https://hellosehat.com/parenting/bayi/gizi-bayi/peralatan-mpasi/

https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/gizi-balita/gizi-pada-balita/

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/gizi-anak-sekolah/

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-DAUR-
KEHIDUPAN-

11

Anda mungkin juga menyukai