Anda di halaman 1dari 3

Tugas Epidemiologi

Nama : Adra Nasdariza


NIM : 2005015195

Terdapat 9 kriteria suatu penelitian bersifat kausalitas berdasarkan prinsip Hill”s Postulates
antara lain:

1. Stength of Association (Kekuatan Asosiasi)

Besar angka menunjukkan seberapa kuat hubungan paparan dan kejadian penyakit. Semakin
besar angka menunjukkan semakin kuat hubungan dan menyatakan bahwa hubungan tersebut
bersifat kausalitas. Ukuran untuk menilai hubungan paparan dan penyakit berupa Resiko Relatif
(RR) atau Rasio Odds (OR). Kriteria kekuatan Asosiasi bersifat mutlak untuk menunjukan suatu
penelitian bersifat kausalitas.

Contoh : Sebuah studi pada kelompok perokok (terpapar) dan tidak perokok (tidak terpapar)
dengan jumlah sampel masing-masing kelompok 20 orang. Studi diikuti selama 5 tahun untuk
mengetahui kejadian Kanker Paru (Studi Kohort). Dalam waktu 5 tahun tersebut terdapat 5
penderita kanker paru-paru dari 20 orang pada kelompok terpapar dan pada kelompok tidak
terpapar terjadi kasus 1 penderita kanker paru-paru dari 20 sampel. Berdasarkan kasus tersebut
didapatkan nilai Resiko Relatif sebesar 5. Dapat disimpulkan bahwa kelompok perokok lebih
beresiko 5 kali terkena kanker paru dibandingkan dengan kelompok yang tidak merokok.

2. Consistency of the Observed Association (Konsisten)

Kosinten hasil penelitian walaupun penelitian sejenis dilaksanakan pada waktu dan tempat yang
berbeda. Ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bersifat kausalitas. Kriteria konsistensi
bersifat mutlak untuk menunjukan suatu penelitian bersifat kausalitas.

Contoh: Penelitian mengenai kelompok perokok dan tidak perokok yang dilakukan di Surabaya
tahun 2015 menunjukan bahwa nilai Resiko Relatif sebesar 4. Pada tahun 2017 dilakukan
penelitian sejenis yang menunjukan nilai Resiko Relatif sebesar 5. Disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukan bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya kanker paru.
Meskipun nilai resiko relatifnya berbeda.

3. Specificity (Spesifitas)

Spesifitas adalah kemampuan satu variabel bebas menjadi faktor risiko dari berbagai macam
penyakit. Contoh : Rokok merupakan faktor risiko kanker paru, rokok merupakan faktor risiko
jantung koroner, rokok merupakan faktor risiko stroke.

4. Temporality (Hubungan temporal)


Menunjukan bahwa penyebab (exposure) mendahului (hasil) secara berurutan. Kriteria
Temporality bersifat mutlak untuk menunjukan bahwa penelitian tersebut bersifat kausalitas.

Contoh: Penyakit kanker paru pada seseorang didahului oleh merokok selama 5 tahun. Jadi
perilaku merokok merupakan faktor resiko terjadinya kanker paru.

5. Biologic Gradient (Terdapat tingkatan Gradasi Biologi).

Paparan yang semakin kuat menyebabkan seseorang dalam waktu singkat dapat menderita
penyakit tersebut lebih cepat. Kriteria ini bersifar mutlak untuk menunjukan suatu penelitian
bersifat kausalitas.

Contoh: Si A merokok setiap hari sebanyak 2 batang setelah 5 tahun mengidap kanker paru, Si B
merokok setiap hari sebanyak 5 batang setelah 2 tahun mengidap kanker paru. Ini menunjukan
bahwa si B terpapar asap rokok lebih banyak dibandingkan si A. Sehingga si B lebih cepat
menderita penyakit kanker Paru.

6. Biologic Plausibility (Secara biologi dapat dimengerti)

Melalui Biologi dapat dijelaskan runtutan kejadian suatu penyakit (tidak bertetangan dengan
ilmu Biologi). Kriteria ini juga berisfat mutlak untuk menunjukan penelitian menunjukan
hubungan kausalitas.

Contoh : Penyakit Kanker Paru diawali dengan asap rokok yang memiliki kadar Nikotin yang
masuk ke Paru-Paru. Nikotin yang masuk menyebabkan rusaknya epitel. Maka epitel akan terus
regerasi secara terus menerus. Kejadian yang terjadi secara terus menerus menyebabkan sel
apietel lepas kontrol dan terjadilah Kanker paru.

7. Coherence (Koherensi)

Koherensi pada perjalanan penyakit, biologi, dan epidemiologi sehingga pada akhirnya
memberikan pemahaman yang sama. Namun, kriteria koherensi bukan merupakan syarat mutlak
penelitian dinyatkan sebagai kausalitas.

Contoh : Merokok dapat menyebabakan terjadinya kanker paru yang sesuai dengan riwayat
alamiah penyakit, Biologi dan epidemiologi

8. Experiment

Bantuan kekuatan hubungan kausalitas dapat diperoleh dengan medical record trial, intervensi,
dan studi pada hewan.

9. Analogy
Dapat dianalogikan (disamakan) dengan penelitian sejenis. Contoh: thaladomine dapat
mengurangi mual pada ibu hamil pada lima tahun berikutnya banyak ibu-ibu anaknya mengalami
kecacatan. kemudian dianalogikan dengan rubella (morbili Jerman) bayi tersebut mengalami
mengalami kelainan. Karena memiliki dampak yang efek yang sama maka ditelusuri thaladomine.
dari hasil penelususran menunjukan RR: 3,1 dibandingkan dengan ibu ibu yang tidak
menggunakan thaladomine. sifat ini dianggap membantu hubungan asosiasi dan tidak mutlak harus
ada

Anda mungkin juga menyukai