Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

GIZI PADA MASA BALITA

MATA KULIAH GIZI DAUR HIDUP LANJUT

OLEH:

MUKHLIS (2321222001)

ADE YOZHA OFALITNA (2321222006)

SHINTIA PERDANA (2321222007)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

Dr. AZRIMAIDALIZA, SKM, MKM

PRODI MAGISTER ILMU GIZI

UNIVERSITAS ANDALAS

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat sertakarunia-Nya

kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini

merupakan salah satu tugas mata kuliah Gizi daur hidup lanjut di program studi Magister Gizi,

Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Universitas Andalas

penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan didalam penulisan

makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka

menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian makalah ini saya buat semoga

bermanfaat

Padang, 24 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1 Gizi Ibu Hamil.......................................................................................................................2
2.1.1 Definisi Gizi Ibu Hamil...................................................................................................2
2.1.2 Masalah Gizi pada Ibu Hamil..........................................................................................2
2.1.3 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil..............................................................................................3
2.1.4 Pemantauan Berat Badan Ibu hamil................................................................................5
2.2 Gizi Ibu Menyusui.................................................................................................................6
2.2.1 Definisi Menyusui...........................................................................................................6
2.2.2.Faktor Yang Mempengaruhi Menyusui..........................................................................6
2.2.3.Status Gizi Ibu Menyusui................................................................................................7
2.2.4 Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui........................................................................................7
2.2.5 Kandungan Gizi Asi........................................................................................................9
2.2.6 Manfaat Asi...................................................................................................................10
2.2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI...................................................................11
2.2.8 Keterampilan Menyusui................................................................................................11
2.3 Peran Pemerintah Terhadap masalah Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui..........................11
2.3.1 Tata Laksana Ibu Hamil KEK.......................................................................................11
2.3.2 Deteksi Dini dan Penemuan Kasus...............................................................................12
2.3.4 Alur deteksi dan penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)........................12
2.3.5 Prinsip Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil......................................................12

iii
2.3.6. Penyelenggaraan PMT Lokal.......................................................................................13
2.3.7. Monitoring dan Evaluasi...................................................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita adalah anak yang berumur di bawah lima tahun, Pada umur tersebut anak

berada pada periode tumbuh kembang manusia yang disebut dengan the golden age. the

golden age terjadi pada masa konsepsi, yaitu sejak manusia masih dalam rahim ibu hingga

beberapa tahun pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini.

Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat

dan rawan terhadap kekurangan gizi. Pada masa ini tumbuh kembang sel-sel otak anak begitu

pesat sehingga membutuhkan asupan nutrisi dan stimulus yang mendukung secara optimal

Akibat lain adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan

risiko kesakitan dan kematian

Gizi pada Balita merupakan salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia, jika

kekurangan akan menyebabkan efek yang sangat serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik

serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan.

Menurut UNICEF, status gizi balita dipengaruhi langsung oleh asupan makanan dan

penyakit infeksi. Asupan zat gizi pada makanan yang tidak optimal dapat menimbulkan

masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi pada balita antara lain kekurangan energi

protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA), anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat

kekurangan yodium (GAKY), dan gizi lebih (Susilowati dan Kuspriyanto. 2016). Masalah

gizi lain pada balita adalah stunting (Kemenkes RI, 2018)

B. Tujuan Penulisan

Untuk menganalisis dan evaluasi permasalahan gizi pada ibu hamil dan menyusui

1
C. Manfaat Penulisan

Mengetahui permasalahan gizi pada ibu hamil dan menyusui

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gizi Pada Masa Balita

2.1.1 Definisi Gizi Balita

Status gizi balita adalah keadaan gizi anak balita umur 0-59 bulan yang ditentukan

dengan metode Antropometri, berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U),

Tinggi Badan mrnurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).

Berat Badan Menurut Umur adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu,

Tinggi Badan Menurut Umur adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.

Berat Badan Menurut Tinggi Badan adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi

badan yang dicapai. Ketiga nilai indeks status gizi diatas dibandingkan dengan baku

pertumbuhan WHO. Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB

normal menurut baku pertumbuhan WHO. Batasan untuk kategori status gizi balita

menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO.

2.1.2 Kebutuhan Gizi Pada Masa Balita

Dalam mendukung pertumbuhan fisik balita perlu petunjuk praktis makanan

dengan gizi seimbang salah satunya dengan makan aneka ragam makanan yang memenuhi

kecukupan gizi. Kebutuhan gizi pada balita diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat,

air, vitamin, dan mineral.

1. Energi

Kebutuhan energi sehari pada tahun pertama 100-200 kkal/kg BB. Untuk tiap tiga

tahun pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/kg BB.

3
Tabel Kecukupan Energi Balita

Golongan Umur Brat Badan (Kg) Energi (Kkal)


0-5 Bulan 6 550
6-11 Bulan 9 800
1-3 Tahun 13 1350
4-5 Tahun 19 1400

2. Protein

Jumlah protein yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam

amino esensial dalam jumlah cukup, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, maka protein

yang diberikan harus sebagian berupa protein yang berkualitas tinggi seperti protein

hewani. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 kecukupan protein

untuk kelompok umur balita sebagai berikut:

Tabel Kecukupan Protein Balita

Golongan Umur Brat Badan (Kg) Energi (Kkal)


0-5 Bulan 6 9
6-11 Bulan 9 15
1-3 Tahun 13 20
4-5 Tahun 19 25

3. Lemak

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20%

energi total berasal dari lemak. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019

kecukupan lemak untuk kelompok umur balita sebagai berikut:

Tabel Kecukupan Lemak Balita

4
Golongan Umur Brat Badan (Kg) Energi (Kkal)
0-5 Bulan 6 31
6-11 Bulan 9 35
1-3 Tahun 13 45
4-5 Tahun 19 50
4. Karbohidrat

Dianjurkan 60-70% energi total basal berasal dari karbohidrat.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 kecukupan karbohidrat untuk

kelompok umur balita sebagai berikut:

Tabel Kecukupan Karbohidrat Balita

Golongan Umur Brat Badan (Kg) Energi (Kkal)


0-5 Bulan 6 59
6-11 Bulan 9 105
1-3 Tahun 13 215
4-5 Tahun 19 220

5. Vitamin dan Mineral

Vitamin untuk balita digunakan untuk:

a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan

rangsang sinar pada saraf dan mata

b. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolism karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh

dan membantu penyerapan zat lemak dalam usus

c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim,

dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel d

d. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatansel-sel darah merah dan dalam proses

pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf

e. Vitamin C berfungsi sebagai aktifator macam-macam fermen perombak protein dan

lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit

5
f. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor, dan Bersama kelenjar anak

gondok memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus dan mempengaruhi kerja

kelenjar endokrin

g. Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah

keguguran dan diperlukan pada saat sel sedah membelah

h. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam

proses pembekuan darah

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 kecukupan vitamin untuk

kelompok umur balita sebagai berikut:

Tabel Kecukupan Vitamin Balita

Golongan Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B1 Vit B2 Vit B3


Umur (RE) (mcg) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg)
0-5 Bulan 375 10 4 5 0,2 0,2 2
6-11 Bulan 400 10 5 10 0,3 0,3 4
1-3 Tahun 400 15 6 15 0,5 0,5 6
4-5 Tahun 450 15 8 25 0,9 0,9 10

Golongan Vit B5 Vit B6 Folat Vit B12 Biotin Kolin Vit C


Umur (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg)
0-5 Bulan 1,7 0,1 80 0,4 5 125 40
6-11 Bulan 1,8 0,3 80 1,5 6 150 50
1-3 Tahun 2 0,5 160 1,5 8 200 40
4-5 Tahun 3 0,6 200 2,5 12 250 45

Adapun kebutuhan gizi mineral mikro yang lebih dibutuhkan saat usia balita adalah:

1. Zat besi (Fe)

Zat besi memiliki peranan dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi. Zat besi berperan

sebagai gugus fungsional dari berbagai enzim dalam 17 siklus krebs dan pembawa

electron dalam sitokrom, sebagai transportasi oksigen dalam darah, dan sebagainya.

6
2. Yodium

Yodium berfungsi mengatur pertumbuhan dan perkembangan, berperan dalam

perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis protein, dan absorpsi

karbohidrat dari saluran cerna, berperan dalam sintesis kolesterol darah.

3. Zink

Zink beperan dalam proses metabolisme, diantaranya: a. Berperan dalam proses

metabolism asam nukleat dan sintesis protein; b. Berperan dalam pertumbuhan sel dan

replikasi sel; c. Mematangkan fungsi organ reproduksi, penglihatan, kekebalan tubuh,

pengecapan, dan selera makan

2.1.3 Masalah Gizi Pada Masa Balita

Menurut UNICEF, status gizi balita dipengaruhi langsung oleh asupan makanan

dan penyakit infeksi. Asupan zat gizi pada makanan yang tidak optimal dapat

menimbulkan masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi pada balita antara lain

kekurangan energi protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA), anemia gizi besi

(AGB), gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), dan gizi Masalah gizi lain pada

balita adalah stunting (Kemenkes RI, 2018).

a. Kekurangan Energi Protein

Kurang energi protein (KEP) yaitu seseorang yang kekurangan gizi yang disebabkan

oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makan sehari-hari dan atau gangguan

penyakit tertentu sehingga tidak memenuhiangka kecukupan gizi (AKG)

KEP adalah suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks

berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <-3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau

ditemukan tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor

7
Penyakit KEP menupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di

Indonesia maupun di negara yang sedang berkembang lainnya. Prevalensi tertinggi

terdapat pada anak-anak umur di bawah lima tahun (balita)

Berdasarkan data dari hasil SSGI 2021 terdapat 7,1 % Balita Wasting, dan 17,0^

balita underweight sedangkam pada tahun 2022 terdapat 7,7 % Balita Wasting &

17,1 % Balita dengan status gizi Underweight, hal ini menunjukkan terjadinya

peningkatan dari tahun sebelumnya.

b. Kekurangan Vitamin A

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di

seluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur

terutama pada masa pertumbuhan .Salah satu dampak kurang vitamin A adalah

kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang

menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang

Kurang Vitamin A pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita

Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat

kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita

kurang vitamin A mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan

akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak menurun

Secara periodik, anak balita 6 – 59 bulan diberikan 1 kapsul secara serentak

pada bulan Februari dan bulan Agustus dengan dosis pemberian umur 6 – 11 bulan

(100.000 SI) diberikan satu kapsul vitamin A dengan warna biru.Dan umur 12 – 59

bulan (200.000 SI) diberikan satu kapsul vitamin A dengan warna merah.

8
Ibu nifas diberikan sebanyak 2 x 200.000 SI dalam kurun waktu 2 (dua) hari berturut

turut. - 1 (satu) kapsul Vit A 200.000 SI warna merah diminum segera setelah

melahirkan. - 1 (satu) kapsul Vit A 200.000 SI warna merah kedua diminum pada

hari berikutnya minimal 24 jam sesudah kapsul pertama.

c. Anemia Gizi Besi

d. Kekurangan Yodium

e. Stunting

2.3 Peran Pemerintah Terhadap masalah Gizi pada Masa Balita

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Pakar Gizi Indonesia Ilmu Gizi Teori & Aplikasi.2016. EGC: Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai